Anda di halaman 1dari 6

Kesalahan Umum Menulis Paper Konferensi dan Jurnal Ilmiah

Membuat sebuah tulisan ilmiah tentu saja berbeda dengan membuat tulisan bebas seperti menulis curhatan hati dalam sebuah blog. Untuk blog, biasanya seseorang menulis dengan gaya penulisan bebas, semua isi kepala ditulis apa adanya dan mengedepankan emosi untuk menarik pembaca. Penulis seolah-olah sedang berbicara dengan pembaca dari hati. Kadang kala, karena sering menulis blog, saya merasa percaya diri dalam menulis sebuah tulisan ilmiah. Saya menulis sebuah karya ilmiah berdasarkan hati dan lintasan pikiran saya yang kadang-kadang melompat-lompat. Akibatnya tulisan ilmiah tersebut masih jauh dari standar dan rentan ditolak oleh reviewer. Ternyata, masih banyak ilmu yang perlu didapatkan agar bisa menulis tulisan ilmiah dengan hasil terbaik untuk dunia akademik seperti buku, dan paper jurnal maupun konferensi. Salah satu ilmu tersebut adalah dengan memahami kesalahan umum penulisan paper ilmiah. Sebagai orang yang tidak terlahir di lingkungan berbahasa Inggris, yang paling banyak terjadi adalah kesalahan tata bahasa (grammar). Orang yang tidak baik tulisannya dalam bahasanya sendiri (Bahasa Ibu), juga tidak akan baik tulisannya dalam bahasa Inggris. Itulah kalimat yang sempat saya dengar dari profesor di laboratorium. Ini artinya bahwa untuk bisa menulis paper yang bagus dalam Bahasa Inggris saya bisa melatih menulis yang bagus dalam Bahasa Indonesia. Selain kesalahan bahasa, yang menempati urutan kedua adalah kesalahan ilmiah. Kesalahan ilmiah ini lebih besar pengaruhnya dari pada kesalahan grammar sehingga membuat manuskrip tidak dihargai. Hal ini biasanya disebabkan karena kurang jelas, ambigu, dan kurang teliti dalam menjelaskan suatu percobaan dan hasilnya.

Selain itu pada urutan ketiga adalah kesalahan kelengkapan, misalnya karena kurang teliti menulis referensi seperti volume dan nomor halaman. Rupanya kesalahan ilmiah ini lebih berbahaya dan penting daripada kesalahan karena bahasa [1].

Kesalahan bahasa yang biasa terjadi adalah kalimat yang terlalu panjang, kalimat yang salah, kurang lengkap menulis kata, kata yang dipakai tidak sesuai, dan pernyataan yang kurang jelas.

Sedangkan kesalahan ilmiah biasanya terjadi karena pernyataan yang ambigu, konsep yang tidak didefinisikan, alasan yang tidak lengkap, hasil yang tidak dijelaskan, kontribusi ilmiah yang tersembunyi, referensi yang terlewat, salah dalam mengambil kesimpulan, dan terakhir adalah paper yang tidak selesai.

Untuk kesalahan dalam hal kelengkapan terdiri dari penulisan referensi yang kurang sempurna atau tidak mengikuti standar, abstrak yang terlalu panjang atau tidak jelas, ada kata kunci yang terlupa untuk dituliskan, referensi yang tidak dikutip dalam tulisan, judul yang tidak cocok karena terlalu panjang atau salah memilih, dan struktur tulisan yang tidak standar atau tidak cocok [1].

Suatu karya ilmiah harus mengandung kalimat yang jelas dan tidak ambigu. Kalimat yang pendek akan membuat kalimat itu jelas. Akan tetapi, kalimat yang terlalu pendek bisa membuat kalimat menjadi ambigu.

Kalimat yang ambigu menimbulkan banyak interpretasi oleh pembaca. Sedangkan dalam menulis sebuah paragraf yang tediri dari 4-8 kalimat, maka kita harus menghindari menulis dengan melompat-lompat, di mana antara kalimat satu dan kalimat lain tidak terhubung secara logika.

Terkait dengan hal ini, dibutuhkan kemampuan pada diri kita untuk menghubungkan antar kalimat dalam satu paragraf. Keahlian dalam memilih kata konjungsi antar kalimat sangat berperan, sebagai contoh however, because, thus, hence, and therefore [2].

Hal yang perlu diperhatikan juga adalah konsistensi dalam menggunakan istilah maupun singkatan. Hal ini untuk mencegah pembaca menjadi bingung dengan materi yang kita sajikan dalam tulisan. Seringkali juga ditemukan singkatan yang tidak didefinisikan pada pertama kali tampil. Jika singkatan ini muncul dalam abstrak, maka ia harus didefinisikan kembali ketika tampil pertama kali di luar abstrak.

Kita juga harus konsisten dalam menggunakan ejaan bahasa inggris yang dipakai apakah gaya British English (BrE), nisalnya colour & organise, atau kita memakai American English (AmE), sebagai contoh color & organize [3].

Selain itu, pilihan kata-kata yang formal dari pada kata-kata informal dalam bahasa Inggris menunjukkan kualitas tulisan ilmiah. Berikut ini beberapa kata informal dalam bahasa Inggris seperti get, do, dan done perlu diganti dengan bahasa yang formal, contohnya secara berurutan yaitu achieve, conduct, dan finish.

Kesalahan umum lain ditemukan dalam menuliskan angka. Kesalahan yang sering ditemukan adalah memulai kalimat dengan angka. Sebagai contoh, ditulis sebuah kalimat sebagai berikut, 100 iteration is done in the simulation. Begitu juga banyak ditemukan kesalahan dalam menulis awal kalimat dengan kata konjungsi seperti and dan but.

Hal lain mengenai angka adalah jangan menuliskan angka dengan nilai di bawah 100, melainkan kita harus menuliskan dengan ejaan. Sedangkan untuk angka di atas 100 kita boleh juga mengeja dengan syarat harus konsisten. Selain kesalahan dalam menulis angka, kesalahan dalam tanda baca juga sering ditemukan dalam sebuah tulisan karya ilmiah. Sebagai contoh, tanda koma tidak boleh ditaruh dalam tengah kalimat sebelum kata-kata berikut, because, that. Sedangkan sebelum kata which boleh diberikan tanda koma.

Begitu banyak tulisan ilmiah yang tersedia sekarang ini untuk dijadikan bahan bacaan bagi seseorang yang ingin menulis. Akan tetapi, dari banyak tulisan tersebut, tidak semua tulisan diperlukan oleh kita. Dalam rangka untuk memanfaatkan waktu secara efisien, maka pembaca akan menggunakan teknik mencari tulisan dengan melihat judul yang sesuai.

Contoh artikel (paper) ilmiah Contoh artikel (paper) ilmiah

Dari sekian banyak judul tulisan, pembaca akan menyaring tulisan itu melalui abstrak. Jika abstrak telah membuat pembaca tertarik, maka pembaca bisa melompat ke kesimpulan untuk melihat apakah hasil dalam tulisan ini menarik untuk ditindaklanjuti. Jika iya, pembaca bisa menuju bab pendahuluan dan isi utama. Oleh karena itu, penting bagi kita juga untuk mengetahui kesalahan umum dalam menulis judul, abstrak dan kesimpulan.

Ketika membuat sebuah judul untuk tulisan kita, hindarilah judul yang terlalu panjang karena akan menyulitkan pembaca untuk mengingat judul tersebut. Sebuah judul yang baik tidaklah lebih dari 12 kata. Judul yang pendek ternyata lebih banyak diunduh oleh pembaca dari pada judul yang terlalu panjang. Jika kita menggunakan singkatan dalam judul, jangan lupa untuk mendefiniskannya terlebih dahulu [4]. Kata novel maupun novelty juga harus dihindari dalam menulis judul, karena ide yang kita temukan tersebut bukan lagi merupakan hal yang baru di masa yang akan datang.

Dalam menulis abstrak, kesalahan yang umum terjadi adalah tidak seimbang karena terlalu banyak menulis di bagian pendahuluan, sedangkan bagian lain seperti metode, hasil dan hasil diskusi atau kesimpulan sedikit ditulis atau bahkan ada yang tidak ditulis [5].

Sebaiknya hindari menggunakan abstrak sebagai tulisan paragraf pertama dalam bagian pendahuluan, karena hal ini menunjukkan kualitas menulis yang rendah. Tulislah abstrak hanya dalam satu paragraf dengan jelas dan tanpa menyembunyikan hal-hal penting untuk membuat pembaca harus membaca keseluruhan artikel. Perlu diingat bahwa tidaklah perlu menyertakan referensi di dalam abstrak, kecuali benar-benar diperlukan. Nah saat itu, referensi harus ditulis lengkap dalam abstrak (bukan nomor atau kodenya saja). Terakhir, jangan membuat kalimat dalam pendahuluan dengan kalimat yang terlalu umum, contohnya adalah Telecommunication is very important today [6].

Adapun untuk membuat kesimpulan yang jelas dan menarik, maka kita hindari tulisan yang membuat pembaca bingung dan heran dengan metode yang dilakukan dan hasil akhir yang telah kita dapatkan. Hindari juga memulai kesimpulan dengan kata in conclusion, lebih baik membuat kesimpulan dengan seperti membuat paragraf yang lain [7].

Kesalahan lain yang ditemukan adalah menulis ulang secara rinci yang diambil dari isi utama tulisan, karena bagian kesimpulan ini berisi ringkasan dan sintentis. Teori, informasi, argumen dan bukti hasil yang baru harus ditulis di dalam isi utama tulisan, bukan di dalam kesimpulan [8], [9].

Antara penulis satu dengan penulis lain memiliki tingkat kesalahan yang berbeda dalam menulis karya ilmiah. Semua ini tergantung dari pengetahuan, intelejensi, daya tahan, serta pengalaman sang penulis. Kesalahan dalam penulisan karya ilmiah ini tentu saja akan hilang seiring dengan banyaknya karya yang kita tulis [1]. Selain itu, kegiatan kita dalam banyak membaca dan memeriksa tulisan ilmiah orang lain juga akan meningkatkan kemampuan kita dalam hal menulis.
Penulis:

Muhammad Reza Kahar Aziz, ST., MT. Doctoral Student, Information Theory and Signal Processing Lab., JAIST. Dosen DepartemenTeknik Elektro, Institut Teknologi Sumatera (ITERA).

Anda mungkin juga menyukai