Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM KR 01 DISIPASI KALOR HOTWIRE

Nama/NPM Fak/Jurusan Grup dan Kawan Kerja Nomor Percobaan Nama Percobaan Tanggal Percobaan Koordinator Asisten

: : : : : : :

Yuni Dwi Lestari/1306370575 Teknik/Teknik Kimia A-12 KR-01 Disipasi Kalor Hot Wire Jumat pagi, 07 Maret 2014 Fera Gustina Purwati

LABORATORIUM FISIKA DASAR (UPP-IPD) Universitas Indonesia

Yuni Dwi Lestari/1306370575

KR 01 - DISIPASI KALOR HOT WIRE

I. TUJUAN Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara

II. ALAT PRAKTIKUM 1. Kawat Pijar (Hotwire) 2. Fan 3. Voltmeter dan Amperemeter 4. Camcorder 5. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali Otomatis

Yuni Dwi Lestari/1306370575

III. TEORI DASAR Electro-mechanic (semi otomatis) dengan sistem robotic (full automatic) seperti penggunaan Flexible Manufacturing Systems (FMS) dan Computerized Integrated Manufacture (CIM) dan sebagainya banyak gigunakan saat ini. Pada dasarnya model apapun yang digunakan dalam sistem otomasi pemabrikan sangat tergantung kepada keandalan sistem kendali yang berupa sensor dan transduser. Sensor dan transduser merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai peranan penting dalam sebuah sistem pengaturan otomatis. Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sebuah sensor akan sangat menentukan kinerja dari sistem pengaturan secara otomatis. Besaran masukan pada kebanyakan sistem kendali adalah bukan besaran listrik, seperti besaran fisika, kimia, mekanis dan sebagainya. Untuk memakaikan besaran listrik pada sistem pengukuran, atau sistem manipulasi atau sistem pengontrolan, maka biasanya besaran yang bukan listrik diubah terlebih dahulu menjadi suatu sinyal listrik melalui sebuah alat yang disebut transducer. Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja. Probe seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat baja. Masing masing ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang mengalir pada probe tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan , arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir.

P = v i t .........( 1 )

Yuni Dwi Lestari/1306370575

P : Energi listrik yang terdisipasi V : Tegangan listrik I : Arus listrik t : Perubahan waktu arus listrik Apabila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga merubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah. Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang dirumuskan sebagai :

Overheat ratio = Rw/Ra

Keterangan : Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara). Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan)

Gambar 1 Cara Kerja Probe Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan hubungan antara tegangan kawat (wire voltage , E) dengan kecepatan referensi (reference velocity , U) setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan dapat dievaluasi menggunakan persamaan tersebut. Persamaan yang didapat berbentuk persamaan linear atau persamaan polinomial.

Yuni Dwi Lestari/1306370575

Aliran udara memiliki tipe aliran turbulen bisa diukur kecepatannya. Kecepatan aliran udara merupakan pergerakan udara atau jarak tempuh udara per satuan waktu dan dinyatakan kedalam satuan meter per detik (m/s), kilometer per jam (km/jam) dan mil per jam. Perbedaan tekanan udara antara asal dan tujuan udara menjadi faktor yang mempengaruhi kecapatan udara. Kecepatan udara juga dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang dilaluinya serta profil angin. Profil angin didasarkan pada ketinggian udara dari permukaan tanah. Semakin tinggi dari permukaan tanah maka semakin cepat pula aliran udara. Kecepatan udara dapat diukur dengan alat yang biasa digunakan yaitu anemometer. Pada perkembangannya pengukuran aliran fluida dilakukan dengan berbagai sensor yang memberikan hasil-hasil pengukuran yang akurat. Untuk pengukuran berbagai aliran turbulen, salah satu jenis sensor yang banyak digunakan adalah hot-wire anemometer. Anemometer atau anemograf terdiri dari dua tipe yaitu anemometer yang mengukur kecepatan angin (velocity anemometer) dan anemometer yang mengukur tekanan angin (anemometer tekanan). Dari kedua type anemometer ini velocity anemometer lebih banyak digunakan. Salah satu jenis dari velocity anemometer adalah thermal anemometer lebih dikenal dengan hot wire anemometer(HWA) yaitu anemometer yang mengkonversi perubahan suhu menjadi kecepatan angin.

Sistem Hot-wire Anemometer dan Spesifikasi Single-Normal Hot-wire Probe Sistem hot-wire anemometer yang digunakan meliputi sebuah single normal hotwire probe, DISA 55M01 main unit, 55M11 CTA booster adapter, dan 55M05 power pack. Probe yang digunakan dioperasikan dalam suatu mode temperatur konstan untuk menyediakan respon frekuensi yang lebih tinggi. Dalam mode temperatur konstan, resistansi kawat, Rw dipertahankan konstan untuk memfasilitasi respon instantaneous dari inersia termal sensor terhadap berbagai perubahan dalam kondisi aliran. Ada 3 macam metode yang dapat digunakan dalam pengoperasian hotwire, yaitu constant current anemometer (CCA), constant temperature anemometer (CTA), dan constant voltage anemometer (CVA). Prinsip CTA adalah mempertahankan suhu konstan di atas suhu lingkungan. Daya atau panas yang dibutuhkan untuk

Yuni Dwi Lestari/1306370575

mempertahankan suhu sensor agar konstan digunakan untuk menghitung keceptan angin. Untuk Constant Current Anemometer (CCA) perubahan kecepatan angin tergantung nilai resistansi sensor dan daya yang diberikan pada sensor selalu tetap. Keuntungan metode ini adalah distorsi elektronik sangan kecil terutama pada frekuensi yang sangat tinggi dan respon suhu tegangan yang linear. Sedangkan CVA adalah metoda yang saat ini sedang dikembangkan, dimana prinsip CVA sangat dipengaruhi oleh tegangan yang mengalir melalui kawat.

Gambar 2.1 Metode CTA

Gambar 2.2 Metode CCA

Gambar 2.3 Metode CVA Prinsip kerja HWA yaitu arus listrik dialirkan pada wire sehingga pada wire terjadi peningkatan temperatur (suhu wire lebih tinggi dari suhu lingkungan sekitar). Selanjutnya hambatan wire dijaga tetap dengan mengatur aliran arus yang melewati wire tersebut. Ketika wire panas diletakkan di sebuah terowongan angin (wind tunnel) mengakibatkan pendinginan wire melalui perpindahan panas secara konveksi. Perbedaan temperatur tersebut dikonversi menjadi besar voltase

Yuni Dwi Lestari/1306370575

sehingga besar kecepatan fluida yang mengalir pada saat itu dapat diperoleh dengan mengkonversi data voltase yang diperoleh. Diperlukan kalibrasi pada hotwire probe untuk dapat menemukan hubungan antara tegangan yang diperoleh dengan kecepatan aliran udara. Dalam hal ini perlu adanya konversi dari perbedaan tempratur tersebut menjadi besar voltase sehingga besar kecepatan fluida yang mengalir tersebut dapat diperoleh.Konversi tegangan menjadi kecepatan fluida dapat dengan menggunakan persamaan respon.

A dan B : Konstanta kalibrasi E : Tegangan Hotwire n : Konstanta pangkat (n=0.5) U : Komponen kecepatan aksial Telah diketahui bahwa energi listrik yang melalui probe akan terdisipasi menjadi energi kalor. Dalam percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada temperatur ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan melalui daya yang diberikan ke fan yaitu 70 , 110 , 150 dan 190 dari daya maksimal 230 m/s. IV. CARA KERJA Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rLab di bagian bawah halaman ini. 1. Aktifkan Web cam ! (klik icon video pada halaman web r-Lab) ! 2. Berikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s , dengan mengklik pilihan drop down pada icon atur kecepatan aliran.

Yuni Dwi Lestari/1306370575

3. Hidupkan motor pengerak kipas dengan mengklik radio button pada icon menghidupkan power supply kipas.

4. Ukurlah Tegangan dan Arus listrik di kawat hot wire dengan cara mengklik icon ukur.

5. Ulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70 , 110 , 150 , 190 dan 230 m/s!

Yuni Dwi Lestari/1306370575

V. HASIL DAN EVALUASI


A. Data Pengamatan (terlampir) B. Pengolahan Data 1. Kecepatan 0 m/s
Waktu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 V-HW 2,112 2,112 2,112 2,112 2,112 2,112 2,112 2,112 2,112 2,112 I-HW 54,0 54,0 54,0 54,0 54,0 54,0 54,0 54,0 54,0 54,0

Tabel 5.1 Data Saat Kecepatan 0 m/s

2.20 2.00 1.80 Tegangan (V) 1.60 1.40 1.20 1.00 0 2 4 6 Waktu (s) 8 y = 2.112 10 12

Yuni Dwi Lestari/1306370575

Grafik 5.1 Hubungan Tegangan Hot Wire dengan Waktu Saat Kecepatan 0 m/s

2. Kecepatan 70 m/s
Waktu V-HW I-HW

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2,054 2,054 2,053 2,052 2,052 2,053 2,052 2,055 2,052 2,052

54,2 54,2 54,2 54,2 54,2 54,2 54,2 54,1 54,2 54,2

Tabel 5.2 Data Saat Kecepatan 70 m/s

2.056 2.055 2.055 Tegangan (V) 2.054 2.054 2.053 2.053 2.052 2.052 0 2 4 6 8 10 12

Waktu (s)
y = -0.0001x + 2.0536

Grafik 5.2 Hubungan Tegangan Hot Wire dengan Waktu Saat Kecepatan 70 m/s

Yuni Dwi Lestari/1306370575

3. Kecepatan 110 m/s


Waktu V-HW I-HW

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2,037 2,036 2,037 2,036 2,037 2,037 2,037 2,036 2,037 2,037

54,5 54,5 54,5 54,6 54,5 54,5 54,5 54,5 54,5 54,5

Tabel 5.3 Data Saat Kecepatan 110 m/s

2.037 2.037

Tegangan (V)

2.037 2.037 2.036 2.036 2.036 2.036 0 2 4 6 8

Waktu (s)

10 12 y = 3E-05x + 2.0365

Grafik 5.3 Hubungan Tegangan Hot Wire dengan Waktu Saat Kecepatan 110 m/s

Yuni Dwi Lestari/1306370575

4. Kecepatan 150 m/s


Waktu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 V-HW 2,029 2,029 2,029 2,028 2,029 2,029 2,030 2,028 2,029 2,029 I-HW 54,7 54,8 54,7 54,8 54,8 54,7 54,7 54,8 54,8 54,7

Tabel 5.4 Data Saat Kecepatan 150 m/s

2.031 2.030

Tegangan (V)

2.030 2.029 2.029 2.028 2.028 0 2 y = 6E-06x + 2.0289 4 6 8 10 12

Waktu (s) Grafik 5.4 Hubungan Tegangan Hot Wire dengan Waktu Saat Kecepatan 150 m/s

Yuni Dwi Lestari/1306370575

5. Kecepatan 190 m/s


Waktu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 V-HW 2,025 2,025 2,025 2,025 2,025 2,025 2,024 2,025 2,025 2,025 I-HW 54,9 54,9 54,9 54,9 54,9 54,9 54,9 54,9 54,9 54,9

Tabel 5.5 Data Saat Kecepatan 190 m/s.

2.025 2.025 2.025

Tegangan (V)

2.025 2.024 2.024 2.024 2.024 0 2 4 y = -2E-05x + 2.025 6 8 10 12

Waktu (s)

Grafik 5.5 Hubungan Tegangan Hot Wire dengan Waktu Saat Kecepatan 190 m/s

Yuni Dwi Lestari/1306370575

6. Kecepatan 230 m/s


Waktu V-HW I-HW 55,0 55,0 55,0 55,0 55,0 55,0 55,0 55,0 55,0 55,0

1 2,023 2 2,023 3 2,021 4 2,022 5 2,022 6 2,022 7 2,022 8 2,021 9 2,022 10 2,022 Tabel 5.6 Data Saat Kecepatan 230 m/s

2.024 2.023

Tegangan (V)

2.023 2.022 2.022 2.021 2.021 0 2 4 6 8 10 12

Waktu (s) y = -5E-05x + 2.0222 Grafik 5.6 Hubungan Tegangan Hot Wire dengan Waktu Saat Kecepatan 230 m/s

Yuni Dwi Lestari/1306370575

Untuk mengetahui hubungan tegangan hot wire dengan kecepatan angin, maka kita harus mencari tegangan rata-rata pada setiap kecepatan.

Kecepatan (m/s) 0 70 110 150 190 230

Tegangan (V) 2,112 2,0529 2,0367 2,0289 2,0249 2,022

Tabel 5.7 Tegangan Rata-Rata Setiap Kecepatan Angin

2.12 2.1 Tegangan (V) 2.08 2.06 2.04 2.02 2 0 50 100 150 200 250 Waktu (s) y = -0.0004x + 2.0923

Grafik 5.7 Hubungan Tegangan Hot Wire dengan Kecepatan Aliran Angin

Yuni Dwi Lestari/1306370575

Tingkat Kesalahan Relatif = |

= 23,935%

VI.

ANALISIS Yuni Dwi Lestari/1306370575

1. Analisis Percobaan Pada percobaan kali ini, praktikan melakukan percobaan R-Lab dimana praktikum dilakukan secara remote. Praktikan dapat mengakses percobaan yang diperlukana melalui sebuah komputer dengan bantuan jaringan internet. Salah satu kelemahan dari percobaan dengan system R-Lab adalah praktikan tidak mengetahui kondisi lingkungan di sekitar lingkungan percobaan. Padahal perbedaan waktu dalam melakukan percobaan sangat mempengaruhi hasil percobaan. Data menjadi kurang akurat karena percobaan dilakukan pada system (lingkungan) yang berbeda. Untuk melakukan percobaan juga hanya disediakan satu server untuk setiap jenis percobaan yang artinya bahwa hanya ada satu user yang dapat mengakses percobaan tersebut. Hal ini

menyebabkan praktikan untuk mengantri lama karena R-Lab selalu dalam status sedanag digunakan. Selain itu, hal-hal seperti putusnya koneksi internet saat berlangsungnya percobaan sangat mempengaruhi hasil percobaan. Praktikan bisa memulai percobaan dengan login ke dalam situs R-Lab. Memasuki jendela percobaan, praktikan akan menemui rangkaian alat dari percobaan ini yang telah dirangkai. Alat-alat yang dibutuhkan yaitu kawat pijar, voltmeter&amperemeter, adjustable power supply, fan, camcorder, fan, unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis. Rangkaian yang ditampilkan berupa tabung tembus pandang yang dilintasi oleh sebuah kawat tipis. Pada ujung tabung terdapat kipas angin (fan) yang berguna untuk memvariasi kecepatan aliran udara dengan memvariasi arus listrik yang diberikan. Kawat tersebut terintegrasi dengan voltmeter yang menjadi indikator untuk menunjukan harga dari sebuah tegangan. Kecepatan angin pada fan menjadi variabel bebas dalam praktikum ini. Dalam percobaan ini kecepatan angin dapat diatur dengan mengklik menu dropdown pada ikon atur kecepatan angin. Kecepatan yang digunakan bervariasi dari mulai 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s dan 230 m/s. Lalu setelah mengatur kecepatan fan, praktikan menghidupkan power supply fan dengan mengklik radio buttom nya. Saat melakukan prosedur percobaan, terdapat beberapa gejala fisis yang memengaruhi data pengamatan hasil percobaan. Gejala-gejala fisis tersebut Yuni Dwi Lestari/1306370575

adalah: Perubahan kondisi lingkungan setiap kali percobaan dilangsungkan pada waktu yang berbeda. Praktikan tidak dapat menentukan kondisi seperti apa yang dapat menghasilkan data pengamatan yang tepat ataupun akurat. Praktikan juga tidak mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan percobaan. Pada percobaan ini, praktikan diberi kebebasan untuk melakukan percobaan kapan saja, entah itu siang, dimana suhu lingkungan tinggi; entah itu malam ataupun pagi, dimana suhu lingkungan saat itu lebih rendah dibandingkan suhu lingkungan pada siang hari.

2. Analisis Hasil Pada percobaan Disipasi Kalor Hot Wire ini dilakukan 6 kali percobaan dengan kecepatan aliran fan yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh waktu terhadap tegangan pada hot wire pada kecepatan tertentu dan bagaimana pengaruh waktu terhadap tegangan rata. Tegangan di dalam kawat akan menghasilkan energi listrik yang akan didisipasi oleh kawat menjadi energi kalor sehingga kawat akan menjadi panas. Kalor tersebut nantinya digunakan untuk mempertahankan suhu sensor agar konstan guna menghitung kecepatan angin dalam percobaan tersebut. Sedangkan perubahan kecepatan angin tergantung nilai resistansi sensor. Selain itu, percobaan ini juga dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara kecepatan aliran udara dengan arus listrik. Ketika udara dihembuskan kepada probe, makan nilai resistansi kawat akan berubah sehingga mengubah besarnya nilai arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara mengalir, maka perubahan nilai arus listrik yang mengalir berubah dan nilai resistansi menjadi semakin besar. Penyebab adanya penurunan tegangan tersebut adalah karena adanya perpindahan energi kalor secara konveksi yang terjadi saat fluida melalui kawat. Semakin tinggi kecepatan fluida, maka akan banyak panas yang terdisipasi dengan fluida yang mengalir tersebut. Panas yang terdisipasi dengan terserapnya panas oleh fluida. Perpindahan panas ini kemudian akan menghasilkan perubahan suhu yang semakin besar dengan nilai minus. Sehingga ketika dikonversi ke dalam persamaan energi listrik akan Yuni Dwi Lestari/1306370575

menghasilkan tegangan yang semakin kecil. Dengan sifat hotwire yang sangat sensitif terhadap kecepatan angin, baik laminer maupun turbulen, maka kawat hotwire ini sangat baik untuk menentukan kecepatan angin yang terjadi. Karena alat tersebut menghasilkan respons yang cepat pada voltmeter dan dapat dipaantau untuk pendataan setiap detiknya. Persamaan yang didapatkan dari grafik hubungan antara kecepatan angin dengan ratarata tegangan melalui metode least square. Dari metode ini didapati persamaan hubungan tegangan rata-rata dengan kecepatan angin yaitu Y = - 0,000348x + 2,096191 Dari persamaan ini, x bernilai (-) yang berarti hubungan antara kecepatan angin dengan tegangan berbanding terbalik. Dari hasil yang diperoleh, didapat nilai tingkat kesalahan relatif adalah 23,935%. Hal ini menunjukkan bahwa data yang diperoleh raktikan cukup baik karena kesalahan relatif yang kurang dari 25% walau tidak terlalu akurat. Ketidakakuratan data yang yang diperoleh praktikan dapat

disebabkan oleh beberapa hal yang telah dijelaskan sebelumnya pada bagaian analisis percobaan. 3. Analisis Grafik Grafik tegangan terhadap waktu menunjukkan hubungan antara tegangan dan waktu yang diberikan pada kecepatan angin yang berbeda-beda sesuai dengan prosedur percobaan. Pada grafik ini, waktu berfungsi sebagai variabel X dan tegangan didefinisikan sebagai variabel Y menunjukkan bahwa kecepatan angin yang diberikan oleh fan tetap, sehingga semakin lama angin bertiup maka energi kalor menjadi lebih kecil. Jadi nilai dari tegangan listrik akan menjadi lebih kecil seiring dengan penambahan waktu yang ada. Penurunan ini terjadi karena ada disipasi dari kalor hotwire yang terjadi pada kecepatan angin tertentu. Pada grafik kedua hubungan kecepatan aliran angin dengan tegangan, praktikan mendapat juga suatu perbandingan negative antara tegangan dan kecepatan aliran angin. Hampir sama dengan hubungan waktu, grafik ini memperlihatkan bahwa semakin besar kecepatan aliran angin, maka akan makin menurun tegangan listrik. Untuk grafik hubungan ini, praktikan Yuni Dwi Lestari/1306370575

membuat dua grafik yang keduanya menggambarkan hubungan kecepatan aliran angin dengan tegangan kawat hot wire dengan konteks grafik yang berbeda. Pada grafik yang pertama menghubungkan tegangan dengan masing-masing kecepatan aliran angin dan grafik kedua menghubungkan dengan kecepatan rata-rata.

Pada grafik antara waktu dengan tegangan yang diberi kecepatan aliran udaara seharusnya tetap konstan atau setidaknya berbanding terbalik. Konstan jika aliran yang terjadi laminer dengan kecepatan aliran udara juga konstan, sehingga perpindahan kalor terjadi secara merata terhadap setiap partikel fluida yang mengalir. Berbanding terbalik jika fluida yang dialirkan memiliki intensitas waktu yang cukup lama untuk mengalir melalui kawat hotwire. Karena semakin lama waktu fluida mengalir, maka semakin banyak kalor yang terdisipasi oleh fluida tersebut.

Grafik dari masing-masing kecepatan yang mempunyai hubungan antara tegangan dan waktu memiliki nilai R2 yang jauh dari nilai 1 (karena R2

yang mendekati 1 adalah grafik penelitian yang baik dan kesalahan relatifnya kecil). Nilai R2 yang mendekati 1 yaitu grafik kecepatan 70 m/s dengan nilai R2 nya yaitu 0,698. Untuk Grafik hubungan antara kecepatan aliran angin dengan tegangan rata-rata menunjukan bahwa hubungan antara keduanya berbanding terbalik. Kawat hot wire ini memiliki sifat sensitif apabila terkena suatu aliran yang turbulen seperti aliran udara. Kesensitifannya membuat kawat ini langsung mengkonversi kecepatan aliran tersebut ke tegangan. 4. Jawaban pertanyaan a. Persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hot wire adalah : P = V I T F V = V I T b. Kita dapat menggunakan kawat Hotwire angin. VI. KESIMPULAN Yuni Dwi Lestari/1306370575 sebagai pengukur kecepatan

Kesimpulan yang dapat kita ambil melalui percobaan ini didasarkan pada tujuan adalah sebagai berikut : 1. Hot wire dapat digunakan sebagai sensor kecepatan aliran udara dengan cara menggunakan kawat sebagai sensor. Cara kerjanya dengan masing-masing ujung hotwire dihubungkan ke sebuah sumber tegangan supaya energi listrik dapat mengalir pada hotwire tersebut. Energi listrik ini akan didisipasi oleh hotwire menjadi kalor. Kalor tersebut untuk mempertahankan suhu sensor agar konstan guna menghitung kecepatan angin. 2. Grafik menunjukkan bahwa nilai tegangan semakin kecil pada kecepatan angin yang semakin besar. Hal ini disebabkan karena semakin besar angin yang diberikan, maka gradian temperature yang melewati probe pun juga semakin besar sehingga menyebabkan kehilangan kalor yang lebih besar. 3. Persamaan linear y = ax + b yang ada pada grafik umumnya a bernilai negative yang menunjukkan bahwa nilai y dari percobaan tersebut semakin lama semakin kecil seiring dengan penambahan nilai x. 5. Semakin besar kecepatan angin, semakin kecil tegangan yang akan dihasilkan. 6. Resistansi yang semakin besar dalam tegangan yang digunakan akan semakin besar sesuai dengan penambahan kecepatan angin yang ada. 7. Energi listrik yang dihasilkan oleh tegangan dan arus dan perubahan suhu yang terjadi mengakibatkan energi kalor pada hotwire.

VII.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous (2006) . Rancang Bangun Hot Wire Anemometer Single Normal Probe, [Online], Dari : http://digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate3100011042311/13906 [9 Maret 2014] Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ, 2000. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.

Yuni Dwi Lestari/1306370575

Yuni Dwi Lestari/1306370575

Anda mungkin juga menyukai