Hukum
syari: khithab syari (seruan Sang Pembuat hukum - Allah) yang berkaitan dengan perbuatan manusia Khithab Syari : segala yang terdapat di dalam Al Quran dan As Sunnah yang berupa perintah dan larangan & indikasi makna yg terdapat dalam ayat/hadits tsb. (qarinah).
Memahami
makna ayat atau hadits haruslah dengan pemahaman tasyri dan bukan pemahaman bahasa saja. Pemahaman tasyri : pemahaman komprehensif terhadap ayat atau hadits yang berkaitan dengan suatu perkara tertentu serta hubungan antar ayat atau hadits tersebut (qarinah).
Dalam
QS At Taubah : 29, Allah memerintahkan berperang. Namun, hukum bahwa perang itu wajib bukan sematamata dari ayat itu, melainkan ada qarinah tentang hal ini di dalam At Taubah : 39.
dilarang (Al Isra : 32), dalam ayat yang sama dan An Nur : 2 terdapat qarinah tentang keharamannya.
Zina
Rasulullah
memerintahkan berziarah kubur (HR. Al Hakim). Namun, Rasul mendiamkan sahabat yang tidak ziarah kubur. Ini merupakan qarinah bahwa ziarah kubur itu sunnah bukan fardlu. Rasulullah melarang membujang (HR. Thabrani). Namun, beliau membiarkan sahabat yang tidak menikah. Jadi, tabattul (tidak nikah) hukumnya makruh.
Tuntutan
(Thalab)
Tuntutan Meninggalkan (Thalabut Tarki) Jazim Tdk Jazim HARAM MAKRUH MUBAH
Pilihan (ikhtiyar)
Tertentu/tidaknya
tuntutan yg diminta: W. Muayyan & W. Mukhayyar Jumlah yg ditentukan dari 1 kewajiban: W. Muhaddad & W. Ghairu Muhaddad Taklif hukum: W. Aini & W. Kifai Waktu penunaian: W. Mutlaq & W. Muaqqat
W.
Muayyan (sudah ditentukan): Sholat tidak dapat diganti dg ibadah yg lain; puasa bagi yg mampu. W. Mukhayyar (boleh dipilih): Al Maidah: 89.
W.
Muhaddad (telah ditentukan jmlnya): Rakaat shalat, nisab zakat. W. Ghairu Muhaddad (tidak dibatasi): Muhammad: 38; Al Maidah: 2
W.
Mutlaq (tidak dibatasi waktunya): Bayar kaul/nadzar W. Muaqqat (sudah ditentukan): Shaum ramadlan, sholat 5 waktu
Kalimatnya
tegas menunjukkan kesunahan (yussanu kadza, yundabu kadza). Fiil amr diikuti petunjuk lain. (QS. 2:282,283)
Sunah
Muakkad: tuntutannya sangat kuat, bila tidak dikerjakan mendapat cela. - Shalat Id, adzan (dicontohkan Rasul SAW dengan meninggalkannya 1 atau 2 kali untuk membuktikannya bukan wajib)
Dalam
khithab itu dicantumkan kata-kata yg tegas, menunjukkan keharusan untuk dikerjakan. (QS. 2:101) Khithab itu menggunakan fiil amr dan dikuatkan dengan kata-kata yg tegas. (QS. 4:24) Adanya sanksi bagi orang yg tidak mengerjakan. (QS.4:14; 9:29)
Sunah
Nafilah: Bila meninggalkannya tidak mendapatkan cela (tuntutan biasa). Puasa Senin - Kamis
Sunah
Fadhilah: Dituntut sebagai penambah kesempurnaan amal. Cara makan & berpakaian Rasul
(Perbuatan Rasul SAW sebagai manusia biasa)
Perbuatan
tsb. Secara tegas dibolehkan syara: la junaha, la haraja, la itsman. (QS. 2:173; 2:235) Diperintah syara untuk melakukannya, tapi ada qorinah yang menunjukkannya sebagai hal yg mubah.
Lafaz
larangan yg dipakai sudah menunjukkan kemakruhannya (karaha). Dengan lafaz larangan tsb. Dalam nash yg lain terdapat qarinah bahwa larangan pd nash yg pertama bukan menunjukkan keharamannya. (QS.3:101)
Makruh
Tarkul
Aula: Meninggalkan sesuatu yg sunnah yg sebenarnya lebih baik dikerjakan Tinggalkan sholat Dhuha, Tarawih
Makruh
Lafaz
larangannya tegas: harrama, la yahillu. (QS.2:228) Fiil Nahi & dibarengi qarinah larangan. Diperintahkan untuk menjauhi. (QS. Al Haj:30) Diancam hukuman/siksa bagi yg mela-kukannya. (QS. AnNur:4, AnNisa:10)
Haram
li zatin: Sejak awal ditetapkan sudah haram Khamr, mencuri, jual beli bangkai, kawin dengan muhrim
Haram
li amrin kharijin: Karena adanya sesuatu dari luar. Jual beli dengan menipu
Fardlu
: khithab syari yang berkaitan dengan tuntutan yang tegas (jazim) untuk berbuat sesuatu. Fardlu kifayah : kewajiban yang dibebankan kepada seluruh kaum muslimin, namun bila sebagian mereka telah melaksanakan secara tuntas dan sempurna maka gugurlah kewajiban itu bagi yang lain.
Perkara
fardlu (wajib) kalau ditinggalkan berdosa, baik fardlu ain ataupun kifayah. Fardlu kifayah dan fardlu ain sama-sama fardlu. Fardlu kifayah sekalipun telah dilakukan sebagian orang namun bila belum tuntas dan sempurna tetap wajib atas setia[ muslim.
Adanya
ahli-ahli tafsir dan ilmu Islam lainnya di tengah kaum muslimin Keberadaan orang yang ahli dalam bidang persenjataan demi melindungi kaum muslimin Menghentikan pembantaian muslim Ambon bagi muslim di luar Ambon.