Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH EKSTRAK METANOL BATANG BIDURI (Calotropis

giganntea L.) TERHADAP KEMATIAN


LARVA NYAMUK Aedes aegypti
Riska Ayunda Putri1, Armyn Effendi2, Azmunir3
1

)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, 2)Bagian Parasitologi


Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, 3)Bagian Biologi Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala
ABSTRAK
Aedes aegypti adalah vektor utama penyebab penyakit DHF. Cara paling efektif
yang dapat dilakukan untuk memberantas Aedes aegypti adalah dengan membunuh
larva nyamuk Aedes aegypti. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak
metanol batang biduri (Calotropis gigantea L.) terhadap kematian larva Aedes aegypti.
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6
perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan terdiri dari ekstrak metanol batang C. gigantea
L. konsentrasi 125 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, dan 1500 ppm, kontrol positif (abate 100
ppm) dan kontrol negatif (aquades). Data dianalisis dengan menggunakan Analisis
Varian (Anava) kemudian dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil dan Analisis
Probit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak metanol batang C.
gigantea L. berpengaruh terhadap kematian larva Aedes aegypti dengan F hitung
627,857 (p<0,01). Hasil uji Beda Nyata Terkecil menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak
metanol batang C. gigantea L. berbeda nyata dengan kontrol negatif namun tidak
berbeda dengan kontrol positif. Hasil Analisa probit menunjukkan nilai LC 50 ekstrak
metanol batang C. gigantea L. adalah 92 ppm dan LC 90 153 ppm. Kematian larva
Aedes aegypti disebabkan ekstrak metanol batang C. gigantea L. yang mengandung
terpenoid, saponin dan kumarin yang telah diidentifikasi dengan uji fitokimia. Ekstrak
metanol batang C. gigantea L. berpengaruh terhadap kematian larva nyamuk Aedes
aegypti.
Kata Kunci : Aedes aegypti, Calotropis gigantea L., DHF

ABSTRACT
Aedes aegypti is a main vector that caused DHF. The most effective method used
to eradicate Aedes aegypti is by killing Aedes aegypti mosquito larval. The purpose of
this research was to find out the effect of methanol in biduris bark (Calotropis gigantea
L.) on mortality of Aedes aegypti mosquito larval. The method is Complete Randomized
Design (CRD) with 6 treatments and 4 repetitions. The treatments consisted of C.
gigantea L. bark methanol extract using concentration 125 ppm, 500 ppm, 1000 ppm,
and 1500 ppm, positive control (abate 100 ppm) and negative control (aquades). Data
were analyzed using Analysis of Variant (Anova), followed by Least Significant
Different Test, and Probit Analysis. The result of research showed that methanol extract
of C. gigantea L. bark could cause mortality on Aedes aegypti larval whith F-value was
627,857 (p<0,01). The result of Least Significant Different Test showed that C. gigantea
L. bark methanol extract was significantly different from the negative control but was
not significantly different from the positive control. The result of Probit Analysis showed
that the value of LC 50 on C. gigantea L. bark methanol extract was 92 ppm and LC 90
153 ppm. The mortality of Aedes aegypti larval was caused by C. gigantea L. bark
methanol extract that contained terpenoid, saponin and kumarin that had been
identificated by phytochemical test. Methanol extract of C. gigantea L. bark influenced
the mortality of Aedes agypti larval.
Keyword : Aedes aegypti, Calotropis gigantea L., DHF

PENDAHULUAN
Aedes aegypti adalah vektor
utama penyebab penyakit DHF
(Dengue Hemorrhagic Fever) atau yang
lebih dikenal dengan demam berdarah
(Sembel, 2009). Sampai saat ini
penyakit demam berdarah yang
disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti
masih merupakan masalah yang besar
dalam bidang sosial maupun ekonomi
(Sembiring, 2009). Banyak cara yang
telah dilakukan untuk memberantas
nyamuk Aedes aegypti karena telah
terbukti bahwa pemberantasan nyamuk
Aedes aegypti adalah cara terbaik untuk
mengendalikan penyakit demam
berdarah (Muhlisin dan Pratiwi, 2006).
Pemberantasan nyamuk Aedes
aegypti telah dilakukan dengan berbagai
cara salah satunya adalah pengasapan
atau fogging. Namun, fogging hanya
dapat mematikan nyamuk dewasa dan
tidak dapat memberantas larva nyamuk.
Sedangkan menurut Muhlisin dan
Pratiwi (2006) cara paling baik dalam
pemberantasan nyamuk Aedes aegypti
adalah dengan pemberantasan larva
nyamuk. Penggunaan anti nyamuk juga
tidak dapat membunuh larva nyamuk
Aedes aegypti akan tetapi dapat
memberikan efek berbahaya bagi tubuh
manusia (Dipalaya et al., 2009).
Sampai sekarang pemberantasan
nyamuk Aedes aegypti masih
dititikberatkan pada penggunaan
larvasidal sintetik, namun penggunaan
insektisida sintetik secara terus-menerus
dan berulang-ulang dapat menimbulkan
resistensi dari hama yang diberantas dan
pencemaran lingkungan. Insektisida
sintetik mengandung bahan kimia yang
sulit terdegradasi di alam sehingga
residunya dapat mencemari lingkungan
dan dapat menurunkan kualitas
lingkungan (Achmad, 2004). Akibat
dampak negatif yang ditimbulkan oleh
insektisida sintetik telah merangsang

para pakar untuk mencari alternatif


pemberantasan vektor yaitu dengan cara
pengendalian hayati. Salah satu yang
mendapat prioritas untuk dikembangkan
saat ini adalah pengendalian hayati
dengan menggunakan tumbuhan biduri
(C. gigantea L). Biduri adalah pohon
yang seratnya dapat dijadikan pakain
(Departemen Pendidikan, 2005).
Tanaman ini tersebar di seluruh Asia
Tenggara, biasanya tumbuh di daerah
yang kurang subur, padang rumput
kering dari lereng-lereng gunung yang
rendah, serta dipantai (Dipalaya et al.,
2009). Tumbuhan biduri mempunyai
kandungan kimia seperti kardenolid,
kardiak glikosid, flavonoid, dan
gigantisme. Penggunaan tanaman biduri
sebagai pembasmi larva telah diteliti di
Bangladesh dan terbukti bahwa ekstrak
metanol akar biduri dapat dipakai untuk
pembasmi larva Tribolium custaneum
(Alam et al., 2009). Di Indonesia
sendiri penelitian tentang tumbuhan
biduri telah dilakukan dan berhasil
membuktikan bahwa getah batang
tumbuhan biduri dapat digunakan untuk
membunuh larva lalat rumah (Octavia
et al., 2008). Di Aceh penelitian tentang
tumbuhan biduri juga telah dilakukan
dan membuktikan bahwa ekstrak
metanol akar tumbuhan biduri efektif
dalam membunuh larva Aedes aegypti
(Amris, 2011). Begitu juga dengan
ekstrak metanol daun tumbuhan biduri
yang juga efektif untuk membunuh
larva Aedes aegypti (Hidayah, 2012).
Setelah membaca beberapa penelitian
berkaitan dengan efektifitas tumbuhan
biduri sebagai larvasidal alami maka
peneliti berniat untuk melanjutkan
penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya untuk melihat pengaruh
bagian dari tumbuhan biduri yang
belum digunakan pada penelitian
sebelumnya yaitu ekstrak metanol
batang biduri (C. gigantea L.) terhadap
kematian larva nyamuk Aedes aegypti.

METODE PENELITIAN

dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA),


Universitas Syiah Kuala.

Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini sampel yang
digunakan adalah sejumlah larva Aedes
aegypti instar IV yang diambil secara
random dari populasi larva Aedes
aegypti yang telah dibiakkan di
Laboratorium Parasitologi Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Syiah
Kuala. Besar sampel yang digunakan
pada tiap perlakuan adalah 10 ekor yang
diletakkan pada masing-masing
perlakuan, yaitu enam perlakuan dengan
empat kali pengulangan. Jadi total
sampel yang diperlukan adalah 240
larva.
Variabel Penelitian
Variabel Independen
Variabel independen yang diuji
dalam penelitian ini yaitu ekstrak
metanol batang biduri (C. gigantea L.)
dengan konsentrasi 125 ppm, 500 ppm,
1000 ppm, dan 1500 ppm.
Variabel Dependen
Variabel dependen yang diuji
dalam penelitian ini adalah 240 larva
Aedes aegypti yang mati pada interval
waktu 1 jam, 2 jam, 3 jam, hingga 24
jam setelah pemberian ekstrak metanol
batang C. gigantea L.
Uji Fitokimia
Dilakukan uji fitokimia berupa uji
alkaloid, uji terpenoid, steroid, saponin,
dan uji flavonoid di Laboratorium
Kimia Organik Fakultas Matematika

Uji Hayati
Cara melakukan uji hayati adalah
ekstrak metanol batang biduri
ditimbang sesuai dengan konsentrasi
yang dibutuhkan dimasukkan ke dalam
labu ukur dan ditambahkan aquades
hingga mencapai volume 100 mL.
Ekstrak Batang biduri tidak mudah larut
dalam air sehingga perlu ditambahkan
larutan C. M. C. Kemudian 10 ekor
larva dimasukkan dalam tiap wadah
yang telah diisi berbagai macam
konsentrasi ekstrak, kontrol positif, dan
kontrol negatif dengan empat kali
ulangan (Amris, 2011).
Total unit percobaan yang
dilakukan sebanyak 16 unit perlakuan
konsentrasi ekstrak dan 8 unit perlakuan
kontrol, dan jumlah kematian larva
Aedes aegypti diamati dan dicatat pada
interval waktu 1, 2, 3, hingga 24 jam
setelah aplikasi perlakuan (Amris,
2011).
Analisis Data Penelitian
Data besarnya kematian larva
Aedes aegypti instar IV setelah 24 jam
pengamatan diolah dengan analis varian
(Anava). Uji Beda Nyata Terkecil
(BNT) dan uji Duncan digunakan untuk
mengetahui pengaruh antar perlakuan,
sedangkan untuk mendapatkan
konsentrasi efektif (LC 50 dan LC 90)
dianalisis dengan Uji Regresi Probit.
Semua analisis data diolah dengan
menggunakan analisis komputerisasi.

Hasil Penelitian
Tabel 4.2 Hasil pengujian larvasida ekstrak metanol batang C. gigantea L. dengan
berbagai konsentrasi selama 24 jam
Konsentrasi
125 ppm
500 ppm
1000 ppm
1500 ppm
Kontrol (+)
Kontrol (-)

Waktu kematian (jam)


24
17
7
4
3
3

30
40
40
40
40
1

XSD
7,50,57
100
100
100
100
0,253,65

Tabel 4.3 Hasil Analisis Varian (Anava) kematian larva Aedes aegypti akibat pemberian
ekstrak metanol batang C. gigantea L.

SV

DB

Perlakuan
Galat

5
18

Total

23

JK
305,20
8
1,750
306,95
8

KT
61,042
0,097

F
Hitung
627,85
7

F Tabel
0,05

F Tabel
0.01

2,77

4,248

Hasil Uji Duncan


Perlakuan
Duncan

Subset for alpha = .05


1
2
.2500

K.Neg

P1

P2

10.0000

P3

10.0000

P4

10.0000

K.Pos

10.0000

Sig.

7.5000

1.000

1.000

1.000

Hasil Uji Beda Nyata Terkecil


95% Confidence

Mean
(I)Perlakuan

(J)Perlakuan

Difference

Std.error

Sig.

(I-J)
LSD

P1

P2

P3

P4

K.Pos

interval
Lower

Upper

P2

-2.50000*

.22048

.000

bound
-2.9632

bound
-2.0368

P3

-2.50000*

.22048

.000

-2.9632

-2.0368

P4

-2.50000*

.22048

.000

-2.9632

-2.0368

K.Pos

-2.50000*

.22048

.000

-2.9632

-2.0368

K.Neg
P1

7.25000*
2.50000*

.22048
.22048

.000
.000

6.7868
2.0368

7.7132
2.9632

P3

.00000

.22048

1.000

-.4632

.4632

P4

.00000

.22048

1.000

-.4632

.4632

K.Pos

.00000

.22048

1.000

-.4632

.4632

K.Neg
P1

9.75000*
2.50000*

.22048
.22048

.000
.000

9.2868
2.0368

10.2132
2.9632

P2

.00000

.22048

1.000

-.4632

.4632

P4

.00000

.22048

1.000

-.4632

.4632

K.Pos

.00000

.22048

1.000

-.4632

.4632

K.Neg
P1

9.75000*
2.50000*

.22048
.22048

.000
.000

9.2868
2.0368

10.2132
2.9632

P2

.00000

.22048

1.000

-.4632

.4632

P3

.00000

.22048

1.000

-.4632

.4632

K.Pos

.00000

.22048

1.000

-.4632

.4632

K.Neg
P1

9.75000*
2.50000*

.22048
.22048

.000
.000

9.2868
2.0368

10.2132
2.9632

P2

.00000

.22048

1.000

-.4632

.4632

P3

.00000

.22048

1.000

-.4632

.4632

P4

.00000

.22048

1.000

-.4632

.4632

.000

9.2868

10.2132

K.Neg

9.75000*

.22048

K.Ne

P1

-7.25000*

.22048

.000

-7.7132

-6.7868

P2

-9.75000*

.22048

.000

-10.2132

-9.2868

P3

-9.75000*

.22048

.000

-10.2132

-9.2868

P4

-9.75000*

.22048

.000

-10.2132

-9.2868

K.Pos

-9.75000*

.000

-10.2132

-9.2868

PEMBAHASAN
Ekstraksi batang biduri (C.
gigantea L.) sebanyak 1000 g yang
telah dikeringkan selama 7 hari dan
dimaserasi dengan pelarut metanol
diperoleh ekstrak metanol batang C.
gigantea L. yang berwarna hijau tua
sebanyak 11, 7 g. Hasil ekstraksi batang
C. gigantea L ini sebagian digunakan
untuk uji fitokimia dan selebihnya
digunakan untuk uji aktivitas
larvasidanya.
hasil uji fitokimia sampel segar
dan ekstrak metanol batang C. gigantea
L. mengandung senyawa metabolit
sekunder alkaloid, steroid, terpenoid,
saponin, dan kumarin. Hasil yang
didapatkan dari uji fitokimia batang C.
gigantea L. sejalan dengan hasil
penelitian yang dilaporkan oleh Lodhi
et al (2009)
bahwa batang C. gigantea L.
mengandung Alkaloid, saponin,
terpenoid dan kumarin, kecuali steroid
dan flavonoid. Adanya keragaman
kandungan metabolit sekunder dari hajil
uji fitokimia batang C. gigantea L.
salah satunya disebabkan oleh faktor
lingkungan tempat tumbuh dan interaksi
antara tanaman dan lingkungannya
(Kutchan, 2011).
Berdasarkan uji Anava didapatkan
Fhitung >F tabel yang berarti bahwa
terdapat pengaruh yang sangat nyata
dari pemberian ekstrak metanol batang
C. gigantea L. terhadap kematian larva
Aedes aegypti. Untuk melihat validitas
dari hasil penelitian maka hasil uji

.22048

Anava dilanjutkan dengan uji Beda


Nyata terkecil dan uji Duncan. Dari uji
Beda Nyata Terkecil dan uji Duncan
didapatkan hasil bahwa perlakuan P1
berbeda nyata dengan perlakuan P2,
P3,P4, kontrol positif dan kontrol
negatif. P2 tidak berbeda nyata dengan
P3, P4, dan kontrol positif namun
berbeda nyata dengan perlakuan lain.
Kontrol negatif berbeda nyata dengan
perlakuan P1, P2, P3, P4, dan Kontrol
Positif.
Konsentrasi yang memilki
pengaruh paling besar terhadap
kematian larva Aedes aegypti adalah
P2,P3, dan P4 yaitu konsentrasi 500
ppm, 1000 ppm, dan 1500 ppm. Pada
konsentrasi 500 ppm, 1000 ppm, dan
1500 ppm ekstrak metanol batang C.
gigantea L. tidak berbeda nyata dengan
kontrol positif yaitu abate, sehingga
dapat diasumsikan bahwa ekstrak
metanol batang C. gigantea L. pada
konsentrasi tersebut berpotensi untuk
menggantikan abate sebagai senyawa
sintetik untuk membunuh larva Aedes
aegypti. Kematian larva Aedes aegypti
terjadi karena ekstrak metanol batang
C. gigantea L. mengandung berbagai
senyawa bioaktif yang dapat membunuh
larva. Senyawa bioaktif yang
terkandung dalam ekstrak metanol
batang C. gigantea L. berupa senyawa
terpenoid, saponin, dan kumarin.
Senyawa-senyawa bioaktif tersebut
dapat masuk ke dalam tubuh larva
melalui dinding tubuh larva dan melalui
mulut karena larva biasanya mengambil
makanan dari tempat hidupnya.

Senyawa bioaktif tersebut bekerja


secara sinergis dalam membunuh larva.
Hal ini sesuai dengan pendapat Yunita
et al (2009) bahwa semua senyawa
bioaktif yang ada dalam tumbuhan
bekerja secara bersamaan dalam
membunuh larva dengan bersifat
sebagai racun perut, racun pernapasan,
dan mengganggu sistem saraf larva.
Terpenoid yang terkandung
dalam ekstrak metanol batang C.
gigantea L. bersifat toksik terhadap
larva Aedes aegypti dengan berperan
sebagai antifeedant yang dapat
mengganggu proses makan pada larva
sehingga mengakibatkan kematian pada
larva yang diuji. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan Ashour et al (2010).
Saponin yang terkandung dalam
ekstrak metanol batang C. gigantea
L.bersifat toksik terhadap larva Aedes
aegypti. Saponin sebagai bahan yang
mirip deterjen mempunyai kemampuan
untuk merusak membran. Bahan yang
bersifat deterjen dapat meningkatkan
penetrasi senyawa toksik karena dapat
melarutkan bahan-bahan lipofilik
dengan air. Deterjen tidak hanya
menggangu lapisan lipoid dari
epikutikula tetapi juga mengganggu
lapisan protein endokutikula sehingga
mengakibatkan senyawa toksik dapat
masuk dengan mudah ke dalam tubuh
dan menyebabkan kematian pada larva.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
dalam penelitian Chapagain et al (2008)
bahwa terdapat hubungan antara
senyawa saponin yang diuji dengan
tingkat mortalitas larva Aedes aegypti.
Kumarin yang terkandung dalam
ekstrak metanol batang C. gigantea L.
bekerja sebagai larvasida alami dengan
cara mengganggu sistem saraf larva
sehingga akan mengakibatkan paralisis
dan akhirnya akan mengakibatkan
kematian pada larva Aedes aegypti. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Hopkins
dan Huner (2004) yang menyatakan

kumarin bersifat toksik karena


mengganggu kerja sistem saraf larva
bahwa.
Berdasarkan uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa kematian larva
Aedes aegypti terjadi karena senyawa
bioaktif yang terkandung dalam ekstrak
metanol batang C. gigantea L.
Senyawa-senyawa tersebut bekerja
secara sinergis dalam membunuh larva
Aedes aegypti baik berupa racun yang
dapat merusak membran larva,
mengganggu proses molting larva, dan
juga mengganggu persarafan larva
sehingga aktivitas toksik dari senyawa
bioaktif tersebut mengakibatkan
kematian larva Aedes aegypti.
Berdasarkan hasil pengamatan
yang dilakukan, larva Aedes aegypti
yang telah diberikan ekstrak metanol
batang C. gigantea L. memperlihatkan
gejala kegelisahan yang merupakan
salah satu gejala keracunan. Gejala
tersebut berupa gerakan teleskopik,
yaitu gerakan-gerakan naik turun pada
dasar medium .Hal tersebut sama seperti
yang terjadi pada larva yang diberikan
abate. Namun, gejala-gejala keracunan
tersebut tidak terlihat pada larva yang
hanya diberikan aquades, dimana larva
yang diberikan aquades menunjukkan
kondisi istirahat dengan berada di
permukaan membentuk sudut tertentu.
Berdasarkan data kematian larva
pada beberapa perlakuan konsentrasi
yang dianalisis dengan Analisis Probit
diperoleh nilai LC (Lethal
Consentration) 50 dan LC 90. Nilai LC
50 sebesar 92 ppm. Artinya, bahwa
pengaruh yang disebabkan oleh ekstrak
metanol batang C. gigantea L. yang
dilarutkan ke dalam larutan uji mampu
menyebabkan kematian 50% larva
Aedes aegypti pada konsentrasi sebesar
92 ppm, dalam 24 jam. Nilai LC 90
berada pada konsentrasi 153 ppm.
Artinya bahwa pengaruh yang
disebabkan oleh ekstrak metanol

batang C. gigantea L. yang dilarutkan


ke dalam larutan uji mampu
menyebabkan kematian 90% larva
Aedes aegypti pada konsentrasi sebesar
153 ppm, dalam 24 jam. Hal ini berarti
konsentrasi 92 ppm (LC 50) dan 153
ppm (LC 90) ekstrak metanol batang C,
gigantea L. efektif memberikan
pengaruh kematian (mortality) terhadap
larva Aedes aegypti.
KESIMPULAN
a) Ekstrak metanol batang C.

gigantea L. sangat berpengaruh


terhadap kematian larva Aedes
aegypti instar IV.
b) Konsentrasi minimum ekstrak
metanol batang C. gigantea L.
dalam membunuh larva Aedes
aegypti instar IV adalah 92 ppm
(LC 50) dan 153 ppm (LC 90).
c) Hasil analisis uji fitokimia
menunjukkan bahwa batang C.
gigantea
L.
mengandung
senyawa metabolit sekunder
golongan alkaloid, terpenoid,
saponin, dan kumarin, yang
bekerja
secara
sinergis
menyebabkan kematian larva
Aedes aegypti instar IV.

SARAN
a) Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut tentang isolasi dan
karakterisasi senyawa aktif
larvasida ekstrak metanol batang
C. gigantea L. terhadap larva
Aedes aegypti instar IV.
b) Perlu dilakukan uji lanjutan
untuk melihat toksisitas terhadap
organisme lain.

UCAPAN TERIMA KASIH


Selama proses penelitian dan
penyusunan artikel ilmiah ini
penulis banyak mendapat dukungan
dan bantuan dari banyak pihak
terutama Ibunda tercinta Hasnawati
dan keluarga beserta sahabatsahabat penulis. Penulis juga
menyampaikan penghargaan kepada
dr. Armyn Effendy, MS dan Drh.
Azmunir M. Yc, M.Sc., selaku
dosen pembimbing dan Dra. Tjut
mariam Zanaria, MS dan Suriawati,
S.Si., M.Sc., selaku dosen penguji,
serta seluruh pihak yang telah
memberikan bantuan dalam
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan.
Universitas Negeri Jakarta dan
ANDI Publisher. Yogjakarta.
Alam, A. M; Habib, M,R; Fajarna, N;
Khalequzzaman and Karim, M.R.
2009. Insectisidal Activity of Root
Bark of Calotropis gigantea L.
Against Tribolium castaneum
(Herbst). Departement of
Biochemistry and Molekular
Biology. Rajashi University.
Bangladesh. World Journal of
Zoology. 4(2): 90-95.
Amris, F. 2011. Pengaruh Ekstrak
Metanol Akar Biduri (Calotropis
gigantea L.) Terhadap Kematian
Larva Nyamuk Aedes aegypti.
Skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala. Banda
Aceh.
Ashour, M; Wink, M and Gershenzon, J.
2010. Biochemistry of
Terpenoids: Monoterpenes,
Sesquiterpenes and Diterpenes.
Hal 258-63. Dalam: Wink M.

Annual Plant Reviews:


Biochemistry of Plant Secondary
Metabolism. 2nd edition. Volume
40. Blackwell Publishing Ltd.
USA.
Chapagain, B. P; Saharan, P and
Wieman, Z. 2008. Larvasidal
Activity of Saponin from
Balanites aegyptiaca Callus
Against Aedes aegypti Mosquito.
Journal Biotech. 99(5): 1165-8
Departemen Pendidikan Nasional. 2005.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka. Jakarta.
Dipalaya, T; Nurqadri, M dan Majid, A.
F. 2009. Pemanfaatan Biduri
(Calotropis gigantea L.) Sebagai
Alternatif Pembasmi Jentik
Nyamuk. Universitas Negri
Makassar. Makassar.
Hidayah, N. 2012. Pengaruh Ekstrak
Metanol Daun Biduri (Calotropis
gigantea L.) Terhadap Kematian
Larva Nyamuk Aedes aegypti.
Skripsi Universitas Syiah Kuala.
Banda Aceh.
Hopkins, W.G and Honer, N. P. A. 2004.
Introduction to Plant Physiology.
Third Edition. John Wiley and
Sons, Inc. Ontario.

Kuchan, T. M. 2011. Ecological Arsenal


and Development Dispatcher. The
Paradigm of Secondary
Metabolism. Plant Physiology.
125: 58-60.
Lodhi, G; Singh, H. K; Pant, K. K; and
Hussain, Z.2009.
Hepatoprotective Effect of
Calotropis gigantea Extract
Against Carbon Tetrachloride
Induced Liver Injury in Rats. Acta
Pharm. 59: 89-96.

Muhlisin, A and Pratiwi, A. 2006.


Penanggulangan Demam
Berdarah Dengue (DBD) di
Kelurahan Singouran Kertasura
Sukoharjo. Jurnal Warta. 9(2):
123-129.
Octavia, D; Andriani, S; Qirom, M.A
dan Azwar, F. 2008.
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan
Sebagai Pestisida Alami di Savana
Bekol Taman Nasional Baloran.
Jurnal Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam. 5(4): 355-365.
Sembiring, O. 2009. Efektifitas
Beberapa Jenis Insektisida
terhadap Nyamuk Aedes aegypti
L. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana.
Universitas Sumatra Utara.
Medan.
Sembel, D.T. 2009. Entmologi
Kedokteran. ANDI Publiser.
Yogyakarta.
Yunita, E. A; Suprapti, N. H dan
Hidayat, J. W. 2009. Pengaruh
Ekstrak Daun Teklan (Euparium
riparium) terhadap Mortalitas dan
Perkembangan larva Aedes
aegypti. Jurnal Bioma. 11(1): 1117.

Anda mungkin juga menyukai

  • Soal CBT Fara Meutia
    Soal CBT Fara Meutia
    Dokumen4 halaman
    Soal CBT Fara Meutia
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • Meningitis TB
    Meningitis TB
    Dokumen17 halaman
    Meningitis TB
    Renita Julistia
    Belum ada peringkat
  • Covermndksmd
    Covermndksmd
    Dokumen1 halaman
    Covermndksmd
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • Imunisasi
    Imunisasi
    Dokumen1 halaman
    Imunisasi
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • Kegiatan Di Unit Anc
    Kegiatan Di Unit Anc
    Dokumen1 halaman
    Kegiatan Di Unit Anc
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar1
    Kata Pengantar1
    Dokumen4 halaman
    Kata Pengantar1
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • UJI FITOKIMIA
    UJI FITOKIMIA
    Dokumen4 halaman
    UJI FITOKIMIA
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • Cover New - Docnbx
    Cover New - Docnbx
    Dokumen1 halaman
    Cover New - Docnbx
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen3 halaman
    Daftar Tabel
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • STUDI KASUS KONTROL
    STUDI KASUS KONTROL
    Dokumen1 halaman
    STUDI KASUS KONTROL
    Melia Tiarani 東方神起
    Belum ada peringkat
  • Gjxhxjab
    Gjxhxjab
    Dokumen5 halaman
    Gjxhxjab
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • KGD Uji Normalitas
    KGD Uji Normalitas
    Dokumen9 halaman
    KGD Uji Normalitas
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • Skenario WP Fara
    Skenario WP Fara
    Dokumen3 halaman
    Skenario WP Fara
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • BAB I Pendahuluan
    BAB I Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    BAB I Pendahuluan
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • Cover Newkjodjsodj
    Cover Newkjodjsodj
    Dokumen1 halaman
    Cover Newkjodjsodj
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • Surat Kuasa
    Surat Kuasa
    Dokumen1 halaman
    Surat Kuasa
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • M
    M
    Dokumen1 halaman
    M
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • Sistem Limfoid
    Sistem Limfoid
    Dokumen1 halaman
    Sistem Limfoid
    Fara Meutia Zainal
    Belum ada peringkat
  • Hasil Pemeriksaan Darah
    Hasil Pemeriksaan Darah
    Dokumen1 halaman
    Hasil Pemeriksaan Darah
    Harris Qarami
    Belum ada peringkat
  • Tingkat Kesadaran Pasien
    Tingkat Kesadaran Pasien
    Dokumen2 halaman
    Tingkat Kesadaran Pasien
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • File 2
    File 2
    Dokumen1 halaman
    File 2
    belstaff
    Belum ada peringkat
  • Stroke PDF
    Stroke PDF
    Dokumen26 halaman
    Stroke PDF
    Multi Sri Megawati
    100% (1)