Anda di halaman 1dari 12

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIZAR,

MATARAM
SEMESTER IV, T.A. 2010/2011
MODUL TUMBUH-KEMBANG
SKILL-LAB : ANTROPOMETRI
DOSEN : dr. INDRADJID, MS.
WAKTU : JUNI 2011

I. PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan adalah 2 (dua) peristiwa yang berbeda
tetapi saling berkaitan.
1. Pertumbuhan (growth)
perubahan ukuran besar, jumlah, volume
atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu. Yang diukur adalah :
a) Ukuran berat
gram, kilogram
b) Ukuran panjang
Cm, meter
c) Tebal lipatan kulit.
2. Perkembangan (development) adalah tambahnya kemampuan (skill)
dari struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini terkait dengan
proses diferensiasi dari sel, jaringan, organ dan sistem organ untuk
memenuhi fungsinya, termasuk juga perkembangan emosi, intelektual
dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
3. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik anak yang
dapat dinilai dari status gizi-nya.
II. PENILAIAN STATUS GIZI (PSG)
1. Status gizi adalah keadaan gizi seseorang yang merupakan gambaran
apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu lama zat gizi
2. Status gizi dinyatakan dalam :
a) Normal
b) Kurang
c) Berlebih
Status gizi kurang dan berlebih mempunyai tingkat ringan, sedang, berat
dan semuanya disebut malnutrisi / gizi salah.

3. Peran dalam kedudukan PSG adalah untuk mengetahui status gizi


yaitu ada-tidaknya malnutrisi pada individu atau masyarakat.
4. PSG adalah interpretasi dari data yang didapatkan dengan
menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi populasi atau
individu yang berisiko malnutrisi terutama dengan status gizi buruk.
5. Metode dalam PSG dibagi 3 (tiga) kelompok :
A. PSG tidak langsung
a) Malnutrisi dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian
berkaitan dengan penyakit infeksi seperti tuberculosis : Hal ini
merupakan efek dari kombinasi ketidak cukupan intake gizi dan
infeksi.
b) Penyakit infeksi akan memperburuk status gizi, misalnya diare yang
masih menyebabkan kematian utama dinegara berkembang, sering
terjadi bersamaan dengan Kurang Energi Protein (KEP) dan keduanya
saling memperberat.
B. PENILAIAN MELALUI VARIABEL EKOLOGI
Malnutrisi merupakan masalah ekologi yang merupakan hasil akhir dari
interaksi multifaktor dari lingkungan fisik, biologis, sosial, politik,
budaya.
C. PSG secara langsung
Ada beberapa penilaian :
a) Pemeriksaan BIOKIMIA
tes laboratorium biokimia, hematologi,
parasitologi, mikrobiologi terhadap spesimen yang akan di uji,
seperti darah urine, tinja dan jaringan tubuh lainnya.

b) Pemeriksaan tanda klinik


perubahan yang terjadi akibat
kekurangan/ kelebihan asupan zat gizi tertentu, misalnya :
Pucat pada konjumativa
anemia
BITOT Spot
kurang Vit. A
Gusi sering berdarah
kurang Vit. C
Pembesaran kel. Gondok
kurang yodium
Odema pada anak balita
KEP
Kelebihan : murah, cepat, mudah.
Kekurangan : - subjektip
perlu standarisasi
- sering bersamaan dengan penyebab infeksi.
c) Pemeriksaan BIOFISIK
Night blindness test
untuk rabun senja
Energy expenditure and work capacity
dihubungkan dengan
anemia
d) PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Pengukuran terhadap dimensi dan komposisi tubuh.
Sering digunakan untuk menilai dua masalah gizi utama :
KEP : anak dan ibu hamil
Obesitas : semua kelompok umur.
Kelebihan : mudah, cepat, objektif, gradable.

Kekurangan :
Butuh data referensi yang relevan (standar)
Kesalan dapat muncul dari :
Alat yang belum di kalibrasi
Obsorver kurang trampil
Kesalahan pemukuran pembacaan
Tidak dapat mengukur defisiensi zat gizi mikro

III. JENIS PENGUKURAN ANTROPOMETRI


A. MENILAI PERTUMBUHAN.
Pada anak-anak, parameter umur merupakan variable bebas yang
penting untuk menilai pertumbuhan dengan mengukur dimensi linier
tubuh (lingkar kepala, panjang/ tinggi badan) dan dimensi masif tubuh
yaitu berat badan.
1. Paremeter Berat Badan terhadap Umur (BB/U)
Berat badan sebagai indikator semua komposit massa tubuh, adalah
parameter yang cepat berubah (naik dan turun), tergantung terpenuhi
atau tidaknya kebutuhan energi dan protein dari intake makanan
maka berat badan lebih menggambarkan KEP akut. Pada anak yang
menderita KEP akut akan mengalami penurunan berat badan dan
nampak kurus (wasting).

2. Parameter Tinggi Badan terhadap Umur (TB/U)


- Tinggi badan menggambarkan pertumbuhan kerangka tubuh secara
linier, yang relatif lebih lambat dibanding pertambahan berat badan
dan tidak mungkin menurun. Indikator ini (TB/U) lebih
menggambarkan KEP kronis, dimana anak nampak lebih pendek
dibanding teman sebayanya
disebut stunting.
3. Parameter Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB).
- Karena gabungan dari berat badan dan tinggi badan, maka dapat
menggambarkan KEP kronik dan akut. Bila terjadi bersama, maka
anak nampak kurus dan pendek (wasting & stunting).
4. Indeks Massa Tubuh (IMT = BMI)
Merupakan indikator turunan dari berat dan tinggi badan yang
digunakan secara luas untuk menilai status gizi.
perhitungan IMT diberlakukan untuk orang dewasa

BB (Kg)
IMT
(TB (m)) 2

5. Berat Badan Ideal (BBI)


Umumnya untuk orang dewasa; menurut rumus Brocca
BBI (Kg) = TB (Cm) 100 (10% x (TB 100)).

6. Lingkar Lengan terhadap Umur (LLA/U)


LLA dipakai sebagai tolak ukur jaringan otot dan lemak subkutan yang
menggambarkan cadangan energi tubuh.
Sangat cepat pertumbuhannnya pada tahun pertama kehidupan, kemudian
menjadi agak mendatar.
Indikator ini cepat menurun pada KEP, tetapi meningkat lambat pada
obesitas.
Mudah dilakukan dengan alat sederhana berupa pita ukur, sehingga dapat
dilakukan dengan cepat
Laju tumbuh lambat, dari 11 cm saat lahir, menjadi 16cm pada umur satu
tahun, kemudian tidak banyak berubah sampai umur 3 tahun
terbatas
pada KEP berat.
Titik pengukuran pada pertengahan lengan atas
Cut off boint balita KEP adalah < 12 cm dan KEK Wus/ BUMIL adalah <
23,5 cm.
7. Lingkar Kepala (LK)
LK mencerminkan volume intrakranial, sehingga dipakai untuk manaksir
volume otak.
Sampai saat ini yang dipakai acuan untuk LK adalah kurve LK Nellhaus
(1968) yang diperoleh dari 14 penelitian LK didunia, dimana tidak terdapat
perbedaan bermakna terhadap suku bangsa, ras, geografi.
Pertumbuhan paling pesat pada 6 bulan pertama kehidupan yaitu dari 34
cm saat lahir, menjadi 44 cm pada umur 6 bulan; umur 1 tahun menjadi 47

LK kecil
kepala kecil :
Variasi normal
Bayi kecil
Keturunan
Refardasi mental
Kraniostenosis
LK besar
kepala besar :
Varias normal
Bayi besar
Tumor serebri
Keturunan
Efusi subdural
Hidrosefalus
Megalensetal
Penyakit Canavan.
Untuk menilai apakah kepala kecil atau besar tersebut masih dalam
batas normal, harus diperhatikan gejala klinik yang menyertainya.

8. Tebal Lipatan Kulit (TLK)


TLK pada daerah triceps dan subskapular merupakan refleksi
pertumbuhan jaringan lemak dibawah kulit yang mencerminkan
kecukupan energi.
Dalam keadaan defisiensi TKL menipis dan pada gizi lebih, TLK
menebal.
Reliabilitas TLK pada anak-anak kurang bila dibanding orang dewasa,
dan juga bervariasi menurut lokasi anatomi dan seks.
Lokasi pengukuran TLK yang dianjurkan
triceps, biceps subskapula
dan suprailika.
Lemak subkutan kira-kira 11% BB pada laki-laki dan 18% BB pada
wanita. Lemak subkutan kira-kira 50% dari seluruh lemak tubuh
(massa lemak)
Dari pengukuran TLK, dapat diperkirakan jumlah total lemak tubuh
dengan beberapa rumus.
a) Rumus Durnin dan Womersky
mengukur densitas tubuh (D)
D = c-m x log jumlah 4 TLK (biceps, triceps, subskapula,
4,95

suprailiaka)
%
lemak
tubu
h

4
,
50
x
100%

D dalam tabel Durnin-Womersly


- c, m adalah
angka konstanta
sesuai
kelompok umur, seks.
b) Rumus Siri (1991)

B. EVALUASI STATUS GIZI DENGAN INDEKS ANTROPOMETRI


1. Untuk dapat diinterpretasi, maka parameter, indeks dan indikator
antropometri dibandingkan dengan standar acuan, antara lain
klasifikasi WHO-NCHS (Nasional Center for Health Statistics); Gomez,
Wellcome, Waterlow.
2. Menurut klasifikasi WHO-NCHS
1) Status gizi baik, berada pada daerah median 25D
2) Status gizi kurang, berada dibawah -25D
3) Status gizi lebih, berada diatas +25D.
Klasifikasi ini umumnya dipakai sebagai patokan dasar penentuan KEP
oleh sebagia besar negara dunia.
3. Pembanding indikator antropometri dari NCHS.
INDIKATOR

-25D (%)

MEAN (MEDIAN)
(%)

+25 (%)

-BB/U

80

100

120

-BB/TB

80

100

120

-TB/U

90

100

110

-LLA/U

85

100

115

4. Klasifikasi status gizi anak lainnya


NO

KLASIFIKASI

a)

Gomez
BB/U

b)

c)

Wellcome
BB/U

WATERLOW
TB/U

% STD.
NCHS

STATUS GIZ

90-100
75-89
60-74
<60

Normal
Grade I/Malnutrisi
ringan
Grade II/Malnutrisi
sedang
Grade III/Malnutrisi
berat

60-70
<60

TANPA ODEM
GIZI KURANG
MARASMAS

90-94
85-89
<85

STUNTING
Ringan
Sedang
Berat

80-89
70-79
<70

WASTING
Ringan
Sedang
berat

BB/U

KET. LAIN

ODEMATOUS
KWASHIORKOR
MARASMICKWASHIORKOR

Referensi :
-Arisman, MB (2008) : Gizi Dalam Daur Kehidupan, Ed-2, Penerbit EGC,
Jakarta.
-FKM UI (2007) : GIZI dan KESEHATAN MASYARAKAT. PT. RAJA GRAFINDO
PERSADA, JAKARTA
-SOETJININGSIH (1995) : TUMBUH KEMBANG ANAK. PENERBIT EGC,
JAKARTA
-WETA, I. W (2000) : ILMU GIZI KLINIK, Ed.1. LABORATORIUM ILMU GIZI, FK.
UNUD, DENPASAR, BALI.

Anda mungkin juga menyukai