PENDAHULUAN
PENGERTIAN
Luka
bakar
luka
yang
terjadi tubuh
akibat dengan
bersentuhannya
permukaan
benda yang menghasilkan panas atau zat-zat yang bersifat membakar yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan-jaringan yang lebih dalam
Lapisan epidermis atau kutikel Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin) Lapisan subkutis (hypodermis)
Lapisan epidermis Terdiri atas : stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, dan stratum basale
paling luar : bbrp lapis sel-sel gepeng&mati, tidak berinti, &protoplasmanya telah berubah mjd keratin
Stratum lusidum
Mrpk 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dg sitoplasma berbutir kasar = keratihialin dan terdapat inti di antaranya keratihialin
tdd bbrp lapis sel bentuk poligonal yg besarnya berbeda-beda Protoplasmanya jernih glikogen, dan inti di tengahtengah
Stratum basale
sel-sel berbentuk kubus (kolumnar) tersusun vertikal pd prbatasan dermo-epidermal berbaris ~ pagar
(palisade)
Mrpk lapisan epidermis paling bawah Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel yaitu :
o o
Sel-sel bentuk kolumnar Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell
Lapisan dermis
Lapisan subkutis
Kelenjar ekrin
Kelenjar apokrin
Kuku, adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal, tdd :
Nail root
Nail plate
Nail groove Eponikium Hiponikium
Rambut
Tdd bagian yg terbenam dlm kulit (akar rambut) dan bagian yang berada di luar kulit (batang rambut)
Fungsi proteksi Fungsi absorpsi Fungsi ekskresi Fungsi persepsi Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) Fungsi pembentukan pigmen Fungsi keratinisasi Fungsi pembentukan vitamin D
PATOFISIOLOGI
awal/akut/syok
Kehilangan kulit luas pd luka bakar, terjadi penguapan cairan tubuh yg brlebihn, yg disertai pengeluaran protein & energi, shg tjd ggg metabolism&mdh terinfeksi
..PATOFISIOLOGI
Reaksi inflamasi yang berkepanjangan akibat luka bakar menyebabkan kerapuhan jaringan dan struktur-struktur
dari saat kejadian sampai perawatan di IRD/ unit luka bakar mengalami ancaman gangguan ABC Gangguan airway dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah trauma, atau jg dalam 48-72 jam pasca trauma
Cedera inhalasi : penyebab utama px fase akut Pd fase ini dapat terjadi juga ggg keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera termal sistemik
Fase subakut
Fase ini berlangsung setelah fase syok berakhir atau dapat teratasi Luka yang terjadi dapat menyebabkan beberapa masalah yaitu :
o o o
Keadaan hipermetabolisme
Fase lanjut
Penderita sudah dinyatakan sembuh tetapi tetap rawat jalan Problem : parut yg hipertropik, keloid, ggg pigmentasi, deformitas&kontraktur
ETIOLOGI
Luka Bakar Termal kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya
Luka Bakar Elektrik disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh
Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara
gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh
Luka Bakar Radiasi terpapar dengan sumber radioaktif dan terbakar oleh terpapar sinar matahari terlalu
Dahulu Dupuytren membagi atas 6 tingkat, sekarang lebih praktis hanya dibagi 3 tingkat/derajat
Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superficial) Kulit hiperemik berupa eritem, tidak di jumpai bullae, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis Berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi Terdapat bullae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi Dibedakan atas dua bagian :
Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari corium/ dermis
Derajat
Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa-sisa jaringan epitel tinggal sedikit
Adneksa kulit tinggal sedikit Penyembuhan lebih lama dan disertai parut hipertrofi Biasanya penyembuhan terjadi lebih dari satu bulan
Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih dalam sampai mencapai jaringan subkutan, otot dan tulang.
Organ kulit mengalami kerusakan, tidak ada lagi sisa elemen epitel
bullae, kulit yang terbakar berwarna abu2 dan lebih pucat sampai berwarna hitam kering
rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung-ujung sensorik rusak Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi epitelisasi spontan
: : : : :
o
o
Genetalia/perineum :
Total :
1%
100%
Umur 5 tahun
Kepala dan laher Lengan @ 9% Badan depan Badan belakang Tungkai @16%
Kepala dan laher Lengan @ 9% Badan depan Badan belakang Tungkai @14%
Umur 15 tahun
:18% :28 %
:10% :18%
Badan depan
Badan belakang Tungkai @ 18%
:18%
:18% :36 %
Luka bakar derajat II < 15% Luka bakar derajat II < 10% pada anak-anak Luka bakar derajat III < 2%
bakar berat
DIAGNOSIS
Diagnosis atas dasar gambaran klinis, klasifikasi dari luka bakar dan anamnesis
Anamnesis :
Anak
Dewasa
PENATALAKSANAAN
Prinsip :
o
o o
penutupan lesi sesegera mungkin pencegahan infeksi, mengurangi rasa sakit pencegahan trauma mekanik pada kulit yang vital dan elemen di dalamnya pembatasan pembentukan jaringan parut
..PENATALAKSANAAN
..PENATALAKSANAAN
2.
..PENATALAKSANAAN
Cara Evans
o
Berat badan (kg) x % luka bakar x 1 cc NaCl(1) Berat badan (kg) x % luka bakar x 1 cc larutan koloid(2) 2000 cc glukosa 5%(3)
Separuh dari jumlah (1), (2), dan (3) diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua. Sebagai monitoring pemberian cairan dilakukan penghitungan diuresis
..PENATALAKSANAAN
Cara Baxter
o
Hari pertama
Dewasa : ringer laktat 4 cc x berat badan x % luas luka bakar per jam
24
Anak
Kebutuhan faali :
..PENATALAKSANAAN
3. Berikan analgetik morfin atau petidin i.v. Hati-hati pemberian i.m karena dg sirkulasi yang terganggu penimbunan di dalam otot 4. Lakukan pencucian luka setelah sirkulasi stabil debridement antiseptik : Betadine atau nitras argenti 0,5%
yang terjadi pada luka krim : silver nitrat 0,5%, mafenide acetate 10%,
silver sulfadiazine 1%, atau gentamisin sulfat 6. Kompres nitras argenti yang selalu dibasahi tiap 2 jam efektif sebagai
KOMPLIKASI
Kegagalan
karena infeksi
PROGNOSA
Aliran listrik (arusbolak-balik) energi dalam jumlah besar, berasal dari sumber listrik, mll bagian tubuh yang kontak dengan sumber listrik (luka masuk) dialirkan melalui bagian tubuh yang memiliki resistensi paling rendah (cairan, darah/pembuluh darah). Kerusakannya dapat bersifat ekstensif lokal maupun sistemik (otak/encefalopati, jantung/ fibrilisasi ventrikel, dsb.)
Loncatan udara yang ditimbulkan oleh udara yang berubah menjadi api Kerusakan jaringan bersifat lambat tapi pasti dan tidak dapat diperkirakan luasnya OK kerusakan sist. PD di sepanjang bagian tubuh yang dialiri listrik (trombosis, oklusi kapiler).
Pemeriksaan dari kepala sampai kaki Pakaian dan perhiasan Periksa titik kontak Estimasi luas luka bakar/ derajat luka bakarnya Pemeriksaan neurologis Pemeriksaan trauma lain, patah tulang/ dislokasi Kalau perlu pasang endotrakeal intubasi
Resusitasi
Bila didapatkan luka bakar, dapat diberikan cairan 2-4cc/ kg/ luas luka bakar Kalau didapatkan haemochromogen (myoglobin), urine output dipertahankan antara 75100 cc/ jam sampai urine tampak menjadi jernih.
Sodium bicarbonate dapat ditambahkan pada ringer laktat sampai pH>6,0 Manitol jarang digunakan
Cardiac monitoring
Pada kebakaran dalam ruang tertutup (in-door) Luka bakar mengenai daerah muka/ wajah Dapat merusak mukosa jalan napas Edema laring hambatan jalan napas
Gejala :
Sesak napas Takipnea Stridor Suara sesak Dahak berwarna gelap (jelaga)
Riwayat terjebak dalam rumah/ ruang terbakar Sputum tercantum arang Luka bakar perioral, hidung, bibir, mulut dan tenggorokan
Penurunan kesadaran
Tanda distress napas, rasa tercekik, tersedak, malas bernapas dan adanya wheezing atau rasa tidak nyaman pada mata atau tenggorokan (iritasi mukosa)
Pada fase awal kerusakan sal. napas akibat efek toksik yang langsung terhirup
stridor,
hasil kejadian), jam sampai
6. Pemeriksaan radiologik (foto thoraks) dikerjakan bila ada masalah pada jalan napas 7. Posisi penderita duduk atau setengah duduk 8. Pelaksanaan di ruang resusitasi instalasi gawat darurat
perselubungan/infiltrat pada paru baru dijumpai > 24 jam sampai 45 hari 6. Pemeriksaan radiologik (foto thoraks) dikerjakan bila ada masalah pada jalan nafas 7. Posisi penderita duduk atau setengah duduk
Bahan Konsentrasi
Volume
Lama kontak Mekanisme trauma
Penatalaksanaan :
Hati-hati terhadap komplikasi Komplikasi terhadap ibu dan janin Pada luka bakar 60% atau lebih menimbulkan terminasi spontan dari kehamilan
Penatalaksanaan :
Segera dilakukan stabilisasi airway. Hipoksia dapat terjadi pada ibu dan janin. Distres nafas dan hipoksia dapat menimbulkan resistensi vaskuler pada uterus, mengurangi uterus blood flow dan oksigen ke janin menurun
Komplikasi :
Terminasi kehamilan akibat hipotensi, hipoksia serta adanya gangguan cairan dan elektrolit Persalinan prematur Kematian intrauterin
TERIMA KASIH