Anda di halaman 1dari 1

Ancaman (Hazard)

Ancaman yang ada pada desa tersebut dilihat dari aspek geologi, gempa bumi, tsunami, dan tanah longsor. Hidrometeorologi, gelombang pasang. Biologi, Demam Berdarah Dengue (DBD) dan penyakit hewan/ternak. Ancaman dilihat dari faktor risiko bencana yang ada pada daerah tersebut. Ancaman gempa bumi berdasarkan tiga komponen, yaitu jalur patahan, keberadaan sungai dan tingkat kerusakan infrastruktur. Pemetaan ancaman tsunami mendasarkan pada bentuk lahan dan kedekatan dengan garis pantai. Tanah longsor terdiri dari formasi geologi, bentuk lahan, kemiringan lereng dan tutupan vegetasi. Skor yang didapatkan dari setiap ancaman menuju ke arah potensi sedang dan tinggi.

Kerentanan (Vulnerability)

Komponen kerentanan yang digunakan meliputi komponen fisik, demografi, ekonomi dan lingkungan. Komponen fisik terdiri dari 2 indikator yaitu kepadatan bangunan dan jumlah industri. Indikator demografi meliputi kepadatan penduduk dan tingkat kemiskinan. Jumlah ternak dan luas lahan tanaman pangan merupakan indikator ekonomi. Skor kerentanan pada desa tersebut menuju ke arah sedang dan tinggi.

Kapasitas (Capacity)

Ada dua komponen kapasitas/kemampuan yang digunakan yaitu komponen struktur fisik dan sosial. Indikator komponen struktur fisik anatara lain adanya fasilitas kesehatan, jalur evakuasi, ramburambu tanda bahaya, system peringatan dini, jaringan telekomunikasi, TV dan radio, jalan raya, bandara, terminal dan pelabuhan laut. Ada atau tidaknya lembaga/organisasi penanggulangan bencana di tiap kecamatan dan frekuensi kegiatan pendidikan/pelatihan penanggulangan bencana. Skor kapasitas pada desa tersebut menuju ke arah sedang dan tinggi.

Lokasi pengungsian

Masyarakat pada desa tersebut lebih banyak memilih lari ke arah gunung daripada berlari ke tempat evakuasi yang telah disediakan. Hal ini diakibatkan karena tempat evakuasi yang sudah penuh pada saat mereka tiba disana dan merasa lebih aman berlari ke arah gunung karena lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai