Anda di halaman 1dari 12

INFERTILITAS

Dr. A. Rusdhy H. Hamid, SpOG

DEFINISI
Pasangan suami-isteri pada usia reproduksi, melakukan kohabitasi sebagai mana layaknya (2-3 kali seminggu), tanpa menggunakan kontrasepsi, tidak hamil selama 2 tahun masa usaha untuk menjadi hamil.

PRINSIP DASAR
Suami dan isteri merupakan satu kesatuan biologik. Kehendak untuk mendapatkan anak merupakan kehendak bersama. Faktor penyebab biasanya adalah: suami 40%, isteri 40%, suami dan isteri 20%. Tidak ada jaminan bahwa pemeriksaan dan pengobatan selalu berhasil. Pemeriksaan dasar bergantung dari fasilitas yang dimiliki. Merujuk pasien ke tempat yang mempunyai fasilitas yang lebih baik, atau menghentikan pemeriksaan dan pengobatan (sesuai dengan fasilitas yang dimiliki, dan kemampuan finansial pasien), apabila dalam 2 tahun, paling lama 3 tahun pengobatan tidak membuahkan hasil kehamilan.

PRINSIP DASAR
Faktor penyebab utama antara lain: analisis mani yang buruk, hormonal termasuk endometriosis, infeksi, dengan segala dampaknya, seperti oklusi tuba, dan perlekatan genitalia interna. Pengobatan dilaksanakan berdasarkan faktor penyebab. Prognosis bergantung faktor penyebab, lama kawin, dan lama usaha untuk mendapatkan kehamilan.

DIAGNOSIS
Suami: Anamnesis seperti lazimnya, termasuk riwayat penyakit dan seksual. Pemeriksaan jasmani, termasuk genitalia eksterna. Pemeriksaan laboratorium dasar, darah dan urine. Analisis mani. Pemeriksaan hormonal, bila mungkin. Sedapat mungkin bekerjasama dengan ahli Andrologi atau Urologi.

DIAGNOSIS
Isteri: Anamnesis seperti lazimnya, termasuk riwayat penyakit dan seksual. Pemeriksaan jasmani, payu dara (kolostrum, galaktorea, benjolan), dan genitalia sebagaimana lazimnya. Pemeriksaan laboratorium dasar, darah dan urine, bila mungkin hormon prolaktin. Pemeriksaan Suhu Basal Badan (SBB), selama 3 bulan berturut-turut. Biopsi endometrium pada haid hari ke 20-24, bila mungkin. Pemeriksaan hormon reproduksi, bila mungkin Pemeriksaan ultrasonografi daerah pelvis. Pemeriksaan histerosalpingografi. Pemeriksaan histero-laparoskopi diagnostik, yang dilanjutkan dengan histero-laparoskopi-operatif, bila mungkin.

MANAJEMEN
Bergantung faktor penyebab. Pengobatan bertujuan untuk meningkatkan fungsi reproduksi. Berbagai cara pengobatan antara lain: konseling kejiwaan, pemberian antibiotika, inseminasi mani (suami) dengan berbagai modifikasi, kuretase, induksi ovulasi, induksi spermatogenesis, koreksi defek anatomi dan fisiologi dari organ genitalia (al: miomektomi, kistektomi, salpingopelviolisis), dan pengobatan khusus seperti pada endometriosis. Invitro fertilisasi dan Embryo Transfer (IVF-ET) dengan berbagai modifikasi, apabila usaha di atas tidak menghasilkan kehamilan.

Pasangan Suami-Istri Dengan Infertilitas Poliklinik Infertilitas : Wawancara Pemeriksaan Fisik Umum Pemeriksaan Genital Singkirkan : Amenore Galaktore

Siklus Haid Spontan

Terapi sesuai temuan

Normal

Sperma Analisa

Abnormal Ulang SA 2-3 kali interval 1 bulan Abnormal Tetap Abnormal

Post Coital Test Terjadwal Normal

Usia Ibu <30 thn

Umur > 30 thn dan atau Kawin > 2 thn

Ulang 1 Siklus Dgn Ethinil Estradiol

Konsultasi bagian Andrologi

Induksi dgn CC 3 siklus Monitoring Folikel (TVS) Senggama Terjadwal Tidak Hamil Laparoskopi Diagnostik Normal Konservatif Hamil (-) IVF

Kualitas Lendir Serviks Jelek Laparoskopi Diagnostik

Penetrasi Sperma (-)

Abnormal

Normal I. U. I. 6 Siklus Hamil (-)

Uji Mukus Serviks Dan Uji Pasca Sanggama (Post Coital Test/PCT) Tujuannya adalah mengevaluasi faktor serviks pada pasangan infertil dengan haid spontan, tanpa galaktore. Prosedur: Pasangan diminta tidak bersanggama 3 hari sebelum pemeriksaan. Sanggama pada hari pemeriksaan dilakukan pada dini hari/pagi-pagi dan pemeriksaan dilakukan 2-8 jam setelah sanggama, pada hari XII menstruasi. Istri dibaringkan pada meja ginekologi. Mulut rahim ditampakkan dengan menggunakan speculum yang kering. Dengan spuit tuberculin + abbocath sediaan diambil dari forniks posterior, dan ditaruh di gelas objek, ditutup dengan gelas penutup (sediaan UPS I). Mulut rahim dibersihkan dengan kapas kering. Dengan spuit tuberculin lain lendir serviks diambil dari kedalaman 1-2, 5 cm, dilihat jumlah lendir (ml), dan ditaruh di gelas objek kemudian ditutup dengan gelas penutup. Gelas penutup diangkat untuk menilai pembenangan (senti meter). Selanjutnya diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 400 x. Setelah pemeriksaan UPS selesai dilanjutkan dengan melihat apakah terdapat sel-sel radang kuman atau parasit. Selanjutnya gelas objek dikeringkan perlahan-lahan pada nyala api alcohol, dan diperiksa sekali lagi di bawah mikroskop, untuk menilai daya mendaun pakis.

1)Penilaian: a.Uji Mukus Serviks.

Skor 0 Jumlah (ml) Spinbarkeit (cm) Daya mendaun pakis (fem test) 0 <1 Tidak ada 1 0,1 1-4 Bentuk tdk jelas 2 0,2 5-8 Ada cabang pertama & kedua 3 0,3 >8 Ada cabang ketiga dan keempat

Viskositas

Sangat kental

Kental sedang

Kental ringan

Encer

Jumlah sel radang Interpretasi:

> 20

11-12

1-10

0 Skor < 10 : jelek

Skor 15 : Optimal,

Skor 10-14 : baik,

b. Uji Pasca Sanggama (UPS/PCT).

Motalitas (%) Sediaan Jumlah Sperma Kualitas Kuantitas 0 1 2 3

Forniks posterior

Endoserviks

Kualitas : 0 : Tidak Bergerak 1 : Bergerak ditempat 2 : bergerak lambat lurus atau tidak lurus 3 : bergerak maju cepat dan lurus

Kuantitas :1+2+3 Memuaskan : 20 sperma : dengan skor 3 Jelek : < 10 sperma

Anda mungkin juga menyukai