Anda di halaman 1dari 34

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi dan setiap tahunnya menyerang sekitar 1% dari seluruh penduduk Amerika. Meskipun sudah ada kemajuan dalam bidang antibiotik, pneumonia tetap merupakan penyebab kebanyakan dari penderita ini sembuh, diperkirakan 5% diantaranya akan kematian keenam di Amerika Serikat. Sebelum antibiotik ditemukan, satu dari tiga orang yang menderita Pneumonia meninggal dunia karena penyakit infeksi ini. Di Amerika Serikat, lebih dari !!! orang menderita Pneumonia setiap tahunnya, dan lebih kurang 1!!! diantaranya harus mendapatkan pera"atan yang intensif di rumah sakit, meskipun meninggal dunia karena penyakit ini. Di #ndonesia, penyebab yang paling umum dari pneumonia adalah bakteri Streptococcus pneumoniae. Pada pneumonia ini, biasanya didapatkan suatu gejala tiba$tiba seperti menggigil, demam, dan produksi dari suatu sputum yang ber"arna karat %pekat&. #nfeksi menyebar ke dalam darah pada '!%$ !% dari kasus, dan jika ini terjadi '!%$ !% dari pasien$pasien ini meninggal dunia. Mun(ulnya organisme nosokomial, yang resisten terhadap antibiotik, ditemukannya organisme$organisme baru %seperti Legionella&, pejamu yang lemah daya tahan tubuhnya dan adanya penyakit seperti A#DS semakin memperluas spektrum dan derajat kemungkinan penyebab pneumonia. )adi dapat disimpulkan bah"a pneumonia masih merupakan masalah kesehatan yang men(olok. Pneumonia pada orang tua dan orang yang lemah akibat
1

penyakit kronik tertentu. Pasien peminum alkohol, pas(a bedah dan penderita penyakit pernapasan kronik atau infeksi *irus juga mudah terserang penyakit ini. +ampir ,!% dari pasien$pasien yang kritis di #-. dapat menderita pneumonia, dan setengah dari pasien$pasien tersebut meninggal. 1.2 Rumusan masalah 1. Apa definisi pneumonia/ '. Apa jenis pneumonia/ . 0agaimana etiologi pneumonia/ 1. 0agaimana patifisiologi pneumonia/ 5. 0agaimana manifestasi klinis pneumonia/ ,. 0agaimana pemeriksaan diagnostik pneumonia/ 2. Apa saja komplikasi dan prognosis pneumonia/ 3. 0agaimana penatalaksanaan medis untuk klien penderita pneumonia/ 4. 0agaimana asuhan kepera"atan pada klien penderita pneumonia/

1.3 Tujuan 1. 5ujuan umum Setelah pembelajaran kepera"atan respirasi ## diharapkann mahasis"a mampu menerapkan asuhan kepera"atan kepada klien dengan gangguan pneumonia pada pasien de"asa dan lansia se(ara komprehensif %biologis, psikologis, sosiologis, spiritual&. '. 5ujuan khusus
'

1. Mampu menjelaskan pengertian pneumonia. '. Mampu menjelaskan jenis pneumonia. . Mampu menjelaskan etiologi pneumonia. 1. Mampu menjelaskan patifisiologi pneumonia. 5. Mampu menjelaskan manifestasi klinis pneumonia. ,. Mampu menjelaskan pemeriksaan diagnostik pneumonia. 2. Mampu menjelaskan komplikasi dan prognosis pneumonia. 3. Mampu menjelaskan penatalaksanaan mengatasi pneumonia. 4. Mampu membuat asuhan kepera"atan pada klien penderita

pneumonia. BAB 2 TINJAUAN PU TA!A 2.1 Pengert"an Pneum#n"a Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi yang disebabkan pengisian rongga al*eoli oleh eksudat %#rman,'!!2&. Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah yang mengalami konsolidasi dan darah dialirkan ke sekitar al*eoli yang tidak berfungsi hipoksemia dapat terjadi tergantung banyaknya jaringan paru$paru yang sakit. Se(ara umum pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme %bakteri, *irus, jamur, parasit&, namun pneumonia juga dapat disebabkan oleh bahan kimia ataupun karena paparan fisik seperti suhu atau radiasi %Darmanto, '!!2&. Sedangkan parenkim paru yang disebabkan oleh penyebab selain mikroorganisme %fisik, kimia"i, alergi& sering disebut sebagai pneumonitis. Penyakit ini lebih sering mun(ul pada

perokok, alkoholik, dan pria dibanding "anita. Se(ara klinis, pneumonia dapat terjadi baik sebagai penyakit primer atau sebagai komplikasi dari penyakit lain. #stilah lain yang menggambarkan pneumonia adalah hemoragik, fibrinous, dan ne(roti6ing. 2.2 Jen"s$Jen"s Pneum#n"a 1. 0erdasarkan klinis dan epidemiologis7 a. Pneumonia komuniti %community-acquired pneumonia& Pneumonia yang didapat di masyarakat. Suatu infeksi akut parenkim paru yang sesuai dengan gejala infeksi akut, diikuti dengan infltrat pada foto toraks, auskultasi sesuai dengan pneumonia. Pasien tidak pernah dira"at atau berada di fasilitas kesehatan lebih dari 11 hari sebelum timbul gejala.

b. Pneumonia nosokomial %hospital-acquired pneumonia& Pneumonia yang terjadi pada saat penderita dira"at di rumah sakit, yang infeksinya tidak timbul atau tidak dalam masa inkubasi pada "aktu, dan biasanya terjadi 2' jam setelah masuk rumah sakit. (. Pneumonia aspirasi Pneumonia aspirasi merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang men(akup bronkiolus respiratorius, dan al*eoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh aspirasi benda asing baik yang bersal dalam tubuh maupun di luar tubuh penderita.

d. Pneumonia pada penderita immunocompromised %imunitas lemah&

Adalah kondisi abnormal dimana kemampuan seseorang untuk mela"an infeksi menurun. '. 0erdasarkan kuman penyebab7 a. Pneumonia ba(terial %tipikal& Dapat terjadi pada semua usia. 0eberapa kuman mempunyai tendensi menyerang seseorang yang peka, misalnya klebsiella pada penderita alkoholik, staphylococcus pada penderita pas(a infeksi influen6a. b. Pneumonia atipikal Ditandai gangguan respirasi yang meningkat lambat dengan gambaran infiltrat paru bilateral yang difus. Disebabkan oleh bakteri mycoplasma, legionella, dan chlamydia. (. Pneumonia *irus Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh *irus. 0ila infeksi terjadi bersamaan dengan *irus influen6a, gangguan ini masuk ke dalam tingkatan berat dan kadang menyebabkan kematian. 8irus yang menginfeksi paru akan berkembang biak "alau tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi (airan.

d. Pneumonia jamur Merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita dengan daya tahan lemah %immunocompromised&.

. 0erdasarkan predileksi infeksi7 a. Pneumonia lobaris Merupakan infeksi yang hanya melibatkan lobus tunggal, atau bagian dari paru$paru. 9obar pneumonia sering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, meskipun Klebsiella pneumoniae juga dimungkinkan.
b. Pneumonia bron(hial

Dimulai di bronkiolus terminal, yang menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen itu membentuk ber(ak konsolidasi di dekat lobulus, juga disebut pneumonia lobular. (. Pneumonia interstitial Proses inflamasi lebih atau kurang terbatas dengan dinding al*eolar %interstitium& dan jaringan peribron(hial dan interlobular. d. Pneumonia bronkopneumonia Pneumonia yang ditandai ber(ak$ber(ak infeksi pada berbagai tempat di paru. 0isa kanan maupun kiri yang disebabkan *irus atau bakteri.

2.3 Et"#l#g" %neum#n"a Jen"s %neum#n"a Sindroma topikal

Et"#l#g" $ Streptococcus pneumonia tanpa pe$ nyulit $ Streptococcus

&akt#r res"k# $ Sikle cell disease $ +ipogammaglobulinemia $ Multipel mieloma


,

pneumonia dengan pe$ Sindroma atripik nyulit $ Haemophilus influenzae. $ Staphilococcus aureus. $ Myocoplasma pneumonia $ 8irus pathogen Aspirasi $ Aspirasi negatif, pseudomona, enterobacter, escherechia proteus, basil gram positif. $ Stafilo(o((us $ aspirasi asam lambung $ 5erjadi bila kuman patogen menyebar ke paru$paru aliran pada stafilococcus, anaerob enterik. darah, melalui seperti kuman E coli, basil gram $ Alkoholisme debilitas $ Pera"atan %misal infeksi nosokomial& $ :angguan kesadaran

$ Anak$anak $ De"asa muda

klebsiella,

+ematogen

$ ;ateter #8 yang terinfeksi $ <ndokarditis $ !rug abuse $ "bses intraabdomen $ #ielonefritis $ <mpiema kandung kemih

2.' Pat#("s"#l#g" %neum#n"a #nhalasi 3. Aspirasi 5irah baring lama

*irus
2

nyeri

Peradangan <kstrapasasi al*eolus (airain sirosa ke %parenkim paru& dalam al*eoli

M;7 =isiko tinggi Suhu tubuh kekurangan (airan meningkat

5erbentuknya eksudat dalam al*eoli

Produksi sputum meningkat

>' ke *ena al*eolar kapiler terhambat

Sputum bau dan kental

Anoreksia ;erusakan jaringan paru +ipoksemia

)!* +angguan %#la na(as

)!* +angguan %emenuhan nutr"s" )!* Bers"han jalan na(as t",ak e(ekt"(

+am-ar. ?>- Pneumonia 8irus

;ontak dari indi*idu ke indi*idu

#nhalasi Droplet pernapasan yang terinfeksi

Masuknya Mikoplasma #neumonia

Menurunnya antibodi terhadap mikoplasma

#nflamasi #nfiltrat interstitial <ksudat

Menyebar ke seluruh saluran pernapasan termasuk bronkiolus Penurunan suplay >' dalam darah

:angguan difusi gas

)!* +angguan Pertukaran +as

+ipoksia @atigue )!* Int#lerans" akt"."tas

+am-ar. ?>- Mikoplasma pneumonia

#nhalasi mikroba dengan jalan7 a. Melalui udara b. Aspirasi organisme dari nasofaring

a.Ayeri dada =eaksi inflamasi hebat Ayeri Pleuritis b. Panas dan demam

Membran paru$paru meradang dan berlubang $ed %lood &ount %=0>&, 'hite %lood &ount %?0-&, dan (airan keluar masuk ke al*eoli

1!

Sekresi, edema, dan pro(hospasme Partial Daerah paru menjadi padat %konsolidasi& 9uas permukaan membran respirasi ;apasitas difusi menurun H"%#ksem"a

a. Dispanea b. Sianosis

Penurunan ratio *entilasi$perfusi

+am-ar. ?>- Pneumonia 0akteri

:ejala dari infeksi pneumonia disebabkan in*ansi pada paru$paru oleh mikroorganisme dan respon sistem imun terhadap infeksi. Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di tenggorokan terisap ke paru$paru. Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. )ika melalui saluran napas, agen %bibit penyakit& yang masuk akan dila"an oleh berbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya dengan batuk$batuk, atau perla"anan oleh sel$sel pada lapisan lendir

11

tenggorokan, hingga gerakan rambut$rambut halus %silia& untuk mengeluarkan lendir%mukus& tersebut keluar. Pada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan (epat berkembang biak dan merusak organ paru$paru. ;erusakan jaringan paru setelah kolonialisasi suatu mikroorganisme paru banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu. Selain itu, toksin$ toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis dapat se(ara langsung merusak sel$sel sistem pernapasan ba"ah. Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling men(olok. )ika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru$paru, ataupun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus paru$paru %tiga di paru$paru kanan, dan dua di paru$paru kiri& menjadi terisi (airan. Dari jaringan paru$paru, infeksi dengan (epat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah.

3.1 )an"(estas" kl"n"s %neum#n"a :ejala pneumonia hampir sama untuk semua jenis pneumonia, tetapi terutama men(olok pada pneumonia yang disebabkan oleh bakteri7 1. Peningkatan frekuensi napas yang bermakna. '. Demam dan menggigil akibat proses inflamasi dan batuk yang sering kali produktif, purulen, dan terjadi sepanjang hari. . Ayeri dada akibat iritasi pleura. Ayeri mungkin meluas atau menjalar ke area abdomen. 1. 0unyi (rakle, bunyi paru tambahan ketika jalan napas terbuka tiba$tiba, merupakan indikasi adanya infeksi jalan napas ba"ah. 5. 0unyi mengi, terdengar ketika udara masuk ke orifisium atau lubang yang sempit, sehingga menyumbat aliran udara.

1'

,. ;eletihan akibat reaksi inflamasi dan hipoksia, apabila infeksinya serius. 2. Ayeri pleura akibat proses inflamasi dan pleura. 3. +emoptisis, yaitu batuk darah yang terjadi akibat (edera toksin langsung pada kapiler, atau akibat reaksi inflamasi yang menyebabkan kerusakan kapiler. 5anda dan gejala umum pneumonia *irus antara lain7 a. 0er*ariasi mulai dari demam ringan, batuk ringan, dan malaise sampai demam tinggi, batuk parah, dan pingsan. b. 0atuk tidak produktif atau produktif dengan sputum ber"arna putih. (. Suara nafas tambahan yang berbunyi halus. 5anda dan gejala umum pneumonia mikoplasma antara lain7 a. A"itan atau insidensi tersembunyi. b. Demam, menggigil, malaise, sakit kepala, dan gatal$gatal. (. 0atuk berat, rhinitis, dan sakit tenggorok. d. 0atuk berkembang dari tidak produktif menjadi produktif dengan sputum seromukoid yang kemudian menjadi mukopurulen, atau mengandung darah.

3.2 Pemer"ksaan D"agn#st"k Pneum#n"a 1. @oto rontgen dada %chest (-ray&7 teridentifikasi penyebaran, misalnya lobus, bron(hialB dapat juga menunjukkan absesC infiltrat, empisema. penyebaran atau lokasi infiltrasi %bakterial&, atau penyebaran ekstensif nodus infiltrasi %sering kali *iral&B pada pneumonia my(oplasma, gambaran foto rontgen dada mungkin bersih.
1

'. A0:sC#ulse )(imetry, bergantung pada luasnya kerusakan paru. . ;ultur sputum dan darahCgram stain, didapatkan dengan needle biopsy, transtracheal aspiration, fiberoptic bronchoscopy atau biopsi paru terbuka untuk mengeluarkan organisme penyebab. Akan didapatkan lebih dari satu jenis kuman, seperti !iplococcus pneumonia, Staphylococcus aureus, " hemolitic streptococcus, dan Haemophilus influenza 1. +idung darah lengkapCcomplete blood (ount %-0-&7 leukositosis biasanya timbul , meskipun nilai SDP rendah pada infeksi *irus. 5. 5es Serologik7 untuk membedakan diagnosis organisme se(ara spesifik. ,. 9aju <ndap Darah %9<D&7 meningkat 2. Pemeriksaan fungsi paru7 *olume mungkin menurun %kongesti dan kolaps al*eolar&, tekanan saluran udara meningkat, daya re(oil menurun, dan akhirnya dapat terjadi hipoksemia. 3. <lektrolit7 sodium dan klorida mungkin rendah. 4. 0ilirubin7 mungkin meningkat.

3.3 !#m%l"kas" Pneum#n"a Ma(am$ma(am komplikasi penyakit pneumonia,di antaranya 7 1. Abses paru Abses paru adalah suatu ka*itas dalam jaringan paru yang berisi material purulen berisikan sel radang akibat proses nekrotik parenkim paru oleh proses infeksi. 0ila diameter ka*itas D ' (m dan jumlahnya banyak *multiple small abscesses+ dinamakan necrotising pneumonia atau infeksi paru.
11

'. <fusi pleura <fusi pleura terjadi ketika penumpukan kelebihan (airan dan dahak pada lapisan dinding dada, al*eolus dan ruang$ruang diantaranya.#ni adalah komplikasi umum yang mun(ul dari pneumonia.

. :agal nafas Suatu kega"atan yang disebabkan oleh gangguan pertukaran oksigen dan karbondioksida, sehingga pernapasan tidak mampu memenuhi metabolisme tubuh. 1. Perikarditis Perikarditis adalah pembengkakan dan iritasi pada peri(ardium, kantung$tipis seperti membran yang mengelilingi hati. Peri(arditis sering menyebabkan nyeri dada dan kadang$kadang gejala lainnya. 0ila timbul gejala se(ara bertahap atau tetap, kondisi ini dianggap kronis.Ayeri dada tajam yang terkait dengan perikarditis terjadi karena peradangan atau iritasi akibat dua lapisan perikardium bergeser. 5. Meningitis Meningitis adalah radang selaput pelindung sistem saraf pusat. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat$obatan tertentu. ;ebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti *irus, bakteri, jamur, atau pasilan yang menyebar dalam darah ke(airan otak. ,. Atelektasis

15

Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru$paru akibat penyumbatan saluran udara %bronkus atau bronkiolus& atau akibat pernapasan yang sangat dangkal. 2. Syok sepsis Disaat tubuh berusaha mela"an infeksi tersebut, maka daerah kantung$kantung udara dalam paru$paru tersebut menjadi terisi (airan dan nanah %sel$sel inflamasi tubuh&. Di saat kantung$kantung udara terisi oleh nanah menyebabkan oksigen tidak dapat terserap dengan baik sehingga sel$sel tubuh se(ara otomatis tidak dapat bekerja dengan baik. 3. +ipotensi +ipotensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah lebih rendah atau turun diba"ah angka normal hingga men(apai 4!C,! mm+g dimana nilai normal tekanan darah seseorang pada orang sehat se(ara umum berkisar 1'!C3! mm+g. 4. Dehidrasi Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan (airan atau air pada tubuh. +al ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan %misalnya minum&. :angguan kehilangan (airan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan 6at elektrolit tubuh. Prognosis pada penyakit pneumonia adalah jika penyebabnya mikoplasma, maka kebanyakan penderita akan memberikan respons yang baik terhadap pemberian antibiotik, meskipun terdapat kemungkinan ke(il terjadinya kekambuhan jika antibiotik diberikan dalam "aktu yang sangat pendek %kurang dari ' minggu&. Dengan pemberian antibiotika yang tepat. dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%. )ika penyebabya adalah legionella, akan terjadi penyakit yang berat, terutama

1,

pada usia lanjut dan penderita penyakit menahun serta penderita gangguan sistem kekebalan. 1!. ;egagalan pernapasan hipoksemia ;omplikasi lain dari pneumonia yang parah kegagalan pernapasan hipoksemia. ;ondisi ini terjadi ketika ada peradangan darah pada dinding paru$paru menyebabkan aliran udara menutup atau menyempitkan darah dan aliran udara. Pengobatan a"al adalah untuk mengurangi peradangan. +al ini dilakukan dengan antibiotik untuk menghilangkan infeksi dan thora(entesis untuk menghapus (airan untuk meringankan tekanan udara dan aliran kembali.

11. ;egagalan *entilasi Dalam beberapa kasus pneumonia, pasien mungkin tidak dapat bernapas dengan adekuat. Sebuah *entilator harus ditempatkan pada pasien sehingga mereka dapat bernapas dengan benar dan mengisi aliran darah dan oksigen ke seluruh organ tubuh.

1'. <ndokarditis 0akteriemia yang timbul sebagai suatu penyulit dari pneumonia dapat merusak katup jantung, korda-tendinea serta otot papilaris jantung dan menyebabkan endokarditis.

12

3.' Pr#gn#s"s Pneum#n"a Pada umumnya prognosis adalah baik, tergantung dari faktor penderita, bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat. Pera"atan yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang dira"at. Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5% pada penderita ra"at jalan , sedangkan penderita yang dira"at di rumah sakit menjadi '!%. Menurut #nfe(tious Disease So(iety >f Ameri(a % #DSA & angka kematian pneumonia komuniti pada ra"at jalan berdasarkan kelas yaitu kelas # !,1% dan kelas ## !,,% dan pada ra"at inap kelas ### sebesar ',3%, kelas #8 3,'% dan kelas 8 '4,'%. +al ini menunjukkan bah"a meningkatnya risiko kematian penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas. Di =S Persahabatan pneumonia ra"at inap angka kematian tahun 1443 adalah 1 ,3%, tahun 1444 adalah '1%, sedangkan di =S.D Dr. Soetomo angka kematian '! $ 5%. )ika penyebabnya mikoplasma atau klamidia, maka kebanyakan penderita akan memberikan respons yang baik terhadap pemberian antibiotik, meskipun terdapat kemungkinan ke(il terjadinya kekambuhan jika antibiotik diberikan dalam "aktu yang sangat pendek %kurang dari ' minggu&. )ika penyebabnya adalah legionella, akan terjadi penyakit yang berat, terutama pada usia usia lanjut dan penderita penyakit menahun serta penderita gangguan sistem kekebalan. Ditemukan angka kematian yang (ukup tinggi. Pada pneumonia dilaporkan pula adanya infeksi atypical mycobacterium seperti spe(ies7 Mycobacterium fortuitum. Dilaporkan pada kasus pasien pria yang nonimmunocompromised yang berkembang se(ara eksogen menjadi lipoid pneumonia dengan komplikasi infeksi M fortuitum.

3./ Penatalaksanaan 3./.1 Penatalaksanaan &armak#l#g"s

13

=a"at inap sejak dini dapat digunakan untuk memantau dengan (ermat hari$hari pertama untuk meyakinkan bah"a infeksi berespons terhadap terapi dan bah"a fungsi paru tidak semakin memburuk. Sebagian besar kasus pneumonia de"asa disebabkan oleh pneumokokus, mikoplasma, atau klamidia, terapi eritomisin adalah pilihan logis pada kasus nonkomplikata. Dosis yang biasa adalah 5!! sampai 1!!! mg setiap , jam, dan obat ini dapat diberikan se(ara intra*ena, paling tidak pada a"al terapi. Analog eritromisin yang lebih baru juga dapat digunakan. Pneumonia dapat di(egah dengan menggunakan *aksin dan kemoprofilaksis karena penyakit ini sering menyebabkan kematian pada penderita yang mempunyai risiko tinggi, dan juga menimbulkan biaya tinggi dalam ekonomi kesehatan. Pemberian obat antibiotik tidak mengeradikasi kuman, dan mikroorganisme ini masih ada pada sekret sistem pernapasan sampai beberapa bulan setelah pengobatan. Pemberian amatidine sebagai pengobatan untuk mengurangi gejala %simtomatik& pada pneumonia yang disebabkan oleh *irus hasilnya sangat efektif.

3./.2 Penatalaksanaan N#n &armak#l#g"s a. Membantu klien dengan teknik$teknik napas dalam, batuk, dan pernafasan. Penyakit pernapasan pernapasan yang kronis sering ditandai Sekresi oleh tersebut sekresi harus

sangat

banyak.

dikeluarkan untuk men(egah atelaktasis dan komplikasi lainnya seperti pneumonia. Aapas dalam membuka kembali jalan napas yang ke(il ini, dan batuk memudahkan pembuangan sekresi pernapasan. b. Melakukan fisioterapi dada.
14

;lien yang mengalami retensi sekresi dan gangguan oksigenasi, seperti pneumonia membutuhkan bantuan untuk mengen(erkan atau mengeluarkan sekresi. Pada teknik postural drainase, klien dibaringkan dalam berbagai posisi spesifik untuk memudahkan drainase mucus dan sekresi dari bidang paru. :aya gra*itasi digunakan untuk meningkatkan drainase sekresi. (. Pemberian oksigen dapat dilakukan melalui masker "ajah standar, masker nonbreathing, dan kanula nasal. Saat saturasi oksigen klien lebih rendah dari normal, pemberian oksigen diindikasikan. >ksigen suplemental juga diindikasikan ketika kebutuhan oksigen klien meningkat, terutama ketika pasokan fisiologi mengalami gangguan. .ntuk menghindari efek pengeringan, oksigen biasanya dilembabkan sebelum diberikan pada klien.

3.0 Asuhan !e%era1atan %a,a !l"en Pen,er"ta Pneum#n"a 3.0.1 Pengkaj"an 1. #dentitas Pada orang de"asa se(ara primer sering terjadi pneumonia lobaris dan paling sering disebabkan oleh bakteri %yang tersering yaitu bakteri Streptococcus pneumoniae pneucoccus+. Pneumonia sering kali menjadi infeksi terakhir %sekunder& pada orang tua dan orang yang lemah akibat penyakit tertentu. Aama ;lien, .mur, SukuC0angsa, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Alamat. Perlu diperhatikan juga tempat tinggalClingkungan dengan sanitasi buruk beresiko lebih besar dengan keluhan utama sesak nafas.
'!

'. =i"ayat Penyakit Sekarang ;eluhan utama yang sering timbul pada penyakit pneumonia adalah adanya a"itan yang ditandai dengan keluhan menggigil, demam E1!o -, nyeri pleuritik, batuk, sputum ber"arna seperti karat, takipnea terutama setelah adanya konsolidasi paru. . =i"ayat Penyakit Dahulu Pneumonia sering timbul setelah infeksi saluran napas atas %infeksi pada hidung dan tenggororkan&. =esiko tinggi timbul pada klien dengan ri"ayat alkoholik, post operasi, infeksi pernapasan, dan kklien dengan imunosupresi %kelemahan pada system ini&. +amper ,!% dari klien kritis di #-. dapat menderita pneumonia dan 5!% separuhnya akan meninggal. 1. >bser*asi dan Pemeriksaan @isik a. 01 %%reathing& 1. Subyektif7 #nspeksi7 retraksi otot$otot aksesori, sianosis sentral, gerakan dada terbatas. Palpasi7 penurunan ekspansi pada area dada yang sakit, peningkatan fremitus taktil. Perkusi7 pekak Auskultasi7 bunyi napas bronkhial, inspirasi krakles, penurunan fremitus *okal %efusi pleura&, konsolidasi.

'1

'. >byektif7 Pernafasan (uping hidung, hiper*entilasi, batuk %produktif atau non$produktif&, sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan diafragma dan perut meningkat, 9aju pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii pada lapang paru. b. 0' %%lood& 1. Subyektif7 Sakit kepala '. >byektif7 Denyut nadi meningkat, pembuluh darah *asokontriksi, kualitas darah menurun.

(. 0 %%rain& 1. Subyektif7 :elisah, penurunan kesadaran, kejang. '. >byektif7 :-S menurun, refleks menurun atau normal, letargi. d. 01 %0ladder& 1. Subyektif7 $ '. >byektif7 Produksi urine menurun atau normal e. 05 %0o"el& 1. Subyektif7 Mual, kadang muntah. '. >byektif7 ;onsistensi feses normal atau diare. f. 0, %0one& Subyektif7 9emah, (epat lelah.
''

>byektif7 5onus otot menurun, nyeri otot atau normal, retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris pernafasan. ;ulit pu(at, (yanosis, turgor menurun %akibat dehidrasi sekunder&, banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan. 5. Pemeriksaan Penunjang a. +b7 Menurun atau normal. b. Analisa :as Darah7 Asidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen darah, kadar karbon darah meningkat atau normal. (. <lektrolit7 Aatrium atau kalsium menurun atau normal. 3.0.2 D"agn#sa ,an Inter.ens" !e%era1atan

N#. 1.

D"agn#s"s

Peren2anaan Tujuan Inter.ens" !e%era1atan 0ersihan jalan )alan napas bersih )an,"r"* napas tidak efektif dam yang berhubungan setelah dengan7 $ #nflamasi trakeobronkial, pembentukan udema, peningkatan produksi sputumB $ #leuritic pain $ Ditandai dengan7 $ Perubahan $ $ $ dan 5 pera"atan, dengan kriteria7 $ Se(ara *erbal tidak keluhan sesakB Suara normal %*esikular&B Sianosis %$&B 0atuk %$&B )umlah napas b. 0antu dalam melakukan latihan napas ada hari sering posisi.

Ras"#nal lebih akan dalam dada, udara, dan dari

efektif a. <le*asi kepala, Diafragma ubah rendah membantu meningkatkan ekspansi pengisian mobilisasi, ekspektorasi sekresi. klien Aapas dalam

akan paru$ udara

memfasilitasi ekspansi maksimum napas paruCsaluran


'

jumlah, kedalaman napasB $ Suara abnormal, penggunaan otot napas tambahanB $ Dispnea, sianosisB $ 0atuk atau dengan tanpa napas

dalam usia

batas

dalam. Demonstrasikan C bantu belajar batuk, menahan dan posisi lurus.

ke(il. klien pembersihan misal untuk dada kepatenan batuk udara. tegak membantu mengurangi

0atuk diri

normal sesuai

merupakan mekanisme

untuk normal, dibantu silia memelihara saluran

efektif pada saat Menahan dada akan untuk

ketidaknyamanan, dan posisi tegak lurus akan memberikan tekanan lebih untuk batuk. Stimulasi batuk atau (. 9akukan suction indikasi pembersihan saluran atas napas nse(ara mekanis pada klien yang tidak dapat melakukannnya dikarenakan ketidakefektifan batuk atau kesadaran. Memobilisasi mengekspektorasi d. 0erikan hangat. Membantu )an,"r"* mengurangi
'1

produksi sputum

penurunan

dan

air se(ret.

e. 0erikan indikasi, misalnya mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, dan analgesik.

bronkospasme dengan Analgesi( diberikan

pengobatan atas mobilisasi dari se(ret. untuk mengurangi rasa tidak nyaman ketika klien melakukan usaha batuk, tetapi harus sesuai digunakan penyebabnya. -airan diberikan untuk mengganti kehilangan f. 0erikan (airan %termasuk dan suplemen misal insensibleC#?9& oksigen. se(ret. .ntuk kemajuan g. 0erikan =ontgen A0:s, )(imetry dada, serta mengetahui dan efek

#8, humidifikasi membantu mobilisasi

@oto dari proses penyakit memfasilitasi untuk #ulse kebutuhan perubahan terapi.

'.

;erusakan pertukaran dengan7 $ Perubahan membran al*eolar %efek

Pertukaran gas dapat 5

gas )an,"r"* teratasi a. Monitor hari denyutCirama jantung. 5akikardi biasanya timbul sebagai hasil dari demamCdehidrasi tetapi sebagai dapat juga respons

yang berhubungan setelah kriteria7 $

pera"atan dengan ;eluhan dispnea

terhadap hipoksemia.
'5

inflamasi&B $ :angguan pengangkutan oksigen dalam darah %demam, perubahan kur*a $ oksihemoglobin &. $ $

berkurang Denyut normal ;esadaran penuhB +asil analisis darah nilai gas dalam nadi b. Monitor tubuh indikasi. 9akukan tindakan mengurangi demam menggigil, misal posisi, bruangan nyaman, kompres %tepid or cool ,ater sponge& (. #ertahankan bedrest. menggunakan dan di*ersi %hiburan&. akti*itas Men(egah dan untuk kelelahan mengurangi oksigen memfasilitasi suhu yang dan suhu Demam atas %biasanya influen6a& meningkatkan kebutuhan serta metaboli( mengubah dan dan konsumsi oksigen ganti oksigenasi selular. tinggi pada akan dalam rentang irama regulerB

pneumonia bakteri dan

batas normal. Ditandai dengan7 $ DispneaB $ 5akikardiaB $ =estlestnessC perubahan kesadaranB $ +ipoksia.

Anjurkan untuk konsumsi

teknik relaksasi resolusi infeksi.

d. <le*asi dan posisi

kepala 5indakan inspirasi

ini

akan

anjurkan meningkatkan maksimal, napas mempermudah


',

perubahan,

dalam,

dan ekspektorasi se(ret meningkatkan *entilasi.

dari untuk

batuk efektif.

e. >bser*asi kondisi memburuk, (atat sputum sianosis, perubahan dalam dispnea tingkat berat, kesadaran, dan kelemahan. !#la-#ras"* f. 0erikan oksigen misal hipotensi,

Syok

dan

edema

yang pulmonary merupakan penyebab yang sering kematian pneumonia, pada oleh adanya menyebabkan

berdarah, pallor, karena itu memerlukan inter*ensi se(epatnya.

terapi Pemberian sesuai oksigen memelihara nasal diatas oksigen diberikan klien. ,!

terapi untuk Pa>' mm+g, yang sesuai

kebutuhan, prong, masker.

dengan toleransi dari

g. Monitor A0:s, .ntuk pulse oksimetry kemajuan

mengikuti penyakit
'2

dan

memfasilitasi dalam

perubahan terapi oksigen. . =esiko tinggi #nfeksi tidak )an,"r"* selama a. Demonstrasikan tangan benar. b. 0atasi indikasi. dapat #solasi penyebaran memproteksi dari proses lainnya penggunaan sesuai dengan Memfasilitasi penyembuhan meningkatkan pertahanan !#la-#ras"* d. 0erikan obat alami. Mengurangi penyebaran infeksi terjadi orang lain berhubungan dengan7 5idak adekuatnya meknisme pertahanan akti*itas se(ret, tubuh silia, stasis di primer %penurunan $ yang kriteria7 $ 5idak mun(ulnya tanda$tanda infeksi skunder. ;lien asikan kegiatan untuk menghindari tubuh infeksi. mendemonstr

paparan organisme

pada pasien dan pera"atn dengan

teknik men(u(i dengan

yang patogen lain.

mungkin C klien infeksi seperti masker proses dan tubuh

pengunjung atas men(egah

saluran napas&B 5idak adekuatnya mekanisme pertahanan sekunder %infeksi, imunosupresi&, penyakit malnutrisi. kronis,

(. 9akukan isolasi dan sarung tangan. kebutuhan indi*idual.

antimikroba atas ;ombinasi indikasi sebagai anti*iral hasil pemeriksaan dari antifungial digunakan

dari dan mungkin ketika oleh

kultur sputum C pneumonia darah , misalnya diakibatkan Peni(ilin, <rithromy(in,


'3

organisme (ampuran.

5etra(y(line, Amika(ine, 1. Ayeri akut yang Ayeri berhubungan dengan7 $ #nflamasi $ =eaksi untuk mengeluarkan toksinB $ 0atuk persisten. $ Ditandai dengan $ Pleuriti( painB $ Sakit nyeri sendiB $ Menahan yang nyeriB $ Perilaku distraksi, kelemahan. !#la-#ras"* (. 0erikan analgesik antitusif indikasi. >bat$obat dan digunakan atas menekan nonproduktif paroksimal berlebihan, meningkatkan
'4

-epahalosporins teratasi )an,"r"* 5 hari a. 0erikan kenyamanan, perubahan posisi, relaksasi napas. lembut, latihan C Aonanalgesik tindakan meringankan memberikan musik terapi analgesik. efek tindakan untuk dengan sentuhan akan misal back rubs, ketidaknyamanan dan dada nyeri

setelah pada kriteria7 $

pera"atan dengan 9aporan se(ara *erbal nyeri $ Skala berkurangB menurunB ?ajah rileksB ;lien tanpa kepala, otot C area terganggu rasa nyeri. $

parenkim paruB selular

dapat b. #nstruksikan dan Membantu mengontrol bantu untuk melakukan dada batuk. klien ketidaknyamanan pada dada meningkatkan batuk dengan

(hest

beristirahat

teknik menahan pelaksaan selama efektif.

ini untuk batuk C atau

merduksi mukus yang

kenyamanan umum. 5. =esiko kurang (airan berhubungan dengan7 $ ;ehilangan (airan banyak %demam, diaphoresis, pernapasan mulut hiper*entilasi, *omiting&B $ Penurunan intake oral tinggi Mendemonstrasi$ *olume kan yang keseimbangan7 -airan normal, mukosa *ital C %(apillary dengan misal tanda$tanda yang membrane lembap, stabil, turgor baik, tanda pengisian kapiler (epat kembali. )an,"r"* a. -atat laporkan *omiting.

se(ara

dan Adanya tanda tersebut dapat oral. menyebabkan intake

adanya nausea C berkurangnya

b. Monitor intake Memberikan informasi dan (atat karakter urine. (. 0erikan pengobatan atas misal antipiretik, antiemetik. d. 0erikan (airan Sering tambahan kebutuhan. terjadinya output, tentang "arna, *olume dari kebutuhan penggantian. 0erguna mengurangi dalam keadekuatan (airan dan untuk

refill& !#la-#ras"*

indikasi kehilangan (airan.

kekurangan intake C gunakan parenteral mengoreksi men(egah defisiensi. (ara untuk C

melalui #8 atas kehilangan berlebihan,

2.11 Lam%"ran !ur.a

+am-ar. D"s#s"as" Hem#gl#-"n

BAB 3 PENUTUP 3.1 !es"m%ulan Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru$paru %al*eoli&. :ejala penyakit ini berupa napas (epat dan napas sesak, karena paru meradang se(ara mendadak. :ejala yang lain pada Pneumonia adalah demam, sesak napas, napas dan nadi (epat, dahak ber"arna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian paru. 3.2 aran Dengan makalah ini, diharapkan mahasis"a dapat menambah dan mengembangkan referensi tentang penyakit pneumonia dalam melakukan study di fakultas kepera"atan serta bagi pera"at diharapkan juga menangani dan menanggulangi penyakit pneumonia pada kliennya.

'

DA&TAR PU TA!A Alsagaff, +ood dan M. )usuf ?ibisono. '!!1. %uku $ "-ar .lmu #enyakit #aru. Surabaya7 :raha Masyarakat #lmiah ;edokteran

.ni*ersitas Airlangga. +alaman 1 1$111. A6i6. '!! . Metode #enelitian Kepera,atan dan "nalisa !ata )akarta 7 Salemba Medika. Djojodibroto, =.D. '!!2. =espirologi. )akarta7 <:-. +alaman 11'. :ede, Ailuh, dkk. '!!'. Kepera,atan Medikal %edah/ Klien dengan 0angguan Sistem #ernapasan. )akarta7 <:-. ;un(ara +.F. '!! . Aplikasi ;linis Patofisiologi <disi '. )akarta7 <:-. +alaman 1!1$1!,.

9e*eno, ;. )., :ary, -.,dkk. '!!4. >bstetri ?illiams. )akarta7 <:-. +alaman 52!. Mit(hell, ;umar dan @austo Abbas. '!!3. %uku Saku !asar #atologis #enyakit edisi 2. )akarta7 <:-. +alaman 11,$151. MuttaGin. '!!3. "suhan Kepera,atan Klien dengan 0angguan System #ernapasan. )akarta 7 Salemba Medika. Somantri, #rman. '!!2. Kepera,atan Medikal %edah/

"suhanKepera,atan pada #asien dengan 0angguan Sistem #ernapasan. )akarta7 Salemba Medika. +alaman ,2$2!. Somantri, #rman. '!!4. "suhan Kepera,atan pada Klien 0angguan Sistem #ernapasan Edisi 1. )akarta7 Salemba Medika. +alaman 31$33.

Anda mungkin juga menyukai