Anda di halaman 1dari 1

RUTE ALTERNATIF PEMBERIAN OBAT

Pemberian intravena dan intramuscular

Obat-obatan kemungkinan diberikan melalui injeksi intramuscular karena obat tersebut


dirusak oleh lambung (yaitu Benzilpenisilin), karena obat tersebut merupakan subyek yang
memperluas FPE (yaitu lignocaine) dalam membantu memenuhi daripada terapi, atau untuk
mempercepat rasio onset dari efek terapetik. Namun, masalah dapat timbul jika obat tidak
dilarutkan dalam air dan mungkin timbul endapan pada larutan sebelum absorpsi terjadi
(yaitu diazepam). Absorbsi setelah pemberian intramuscular dapat tertunda jika darah
mengalir ke otot rangka berkurang, seperti pada pasien tak sadarkan diri diberikan morfin
melalui intramuscular setelah infark miokard.

Pemberian Bukal
Hal ini untuk memastikan antara sebuah aksi onset yang cepat (yaitu gliseril trinitrat)
berdasarkan atas absorbs langsung ke dalam sirkulasi sistemik, dan absorbsi dari obat yang
akan dirusak oleh keasaman lambung atau oleh FPE yang luas (yaitu morfin atau
buprenorpin). Industri farmasi dalam beberapa tahun terakhir ini telah menjadi semakin sadar
akan keuntungan dari rute pemberian ini dan kita telah banyak melihat sejumlah besar agen
formulasi terapi dalam memanfaatan rute pemberian ini (yaitu morfin, buprenorfin, derivate
nitrat seperti gliseril atau isosorbid)
Pemberian Rektal
Obat kemungkinan diberikan dalam bentuk supositoria dengan alas an yang sama
seperti rute bukal, tapi pada umumnya kurang berkhasiat. FPE tidak sepenuhnya dapat
dihindari karena drainase vena ganda dari dubur ke dalam portal dan system sistemik. Karena
permukaan area dari dubur kecil, absorbsi mungkin lambat. Namun, hal ini dapat dijadikan
keuntungan saat pasien asma diberikan supositoria aminopilin pada malam hari untuk
memastikan efek berkepanjangan.

Anda mungkin juga menyukai