Anda di halaman 1dari 42

LUKA BAKAR

Kelompok RPBB : Abdul Azis Marwan Beny Apriyanza Chairina Fatimah Inda Permata Sari Indri Sulastri Nana Ade Primana Nanda Putri Humaira

LAPORAN KASUS

IDENTITAS
Nama Usia Alamat : : : Adria Ramadhan 4 tahun senubuk baru

Agama Masuk RS

: :

Islam selasa, 04 juni 2013 pukul 20.30 WIB

ANAMNESE PENYAKIT
Kesadaran compos mentis, BB 15 kg Primary survey A : Bebas, B : Spontan, frekuensi nafas 27x/menit, reguler, C : Akral hangat,frekuensi nadi 98x/menit, suhu afebris 37C D : GCS 15, E4M6V5

Secondary survey Keluhan utama : Luka bakar pada wajah, leher sampai ke dada. Telaah : Os datang ke IGD dengan luka bakar akibat tersiram air panas 1jam sebelum dibawa ke RSUD Langsa. Os berlari mendekati ibunya yang sedang menuang air yg baru saja dimasak. Kemudian os tersiram air panas yg mengenai wajah, leher hngga dada. Sesak (-), pingsan (-) RPT :RPO :-

Status Lokalisata
Kepala dan wajah : deformitas(-), bibir edema (-) tampak bula pada sisi kiri wajah (+) Mata : ikterik (-), anemis (-) edema palpebra dextra (+) dan palpebra sinistra sulit untuk dibuka. Leher : pembesaran KGB (-), trakhea midline (+N), terdapat bula pada sisi kiri leher. Dada : simetris, hiperemis (+) Eks. Atas dan bawah : Dalam Batas Normal

Kepala dan leher : 20 % Thorax anterior : 10 % Thorax posterior : 0 % Ext. atas kanan : 0 % Ext. atas kiri :0% Ext. bawah kanan : 0 % Ext. bawah kiri : 0 % Genitalia :0%+ Total : 30 %

PEMERIKSAAN PENUNJANG
RUTIN Hb : 10,6 g/dL Ht : 29,3 % Leukosit : 13.600/L Trombosit : 304.000/L

DIAGNOSIS KERJA
Combustio grade I-II 30% ec. Scalds (air panas)

TATALAKSANA
IVFD

: RL 8 jam pertama 38 tts/menit RL 16 jam kedua 20 tts/menit debridement + burnazin Inj. ATS 1500 iu Inj. Cefotaxim 250 mg/12 jam Inj. Noralges 150mg/8jam Paracetamol 3x1 1/2

PEMBAHASAN UMUM

DEFINISI
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut.

ETIOLOGI
Paparan api
Flame Benda panas (kontak)

Scalds (air panas) Uap panas Gas panas

Aliran listrik Zat kimia Radiasi Sunburn

KLASIFIKASI LUKA BAKAR


Derajat I
Kerusakan terbatas pada bagian epidermis Kulit kering, eritema Nyeri Tidak ada bula

Derajat II
Meliputi epidermis dan sebagian dermis Terdapat proses eksudasi Ada bula Dasar luka berwarna merah/pucat Nyeri

Derajat III
Kerusakan meliputi seluruh dermis dan lapisan yg lebih dalam Tidak ada bula Kulit berwarna abu-abu dan pucat Kering Tidak nyeri

Luas Luka Bakar


Rumus 9 atau rule of nine untuk orang dewasa
Luas kepala dan leher, dada, punggung, pinggang dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas kiri, paha kanan, paha kiri, tungkai dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing-masing 9%. Daerah genitalia = 1%.

Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil.
Rumus 10 untuk bayi Rumus 10-15-20 untuk anak.

PEMBAGIAN LUKA BAKAR


Luka bakar berat (major burn)
Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di atas usia 50 tahun Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada butir pertama Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan luas luka bakar Luka bakar listrik tegangan tinggi Disertai trauma lainnya Pasien-pasien dengan resiko tinggi

Luka bakar sedang (moderate burn)


Luka bakar dengan luas 15 25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 % Luka bakar dengan luas 10 20 % pada anak usia < 10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 % Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum

Luka bakar ringan


Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum

PATOFISIOLOGI
1. Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang terkena suhu tinggi rusak, sel darah yang di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. 2 Meningkatnya permeabilitas menyebabkan udem dan menimbulkan bula dengan membawa serta elektrolit. Hal ini menyebabkan berkurangnya volume cairan intra vaskuler. Tubuh kehilangan cairan antara % - 1 %, Blood Volume setiap 1 % luka bakar. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan tambahan karena penguapan yang berlebih (insensible water loss meningkat).

3. Bila luka bakar lebih dari 20 % akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas yaitu : gelisah, pucat dingin berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun dan produksi urine menurun (kegagalan fungsi ginjal).

4. Pada kebakaran daerah muka dapat terjadi kerusakan mukosa jalan nafas karena gas, asap atau uap panas yang terisa. Gejala yang timbul adalah sesak nafas, takipneu, stridor, suara serak dan berdahak berwarna gelap karena jelaga. Dapat juga terjadi keracunan gas CO atau gas beracun lain. CO akan mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga tak mampu mengikat oxygen lagi. Tanda keracunan yang ringan adalah lemas, binggung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan berat terjadi koma. Bila lebih 60 % hemoglobin terikat CO, penderita akan meninggal.

5. Pada luka bakar yang berat terjadi ileus paralitik. Stres dan beban faali yang terjadi pada luka bakar berat dapat menyebabkan tukak di mukosa lambung atau duodenum dengan gejala yang sama gejala tukak peptic. Kelainan ini dikenal dengan Tukak Curling yang dikhawatirkan pada tukak Curling ini adalah pendarahan yang timbul sebagai hematesis melena.

Cedera Panas Edema Kehilangan Epitel Hipermetabolism

Syok Imunosupresi
Paru Ginjal Usus Malnutrisi

Kehilangan protein

Insuf. Paru

ARF

Ileus

Transl. Bakteri

Infeksi Luka

ARDS

ATN

Sepsis

MODS Kematian

FASE LUKA BAKAR


Fase awal, fase akut, fase syok
Pada fase ini penderita luka bakar, seperti penderita trauma lainnya, akan mengalami ancaman dan gangguan airway (jalan napas), breathing (mekanisme bernafas) dan gangguan circulation (sirkulasi).

Fase setelah syok berakhir, fase sub akut Fase ini berlangsung setelah fase syok berakhir atau dapat teratasi. Luka yang terjadi dapat menyebabkan beberapa masalah yaitu : a. Proses inflamasi atau infeksi. b. Problem penutupan luka c. Keadaan hipermetabolisme

Fase lanjut Berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya maturasi jaringan. Masalah yang dihadapi adalah penyulit dari luka bakar seperti parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain

Pembagian zona kerusakan jaringan



Zona koagulasi, zona nekrosis (Daerah yang lsg mgalami kerusakan) Zona statis
Daerah yang berada disekitar zona koagulasi Kerusakan endotel p. darah, trombosit, leukosit gangguan perfusi (no flow phenomena) --> perubahan permeabilitas kapiler dan respon inflamasi lokal 12-24 jam pasca cedera

Zona hiperemi
Daerah diluar zona statis Vasodilatasi, reaksi sellular (-)

Zona hiperemi
Daerah diluar zona statis Vasodilatasi, reaksi sellular (-)

Epidermis Dermis

Zona Koagulasi
Zona Statis Zona Hiperemi

Jaringan Sub-Kutis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah Urinalisis Pemeriksaan keseimbangan elektrolit Analisis gas darah Radiologi jika ada indikasi ARDS Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis SIRS dan MODS

TATALAKSANA RESUSITASI
Tatalaksana resusitasi jalan nafas:
Intubasi Krikotiroidotomi (terlalu agresif dan menimbulkan morbiditas lebih besar dibanding intubasi) Pemberian oksigen 100% Perawatan jalan nafas Penghisapan sekret (secara berkala) Pemberian terapi inhalasi Bilasan bronkoalveolar Perawatan rehabilitatif untuk respirasi Eskarotomi pada dinding toraks memperbaiki kompliansi paru

Tatalaksana resusitasi cairan


Resusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan pengganti. Cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini: Cara Evans Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam 2.000 cc glukosa 5% per 24 jam Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

Cara Baxter Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL


Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

Terapi pembedahan pada luka bakar


Eksisi dini tindakan pembuangan jaringan nekrosis dan debris (debridement) yang dilakukan dalam waktu < 7 hari pasca cedera termis. Untuk mengatasi kasus luka bakar derajat II dalam dan derajat III. Tindakan ini diikuti tindakan hemostasis dan juga skin grafting (dianjurkan split thickness skin grafting). Eksisi dini terdiri dari eksisi tangensial dan eksisi fasial

Skin grafting
Tujuan dari metode ini:
Menghentikan evaporate heat loss Mengupayakan agar proses penyembuhan terjadi sesuai dengan waktu Melindungi jaringan yang terbuka

Teknik mendapatkan kulit pasien secara autograft dapat dilakukan secara split thickness skin graft atau full thickness skin graft

Untuk memaksimalkan penggunaan kulit donor, kulit donor tersebut dapat direnggangkan dan dibuat lubang lubang pada kulit donor (seperti jaring-jaring dengan perbandingan tertentu, sekitar 1 : 1 sampai 1 : 6) dengan mesin. mess grafting. Ketebalan dari kulit donor tergantung dari lokasi luka yang akan dilakukan grafting, usia pasien, keparahan luka dan telah dilakukannya pengambilan kulit donor sebelumnya. Pengambilan kulit donor ini dapat dilakukan dengan mesin dermatome ataupun dengan manual dengan pisau Humbly atau Goulian.

Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyatuan kulit donor dengan jaringan yang mau dilakukan grafting adalah:
Kulit donor setipis mungkin Pastikan kontak antara kulit donor dengan bed (jaringan yang dilakukan grafting), hal ini dapat dilakukan dengan cara :
Cegah gerakan geser, baik dengan pembalut elastik (balut tekan) Drainase yang baik Gunakan kasa adsorben

PROGNOSIS
Prognosis dan penanganan luka bakar tergantung:
Dalam dan luasnya permukaan luka bakar Penanganan sejak awal hingga penyembuhan Letak daerah yang terbakar Usia dan keadaan kesehatan penderita Penyulit juga mempengaruhi progonosis pasien. Penyulit yang timbul pada luka bakar: gagal ginjal akut, edema paru, SIRS, infeksi dan sepsis, serta parut hipertrofik dan kontraktur.

Anda mungkin juga menyukai