Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS PROSES PRE-STACK TIME MIGRATION DAN

POST-STACK TIME MIGRATION UNTUK


PENGGAMBARAN STRUKTUR DI BAWAH PERMUKAAN
(PROPOSAL PENELITIAN)
Oleh
NURUL AQIDAH
1110097000016
PEMINATAN GEOFISIKA PRODI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SARIF HIDAATULLAH
!AKARTA
"01#
BAB I
PENDAHULUAN
1$1 L%&%' B()%*%+,
Seismologi secara umum merupakan ilmu yang mempelajari gempa bumi.
Dari gelombang gempa bumi yang terekam para ahli dapat menyimpulkan
penyebab terjadinya tempat/lokasi asalnya, kekuatannya, jenisnya, serta sifat-sifat
atau perilakunya. Bahkan dari gelombang gempa tersebut dapat dipelajari struktur
bagian dalam dari bumi kita (Oldham, 1906 ; Lehmann, 1936.
!etode seismik sampai saat ini merupakan teknik geofisika yang sangat
penting, hal ini terlihat dari segi pengeluaran biaya dan pemakaian tenaga ahli
geofisika terbesar di dunia. "eunggulan metode seimik terletak pada tingkat
akurasi yang tinggi, resolusi tinggi, dan penetrasi yang dalam. !etode seismik
pada prinsipnya digunakan untuk eksplorasi minyak bumi dan gas, informasi
seismik menjadi modal penting dalam penentuan lokasi pemboran.
Sebagaimana diketahui bah#a metode seimik eksplorasi memanfaatkan
gelombang seismik untuk memetakan struktur geologi ba#ah permukaan.
$elombang seismik dikirim ke dalam formasi batuan, kemudian diukur #aktu
penjalarannya dari sumber ke perekam. Data berupa sinyal-sinyal seismik
biasanya terekam secara digital dalam pita magnetik sehingga dapat diolah dengan
komputer guna meningkatkan kualitas sinyal, mengeluarkan informasi-informasi
yang signifikan, dan menampilkannya untuk interpretasi geologi.
"egiatan seismik eksplorasi dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu
pengambilan data (acquisition data, pengolahan data (processing data dan
interpretasi (interpretation. Berdasarkan kemajuan teknologi, perkembangan
seismik eksplorasi mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik di dalam
kegiatan akuisisi, pengolahan data maupun interpretasi sehingga didapat hasil
yang lebih akurat dan optimal.
%engolahan data seismik bertujuan untuk menghasilkan penampang
seismik dengan S/N (signal to noise ration yang tinggi. %engolahan data ini akan
memberikan dampak pada proses selanjutnya, artinya jika pada tahapan
pengolahan data tidak benar maka hasil yang diperoleh adalah tampilan
penampang seismik yang kurang baik.
Dalam kegiatan seismologi eksplorasi ini terdapat suatu metode seismik,
yaitu metode seismik refleksi yang merupakan satu diantara berbagai metode yang
sering dipergunakan oleh perusahaan minyak dan gas bumi untuk mengetahui
atau mencari reser&oir suatu hidrokarbon. !etode seismik merupakan kegiatan
yang meliputi tiga tahapan , yaitu pengambilan data, pengolahan data, dan
interpretasi.
'ang mana penjelasan dari ( tahapan tersebut, yaitu)
*. +kuisisi data
+kuisisi data seismik adalah kegiatan untuk memperoleh data seismik
yang meliputi pembangkitan sumber energi, penempatan grup geophone
sebagai penerima sinyal, perekaman, dan kegiatan-kegiatan pendukung
lainnya. !encakup seluruh kegiatan mulai persiapan, pengukuran di
lapangan dengan berbagai teknik hingga diperoleh data yang biasanya
disimpan atau direkam dalam pita magnetik (tape, cartridge atau media
lainnya.
,. %engolahan data
'aitu seluruh kegiatan mulai dari bagaimana pita magnetik dibaca, diatur
kembali pada aturan yang sesuai, dilakukan berbagai koreksi, diolah
sehingga tercapai tujuan utama dari pengolahan data seismik, yaitu
menghasilkan penampang seismik yang memiliki rasio sinyal/noise yang
tinggi, serta peningkatan mutu resolusi lateral &ertikal.
(. -nterpretasi
Berupa tahapan untuk memperoleh gambaran geologi ba#ah permukaan
dari data seismik. Dari berbagai gambaran bidang pemantul yang ada,
berbagai horison akan digambarkan, selanjutnya dapat dipetakan maupun
dibuat berbagai penampang sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat
memperoleh gambaran ba#ah permukaan (kondisi geologisnya. .asil ini
akan memandu daerah yang diduga mengandung jebakan hidrokarbon.
%enelitian pada tugas akhir ini membahas proses pre-stack time migration
dan proses post-stack time migration untuk mendapatkan penampang seismik
yang baik. Dengan dua proses ini penulis dapat menganalisa dari hasil kedua
proses ini, sehingga yag diharapkan proses mana yang lebih menguntungkan.
1$" T-.-%+
/ujuan dari penelitian ini adalah)
*. !emenuhi salah satu mata kuliah #ajib 0urusan 1isika 1akultas Sains
dan /eknologi 2ni&ersitas -slam 3egri Syarif .idayatullah 0akarta.
,. !engerti penerapan ilmu-ilmu yang telah diperoleh pada dunia
akademis sehingga dapat meningkatkan pemahaman ilmu-ilmu
tersebut.
(. !emperoleh hasil penggambaran yang terbaik berdasarkan
perbandingan pengolahan data seismik dengan menggunakan metode
re!Stac" #ime $igration dan ost!Stac" #ime $igration pada
penampang seismik.
4. Dapat menggunakan proses data seismik secara baik dan menggunakan
proses data seismik yang lebih baik, yaitu nilai-nilai yang dapat
memperkuat sinyal/noise dan menghasilkan penampang seismik
dengan gambaran model perlapisan yang jelas.
1$# M%+/%%&
!anfaat yang diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini adalah)
*. Sebagai sarana agar penulis dapat mengetahui langkah-langkah dalam
pengolahan data seismik ,D.
,. +gar penulis dapat mendapatkan hasil penggambaran ba#ah
permukaan yang terbaik pada penampang seismik, yang menjadi target
dalam penelitian ini.
1$0 I1(+&2/2*%32 M%3%)%4
+dapun pembatasan masalah yang akan dikerjakan pada /ugas +khir ini
adalah mengetahui konsep pada setiap proses pengolahan data seismik dan
menganalisa perbandingan hasil dari pre-stack time migration dan post-stack time
migration, sehingga dapat dilihat perbedaannya pada setiap tahap. Dan juga
mempelajari proses data seismik secara baik dengan menggunakan proses data
seismik yang lebih baik, yaitu nilai-nilai yang dapat memperkuat sinyal/noise dan
menghasilkan penampang seismik dengan gambaran model perlapisan yang jelas,
dan dapat di aplikasikannya pada soft#are pengolahan data seismik yang telah
ditentukan.
BAB II
DASAR TEORI
"$1 T(5'2 G()567%+,
$elombang seismik disebut gelombang elastik karena osilasi partikel-
partikel medium terjadi akibat interaksi antar gaya gangguan (gradien stress
mela#an gaya elastik. Dari interaksi ini akan muncul geombang longitudinal,
trans&ersal dan kombinasi keduanya. %ada saat gelombang menemui bidang batas,
gelombang akan memiliki sifat dipantulkan (refleksi, dibiaskan (refraksi,
dibelokan (difraksi.
*. %elom&ang 'adan ('od) *a+e,
$elombang badan adalah gelombang seismik yang menjalar di ba#ah
permukaan bumi. $elombang ini terdiri dari , tipe yaitu gelombang longitudinal
atau gelombang % dan gelombang trans&ersal atau gelombang S. $elombang yang
datang paling a#al disebut gelombang longitudinal atau gelombang primer yang
biasa disebut sebagai gelombang %. $elombang ini akan bergerak searah dengan
arah perambatan gelombangnya. $elombang ini menjalar dalam medium padat
maupun cair dan dapat menjalar melalui inti bumi. Berikutnya terdapat
gelombang shear atau gelombang sekunder yang biasa disebut gelombang S.
$elombang ini merambat tegak lurus terhadap arah perambatannya dan hanya
dapat menjalar dalam medium padat (menjalar melalui kerak dan mantel bumi
yang padat.
G%67%' "$1. $elombang %
G%67%' "."$ $elombang S
,. %elom&ang ermu"aan (Sur-ace *a+e,
$elombang permukaan adalah gelombang yang terjadi pada permukaan
bumi dan menjalar sepanjang permukaan inti bumi. $elombang ini terjadi akibat
pantulan gelombang % dan S yang sampai di permukaan bumi dan inti bumi. +da
dua tipe gelombang permukaan yaitu gelombang 5ayleigh dan gelombang 6o&e.
G%67%' "$#. $elombang 5ayleigh
G%67%' "$0. $elombang lo+e
"$" P(+.%)%'%+ G()567%+,
1. .u"um Snellius
0ika gelombang seismik datang pada bidang batas antara , lapisan yang
berbeda sifat fisisnya dan litologinya, maka sebagian energinya akan terpantulkan
(refleksi. $elombang yang terpantul akan mengikuti hukum pemantulan
gelombang, yaitu hukum Snellius. Dalam teori hukum ini menyatakan bah#a jika
gelombang seismik datang pada bidang batas antara dua lapisan yang memiliki
sifat fisis dan litologi yang berbeda, maka akan terjadi pemantulan dan pembiasan
gelombang antara batas kedua medium tersebut.
G%67%' "$8$ %erambatan gelombang menurut hukum Snellius.
/. rinsip .u)gens
!etode seismik refleksi merupakan metode yang memanfaatkan peristi#a
pemantulan dan gelombang seismik akibat adanya lapisan-lapisan batuan diba#ah
permukaan bumi. %eristi#a pemantulan tersebut didasarkan pada perambatan
gelombang mekanik dari sumber getar ke dalam lapisan-lapisan bumi. "emudian
sinyal diteruskan kembali dengan pemantulan atau refleksi gelombang dari bidang
batas yang akan diterima oleh alat penerima (geophone di permukaan bumi.
Sesuai dengan sifat gelombang, yaitu menjalar dari suatu sumber getar ke segala
arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga bentuk muka gelombang (0a+e
-ront dengan permukaan seperti permukaan bola dengan asumsi medium
homogen isotropik. Setiap titik pada muka gelombang merupakan sumber
gelombang baru. +rah rambat gelombang digambarkan sebagai lintasan sinar
yang tegak lurus terhadap muka gelombang. %eristi#a ini disebut sebagai prinsip
.uygens yang merupakan dasar penjalaran gelombang.
G%67%' "$6. %embentukan muka-muka gelombang baru sesuai prinsip .uygens
3. rinsip 1ermat
%rinsip 1ermat menyatakan bah#a 7%elom&ang a"an meram&at dari satu
titi" "e titi" lainn)a dalam satu medium dengan lintasan )ang memili"i 0a"tu
tempuh terpende"7.
G%67%' "$ 7. %rinsip 1ermat
"$# T%4%9%+ M(&51( S(2362*
!etode seismik refleksi merupaka+ 6(&51( ,(5/232*% :%+, -6-6+:%
129%*%2 -+&-* 9(+:()212*%+ H21'5*%'75+$ B2%3%+:% 6(&51( 3(2362;
129%1-*%+ 1(+,%+ 6(&51( ,(5/232*% )%2++:%< 3(9('&2 6(&51( ,'%=2&%32<
6(&51( 6%,+(&2;< 1%+ )%2+ > )%2+$ N%6-+ 6(&51( 3(2362* '(/)(*32 %1%)%4
:%+, 9%)2+, 6-1%4 6(67('2*%+ 2+/5'6%32 9%)2+, %*-'%& &('4%1%9
,%67%'%+ %&%- 651() ,(5)5,2 7%?%4 9('6-*%%+ 12*%'(+%*%+ 1%&% > 1%&%
:%+, 129('5)(4 )(724 %*-'%&$ S(;%'% -6-6< 6(&51( 3(2362* '(/)(*32 &('7%,2
%&%3 &2,% 7%,2%+ 9(+&2+,< :%2&-@
*. %engumpulan Data Seismik (+kuisisi Data Seismik) semua kegiatan yang
berkaitan dengan pengumpulan data sejak sur&ey pendahuluan dengan
sur&ey detail.
,. %engolahan Data Seismik (%rocessing Data Seismik) kegiatan untuk
mengolah data rekaman di lapangan (ra# data dan diubah ke bentuk
penampang seismic migrasi.
(. -nterpretasi Data Seismik) kegiatan yang dimulai dengan penelusuran
hori8on, pembacaan #aktu, dan plotting pada penampang seismic yang
hasilnya disajikan atau dipetakan pada peta dasar yang berguna untuk
mengetahui struktur atau model geologi ba#ah permukaan.
"$0 A*-23232 D%&% S(2362*
+kuisisi data ini dimaksudkan untuk memetakan struktur geologi di ba#ah
permukaan dengan menggunakan alat 9 alat geofisika. 2ntuk di darat alat yang
digunakan untuk menangkap signal dari sumber getar disebut dengan geophone,
sedangkan untuk di laut diberi nama hydrophone.
2ntuk memperoleh hasil pengukuran seismik yang baik, diperlukan
pengetahuan tentang sistem perekaman dan parameter lapangan yang baik pula.
%arameter akan sangat ditentukan oleh kondisi lapangan yang ada yaitu berupa
kondisi geologi daerah sur&ei. /eknik-teknik pengukuran seismik meliputi )
a. Sistem %erekaman Seismik
/ujuan utama akuisisi data seismik adalah untuk memperoleh pengukuran
tra&el time dari sumber energi ke penerima. "eberhasilan akusisi data bisa
bergantung pada jenis sumber energi yang dipilih. Sumber energi seismik dapat
dibagi menjadi dua yaitu sumber impulsif dan &ibrator. Sumber impulsif adalah
sumber energi seismik dengan transfer energinya terjadi secara sangat cepat dan
suara yang dihasilkan sangat kuat, singkat dan tajam. Sumber energi impulsif
untuk akuisisi data seismik yang digunakan untuk akusisi data seismik di laut
adalah air Sumber energi &ibrator merupakan sumber energi dengan durasi
beberapa detik. %anjang sinyal input dapat ber&ariasi. $elombang outputnya
berupa gelombang sinusoidal. Seismik refleksi resolusi tinggi menggunakan
&ibrator dengan frekuensi *,: .8 atau lebih.
b. %rosedur Operasional Seismik 6aut
"apal operasional seismik dilengkapi dengan bahan peledak, instrumen
perekaman serta hidropon, dan alat untuk penentuan posisi tempat dilakukannya
sur&ey seismik seperti yang diperlihatkan pada $ambar ,.
"$8 P(+,5)%4%+ D%&% S(2362*
!aksud pengolahan data seismik adalah mengubah (memproses data
seismik lapangan menjadi penampang seismik. Data seismik lapangan adalah data
mentah yang masih dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak mencerminkan
kondisi ba#ah permukaan.
2rutan proses atau processing -lo0 chart secara global dapat dibedakan
menjadi ( group besar, yakni ) re!processing, processing atau anal)2ing, dan
post!processing
1$ Job flow process 1%&% 3(2362*
G%67%' "$11$ 3o& -lo0 process data seismik
"$ Field Geometry
%ada tahapan ini dilakukan pendefinisian geometri penembakan
berdasarkan o&ser+er report dari lapangan. %ada proses ini, kita memasukkan
nilai-nilai parameter akuisisi, yaitu koordinat source dan recei+er, kedalaman
source, up hole!tme, dan ele&asi dari masing-masing recei&er. /ujuan dari -ield
geometr) ini, yaitu mendefinisasikan keadaan lapangan dalam format yang bisa
dibaca komputer.
#$ Demultiplexing
Sub proses demultiple4ing diperlukan karena data seismik yang direkam di
dalam pita magnetik pada umumnya masih dalam format multiple4er. Dan format
multiple4er ini terpaksa dilakukan karena harus merekam banyak trace seismik
dalam #aktu bersamaan. %ekerjaan ini dilakukan oleh multiple4er yang
menyebabkan data yang diperoleh bukan lagi gelombang-gelombang menurut
deret #aktu (time series akan tetapi berupa gelombang-gelombang yang
me#akili deret jarak. %roses demultiple4ing pada hakekatnya, yaitu memutar
(men-transpose atau multiple4ed. Dalam notasi matematika demultiple4ing, yaitu
mengubah +
ij
menjadi +
ji
.
+
ji
;(+
ij

/
(,.*
1
1
1
1
1
1
]
1

mn m m m
n
n
n
i5
a a a a
a a a a
a a a a
a a a a
6
...
... ... ... ... ...
...
...
...
( , *
( (( (, (*
, ,( ,, ,*
* *( *, **

1
1
1
1
1
1
]
1

mn n n n
n
n
m
5i
a a a a
a a a a
a a a a
a a a a
6
...
... ... ... ... ...
...
...
...
( , *
( (( ,( *(
, (, ,, *,
* (* ,* **
Dimana )
i ; * sampai m, menyatakan nomor sampel,
j ; * sampai n, menyatakan nomor trace,
Dalam hal ini m menyatakan jumlah sample di dalam setiap trace dan n
menyatakan jumlah saluran (channel yang dipakai saat diaktifkan. Dengan
demikian data semula yang pada a#alnya berupa sequential series telah diubah
menjadi time series.
0$ Amplitude Recovery
%ada penjalaran gelombang seismik dari source ke re-lector dan kemudian
ke recei+er di permukaan, energi gelombang akan semakin melemah karena
beberapa sebab diantaranya faktor jarak atau geometri (spherical di+ergence dan
proses penyerapan tenaga oleh lapisan batuan yang dilaluinya. Besarnya
amplitudo yang terekam oleh recei+er berbanding lurus dengan energi gelombang
seismik yang diterima oleh recei+er tersebut. #rue amplitude reco+er) pada
intinya bertujuan untuk memunculkan amlitudo-amplitudo gelombang seismik
yang lemah setelah faktor penguatan oleh ampli-ier diangkat dari dalamnya (gain
remo+al. %engangkatan faktor penguatan ini diperlukan dalam upaya
mendapatkan amplitudo yang lebih representatif di daerah penyelidikan. %ain
remo+al adalah proses membuang penguatan yang dilakukan oleh amplifier
karena setelah penguatan dibuang sinyal-sinyal refleksi akan menjadi demikian
lemah, maka penguatan amplifier ini digantikan oleh penguatan lain yang nilai-
nilainya didapat dari e<perimental gain cur+e yang dianggap lebih cocok untuk
daerah yang diselidiki.
Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya amplitudo gelombang
seismik. 1aktor-faktor tersebut, yaitu )
*. "ekuatan sumber ledakan dan kopling antara sumber ledakan dengan
medium.
,. Di&ergensi bola (spherical di+ergence yang menyebabkan energi
gelombang terdistribusi dalam &olume bola.
(. =ariasi koefisien refleksi terhadap sudut datang gelombang atau terhadap
o--set.
4. +tenuasi dan absorpsi.
:. %emantulan berulang atau multiple oleh lapisan-lapisan tipis.
>. .amburan gelombang oleh struktur-struktur yang runcing.
?. -nterferensi dan superposisi oleh gelombang-gelombang yang berbeda
asalnya.
@. "etergantungan arah dari sistem pengaturan penerima (arra) directi+it).
A. Sensiti&itas dan kopling antara geofon dengan tanah.
*B. Superposisi dengan noise.
**. %engaruh instrument (instrument &alance
8$ Muting dan Editing
$uting adalah proses untuk membuang sinyal-sinyal gelombang langsung
dan refraksi. %arameter muting adalah menentukan kemiringan suatu garis lurus
dalam koordinat <-t yang menjadi batas antara sinyal-sinyal langsung dan sinyal
refraksi terhadap sinyal-sinyal yang lain. 7diting berbeda dengan muting. "alau
muting beroperasi dalam , dimensi (<-t sekaligus, maka editing beroperasi dalam
* dimensi dan bersifat sangat lokal. 7diting berusaha mengedit atau mengkoreksi
amplitudo-amplitudo yang dianggap jelek yang ada pada setiap trace seismik
yang terekam. 0ika amplitudo-amplitudo gelombang dalam suatu trace seismik
jelek semua, maka editing berusaha menjadi "illing artinya semua amplitude yang
tidak bernilai nol di dalam trace tersebut di set menjadi nol. .al ini tidak akan
mempengaruhi hasil akhir karena pada saat stac"ing ada berpuluh-puluh trace
seismik yang dijumlahkan. "ehilangan satu atau dua trace (karena amplitudonya
di set sama dengan nol tidak akan banyak merubah hasil stac"ing.
Dalam pemrosesan a#al data seismik, trace harus diedit dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut )
%olaritas dan urutan channel.
$eometri shot dan kabel.
3oise kabel.
3oise alat.
"esalahan alat.
"esalahan pada sumber.
3oise yang dibuat manusia.
6$ K5'(*32 S&%&2*
!aksud dari koreksi statik, yaitu menghilangkan pengaruh topografi
terhadap sinyal-sinyal seismik yang berasal dari lapisan pemantul dan sehingga
didapatkan informasi geologi ba#ah permukaan yang bisa dipercaya. /opografi
permukaan tanah umumnya tidak rata akan mengakibatkan bergesernya #aktu
datang sinyal-sinyal refleksi dari #aktu yang diharapkan. "oreksi statik dilakukan
pada data seismik dengan cara menggeser sejauh #aktu tertentu (time shi-t
faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain sebagai berikut )
*. %erbedaan ele&asi antara sumber dan penerima (geophone.
,. +danya lapisan berkecepatan rendah (biasanya lapisan hasil pelapukan
batuan baik pada posisi sumber dan/atau geophone.
(. "oreksi le&el datum pada posisi sumber dengan geophone.
"oreksi statik mempengaruhi )
"emenerusan reflektor
$eometri struktur
5esolusi
+kurasi /ketepatan analisa kecepatan
2ntuk struktur geologi yang kecil, akurasi koreksi statik sangat
mempengaruhi pada saat pemetaannya. "oreksi statik juga bertujuan untuk
menghilangkan pengaruh lapisan lapuk (0eathering 2one atau #-8 yang pada
umumnya mempunyai kecepatan yang sangat rendah bila dibandingkan dengan
lapisan-lapisan batuan yang ada di ba#ahnya. Setelah koreksi statik maka shot
dan geophone seolah-olah diletakan di bidang datum.
7$ Generalized Resiprocal Metod !GRM"
Dalam praktik sinar seismik dari + dan dari $ tidak selamanya bertemu di
D, oleh karena itu almer (1981, memperumum model menjadi berikut )
G%67%' "$A$ !odel untuk menerangkan metode $5! dan implementasinya
%ada tahap implementasi C$5!, diperlukan pengamatan #aktu datang
gelombang refraksi dari dua arah yang berla#anan.
Dari hasil pengamatan itu kemudian didapatkan )

( )
,
6' '9 6:
+
t t t
t
+
(,.,
%enerali2ed time depth didefinisikan sebagai )
( )
6' '% 6% %
# # # #
,
*
(,.(
"edalaman refraktor di titik $, yaitu )
D
$
; /
$
.= (,.4
A$ Filter Digital
3oise adalah gelombang yang tidak dikehendaki dalam sebuah rekaman
seismik sedangkan data adalah gelombang yang dikehendaki. Dalam seismik
refleksi, gelombang refleksilah yang dikehendaki sedangkan yang lainya
diupayakan untuk diminimalisir. -dentifikasi dan penghilangan noise dari data
seismik merupakan salah satu tahapan dari pemrosesan data seismik. Secara garis
besar noise dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu koheren dan tak-koheren.
Noise tak-koheren terdiri dari noise!noise yang tidak mempunyai pola yang teratur
sementara noise koheren mempunyai pola keteraturan dari trace ke trace. Eontoh
dari noise koheren antara lain, yaitu multiple.
Dalam konsep filter digital untuk data seismik dapat dibedakan atas
beberapa jenis, yakni filter digital satu dimensi, filter digital dua dimensi, dan
filter in+erse. %ada digital satu dimensi dikenal filter frekuensi yang dipakai unuk
memisahkan sinyal dari noise yang berbeda frekuensinya, sementara pada filter
digital dua dimensi pemisahan sinyal terhadap noise berdasarkan atas perbedaan
kecepatan semu dari keduanya. "arena kecepatan semu ini ditentukan oleh
frekuensi dan bilangan gelombang, maka filter digital dua dimensi yang dimaksud
beroperasi pada ka#asan (domain frekuensi dan bilangan gelombang sekaligus.
1ilter frekuensi merupakan filter yang dirancang untuk memisahkan sinyal
dari noise yang berbeda frekuensinya. +pabila frekuensi sinyal dan noise
kebetulan sama besarnya, maka sudah barang tentu filter frekuensi ini sudah
menjadi tidak efektif lagi untuk keperluan itu. 1ilter frekuensi digital dapat
beroperasi di dalam domain #aktu dan domain frekuensi.
1ilter digital f-k beroperasi sekaligus di dua domain, yakni domain
frekuensi dan bilangan gelombang sekaligus. 2ntuk mentranformasikan data
seismik dari domain #aktu ke domain frekuensi pada filter f-k digunakan
transformasi fourier , dimensi. Bentuk filter di domain f-k berbeda dengan bentuk
filter di domain frekuensi. "alau di domain frekuensi filter terdebut berbentuk
kotak atau trapesium, maka di domain f-k ini filter yang dimaksud berbentuk
kipas (-an -ilter yang sisi-sisinya mempunyai kemiringan yang menyatakan nilai
=
a
tertentu. =
a
disebut kecepatan semu atau apparent +elocit).
9$ F2'3& B'(%*
+dalah gelombang seismik yang terekam pertama kali. $elombang ini
merupakan gelombang yang tercepat sampai ke penerima. Didalam studi seismik
refleksi, first break digunakan untuk mencari informasi kondisi lapisan lapuk juga
digunakan untuk koreksi statik. Didalam studi sesmik tomografi, first break
digunakan sebagai input #aktu tempuh gelombang untuk mencitrakan anomali
kecepatan gelombang seismik di ba#ah permukaan.
10$ D(*5+=5)-32
Dekon&olusi adalah suatu proses untuk menghilangkan 0a+elet seismik,
sehingga yang tersisa hanyalah estimasi dari reflektifitas lapisan bumi..
Dekon&olusi bertujuan untuk)
!enghilangkan ringing
!eningkatkan resolusi &ertikal
!emperbaiki penampilan dari stac"ed section, sehingga menjadi lebih mudah
dalam untuk interpretasi, seismik section menjadi lebih mirip dengan model
geologi
!enghilangkan multiple
Seperti banyak diketahui bah#a fenomena perambatan gelombang seismik
yang dipakai dalam seismik eksplorasi dapat di dekati dengan model kon&olusi.
#race seismik dapat dianggap sebagai hasil kon&olusi antara deret koefisien
refleksi dengan sinyal seismik.

; * S
(,.:
Dimana )
S ; kon&olusi dari F dan 5
5 ; re-lecti+it) series
F ; source 0a+elet
+tau dapat dilihat seperti gambar diba#ah ini.
%$ D(*5+=5)-32 S(7()-6 #tac$
Spi"ing decon+olution prinsipnya ditujukan untuk membentuk sinyal.
Spi"ing decon+olution bertujuan untuk menghasilkan keluaran yang spi"e
sehingga sesuai dengan deret reflektifitas. %roses spi"ing decon+olution sendiri
merupakan peminimuman selisih antara masukan yang berupa kon&olusi antara
deret reflektifitas dan 0a+elet sumber dan keluaran yang dinginkan, yaitu deret
reflektifitas yang berbentuk spi"e. Spi"ing decon+olution biasanya dipergunakan
untuk eliminasi multiple perioda pendek dan 0a+elet sumber.
Dalam keadaan khusus bila sinyal yang dibutuhkan berupa paku (spi"e
maka dekon&olusinya disebut spi"ing decon+olution. "onsep untuk
menyelesaikan hal ini ada di dalam teori yang disebut -ilter 0iener. 1ilter 0iener
adalah sebuah proses operasi matematik yang menganut asas kuadrat terkecil
(least square criteria dalam menjalankan operasinya. /ahap operasi dibagi
menjadi dua tahap, yakni tahap perancangan (-ilter design dan tahap pemakaian
(-ilter application.
7$ D(*5+=5)-32 S(&()%4 #tac$
Berbeda dengan dekon&olusi sebelum stac" yang perannya lebih banyak
diarahkan untuk membentuk sinyal dan meningkatkan resolusi data seismik.
/eknik-teknik dekon&olusi setelah stac" dimaksudkan untuk merekam noise yang
koheren. Noise yang koheren adalah sinyal seismik juga, akan tetapi nilai
penjalarannya melalui jalan yang tidak kita inginkan. Beberapa contoh dari noise
koheren, yaitu ghost, multiple (pantul berulang baik yang periode panjang
maupun periode pendek, re&ersibrasi, dan lain-lain sebagainya. %roses
dekon&olusi yang dilakukan setelah stac" ini berarti bah#a dia dioperasikan pada
data seismik pada kondisi pantulan normal. +lasannya mungkin, yaitu selain
jumlah trace-nya sudah jauh berkurang, operator dekon&olusinya dapat dipakai
untuk banyak trace apabila reflektornya datar. Sementara apabila dilakukan
setelah stac" maka penentuan operator dekon&olusi harus dicari untuk setiap
trace.
11$ %D& Gater
%ada beberapa so-t0are pengolahan data, <= gather (common depth
point gather, termasuk dalam sub proses yang disebut geometr), yang pada
hakekatnya berusaha menghubungkan besaran-besaran di permukaan dengan
besaran-besaran di ba#ah permukaan. Besaran-besaran di permukaan, yaitu
nomor trace, jarak antar trace, jarak antar shot point, dan nomor stasiun. Besaran
di ba#ah permukaan, yaitu <=, banyaknya <=, dll.
G%67%' "$9$ %enggambaran E!% (<ommon $id oint
.ubungan antara banyaknya saluran (jumlah channel yang dimanfaatkan
pada saat-saat perekaman, inter&al penembakan, dan inter&al antar grup
geophone atau hidrophone dengan banyaknya <= diberikan oleh )

pi
i c
-
S
; N
N

,
(,.>
"eterangan )
-
N
; 0umlah -old co+erage
c
N
; 0umlah channel
i
;
; ;ecei+er inter+al
pi
S
; Source point inter+al
Banyaknya <= disebut juga <= co+erage atau -old co+erage.
1"$ A+%)23% K(;(9%&%+< K5'(*32 'M(< 1%+ DM(
"ecepatan gelombang seismik dalam formasi ba#ah permukaan
merupakan salah satu informasi penting yang akan digunakan untuk kon&ersi data
seismik dari domain #aktu ke kedalaman. Sumber data kecepatan yang paling
akurat didapat dari pengukuran chec"!shot sumur, tetapi metoda tersebut hanya
dapat dilakukan pada area yang sangat dekat dengan lokasi sumur, pada
kenyataannya interpretasi dilakukan pada area-area yang jauh dari lokasi sumur.
!asalah lainnya, yaitu adanya struktur geologi yang kompleks sehingga
menimbulkan &ariasi kecepatan terhadap kedalaman. .al-hal tersebut dapat
menimbulkan masalah dalam penentuan posisi struktur dan masalah pada #aktu
dilakukan proses migrasi. Oleh karena itu, analisa kecepatan merupakan suatu
proses yang sangat penting dalam tahapan pemrosesan data seismik. +nalisa
kecepatan merupakan proses pemilihan kecepatan yang sesuai, yang akan
digunakan untuk pemprosesan selanjutnya dan merupakan salah satu qualit)
control hasil pengolahan akhir (biasanya dilakukan bersama dengan stac"ing
+elocit).
%$ !(+23-.(+23 K(;(9%&%+ S(2362*
"ecepatan seismik yang sering digunakan dalam pekerjaan eksplorasi
dibagi menjadi tujuh macam, yaitu )
*. "ecepatan inter&al, dirumuskan sebagai berikut,
t
2
>?

dimana Gt adalah
#aktu yang diperlukan untuk melakukan penjalaran sejauh G8.
,. "ecepatan rata-rata, dirumuskan sebagai berikut,

+ +
+ +

n
i
i
i
n
i
i
n
n n ?
t
t >?
t t t
t >? t >? t >?
>
*
*
, *
, , *
.....
....
yaitu kecepatan inter&al sepanjang suatu section geologi ketika puncak dari
inter&al adalah datum referensi untuk pengukuran seismik.
(. "ecepatan instantaneous, dirumuskan sebagai berikut,
yaitu kecepatan yang diukur dengan log kecepatan.
4. "ecepatan 5!S (;oot $ean Square, dirumuskan sebagai berikut,
yaitu akar kuadrat rata-rata (root mean square dari kecepatan inter&al.
"ecepatan 5!S selalu lebih besar daripada kecepatan rata-rata kecuali untuk
kasus satu lapisan.
:. "ecepatan N$O, dirumuskan sebagai berikut,
yaitu kecepatan yang diperlukan untuk melakukan proses N$O dengan benar.
>. "ecepatan inter&al =i4, dirumuskan sebagai berikut,
karena >
N$O
@ >
;$S
untuk bentangan yang pendek, persamaan di atas dapat
dituliskan sebagai,
?. "ecepatan rata-rata =i4, dirumuskan sebagai pendekatan terhadap kecepatan
rata-rata menggunakan rumus kecepatan inter&al =i4 menjadi,
dt
d2
t
2
Lim >7
t

B
,
*
*
*
,

,
_

n
i
i
n
i
i i
;$S
t
t >?
>
,
*
,
B
,
,
*
,
, ,

,
_

# #
9 9
>
# #
9
>
9
9
N$O
9
N$O
,
*
*
*
*
, ,
, *

,
_

n n
n
n
n
n
n n
#o #o
#o >N$O #o >N$O
>?=
,
*
*
*
*
, ,
, *

,
_

n n
n
n
n
n
n n
#o #o
#o >;$S #o >;$S
>?=
n
n n
# # #
# >?= # >?= # >?=
= >
+ +
+ +

, *
, , * *
2ntuk perumusan-perumusan di atas, t didefinisikan sebagai #aktu searah
(one!0a) time dan / didefinisikan sebagai #aktu dua arah (t0o!0a) time.
7$ F%*&5'-/%*&5' :%+, M(69(+,%'-42 E3&26%32 K(;(9%&%+
+da beberapa faktor yang mempengaruhi estimasi kecepatan dengan
memakai data seismik <= gather, antara lain )
$eometri pengukuran, terutama yang terkait dengan offset jauh karena
makin jauh bentangan pengukuran maka makin baik koreksi N$O
yang dihasilkan, sehingga perbedaan reflektor dan multipel menjadi
lebih jelas.
"eberulangan dalam stac"ing -old karena dapat mengurangi noise
acak/random
5asio sinyal-noise atau dengan kata lain kualitas data
%emotongan atau muting data seismik untuk menghilangkan noise.
%anjang selang #aktu untuk estimasi kecepatan, pemilihan selang yang
terlalu sempit akan membutuhkan #aktu komputasi yang lama
sementara pemilihan selang yang terlalu lebar akan mengurangi
resolusi &ertikal dari spektrum kecepatan.
%engukuran koherensi
'and0idth frekuensi dari data karena berpengaruh pada resolusi lateral
dan &ertikal dari data
.asil mo&eout hiperbolik
;$ B(7('%9% M(&51( A+%)23% K(;(9%&%+
*. Stac" "ecepatan "onstan
Dalam metode ini pada masukan berupa <= gather diterapkan koreksi
N$O dengan beberapa kecepatan yang berbeda. 0ika kecepatan yang digunakan
terlalu tinggi, maka e+ent refleksi akan berbentuk melengkung ke ba#ah atau
biasa disebut under!corrected. 0ika kecepatan yang digunakan terlalu rendah,
e+ent refleksi akan berbentuk melengkung ke atas atau biasa disebut o+er!
corrected. 0ika kecepatan yang digunakan tepat atau sesuai reflektor akan
berbentuk horisontal atau hampir horisontal. $ambar di ba#ah menunjukkan hasil
dari stac" kecepatan konstan dengan kecepatan ber&ariasi mulai dari :BBB ft/detik
sampai *(>BB ft/detik dengan penambahan konstan tiap (BB ft/detik. 7+ent
refleksi yang kita amati, yaitu e+ent + dan B. Dari hasil di ba#ah dapat kita lihat
bah#a e+ent + berbentuk datar pada nilai kecepatan @(BB ft/detik, berarti bah#a
kecepatan tersebut merupakan kecepatan stac" terbaik untuk e+ent +. Sementara
e+ent B berbentuk datar pada nilai kecepatan A,BB ft/detik, berarti pada kecepatan
tersebut merupakan kecepatan stac" terbaik untuk e+ent B.
,. !etode Spektrum "ecepatan
!etode spektrum kecepatan, tidak seperti stac" kecepatan konstan, lebih
mendasarkan pada korelasi antara trace dalam <= gather bukannya
kemenerusan lateral dari e+ent. Sehingga metode ini, dibandingkan dengan
metode stac" kecepatan konstan, lebih sesuai untuk data dengan reflektor lebih
dari satu, tetapi kurang sesuai untuk data dengan struktur geologi yang kompleks.
!etode spektrum kecepatan dilakukan dengan cara sebagai berikut, misal sebuah
data gather dengan reflektor tunggal, seperti pada gambar di ba#ah dikoreksi
dengan kecepatan konstan antara ,BBB 9 4(BB meter/detik, kemudian hasil-hasil
koreksi tersebut di-stac". #race setelah di-stac" tersebut lalu ditampilkan berjajar,
hasilnya, yaitu sebuah plot kecepatan terhadap #aktu tempuh dua arah (t0o!0a)
time. Seperti terlihat dalam gambar di ba#ah kecepatan stac" terbaik untuk kasus
reflektor tunggal, yaitu (BBB meter/detik. 0ika metoda yang sama diterapkan pada
kasus reflektor banyak (dalam contoh ini tiga, kecepatan stac" terbaik berturut-
turut adalah ,?BB, ,@BB dan (BBB meter/detik.
(. "on&ersi dari "ecepatan Stac" ke "ecepatan 5ata-rata
Sumber paling akurat dari data kecepatan, yaitu dari pengukuran chec"!
shot sumur, tetapi hal ini hanya dapat diterapkan pada daerah yang terbatas dekat
dengan sumur. 1ungsi kecepatan tunggal tidak cukup untuk proses kon&ersi
kedalaman pada daerah dengan struktur yang kompleks. !isalnya ketika semua
sumur dibor hanya pada daerah tinggian, tetapi kita perlu melakukan kon&ersi
kedalaman, untuk estimasi cadangan, tidak hanya pada bagian puncak, tetapi juga
pada bagian samping (-lan" dan sinklin. %eta kecepatan rata-rata yang diturunkan
dari kecepatan stac" dan dikalibrasi dengan data chec"!shot sumur dapat
menghasilkan peta kedalaman yang cukup akurat. 2ntuk mendapatkan sampling
spasial yang maksimum, kecepatan stac" yang didapat dari proses analisa
kecepatan untuk semua line seismik dijadikan input untuk membangun model
kecepatan.
%ertama-tama fungsi kecepatan stac" dikon&ersi menjadi fungsi kecepatan
rata-rata menggunakan persamaan =i4. Sehingga kecepatan rata-rata diturunkan
dari kecepatan inter&al menjadi )
(,.?
0ika semua lapisan, terkait dengan pic" analisa kecepatan, mempunyai
kemiringan dengan sudut maka >
i
(n, menjadi >
i
(n,/cos . +kan tetapi, proses
dip mo+eout (=$O, filter f-k, filter -an, dan slant stac" dapat membantu
mengurangi ketidakpastian terkait dengan efek kemiringan. %ersamaan =i4
mengabaikan lapisan-lapisan tipis di antara pic" analisa kecepatan, anomali
kecepatan dekat permukaan atau yang terdistribusi, pensesaran, dan anisotropi
batuan. "ecepatan seismik yang diturunkan hanya dari satu atau dua fungsi
kecepatan stac" saja akan tidak tepat jika digunakan untuk kon&ersi data seismik
dari domain #aktu ke kedalaman.
4. Brute Stack
+dalah penampang seismik yang diperoleh dari stacking E!% (Eommon
!id %oint sebelum 3!O (3ormal !o&e Out akhir maupun koreksi statik
diterapkan. /ujuan ditampilkannya brute stack adalah untuk Huick look sejauh
mana kualiatas data seismik yang baru diperoleh dari sebuah akuisisi, atau sekedar
mendapatkan gambaran a#al kondisi ba#ah permukaan.
:. "oreksi N$O
"oreksi N$O bertujuan untuk menghilangkan efek dari jarak (o--set
antara sumber dan dalam satu <= (<ommon =epth oint,, sehingga tampilan
[ ] ( * ( (
(
*
*
n > n t n t
n t
>a
i
n


dari sumber dan geophone yang berbeda berada pada #aktu yang sama. "oreksi
N$O dapat dirumuskan sebagai berikut.

,
*
,
,
B
1
1
]
1

,
_

+
+
9
# #
4
(,.@
Dengan )
/
B
) ,h/&, yakni #aktu rambat bolak-balik (/F/ gelombang refleksi pada
pantulan normal.
h ) "etebalan lapisan
G%67%' "$10$ "oreksi N$O
>. "oreksi =$O
<= stac"ing dapat dilakukan bila reflektor merupakan permukaan yang
mendatar, sehingga dalam hal ini <= A <$ A <;. (<$ A <ommon $id
oint,, (<; A <ommon ;e-lection oint, dan semua pasangan S-5 memang
bertemu di satu titik, yakni <= A <$ A <;. 2ntuk reflektor yang miring, hal
tersebut diatas tidak berlaku lagi. %asangan-pasangan dari S-5 tidak akan bertemu
lagi di satu titik. +da suatu fenomena yang disebut dengan nama re-lection point
smearing. Bila hal ini terjadi maka pemakaian <= stac"ing setelah koreksi
N$O tidak akan memberikan hasil seperti yang diharapkan karena =
3!O
untuk
lapisan datar. 2ntuk itulah diperkenalkan koreksi =$O (=ip $o+e Out,. %ada
prinsipnya koreksi =$O berusaha menggeser titik-titik pantul sedemikian
sehingga refleksi-refleksi dengan offset tak nol diubah menjadi refleksi-refleksi
dengan o--set sama dengan nol. 2ntuk pemantulan datar, =$O tidak merubah
#aktu datang gelombang-gelombang terpantul, sehingga tN$O ; t<;.
G%67%' "$11$ ;e-lection point smearing
1#$ M2,'%32 D%&% S(2362*
%enampang seismik adalah hasil pencitraan reflekti&itas ba#ah tanah yang
terekam di permukaan. "arena banyak faktor yang mempengaruhi penjalaran
gelombang seismik dari reflektor sampai ke permukaan akibatnya kadang-kadang
bentuk citranya jauh berbeda dengan bentuk aslinya (struktur dari benda
penyebabnya. !igrasi data seismik pada hakekatnya berusaha menghilangkan
pengaruh penjalaran tersebut (de-propagasi sehingga seolah-olah kita berada di
titik reflektor. Falaupun kenyataannya gelombang menjalar dari sumber ke
reflektor kemudian baru ke penerima.
G%67%' "$1"$ #ime migration

(%) (7)
G%67%' "$1#$ (%)$ Sebelum migrasi dan (7)$Setelah migrasi
(%) (7)
G%67%' "$10$ (%)$ Sebelum migrasi dan (7)$ Setelah migrasi
Cfek migrasi pada antiklin, penyempitan pada penyebaran lateral, dip yang
semakin curam, closure yang terjadi berkurang atau tetap. Sedangkan efek migrasi
pada sinklin, menjadi semakin luas, titik terba#ah menjadi datar / -lat, closure
yang terjadi membesar atau tetap.
%roses migrasi data seismik saat ini didasarkan pada berbagai teknik
migrasi dengan menggunakan persamaan gelombang akustik % maupun elastik %
dan S yang dikerjakan oleh komputer. Salah satu tekniknya, yaitu stac" difraksi
yang dikembangkan oleh Birchho-- atau sering disebut metode asumsi Birchho--.
"euntungan utama dalam metode ini, yaitu mampu memigrasi reflektor curam
(hingga AB
B
dengan baik apabila kualitas data baik. /etapi bila data dengan S/3
jelek, maka hasilnya akan memiliki mutu yang rendah.
%roses migrasi Birchho-- dapat dijelaskan menggunakan contoh pelabuhan
yang dilindungi oleh suatu storm &arrier dengan gap ditengahnya seperti $ambar
,.,@. 0ika gelombang datang sejajar penghalang, maka celah akan menjadi suatu
sumber gelombang yang menjalar ke pantai berbentuk setengah lingkaran.
Dikatakan celah ini bertindak sebagai .u)gens Secondar) Source. Dan apabila
kita bentangkan penerima gelombang sepanjang pantai, maka akan diperoleh
rekaman berupa kur&a difraksi yang berbentuk hiperbola.
G%67%' "$18$ .u)gens secondar) source
!igrasi Birchho-- akan memba#a titik-titik trayektori ini ke titik puncak
hiperbola difraksi menghasilkan suatu titik yang merupakan reprensentasi celah
penghalang pada posisi sesungguhnya. Dengan kata lain, representasi suatu titik
reflektor yang dipandang sebagai .u)gens Seconda) Source pada penampang <-t
(penampang 2ero o--set berupa hiperbola difraksi dan dimigrasi ke posisi
sesungguhnya pada puncak hiperbola difraksi tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
#$1 T%4%9%+ P(+()2&2%+
/ahapan penelitian ini meliputi berbagai langkah dalam pengolahan data
yang tersusun dalam bagan, sebagai berikut)
Input Data
Demultiplex
Editing dan Muting
Koreksi Statik
Dekonvolusi
Analisis Kecepatan
Koreksi NMO
Stacking
Migrasi
$ambar (.* Bagan proses penelitian /ugas +khir
#$" W%*&- 1%+ T(69%& P()%*3%+%%+
/ugas +khir ini akan dilaksanakan pada)
Faktu ) 0anuari ,B*( 9 selesai
0udul ) I+nalisis %roses %re-Stack /ime !igration Dan %ost-Stack /ime
!igration 2ntuk %enggambaran Struktur Ba#ah %ermukaan7.
/empat )
#$# R(+;%+% !%1?%) P(+()2&2%+
3O
/anggal
"egiatan
3o&ember
Desember 0anuari 1ebruari !aret
* , ( 4 * , ( 4 * , ( 4 * , ( 4 * , ( 4
*
%embuatan proposal
/+
, Studi literature
(
%engambilan dan
pengolahan data
4 %embahasan analisis
: %enyusunan skripsi
DAFTAR PUSTAKA
Sanny, /.+. ,BB4. anduan Buliah Lapangan %eo-isi"a $etode Seismi"
;e-le"si. Bandung) -/B.
!unadi, Suprajitno. ,BB,. engolahan =ata Seismi" Cprinsip dasar dan
metodologiD, 2ni&ersity of -ndonesia, Depok.
!ussett, +lan C. and "han, !.+., Loo"ing ?nto #he 7arth, Eambridge 2ni&ersity
%ress, 3e# 'ork.
/elford, F.!., Sheriff, 5.C. and $eldart, 6.%. *AAB. 6pplied %eoph)sics, Second
Cdition. Eambridge 2ni&ersity %ress, 3e# 'ork.
.ttp)//che&yanjarblog.blogspot.com/. Diakses pada tanggal (B Oktober ,B*( jam
,B.4: F-B.
.ttp)//digilib.its.ac.id/public/-/S-paper-,>*,A-**B?*BBB,*-%aper.pdf. Diakses
pada tanggal (B Oktober ,B*( jam ,B.4: F-B.

Anda mungkin juga menyukai