Anda di halaman 1dari 4

Rekam Jejak Islam di Luar Pulau Jawa Oleh Yuni Dwi Lestari 1306370575 Judul : Perkembangan Islam di Indonesia

Pengarang : Drs. Margiono, M.Pd., Drs. Junaidi Anwar, Dra. Latifah. Data publikasi : Pendidikan Agama Islam 2 dan 3 Sejarah masuknya agama Islam dimulai sekitar abad ke-7 dan ke-8. Kedatangan para pedagang di Indonesia dari wilayah India (Gujarat), Arab dan Persia. Mereka berdagang di Indonesia dengan memperdagangkan rempah-rempah dan emas. Perdagngan berlangsung di Selat Malaka merupakan tempat persinggahan kapal-kapal paling ramai di Nusantara, maka dari itu melalui Selat Malaka yang berperan sebagai pintu gerbang ke lautan Nusantara, terjalinlah interaksi antara masyarakat Nusantara dengan para pedagang muslim yang singgah dan menawarkan barang dagangannya. Sambil menunggu angin musim yang baik, para pedagang asing tersebut melakukan interaksi dengan penduduk setempat, selain menjalin hubungan dagang, para pedagang asing membawa ajaran Islam beserta kebudayaannya sehingga semakin lama ajaran dan kebudayaan Islam berpengaruh terhadap penduduk setempat. Pada awalnya pengaruh Islam hanya berkembang di daerah-daerah pantai, namun lambat laun berkembang di wilayah pedalaman. Sebelum pengaruh islam masuk ke Indonesia, di kawasan ini sudah terdapat kontak-kontak dagang, baik dari Arab, Persia, India dan China. Islam secara akomodatif, akulturasi, dan sinkretis merasuk dan punya pengaruh di arab, Persia, India dan China. Melalui perdagangan itulah Islam masuk ke kawasan Indonesia. Dengan demikian bangsa Arab, Persia, India dan china punya nadil melancarkan perkembangan islam di kawasan Indonesia. Gerakan Dakwah adalah metode yang berdampak besar pada penyebaran agama Islam di pelosok nusantara, melalui 2 metode : 1. Ulama keliling : menyebarkan agama Islam (dengan pendekatan Akulturasi dan Sinkretisasi/lambing-lambang budaya). 2. Pendidikan pesantren : melalui sistem pendidikan Pondok Pesantren, Kyai sebagai pemimpin, dan santri sebagai murid.

Ditemukan dalam sejarah, bahwa komunitas pesantrean lebih intens keberagamannya, dan memiliki hubungan komunikasi ukhuwah (persaudaraan/ikatan darah dan agama) yang kuat. Proses terjadinya hubungan ukhuwah itu menunjukkan bahwa dunia pesantren memiliki komunikasi dan kemudian menjadi tulang punggung dalam melawan kolonial. Salah satu cara penyebaran agama islam ialah dengan cara mendakwah. Di samping sebagai pedagang, para pedagang Islam juga berperan sebagai mubaligh. Ada juga para mubaligh yang datang bersama pedagang dengan misi agamanya. Penyebaran Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para ulama mendatangi masyarakat objek dakwah, dengan menggunakan pendekatan sosial budaya. Pola ini memakai bentuk akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat yang dialiri dengan ajaran Islam di dalamnya. Di samping itu, para ulama ini juga mendirikan pesantren-pesantren sebagai sarana pendidikan Islam. Melalui metode pendekatan yang strategis dan ajaran yang di bawa adalah sebuah kebenaran. Para penyebar agama Islam berhasil menanamkan dasar ajaran agama Islam di nusantara. Meski pada awalnya proses penyebaran terjadi hanya di Sumatera dengan lingkup kecil, namun pada akhirnya penyebaran agama Islam terasa sampai ke timur nusantara dan berkembang sesuai dengan presentasi yang cukup besar. 1. Penyebaran Islam di Sumatera Jika diurutkan dari barat ke timur, Islam pertama kali masuk di Perlak, bagian utara Sumatra. Hal ini menyangkut strategisnya letak Perlak, yaitu di daerah Selat Malaka, jalur laut perdagangan internasional dari barat ke timur. Berikutnya ialah Kerajaan Samudra Pasai. Islam di Sumatra khususnya aceh dipercaya sebagai cikal-bakal penyebaran Islam di Nusantara. Penyebaran Islam dilakukan oleh para saudagar Arab yang hilir mudik berdagang dari Mesir, Persia, Gujarat ke Cina melalui Barus-Fansur yang dipastikan terletak di ujung barat pulau Sumatra. Islam telah berkembang di Aceh sejak abad VII. Keberadaannya dibawa oleh para saudagar Islam Arab dan bukan merupakan misi khusus penyebaran agama.

Selain dari perdagangan masuknya islam ke daerah Sumatra juga dipengaruhi oleh kerajaan kerajaan yang ada di Sumatra dan dakwah dakwah dari wali-wali atau ulama yang ada pada saat itu

2. Penyebaran agama Islam di Kalimantan Di Kalimantan, Islam masuk melalui Pontianak yang disiarkan oleh bangsawan Arab bernama Sultan Syarif Abdurrahman pada abad ke-18. Di hulu Sungai Pawan, di Ketapang, Kalimantan Barat ditemukan pemakaman Islam kuno. Angka tahun yang tertua pada makammakam tersebut adalah tahun 1340 Saka (1418 M). Jadi, Islam telah ada sebelum abad ke-15 dan diperkirakan berasal dari Majapahit karena bentuk makam bergaya Majapahit dan berangka tahun Jawa kuno. Di Kalimantan Timur, Islam masuk melalui Kerajaan Kutai yang dibawa oleh dua orang penyiar agama dari Minangkabau yang bernama Tuan Haji Bandang dan Tuan Haji Tunggangparangan. Di Kalimantan Selatan, Islam masuk melalui Kerajaan Banjar yang disiarkan oleh Dayyan, seorang khatib (ahli khotbah) dari Demak. Di Kalimantan Tengah, bukti kedatangan Islam ditemukan pada masjid Ki Gede di Kotawaringin yang bertuliskan angka tahun 1434 M. 3. Penyebaran agama Islam di Maluku Maluku sebagai daerah kepulauan merupakan daerah yang subur terkenal sebagai penghasil rempah terbesar. Untuk itu sebagai dampaknya banyak pedagangpedagang yang datang ke Maluku tersebut untuk membeli rempah-rempah tersebut. sudah Di antara

pedagang-pedagang

terdapat

pedagang-pedagang

yang

memeluk

Islam sehingga secara tidak langsung Islam masuk ke Maluku melalui perdagangan dan selanjutnya Islam disebarkan oleh para mubaligh salah satunya dari Jawa. Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di kepulauan Maluku. Maluku adalah kepualuan yang terletak di antara Pulau Sulawesi dan Pulau Irian. Jumlah pulaunya ratusan dan merupakan Kepulauan pulau Maluku yang bergunung-gunung sebagai serta keadaan tanahnya yang di subur. dunia. dan

terkenal

penghasil

rempah-rempah dalam

terbesar

Rempah-rempah perdagangan.

tersebut

menjadi

komoditi

utama

dunia

pelayaran

4. Penyebaran agama Islam di Sulawesi Di Sulawesi, Islam masuk melalui raja dan masyarakat Gowa-Tallo. Hal masuknya Islam ke Sulawesi ini tercatat pada Lontara Bilang. Menurut catatan tersebut, raja pertama yang memeluk Islam ialah Kanjeng Matoaya, raja keempat dari Tallo yang memeluk Islam pada tahun 1603.

Adapun penyiar agama Islam di daerah ini berasal antara lain dari Demak, Tuban,Gresik Minangkabau, bahkan dari Campa. Di Maluku, Islam masuk melalui bagian utara, yakni Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. Diperkirakan Islam di daerah ini disiarkan oleh keempat ulama dari Irak, yaitu Syekh Amin, Syekh Mansyur, Syekh Umar, dan Syekh Yakub pada abad ke-8.

5. Penyebaran agama Islam di Papua Islam di tanah Papua pertama kali dibawa oleh Imam Dzikir di Borombouw pada tahun 1405. Penyebaran agama Islam masuk melalui interaksi perdagangan dengan pedagang dari luar Papua seperti dari Sumatera, Sulawesi, dan Maluku. Imam Dzikir kemudian menetap di Pulau Adi dan mengajarkan Islam yang kemudian diterima oleh keluarga kerajaan, Pada tahun 1898, perkembangan Islam semakin membesar ketika NaroE, menggantikan Nduvin, ayahnya menjadi Raja Sran Kaimana V. Pada saat itu, NaroE menikah dengan anak kepala suku di Kaimana. Strategi ini untuk memperbesar kerajaan sekaligus untuk bertahan dari pengaruh Belanda yang sudah mulai masuk ke wilayah Papua. Perkembangan Islam di Kaimana banyak dipengaruhi oleh budaya Islam Sumatera, khususnya Aceh dan Maluku (Ternate hingga Tidore di Maluku Tengah). Alasannya karena seni budaya Islam yang berkembang di Kaimana lebih banyak menggunakan rebana dan tifa.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Junaidi, Margiono, dan Latifah. Pendidikan Agama Islam 2. Jakarta : Penerbit Yudhistira. 2007. Anwar, Junaidi, Margiono, dan Latifah. Pendidikan Agama Islam 3. Jakarta : Penerbit Yudhistira. 2007.

Anda mungkin juga menyukai