Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN JOURNAL READING BLOK TROPICAL MEDICINE

Tutor: dr. Ismiralda Ok ! "#. KK. Disusu$ Ol %: KELOMPOK II I$da% Ad%iari$i " Prima Adit*a +. A$$isa . ma I/ati Bi$ta$1 G tarto P A$$isa Amalia 2 3ir1ia$a Putri Astari Amma 2 Mui/a +i6i$ No7i*a$ti Ri/k* T 8o .utomo No$i 2rista Al A/%ari "% lla "%alis Jamila% G&A''(')) G&A''(',G&A''(',0 G&A''('-& G&A''('0( G&A''('45 G&A''('(' G&A''('(G&A''('(4 G&A''('(( G&A''('5'

UNI3ER"ITA" JENDERAL "OEDIRMAN 2AKULTA" KEDOKTERAN DAN ILMU9ILMU KE"E.ATAN JURU"AN KEDOKTERAN )'&&

BAB I PENDA.ULUAN

A. Latar B laka$1 Poliomyelitis merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus, yaitu poliovirus.Virus ini menyerang sistem saraf sehingga menyebabkan kelumpuhan.Penyakit ini bermanifestasi dalam empat bentuk yang berbeda, yaitu infeksi tanpa gejala (inapparent infection) , penyakit gagal (abortive disease), poliomyelitis tanpa kelumpuhan (nonparalytic poliomyelitis), dan penyakit lumpuh (paralytic disease). Sebelum abad ke- !, poliomyelitis terjadi secara sporadic. Selama abad ! dan "#, epidemi poliomyelitis lebih sering diamati dan memcapai puncak pada pertengahan tahun !$#. Prevalensi infeksi di seluruh dunia menurun secara signifikan sejak saat program imunisasi dilaksanakan secara besarbesaran.Pemberantasan penyakit ini selama decade terakhir adalah prioritas utama untuk %&' (%orld &ealth 'rgani(ation) ()strada, "##!). Poliomyelitis dapat menyerang semua kelompok umur, namun kelompok umur yang paling rentan adalah umur kurang dari * tahun ($#-+#, dari semua kasus poliomyelitis.Poliomyelitis termasuk kategori Penyakit yang -apat -icegah -engan .munisasi (P-*.).program imunisasi telah terbukti efektif untuk menekan angka kesakitan dan kematian (/ahma0ati, "##1). Penyakit ini ditemukan pertama kali pada tahun 12# oleh 3acob &eine, seorang ortopedik berkebangsaan 3erman dimana ia mengidentifikasi berbagai gejala dan gambaran petologi dari penyakit ini. Pada tahun 1!#, 4edin, seorang dokter anak berkebangsaan S0edia mengemukakan berbagai data epidemiologi penyakit poliomyelitis.Penyakit poliomyelitis juga disebut penyakit &eine-4edin (Pasaribu, "##$). 5andsteiner dan Popper berhasil memindahkan penyakit ini pada kera melalui cara inokulasi jaringan sumsum tulang belakang penderita yang

meninggal akibat penyakit Poliomielitis pada tahun !#1. 6ahun !2!, )nder, %eller, dan /obbins dapat menumbuhkan virus ini pada sel-sel yang bukan berasal dari susunan saraf sehingga memungkinkan ditelitinya pathogenesis dan perkembangbiakan vaksin polio (Pasaribu, "##$). Pada tahun !$", 7odian dan &orstmann mengungkapkan bah0a viremia terjadi pada a0al infeksi dimana hal ini diperlukan untuk menerangkan fase sistemik penyakit dan bagaimana penyebaran virus polio ke susunan saraf pusat.Salk melaporkan keberhasilan imunisasi dengan formalininactivated poliovirus pada tahun !$* dan lisensi vaksi ini diperoleh pada tahun !$$. 7eberapa tahun kemudian Sabin, 8oprp0ski dan lainnya mengembangkan vaksin live attenuated poliovirus dan mendapat lisensi pada tahun !9" (Pasaribu, "##$). Sejak dipergunakannya vaksin pada tahun kejadian menurun dari +,9 kasus Poliomielitis per !$$ dan !9", jumlah kasus di negara maju menurun secara drastic. -i :merika Serikat, angka ##.### penduduk di tahun !$$ menjadi #,2 kasus per ##.### di tahun !9". Sejak tahun !+", kejadiannya ; #,# kasus per ##.### atau # kasus per tahun (Pasaribu, "##$). Pada tahun !!", %&' memperkirakan adanya 2#.### kasus baru dari kelumpuhan yang diakibatkan oleh poliomyelitis di seluruh dunia, dan keseluruhan penderita anak yang menderita lumpuh akibat polio diperkirakan # sampai "# juta orang (/ahma0ati, "##1). <ntuk menurunkan angka kejadian Poliomielitis, banyak penelitian mengenai terapi Poliomielitis yang terbaru salah satunya adalah dengan Periacetabular 'steotomiyang akan dibahas pada journal reading kali ini. B. M tod Sembilan pasien yang telah mengalami osteotomi periacetabular 7ernese diidentifikasi memiliki kelumpuhan displasa panggul sekunder pada

poliomyelitis.'steotomi periacetabular osteotomi pada pasien ini telah dilakukan oleh satu dan beberapa peneliti senior lainnya.Penelitian ini dikombinasikan dengan praktek yang telah dilakukan sebanyak lebih dari "1## osteotomi periacetabular.<sia rata-rata pasien pada saat operasi adalah * tahun, namun rentang usia untuk dapat melakukan osteotomi ini antara " samapi 2+ tahun. Semua pasien yang dilakukan penelitian mengeluhkan nyeri panggul. 8elima diantaranya juga mengeluhkan adanya masalah dalam hal keseimbangan dan semua pasien akan melakukan tes berjalan untuk menilai seberapa besar derajat keparahan kelemahan ototnya. 6iga pasien pada penelitian ini sebelunya sudah melakukan operasi panggul, dua diantaranya menjalani operasi kaki dan enam pasien lainnya memiliki tambahan prosedur pada saat ostetotomi periacetabular, dengan diantaranya tiga memiliki proksimal inthertrochanteric femoralis ostetotomy, dua memiliki tambahan prosedur pada kaki dan satu pasien memiliki ilitolibial band release. Pada catatan klikik pra operasi yang terakhir, delapan pasien dinilai dengan pemeriksaan fisik dan radiografi pada pemeriksaan terkahirnya. Satu pasien dihubungi melalui telepon dan radiografi agar kami dapat melakukan pemeriksaan. Penilaian klinis dilakukan dengan menggunakan score depalan harris yang dimulai dari panggul. Pengukuran kekuatan otot dievaluasi menggunakan skala #-$ seperti yang dijelaskan oleh medical research council. :nterposterior dan lateral radiografi dievaluasi sebelum dan sesudah osteotomi 7ernese kemudian dievaluasi sudut pusat tepi 0iberg acetabular, indeks dari tonus asetabular, dan indeks ekstruksi. Setiap radiografi uga dinilai untuk apabila terdapat arthritis berdasarkan sistem klasifikasi yang dijelaskan oleh 6onnis. 4enurut sistem ini, kelas pertama menandakan skelrosis dan caput femoralis dan asetabulum dengan penurunan sedang pada persendian. 8elas kedua adalah panggul dengan kista kecil atau penurunan moderat pada asetabulum, dan kelas ketiga panggul dengan pembentukan kista besar, kehilangan persendian, dan lumpuhnya caput femoralis.

C. .asil P $ litia$ 'steotomi periasetabular bernese meningkatakan semua parameter radiografi yang memiliki kaitan dengan dysplasia panggul, dengan peningkatan secara dramatis dalam indeks ekstruksi, indeks acetabular, dan rata-rata tepi sudut lateral-pusat./ata-rata tepi sudut lateral-pusat preoperasi 1,"o dan rata-rata sudut lateral-pusat postoperasi adalah *",* o. /ata-rata indeks ekstruksi postoperais adalah peningkata telah signifikan (p ; #,##$). Perbaikan dalam penahanan radiografi dikaitkan dengan penurunan tingkat keparahan nyeri pada semua pasien.Pada sebagian pasien mengalami penurunan dalam beratnya nyeri, dengan penurunan dalam fungsi.'steotomi secara tidak diandalkan meningkatkan fungsi otot abductor, pada dua dari delapan pasien yang kekuatan otot preoperasinya diketahui memiliki peningkatan kekuatan otot abductor pada pemeriksaan yangterakhir kali dilakukan.8eseluruhan hasil keseluruhan yang baik berisi dari skor rata-rata nilai panggul &arris sekitar $* (preoperasi) menjadi 1# (postoperasi).8rangnya peingkatan fungsi pada beberapa pasien dikaitkan dengan kombinasi dari kelemahan otot yang persisten mengenai panggul dan kecacatan yang berhubungan dengan sendi lainnya. -alam kebanyakan kasus, berjalan kaki dan menggunakan alat bantu untuk berjalan sangat tergantung pada ada atau tidaknya kecacatan yang terkait dengan sendi lain. Perbaikan dari displasia panggul dan penahanan panggul muncul untuk memperlambat perkembangan osteoarthritis pada panggul yang telah dipengaruhi. )mpat pasien memiliki kekuatan tonus otot kelas pertama, tiga pasien berada pada kekuatan otot kelas # sampai dengan , dan satu pasien memiliki perkembangan dari kekuatan tonus otot kelas sampai kelas " dengan resublu=ation kepala femoral pada pemeriksaan "# tahun pasca *,*. /ata-rata indeks acetabular preoperasi adalah **,*, dan rata-rata indeks acetabular postperasi !,". Semua

operasi. Pada lima pasien lainnya, memiliki kekuatan tonus yang sama. -engan " tahun menjalankan osteotomi periasetabular dijelaskan tidak ada perkembangan pada tonus otot. (Jurnal Terlampir)

BAB II PEMBA.A"AN A. D :i$isi Poliomyelitis adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh poliovirus (PV) dan menyerang sistem saraf sehingga menyebabkan kelemahan otot yang menetap dan kelumpuhan.Poliovirus masuk secara peroral dan menginfeksi sel yang pertama kali ditemuinya.Poliovirus berikatan dengan reseptor mirip-imunoglobulin>?- $$ sehingga mampu memasuki sel dan bereplikasi di dalamnya.Setelah itu poliovirus diserap ke dalam darah dan terdistribusi ke seluruh tubuh. Pada #, -#,$, kasus, poliovirus menyebar ke jaras saraf dan menyerang sel saraf motorik medula spinalis, batang otak dan korteks motorik sehingga menyebabkan paralisis. 7erdasarkan lokasi sel saraf yang terinfeksi ada tiga macam poliomyelitis yaitu@ . Poliomyelitis spinal Pada polimyelitis spinal, poliovirus menyerang sel kornu anterior (ventral) medula spinalis yang berfungsi sebagai jaras motorik sehingga mengganggu penyampaian sinyal dari sistem saraf pusat ke saraf tepi yang berhubungan, antara lain saraf yang mengatur pergerakan ekstremitas. -engan terputusnya stimulasi saraf, otot akan mengalami atrofi, kelemahan dan pada akhirnya paralisis. 5okasi dan jenis paralisis yang terjadi bergantung pada regio medula spinalis yang terserang, apakah servikal, torakal atau lumbal. (:tkinson, et al., "##!) ". Poliomyelitis bulbaris Pada ", kasus poliomyelitis, poliovirus menyerang daerah bulbaris pada otak. -aerah ini merupakan substansia alba yang menghubungkan batang

otak dengan korteks cerebral. .nfeksi poliovirus di daerah bulbaris menyebabkan kelemahan khususnya pada saraf-saraf kranialis. (:tkinson, et al., "##!) *. Poliomyelitis bulbospinalis !, kasus poliomyelitis merupakan gabungan dari kedua jenis poliomyelitis yang sudah disebutkan sebelumnya. 7iasanya poliovirus menyerang daerah atas medula spinalis segmen servikal (?*-?$), sehingga menyebabkan paralisis gabungan yaitu paralisis nervus frenikus yang mengatur pernapasan dan paralisis anggota gerak. (:tkinson, et al., "##!) 7agi penderita yang mengalami tanda klinik paralisis, *#, di antaranya akan sembuh, *#, mengalami kelumpuhan ringan, *#, mengalami kelumpuhan berat dan sisanya menimbulkan kematian. (:tkinson, et al., "##!)

B. E#id miolo1i Penyakit ini tersebar di seluruh dunia.4anusia merupakan satusatunya reservoir penyakit poliomyelitis.-i Aegara yang mempunyai 2 musim, penyakit ini lebih sering terjadi di musim panas, sedangkan di Aegara tropis musim tidak berpengaruh.Penyebaran penyakit ini terutama melalui fecal-oral 0alaupun penyebaran melalui saluran nafas dapat juga terjadi. Pada akhir tahun !2#-an dan a0al tahun !$#-an epidemic poliomyelitis secara teratur ditemukan di :merika Serikat dengan $.### B " .### kasus kelumpuhan setiap tahunnya. Pada tahun !"#, !#, kasus terjadi pada anak ; $ tahun, sedangka di a0al tahun !$#-an kejadian tertinggi adalah pada usia $ B ! tahun. :hkan belakangan ini lebih dari sepertiga kasus terjadi pada usiaC $ tahun.(4elnick, !!#)

Sejak dipergunakannya vaksin pada tahun

!$$ dan

!9", secara

dramatis trjadi penurunan jumlah kasus di Aegara maju. -i :merik Serikat angka kejadian turun dari +,9 kasus poliomyelitis per ##.### penduduk di tahun !$$ menjadi #,2 kasus per ##.### di tahun !9". Sejak tahun !+", kejadiannya ; #,# kasus per ##.### ata # kasus per tahun.(4elnick, !!#) C. Etiolo1i Virus poliomyelitis ( virus /A: ) termasuk dalam genus enterovirus dan family picornaviridae, mempunyai * strain yaitu tipe ( 7runhide ), tipe " ( 5ansing ) dan tipe * ( 5eon ). .nfeksi dapat terjadi oleh salah satu atau lebih dari tipe virus tersebut.)pidemi yang luas dan ganas biasanya disebabkan oleh virus tipe ..munitas yang diperoleh setelah terinfeksi maupun imunitas bersifat seumur hidup dari spesifik untuk satu tipe.Penyebaran enterovirus ini melalui makanan atau air yang terkontaminasi tinja terinfeksi..nfeksi menyebar dari usus halus ke seluruh tubuh terutama otak dan saraf tulang belakang.-i negara-negara maju sudah sangat jarang ditemukan kasus baru karena penyebaran vaksinasi secara meluas.-i negara berkembang penyebaran terjadi karena sumber air terkontaminasi kotoran manusia. (4elnick, !!#) D. 2aktor R siko -okter menentukan diagnosa polio dari gejalanya. Pemeriksaan dilengkapi dengan menemukan virus polio dalam sampel feces dan deteksi kadar antibodi terhadap virus yang tinggi dalam darah. 8omplikasi yang paling berat adalah kelumpuhan permanen.%alaupun kelumpuhan hanya terjadi pada di antara ## kasus tapi kelemahan pada satu atau beberapa otot sangat sering ditemui.8adang-kadang bagian otak yang mengatur pernafasan terkena infeksi sehingga terjadi kelemahan atau kelumpuhan pada otot-otot dada.Pada beberapa kasus terjadi komplikasi lanjutan "# sampai *# tahun

setelah serangan polio.8omplikasi ini disebut postpoliomyelitis syndrome, berupa kelemahan otot progresif yang seringkali berakibat kecacatan hebat.

. ". *. 2. $. 9.

7elum mendapatkan imunisasi polio 7erpergian ke daerah yang masih sering ditemukan polio 8ehamilan <sia sangat lanjut atau sangat muda 5uka di mulut atau tenggoroka Stress atau kelelahan fisik yang luar biasa ( karena stress emosi da fisik dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh )(4elnick, !!#)

E. Pato:isiolo1i Setelah fase a0al pencernaan, virus mengalir ke kelenjar getah bening leher dan mesenterika hingga tersebar secara hematogen.Virus yang berada dalam darah merupakan periode viremia. Setelah periode viremia, virus menjadi agen neurotropik dan menghasilkan kerusakan motor neuron di kornu anterior serta batang otak. Perusakan neuron motor menimbulkan keadaan flaccid paralysis, yang dapat terdistribusi melalui tulang belakang atau bulbar. &anya $, dari pasien terinfeksi memiliki keterlibatan sistem saraf selektif setelah viremia. &al ini diyakini bah0a replikasi di situs e=traneural mempertahankan viral load dan meningkatkan kemungkinan bah0a virus akan memasuki sistem saraf. (8indberg, :, et al., "##!D /acaniello, "##9). Virus polio memasuki sistem saraf dengan baik melintasi penghalang darah-otak atau oleh transportasi aksonal dari saraf perifer.&al ini dapat menyebabkan infeksi sistem saraf dengan melibatkan gyrus presentral, talamus, hipotalamus, batang otak motorik inti dan formasi retikular sekitarnya, inti vestibular dan serebelum, dan neuron-neuron pada kolumna

vertebralis anterion dan intermedia.Sel-sel saraf mengalami kromatolisis pusat bersama dengan reaksi inflamasi sementara replikasi virus mendahului timbulnya kelumpuhan. Seiring proses kromatolisis berjalan, kelumpuhan otot atau bahkan atrofi muncul ketika hanya kurang dari # , neuron yang bertahan pada segmen yang sama terinfeksi. Eliosis terjadi ketika infiltrat inflammatory telah mereda, namun neuron yang bertahan hidup menunjukkan pemulihan penuh (8indberg, :, et al., "##!D /acaniello, "##9). 2. Ta$da da$ G 8ala 4asa inkubasi penyakit ini berkisar antara ! B " hari, tetapi dapat juga berlangsung antara * B *$ hari dengan gejala yang sangat bervariasi yang secara garis besar terbagi menjadi 2 yaitu@ . .nfeksi tanpa gejala 8ejadian infeksi asimptomatik ini sulit diketahui, namun diperkirakan !# B !$, penduduk epidemi mengalami infeksi ini.Penyakit ini dapat diketahui dengan ditemukannya virus di tinja atau meningkatnya titer antibodi. (Pasaribu, "##$) ". .nfeksi abortif 8ejadian diperkirakan 2 B 1, dari penduduk pada suatu epidemi. Eejala ini berlangsung ) ") *) 2) $) 9) +) 1) *. -emam 4alaise Ayeri tenggorok :noreksia 4untah Ayeri otot dan perut -iare Ayeri kepala (Pasaribu, "##$) B * hari yang ditandai dengan@

Poliomyelitis non paralitik

8ejadian diperkirakan , dari seluruh infeksi. Eejala klinik sama dengan infeksi abortif yang berlangsung kembali dan disertai dengan@ ) 4ual dan muntah berat ") Ayeri kepala hebat *) 8ernig sign 2) 7rud(inky sign $) 6ripod sign 9) &ead drop (Pasaribu, "##$) 2. Poliomyelitis paralitik 8eadaan ini ditandai dengan kelemahan satu atau beberapa kumpulan otot skelet. 8elemahan ini menghilang dalam beberapa hari dan akan timbul lagi yang disertai dengan paralysis flaccid yang bersifat asimetris. 7agian yang sering diserang adalah tungkai, namun dapat juga terjadi ileus paralitik dan pada keadaan yang berat dapat terjadi kelemahan otot pernafasan. 7erdasarkan tingginya lesi pada SSP dapat dibedakan menjadi 2 yaitu@ a. 7entuk spinal -itandai dengan kelemahan otot leher, punggung, perut, diafragma, ekstrimitas, refleks tendon menurun, sensibilitas normal. (Pasaribu, "##$) b. 7entuk bulbar -itandai dengan kelemahan motorik dari satu atau lebih saraf kranial dengan atau tanpa gangguan pusat vital.:pabila kelemahan terjadi pada saraf .F, F, da F. dapat mengakibatkan kelumpuhan otot faring dan lidah yang dapat menyebabkan sumbatan jalan nafas. (Pasaribu, "##$) c. 7entuk bulbospinal B " hari yang kemudian diikuti dengan penurunan suhu sampai batas normal lalu meningkat

-itandai dengan gejala campuran antara bentuk bulbar dan spinal. (Pasaribu, "##$) d. 7entuk ensefalitis -itandai dengan penururnan kesadaran, tremor dan kejang. (Pasaribu, "##$)

G. Dia1$osis -iagnosis polio dibuat berdasarkan @ ) Pemeriksaan virology dengan cara membiakkan virus polio, baik liar maupun virus vaksin. Selain tatacara laboratorik yang ketat dan standar (dengan kultur sel jaringan), kualitas specimen sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Specimen yang kering, tidak dingin, terkontaminasi atau pengambilan sampel setelah " minggu setelah lumpuh memberikan hasil biakan negative palsu. 5umpuh layuh juga dapat disebabkan oleh infeksi dengan enterovirus + atau ?o=sackie :G atau non-polioenterovirus yang lain. Selain biakan, identifikasi antigen dilakukan dengan pemeriksaan probe atau sequencing.(Soedarmo, "##") ") Pengamatan gejala dan perjalanan klinik. 7anyak sekasli kasus yang menunjukkan gejala lumpuh layuh yang termasuk dalam acute flaccid paralysis. Pemeriksaan yang teliti dan pengamatan lanjutan yang sangat membantu. 8asus klinik mirip polio (polio-compatibel) adalah kasus yang setelah 9# hari masih mempunyai paralisis residual tanpa informasi medic yang jelas, atau penderita meninggal. Sensitifitas menjadi 92, dan spesifitas 1", apabila kita menggunakan variable gabungan dengan menambahkan variable umur di ba0ah 9 tahun, adanya panas pada permulaan sakit, perubahan paralisis yang cepat menjadi maksimal (dalam 0aktu 2 hari). ?ara lain adalah menambahkan variable lain misalnya penambahan pola neurologikyang dianggap khas seperti

kelumpuhan proksimal, unilateral, tidak adanya gangguan sensori. Pada akhir program eradikasi sensitivitas diperlebar dengan memasukkan border-line cases, yaitu semua penderita yang lumpuh layuh akut.

(Soedarmo, "##") Eambar . 8ontraktur yang terjadi pada Polio(Soedarmo, "##") *) Pemeriksaan khusus. Pemeriksaan hantaran saraf dan elektromiografi dapat merujuk secara lebih tepat letak kerusakan saraf secara anatomic. ?ara ini akan dapat memisahkan kerusakan motor neuron dengan kelainan lain akibat demyelinasi pada saraf tepi, sehingga dapat mempermudah membedakan polio dengan kelainan kerusakan lower motor neuron lain, misalnya Guillain-Barre syndrome. Pemeriksaan lain seperti pemeriksaan 4/. dapat menunjukkan kerusakan di daerah kolumna anterior, sedangkan pemeriksaan likuor memberikan gambaran sel dan bahan kimia (kadar gula dan protein) yang sangat penting untuk menentukan kerusakan yang terjadi pada sel motor neuron.(Soedarmo, "##")

2) Pemeriksaan adanya gejala sisa neurologic (residual

paralysis).

Pemeriksaan ini dilakukan 9# hari setelah kelumpuhan, untuk mencari deficit neurologic, misalnya mencari kelumpuhan partial atau kelemahan otot pada satu atau sekelompok otot. Pemeriksaan sebaiknya tepat 0aktu (jangan diundur), karena kelemahan ini bias menghilang akibat adanya kompensasi oleh otot lain atau perbaikan dari sisa otot yang masih baik. 7ilamana ada keraguan sebaiknya dilanjutkan dengan pemeriksaan elektrodiagnostik. (Soedarmo, "##") .. Dia1$osis Di: r $sial . 4eningitis aseptic@ meningitis 67? ". Sindroma guillan barre (E7S) *. Aeuropati perifer akut 2. 4yopati $. 8ompresi medulla spinalis akut ()strada, "##!)

I. P m riksaa$ P $u$8a$1 a. Dara% T #i P ri: r 6idak ada pemeriksaan yang spesifik untuk diagnosis poliomeilitis pada gejala a0al, sama seperti virus lainnya. Pemeriksaan darah perifer mungkin dalam batas normal atau terjadi leukositosis pada fase akut mayor illness yaitu #.###-*#.###>Hl dengan predominan P4A. (Poer0o soedarmo,"##") b. Caira$ " r ;ros#i$al Pada !#, kasus mayor illness, terjadi peningkatan jumlah sel bervariasi "#-*## sel>Hl, pada umumnya dalan +" jam pertama terjadi dominasi

P4A, selanjutnya dominasi limfosit dan jumlah sel menurun pada minggu ke-" menjadi #- $>Hl. terdapat penurunan kadar gula likuor dan peninggian kadar protein *#-"##mg>dl pada minggu ke-", dan kembali normal dalam sebulan. (Poer0o soedarmo,"##") c. P m riksaa$ " rolo1ik -iagnosis poliomeilitis ditegakkan berdasarkan peninggian titer antibody 2= atau lebih antara fase akut dan konvalesens, yaitu dengan cara pemeriksaan uji netralisasi dan uji fiksasi komplemen. 8arena complement fi ing antibody mempunyai 0aktu yang lebih pendek dibandingkan filter netralisasi, dan lebih kuat maka dapat ditentukan adanya infeksi polio baru bial terdapat peninggian tes fiksasi komplemen. Sangat membantu bila 0abah disebabkan oleh type tertentu atau oleh AP) yang lain. (Poer0o soedarmo,"##") d. Isolasi 3irus Penderita mulai mengeluarkan virus ke dalam tinja saat sebelum fase paralitik terjadi. Pada isolasi feses yang diambil # hari dari a0itan dari gejala neurologic, 1#-!#, positif untuk virus polio, oleh karena itu ekskresi terjadi intermiten maka yang sebainya diambil " atau lebih specimen dalam beberapa hari. )kskresi dari faring dan cairan serebrospinal jarang menghsilkan virus dan mempengaruhi cara vaksinasi(Poer0o soedarmo,"##") J. Tatalaksa$a &. T ra#i Lama Polio tidak dapat disembuhkan dan obat anti-virus tidak mempengaruhi perjalanan penyakit ini.6erapi poliomyelitis tak ada yang spesifik, tetapi tergantung penyulit yang terjadi..nhibisi metabolik untuk mencegah serangan virus ke susunan saraf yang dilakukan in-vitro tidak dapatdikerjakan pada manusia.Pemberian immunoglobulin mungkin dapat

mencegah penyebaran hematogen ke susunan saraf, tetapi bila fase paralitik telah terjadi, sudah terlambat. Selain fisioterapi dan ortopedi perlu diperhatikan fungsi yang lain. 4anajemen pengobatan suportif yang baik (respirasi buatan pada anak) gangguan respirasi atau kardiovaskuler.3ika otot-otot pernafasan menjadi lemah, bisa digunakan ventilator. (Soedarmo, "##") 6ujuan utama pengobatan adalah mengontrol gejala se0aktu infeksi berlangsung.Perlengkapan medis vital untuk menyelamatkan nya0a, teruatma membantu pernafasan mungkin diperlukan pada kasus yang parah.3ika terjadi infeksi saluran kemih, diberikan antibiotik.<ntuk mengurangi sakit kepala, nyeri dan kejang otot, bisa diberikan obat pereda nyeri.8ejang dan nyeri otot juga bisa dikurangi dengan kompres hangat.<ntuk memaksimalkan pemulihan kekuatan dan fungsi otot mungkin perlu dilakukan terapi fisik, pemakaian sepatu korektif atau penyangga maupun pembedahan ortopedik. (Soedarmo, "##") a. Iase Pre-paralitik Selama epidemik polio semua penderita dengan gejala sistemik yang tak spesifik harus diperhatikan kemungkinan terjadi paralisis. 6irah baring merupakan pengobatan yang penting untuk menjaga terjadinya footdrop, bila anak tampak gelisah dapat diberikan sedative ringan seperti dia(epam, pada otot yang sakit diberikan kompres buli-buli panas, dan dapat diberikan antipiretik bila demam.Selain itu juga dianjurkan untuk diet tinggi kalori tinggi protein. (Soedarmo, "##") b. Iase Paralitik Selama fase akut dapat diberi analgetik non narkotik, misalnya aspirin atau acetaminophen./asa nyeri pada otot dikurangi dengan mengurangi manipulasidan untuk menghindari terjadinya regangan pada otot diberikan splint.Perlu dilakukan gerakan pasif pada otot secara halus.-ianjurkan fisioterapi dimulai pada masa

konvalesens untuk mencegah kontraktur.Pemberian cairan suplemen bila per-oral kurang dan pemberian enema bila obstipasi.Setelah fase akut le0at, mulai dilakukan fisioterapi aktif.8onsultasi ortopedi dapat dilakukan segera tetapi operasi, biasanya dilakukan -" tahun setelah a0itan.Braces mungkin dapat dipakai untuk mengkompensasi kelemahan otot. (Soedarmo, "##")

Eambar ".4acam-macam bantuan khusus untuk kaki yang mengalami deformitas.

). P rk m;a$1a$ T ra#i Periacetabular'steotomy(P:') tindakanbedah adalah pengobatan dengan

untukdisplasiaacetabularyang

mempertahankandan

memaksimalkan untukmengurangi

fungsisendi rasa sakitpasien,

panggulpasien mengembalikan

sendiribukan adalah fungsi, dan

menggantikannyadengan

bagianbuatan.6ujuannya

memaksimalkankehidupanfungsional ( 8lenck dan 4atta, "##+)

daripingguldisplastikmereka.

'steotomydarispina iliaka anterior superiordengan tendonSartorius dan ligameninguinaldilakukan sarafkutaneus untuk mengurangi keteganganpada Singkatnya,7ernese lateralisfemoralis.

periacetabularosteotomy disediakanuntuk menahansendi panggulpada pasien dengandisplasia dan subluksasisekunder progresif untukpolio. Semua pasien mengalami penurunandalamkeparahan nyeri, dengan sedikit peningkatandalam fungsi, dan hasilradiografiyang memuaskan pada saatparuh 0aktutindak lanjut. (Sierra, Schoeniger, 4illis, Ean(, "# #)

Eambar *. -isplasi pada panggul kanan seorang laki-laki *9 tahun akibat poliomyelitis sebelum operasi

Eambar 2.Eambaran setelah operasi.

K. P $< 1a%a$ . .munisasi pada usia balita yang terdiri dari " jenis vaksin yaitu 'PV dan .PV. Pemberian 'PV dilakukan pada saat bayi berusia 9 minggu, " dosis selanjutnya diberikan dengan interval minimal 2 minggu, pada daerah endemi pemberian vaksin dapat dimulai saat bayi lahir.
".

Survailance accute flaccid paralysis atau penemuan penderita yang dicurigai lumpuh layuh pada usia di ba0ah $ tahun. 4ereka harus diperiksa tinjanya untuk memastikan karena polio atau bukan.

*. 4elakukan mopping-up. Jakni, pemberian vaksinasi massal di daerah yang ditemukan penderita polio terhadap anak usia di ba0ah lima tahun tanpa melihat status imunisasi polio sebelumnya. 2. 4enjauhi daeran endemi. (Pasaribu, "##$)

L. Kom#likasi 8elemahan otot@ a) 'tot-otot tubuh terserang paling akhir b) /efleks tendon menurun atau tidak ada sama sekali c) :trofi otot mulai terlihat *-$ minggu setelah paralisis, dan menjadi lengkap setelah "- $ minggu serta bersifat permanen. d) Eangguan fungsi otonom sesaat, biasanya ditandai retensi urin e) Eangguan saraf kranial ..., .F, dan F. 7ila mengenai formasio retikularis dibatang otak, maka terdapat gangguan pernafasan, menelan dan sistem kardiovaskuler. f) Sindrom pascafolio (Pasaribu, "##$)

M. Pro1$osis Prognosis tergantung derajat penyakitnya. Pada polio ringan dan sedang, kebanyakan pasien sembuh sempurna dalam jangka 0aktu singkat. Penderita polio spinal $#, akan sembuh sempurna, "$, mengalami disabilitas ringan, "$, disabilitas serius dan permanen. Sebanyak penderita polio berat akan mengalami kematian. (-e0anto, et al., "##*) ,

BAB III KE"IMPULAN

. Poliomyelitis merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh poliovirus. Virus ini menyerang sistem saraf sehingga menyebabkan kelumpuhan. ". Polio tidak dapat disembuhkan dan obat anti-virus tidak mempengaruhi perjalanan penyakit ini. 6ujuan utama pengobatan adalah mengontrol gejala se0aktu infeksi berlangsung *. <ntuk menurunkan angka kejadian dan kesakitan akibat Poliomielitis, telah banyak dilakukan penelitian mengenai terapi Poliomielitis,salah satunya adalah Periacetabular 'steotomi. 2. -engan menggunakan metode baru ini telah terbukti dapat meningkatkan ketahanan panggul, mengurangi nyeri, dan memperlambat progresifitas osteoartritispada pasien dengan dysplasia panggul akibat polio.

DA2TAR PU"TAKA :tkinson , %olfe S, &amborsky 3, 4c.ntyre 5, eds . !pidemiology and "revention of #accine-"reventable $iseases. &ealth IoundationD "##! -e0anto, Eeorge., %ita 3. Su0ono, 7udi /iyanto, G Juda 6urana. th ed. %ashington -?@ Public

"##*."anduan "ra%tis $iagnosis dan tata &a%sana "enya%it 'araf.3akarta @ )E? )strada, "+, "# . 7enjamin. "##!. "ediatric "oliomyelitis. :vailable at@

http@>>emedicine.medscape.com>article>!9+!$#-overvie0Ksho0all on September

8indberg ), := ?, Iiore 5, Svensson 5. :la9+6hr mutation in the poliovirus receptor ?- $$ is a potential risk factor for vaccine and 0ild-type paralytic poliomyelitis. J (ed #irol. 4ay "##!D1 ($)@!**-9. 4atta, 3oel 4. , /obert ). 8lenck . "##+. Periacetabular 'steotomi. -iakses di http@>>000.hipandpelvis.com>patientLeducation>periace>page .html pada tanggal "! September "# 4elnick 35. !!#. !nteroviruses. )n* #irology. +ields B, -nd ed .Ae0 Ae0 Jork@ /aven Press. Pasaribu, Syahril. "##$. .spe% $iagnosti% "oliomielitis. :vailable at@ http@>>repository.usu.ac.id>bitstream> "*2$9+1!>"#*#> >anak-syahril".pdf September "+, "# . on

/acaniello V/. 'ne hundred years of poliovirus pathogenesis. #irology. Jan / -0012344(5)*6-51. /ahma0ati, -0i. "##1. #aliditas "enapisan .+" 7ntu% $iagnosis "olio . :vailable at@ http@>>000.lontar.ui.ac.id>fileMfileNdigital> "*2*2-S-$*1*-Validitas ,"#Penapisan-Pendahuluan.pdf on September "+, "# .

Sierra , /afael 3., S. /alf Schoeniger, 4ichael 4illis, and /einhold Ean(. "# #. Periacetabular 'steotomy for ?ontainment of the Aonarthritic -ysplastic &ip Secondary to Poliomyelitis. -iakses di 3 7one 3oint Surg :m. "# #D!"@"! +-"* Soedarmo,Sumarmo S. Poor0o ."##". Bu%u .8ar )nfe%si 9 "edatri Tropis, Bagian )lmu :ese;atan .na% !d.5.3akarta @ I8 <.

Anda mungkin juga menyukai