/
(,.*
1
1
1
1
1
1
]
1
mn m m m
n
n
n
i5
a a a a
a a a a
a a a a
a a a a
6
...
... ... ... ... ...
...
...
...
( , *
( (( (, (*
, ,( ,, ,*
* *( *, **
1
1
1
1
1
1
]
1
mn n n n
n
n
m
5i
a a a a
a a a a
a a a a
a a a a
6
...
... ... ... ... ...
...
...
...
( , *
( (( ,( *(
, (, ,, *,
* (* ,* **
Dimana )
i ; * sampai m, menyatakan nomor sampel,
j ; * sampai n, menyatakan nomor trace,
Dalam hal ini m menyatakan jumlah sample di dalam setiap trace dan n
menyatakan jumlah saluran (channel yang dipakai saat diaktifkan. Dengan
demikian data semula yang pada a#alnya berupa sequential series telah diubah
menjadi time series.
0$ Amplitude Recovery
%ada penjalaran gelombang seismik dari source ke re-lector dan kemudian
ke recei+er di permukaan, energi gelombang akan semakin melemah karena
beberapa sebab diantaranya faktor jarak atau geometri (spherical di+ergence dan
proses penyerapan tenaga oleh lapisan batuan yang dilaluinya. Besarnya
amplitudo yang terekam oleh recei+er berbanding lurus dengan energi gelombang
seismik yang diterima oleh recei+er tersebut. #rue amplitude reco+er) pada
intinya bertujuan untuk memunculkan amlitudo-amplitudo gelombang seismik
yang lemah setelah faktor penguatan oleh ampli-ier diangkat dari dalamnya (gain
remo+al. %engangkatan faktor penguatan ini diperlukan dalam upaya
mendapatkan amplitudo yang lebih representatif di daerah penyelidikan. %ain
remo+al adalah proses membuang penguatan yang dilakukan oleh amplifier
karena setelah penguatan dibuang sinyal-sinyal refleksi akan menjadi demikian
lemah, maka penguatan amplifier ini digantikan oleh penguatan lain yang nilai-
nilainya didapat dari e<perimental gain cur+e yang dianggap lebih cocok untuk
daerah yang diselidiki.
Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya amplitudo gelombang
seismik. 1aktor-faktor tersebut, yaitu )
*. "ekuatan sumber ledakan dan kopling antara sumber ledakan dengan
medium.
,. Di&ergensi bola (spherical di+ergence yang menyebabkan energi
gelombang terdistribusi dalam &olume bola.
(. =ariasi koefisien refleksi terhadap sudut datang gelombang atau terhadap
o--set.
4. +tenuasi dan absorpsi.
:. %emantulan berulang atau multiple oleh lapisan-lapisan tipis.
>. .amburan gelombang oleh struktur-struktur yang runcing.
?. -nterferensi dan superposisi oleh gelombang-gelombang yang berbeda
asalnya.
@. "etergantungan arah dari sistem pengaturan penerima (arra) directi+it).
A. Sensiti&itas dan kopling antara geofon dengan tanah.
*B. Superposisi dengan noise.
**. %engaruh instrument (instrument &alance
8$ Muting dan Editing
$uting adalah proses untuk membuang sinyal-sinyal gelombang langsung
dan refraksi. %arameter muting adalah menentukan kemiringan suatu garis lurus
dalam koordinat <-t yang menjadi batas antara sinyal-sinyal langsung dan sinyal
refraksi terhadap sinyal-sinyal yang lain. 7diting berbeda dengan muting. "alau
muting beroperasi dalam , dimensi (<-t sekaligus, maka editing beroperasi dalam
* dimensi dan bersifat sangat lokal. 7diting berusaha mengedit atau mengkoreksi
amplitudo-amplitudo yang dianggap jelek yang ada pada setiap trace seismik
yang terekam. 0ika amplitudo-amplitudo gelombang dalam suatu trace seismik
jelek semua, maka editing berusaha menjadi "illing artinya semua amplitude yang
tidak bernilai nol di dalam trace tersebut di set menjadi nol. .al ini tidak akan
mempengaruhi hasil akhir karena pada saat stac"ing ada berpuluh-puluh trace
seismik yang dijumlahkan. "ehilangan satu atau dua trace (karena amplitudonya
di set sama dengan nol tidak akan banyak merubah hasil stac"ing.
Dalam pemrosesan a#al data seismik, trace harus diedit dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut )
%olaritas dan urutan channel.
$eometri shot dan kabel.
3oise kabel.
3oise alat.
"esalahan alat.
"esalahan pada sumber.
3oise yang dibuat manusia.
6$ K5'(*32 S&%&2*
!aksud dari koreksi statik, yaitu menghilangkan pengaruh topografi
terhadap sinyal-sinyal seismik yang berasal dari lapisan pemantul dan sehingga
didapatkan informasi geologi ba#ah permukaan yang bisa dipercaya. /opografi
permukaan tanah umumnya tidak rata akan mengakibatkan bergesernya #aktu
datang sinyal-sinyal refleksi dari #aktu yang diharapkan. "oreksi statik dilakukan
pada data seismik dengan cara menggeser sejauh #aktu tertentu (time shi-t
faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain sebagai berikut )
*. %erbedaan ele&asi antara sumber dan penerima (geophone.
,. +danya lapisan berkecepatan rendah (biasanya lapisan hasil pelapukan
batuan baik pada posisi sumber dan/atau geophone.
(. "oreksi le&el datum pada posisi sumber dengan geophone.
"oreksi statik mempengaruhi )
"emenerusan reflektor
$eometri struktur
5esolusi
+kurasi /ketepatan analisa kecepatan
2ntuk struktur geologi yang kecil, akurasi koreksi statik sangat
mempengaruhi pada saat pemetaannya. "oreksi statik juga bertujuan untuk
menghilangkan pengaruh lapisan lapuk (0eathering 2one atau #-8 yang pada
umumnya mempunyai kecepatan yang sangat rendah bila dibandingkan dengan
lapisan-lapisan batuan yang ada di ba#ahnya. Setelah koreksi statik maka shot
dan geophone seolah-olah diletakan di bidang datum.
7$ Generalized Resiprocal Metod !GRM"
Dalam praktik sinar seismik dari + dan dari $ tidak selamanya bertemu di
D, oleh karena itu almer (1981, memperumum model menjadi berikut )
G%67%' "$A$ !odel untuk menerangkan metode $5! dan implementasinya
%ada tahap implementasi C$5!, diperlukan pengamatan #aktu datang
gelombang refraksi dari dua arah yang berla#anan.
Dari hasil pengamatan itu kemudian didapatkan )
( )
,
6' '9 6:
+
t t t
t
+
(,.,
%enerali2ed time depth didefinisikan sebagai )
( )
6' '% 6% %
# # # #
,
*
(,.(
"edalaman refraktor di titik $, yaitu )
D
$
; /
$
.= (,.4
A$ Filter Digital
3oise adalah gelombang yang tidak dikehendaki dalam sebuah rekaman
seismik sedangkan data adalah gelombang yang dikehendaki. Dalam seismik
refleksi, gelombang refleksilah yang dikehendaki sedangkan yang lainya
diupayakan untuk diminimalisir. -dentifikasi dan penghilangan noise dari data
seismik merupakan salah satu tahapan dari pemrosesan data seismik. Secara garis
besar noise dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu koheren dan tak-koheren.
Noise tak-koheren terdiri dari noise!noise yang tidak mempunyai pola yang teratur
sementara noise koheren mempunyai pola keteraturan dari trace ke trace. Eontoh
dari noise koheren antara lain, yaitu multiple.
Dalam konsep filter digital untuk data seismik dapat dibedakan atas
beberapa jenis, yakni filter digital satu dimensi, filter digital dua dimensi, dan
filter in+erse. %ada digital satu dimensi dikenal filter frekuensi yang dipakai unuk
memisahkan sinyal dari noise yang berbeda frekuensinya, sementara pada filter
digital dua dimensi pemisahan sinyal terhadap noise berdasarkan atas perbedaan
kecepatan semu dari keduanya. "arena kecepatan semu ini ditentukan oleh
frekuensi dan bilangan gelombang, maka filter digital dua dimensi yang dimaksud
beroperasi pada ka#asan (domain frekuensi dan bilangan gelombang sekaligus.
1ilter frekuensi merupakan filter yang dirancang untuk memisahkan sinyal
dari noise yang berbeda frekuensinya. +pabila frekuensi sinyal dan noise
kebetulan sama besarnya, maka sudah barang tentu filter frekuensi ini sudah
menjadi tidak efektif lagi untuk keperluan itu. 1ilter frekuensi digital dapat
beroperasi di dalam domain #aktu dan domain frekuensi.
1ilter digital f-k beroperasi sekaligus di dua domain, yakni domain
frekuensi dan bilangan gelombang sekaligus. 2ntuk mentranformasikan data
seismik dari domain #aktu ke domain frekuensi pada filter f-k digunakan
transformasi fourier , dimensi. Bentuk filter di domain f-k berbeda dengan bentuk
filter di domain frekuensi. "alau di domain frekuensi filter terdebut berbentuk
kotak atau trapesium, maka di domain f-k ini filter yang dimaksud berbentuk
kipas (-an -ilter yang sisi-sisinya mempunyai kemiringan yang menyatakan nilai
=
a
tertentu. =
a
disebut kecepatan semu atau apparent +elocit).
9$ F2'3& B'(%*
+dalah gelombang seismik yang terekam pertama kali. $elombang ini
merupakan gelombang yang tercepat sampai ke penerima. Didalam studi seismik
refleksi, first break digunakan untuk mencari informasi kondisi lapisan lapuk juga
digunakan untuk koreksi statik. Didalam studi sesmik tomografi, first break
digunakan sebagai input #aktu tempuh gelombang untuk mencitrakan anomali
kecepatan gelombang seismik di ba#ah permukaan.
10$ D(*5+=5)-32
Dekon&olusi adalah suatu proses untuk menghilangkan 0a+elet seismik,
sehingga yang tersisa hanyalah estimasi dari reflektifitas lapisan bumi..
Dekon&olusi bertujuan untuk)
!enghilangkan ringing
!eningkatkan resolusi &ertikal
!emperbaiki penampilan dari stac"ed section, sehingga menjadi lebih mudah
dalam untuk interpretasi, seismik section menjadi lebih mirip dengan model
geologi
!enghilangkan multiple
Seperti banyak diketahui bah#a fenomena perambatan gelombang seismik
yang dipakai dalam seismik eksplorasi dapat di dekati dengan model kon&olusi.
#race seismik dapat dianggap sebagai hasil kon&olusi antara deret koefisien
refleksi dengan sinyal seismik.
; * S
(,.:
Dimana )
S ; kon&olusi dari F dan 5
5 ; re-lecti+it) series
F ; source 0a+elet
+tau dapat dilihat seperti gambar diba#ah ini.
%$ D(*5+=5)-32 S(7()-6 #tac$
Spi"ing decon+olution prinsipnya ditujukan untuk membentuk sinyal.
Spi"ing decon+olution bertujuan untuk menghasilkan keluaran yang spi"e
sehingga sesuai dengan deret reflektifitas. %roses spi"ing decon+olution sendiri
merupakan peminimuman selisih antara masukan yang berupa kon&olusi antara
deret reflektifitas dan 0a+elet sumber dan keluaran yang dinginkan, yaitu deret
reflektifitas yang berbentuk spi"e. Spi"ing decon+olution biasanya dipergunakan
untuk eliminasi multiple perioda pendek dan 0a+elet sumber.
Dalam keadaan khusus bila sinyal yang dibutuhkan berupa paku (spi"e
maka dekon&olusinya disebut spi"ing decon+olution. "onsep untuk
menyelesaikan hal ini ada di dalam teori yang disebut -ilter 0iener. 1ilter 0iener
adalah sebuah proses operasi matematik yang menganut asas kuadrat terkecil
(least square criteria dalam menjalankan operasinya. /ahap operasi dibagi
menjadi dua tahap, yakni tahap perancangan (-ilter design dan tahap pemakaian
(-ilter application.
7$ D(*5+=5)-32 S(&()%4 #tac$
Berbeda dengan dekon&olusi sebelum stac" yang perannya lebih banyak
diarahkan untuk membentuk sinyal dan meningkatkan resolusi data seismik.
/eknik-teknik dekon&olusi setelah stac" dimaksudkan untuk merekam noise yang
koheren. Noise yang koheren adalah sinyal seismik juga, akan tetapi nilai
penjalarannya melalui jalan yang tidak kita inginkan. Beberapa contoh dari noise
koheren, yaitu ghost, multiple (pantul berulang baik yang periode panjang
maupun periode pendek, re&ersibrasi, dan lain-lain sebagainya. %roses
dekon&olusi yang dilakukan setelah stac" ini berarti bah#a dia dioperasikan pada
data seismik pada kondisi pantulan normal. +lasannya mungkin, yaitu selain
jumlah trace-nya sudah jauh berkurang, operator dekon&olusinya dapat dipakai
untuk banyak trace apabila reflektornya datar. Sementara apabila dilakukan
setelah stac" maka penentuan operator dekon&olusi harus dicari untuk setiap
trace.
11$ %D& Gater
%ada beberapa so-t0are pengolahan data, <= gather (common depth
point gather, termasuk dalam sub proses yang disebut geometr), yang pada
hakekatnya berusaha menghubungkan besaran-besaran di permukaan dengan
besaran-besaran di ba#ah permukaan. Besaran-besaran di permukaan, yaitu
nomor trace, jarak antar trace, jarak antar shot point, dan nomor stasiun. Besaran
di ba#ah permukaan, yaitu <=, banyaknya <=, dll.
G%67%' "$9$ %enggambaran E!% (<ommon $id oint
.ubungan antara banyaknya saluran (jumlah channel yang dimanfaatkan
pada saat-saat perekaman, inter&al penembakan, dan inter&al antar grup
geophone atau hidrophone dengan banyaknya <= diberikan oleh )
pi
i c
-
S
; N
N
,
(,.>
"eterangan )
-
N
; 0umlah -old co+erage
c
N
; 0umlah channel
i
;
; ;ecei+er inter+al
pi
S
; Source point inter+al
Banyaknya <= disebut juga <= co+erage atau -old co+erage.
1"$ A+%)23% K(;(9%&%+< K5'(*32 'M(< 1%+ DM(
"ecepatan gelombang seismik dalam formasi ba#ah permukaan
merupakan salah satu informasi penting yang akan digunakan untuk kon&ersi data
seismik dari domain #aktu ke kedalaman. Sumber data kecepatan yang paling
akurat didapat dari pengukuran chec"!shot sumur, tetapi metoda tersebut hanya
dapat dilakukan pada area yang sangat dekat dengan lokasi sumur, pada
kenyataannya interpretasi dilakukan pada area-area yang jauh dari lokasi sumur.
!asalah lainnya, yaitu adanya struktur geologi yang kompleks sehingga
menimbulkan &ariasi kecepatan terhadap kedalaman. .al-hal tersebut dapat
menimbulkan masalah dalam penentuan posisi struktur dan masalah pada #aktu
dilakukan proses migrasi. Oleh karena itu, analisa kecepatan merupakan suatu
proses yang sangat penting dalam tahapan pemrosesan data seismik. +nalisa
kecepatan merupakan proses pemilihan kecepatan yang sesuai, yang akan
digunakan untuk pemprosesan selanjutnya dan merupakan salah satu qualit)
control hasil pengolahan akhir (biasanya dilakukan bersama dengan stac"ing
+elocit).
%$ !(+23-.(+23 K(;(9%&%+ S(2362*
"ecepatan seismik yang sering digunakan dalam pekerjaan eksplorasi
dibagi menjadi tujuh macam, yaitu )
*. "ecepatan inter&al, dirumuskan sebagai berikut,
t
2
>?
dimana Gt adalah
#aktu yang diperlukan untuk melakukan penjalaran sejauh G8.
,. "ecepatan rata-rata, dirumuskan sebagai berikut,
+ +
+ +
n
i
i
i
n
i
i
n
n n ?
t
t >?
t t t
t >? t >? t >?
>
*
*
, *
, , *
.....
....
yaitu kecepatan inter&al sepanjang suatu section geologi ketika puncak dari
inter&al adalah datum referensi untuk pengukuran seismik.
(. "ecepatan instantaneous, dirumuskan sebagai berikut,
yaitu kecepatan yang diukur dengan log kecepatan.
4. "ecepatan 5!S (;oot $ean Square, dirumuskan sebagai berikut,
yaitu akar kuadrat rata-rata (root mean square dari kecepatan inter&al.
"ecepatan 5!S selalu lebih besar daripada kecepatan rata-rata kecuali untuk
kasus satu lapisan.
:. "ecepatan N$O, dirumuskan sebagai berikut,
yaitu kecepatan yang diperlukan untuk melakukan proses N$O dengan benar.
>. "ecepatan inter&al =i4, dirumuskan sebagai berikut,
karena >
N$O
@ >
;$S
untuk bentangan yang pendek, persamaan di atas dapat
dituliskan sebagai,
?. "ecepatan rata-rata =i4, dirumuskan sebagai pendekatan terhadap kecepatan
rata-rata menggunakan rumus kecepatan inter&al =i4 menjadi,
dt
d2
t
2
Lim >7
t
B
,
*
*
*
,
,
_
n
i
i
n
i
i i
;$S
t
t >?
>
,
*
,
B
,
,
*
,
, ,
,
_
# #
9 9
>
# #
9
>
9
9
N$O
9
N$O
,
*
*
*
*
, ,
, *
,
_
n n
n
n
n
n
n n
#o #o
#o >N$O #o >N$O
>?=
,
*
*
*
*
, ,
, *
,
_
n n
n
n
n
n
n n
#o #o
#o >;$S #o >;$S
>?=
n
n n
# # #
# >?= # >?= # >?=
= >
+ +
+ +
, *
, , * *
2ntuk perumusan-perumusan di atas, t didefinisikan sebagai #aktu searah
(one!0a) time dan / didefinisikan sebagai #aktu dua arah (t0o!0a) time.
7$ F%*&5'-/%*&5' :%+, M(69(+,%'-42 E3&26%32 K(;(9%&%+
+da beberapa faktor yang mempengaruhi estimasi kecepatan dengan
memakai data seismik <= gather, antara lain )
$eometri pengukuran, terutama yang terkait dengan offset jauh karena
makin jauh bentangan pengukuran maka makin baik koreksi N$O
yang dihasilkan, sehingga perbedaan reflektor dan multipel menjadi
lebih jelas.
"eberulangan dalam stac"ing -old karena dapat mengurangi noise
acak/random
5asio sinyal-noise atau dengan kata lain kualitas data
%emotongan atau muting data seismik untuk menghilangkan noise.
%anjang selang #aktu untuk estimasi kecepatan, pemilihan selang yang
terlalu sempit akan membutuhkan #aktu komputasi yang lama
sementara pemilihan selang yang terlalu lebar akan mengurangi
resolusi &ertikal dari spektrum kecepatan.
%engukuran koherensi
'and0idth frekuensi dari data karena berpengaruh pada resolusi lateral
dan &ertikal dari data
.asil mo&eout hiperbolik
;$ B(7('%9% M(&51( A+%)23% K(;(9%&%+
*. Stac" "ecepatan "onstan
Dalam metode ini pada masukan berupa <= gather diterapkan koreksi
N$O dengan beberapa kecepatan yang berbeda. 0ika kecepatan yang digunakan
terlalu tinggi, maka e+ent refleksi akan berbentuk melengkung ke ba#ah atau
biasa disebut under!corrected. 0ika kecepatan yang digunakan terlalu rendah,
e+ent refleksi akan berbentuk melengkung ke atas atau biasa disebut o+er!
corrected. 0ika kecepatan yang digunakan tepat atau sesuai reflektor akan
berbentuk horisontal atau hampir horisontal. $ambar di ba#ah menunjukkan hasil
dari stac" kecepatan konstan dengan kecepatan ber&ariasi mulai dari :BBB ft/detik
sampai *(>BB ft/detik dengan penambahan konstan tiap (BB ft/detik. 7+ent
refleksi yang kita amati, yaitu e+ent + dan B. Dari hasil di ba#ah dapat kita lihat
bah#a e+ent + berbentuk datar pada nilai kecepatan @(BB ft/detik, berarti bah#a
kecepatan tersebut merupakan kecepatan stac" terbaik untuk e+ent +. Sementara
e+ent B berbentuk datar pada nilai kecepatan A,BB ft/detik, berarti pada kecepatan
tersebut merupakan kecepatan stac" terbaik untuk e+ent B.
,. !etode Spektrum "ecepatan
!etode spektrum kecepatan, tidak seperti stac" kecepatan konstan, lebih
mendasarkan pada korelasi antara trace dalam <= gather bukannya
kemenerusan lateral dari e+ent. Sehingga metode ini, dibandingkan dengan
metode stac" kecepatan konstan, lebih sesuai untuk data dengan reflektor lebih
dari satu, tetapi kurang sesuai untuk data dengan struktur geologi yang kompleks.
!etode spektrum kecepatan dilakukan dengan cara sebagai berikut, misal sebuah
data gather dengan reflektor tunggal, seperti pada gambar di ba#ah dikoreksi
dengan kecepatan konstan antara ,BBB 9 4(BB meter/detik, kemudian hasil-hasil
koreksi tersebut di-stac". #race setelah di-stac" tersebut lalu ditampilkan berjajar,
hasilnya, yaitu sebuah plot kecepatan terhadap #aktu tempuh dua arah (t0o!0a)
time. Seperti terlihat dalam gambar di ba#ah kecepatan stac" terbaik untuk kasus
reflektor tunggal, yaitu (BBB meter/detik. 0ika metoda yang sama diterapkan pada
kasus reflektor banyak (dalam contoh ini tiga, kecepatan stac" terbaik berturut-
turut adalah ,?BB, ,@BB dan (BBB meter/detik.
(. "on&ersi dari "ecepatan Stac" ke "ecepatan 5ata-rata
Sumber paling akurat dari data kecepatan, yaitu dari pengukuran chec"!
shot sumur, tetapi hal ini hanya dapat diterapkan pada daerah yang terbatas dekat
dengan sumur. 1ungsi kecepatan tunggal tidak cukup untuk proses kon&ersi
kedalaman pada daerah dengan struktur yang kompleks. !isalnya ketika semua
sumur dibor hanya pada daerah tinggian, tetapi kita perlu melakukan kon&ersi
kedalaman, untuk estimasi cadangan, tidak hanya pada bagian puncak, tetapi juga
pada bagian samping (-lan" dan sinklin. %eta kecepatan rata-rata yang diturunkan
dari kecepatan stac" dan dikalibrasi dengan data chec"!shot sumur dapat
menghasilkan peta kedalaman yang cukup akurat. 2ntuk mendapatkan sampling
spasial yang maksimum, kecepatan stac" yang didapat dari proses analisa
kecepatan untuk semua line seismik dijadikan input untuk membangun model
kecepatan.
%ertama-tama fungsi kecepatan stac" dikon&ersi menjadi fungsi kecepatan
rata-rata menggunakan persamaan =i4. Sehingga kecepatan rata-rata diturunkan
dari kecepatan inter&al menjadi )
(,.?
0ika semua lapisan, terkait dengan pic" analisa kecepatan, mempunyai
kemiringan dengan sudut maka >
i
(n, menjadi >
i
(n,/cos . +kan tetapi, proses
dip mo+eout (=$O, filter f-k, filter -an, dan slant stac" dapat membantu
mengurangi ketidakpastian terkait dengan efek kemiringan. %ersamaan =i4
mengabaikan lapisan-lapisan tipis di antara pic" analisa kecepatan, anomali
kecepatan dekat permukaan atau yang terdistribusi, pensesaran, dan anisotropi
batuan. "ecepatan seismik yang diturunkan hanya dari satu atau dua fungsi
kecepatan stac" saja akan tidak tepat jika digunakan untuk kon&ersi data seismik
dari domain #aktu ke kedalaman.
4. Brute Stack
+dalah penampang seismik yang diperoleh dari stacking E!% (Eommon
!id %oint sebelum 3!O (3ormal !o&e Out akhir maupun koreksi statik
diterapkan. /ujuan ditampilkannya brute stack adalah untuk Huick look sejauh
mana kualiatas data seismik yang baru diperoleh dari sebuah akuisisi, atau sekedar
mendapatkan gambaran a#al kondisi ba#ah permukaan.
:. "oreksi N$O
"oreksi N$O bertujuan untuk menghilangkan efek dari jarak (o--set
antara sumber dan dalam satu <= (<ommon =epth oint,, sehingga tampilan
[ ] ( * ( (
(
*
*
n > n t n t
n t
>a
i
n
dari sumber dan geophone yang berbeda berada pada #aktu yang sama. "oreksi
N$O dapat dirumuskan sebagai berikut.
,
*
,
,
B
1
1
]
1
,
_
+
+
9
# #
4
(,.@
Dengan )
/
B
) ,h/&, yakni #aktu rambat bolak-balik (/F/ gelombang refleksi pada
pantulan normal.
h ) "etebalan lapisan
G%67%' "$10$ "oreksi N$O
>. "oreksi =$O
<= stac"ing dapat dilakukan bila reflektor merupakan permukaan yang
mendatar, sehingga dalam hal ini <= A <$ A <;. (<$ A <ommon $id
oint,, (<; A <ommon ;e-lection oint, dan semua pasangan S-5 memang
bertemu di satu titik, yakni <= A <$ A <;. 2ntuk reflektor yang miring, hal
tersebut diatas tidak berlaku lagi. %asangan-pasangan dari S-5 tidak akan bertemu
lagi di satu titik. +da suatu fenomena yang disebut dengan nama re-lection point
smearing. Bila hal ini terjadi maka pemakaian <= stac"ing setelah koreksi
N$O tidak akan memberikan hasil seperti yang diharapkan karena =
3!O
untuk
lapisan datar. 2ntuk itulah diperkenalkan koreksi =$O (=ip $o+e Out,. %ada
prinsipnya koreksi =$O berusaha menggeser titik-titik pantul sedemikian
sehingga refleksi-refleksi dengan offset tak nol diubah menjadi refleksi-refleksi
dengan o--set sama dengan nol. 2ntuk pemantulan datar, =$O tidak merubah
#aktu datang gelombang-gelombang terpantul, sehingga tN$O ; t<;.
G%67%' "$11$ ;e-lection point smearing
1#$ M2,'%32 D%&% S(2362*
%enampang seismik adalah hasil pencitraan reflekti&itas ba#ah tanah yang
terekam di permukaan. "arena banyak faktor yang mempengaruhi penjalaran
gelombang seismik dari reflektor sampai ke permukaan akibatnya kadang-kadang
bentuk citranya jauh berbeda dengan bentuk aslinya (struktur dari benda
penyebabnya. !igrasi data seismik pada hakekatnya berusaha menghilangkan
pengaruh penjalaran tersebut (de-propagasi sehingga seolah-olah kita berada di
titik reflektor. Falaupun kenyataannya gelombang menjalar dari sumber ke
reflektor kemudian baru ke penerima.
G%67%' "$1"$ #ime migration
(%) (7)
G%67%' "$1#$ (%)$ Sebelum migrasi dan (7)$Setelah migrasi
(%) (7)
G%67%' "$10$ (%)$ Sebelum migrasi dan (7)$ Setelah migrasi
Cfek migrasi pada antiklin, penyempitan pada penyebaran lateral, dip yang
semakin curam, closure yang terjadi berkurang atau tetap. Sedangkan efek migrasi
pada sinklin, menjadi semakin luas, titik terba#ah menjadi datar / -lat, closure
yang terjadi membesar atau tetap.
%roses migrasi data seismik saat ini didasarkan pada berbagai teknik
migrasi dengan menggunakan persamaan gelombang akustik % maupun elastik %
dan S yang dikerjakan oleh komputer. Salah satu tekniknya, yaitu stac" difraksi
yang dikembangkan oleh Birchho-- atau sering disebut metode asumsi Birchho--.
"euntungan utama dalam metode ini, yaitu mampu memigrasi reflektor curam
(hingga AB
B
dengan baik apabila kualitas data baik. /etapi bila data dengan S/3
jelek, maka hasilnya akan memiliki mutu yang rendah.
%roses migrasi Birchho-- dapat dijelaskan menggunakan contoh pelabuhan
yang dilindungi oleh suatu storm &arrier dengan gap ditengahnya seperti $ambar
,.,@. 0ika gelombang datang sejajar penghalang, maka celah akan menjadi suatu
sumber gelombang yang menjalar ke pantai berbentuk setengah lingkaran.
Dikatakan celah ini bertindak sebagai .u)gens Secondar) Source. Dan apabila
kita bentangkan penerima gelombang sepanjang pantai, maka akan diperoleh
rekaman berupa kur&a difraksi yang berbentuk hiperbola.
G%67%' "$18$ .u)gens secondar) source
!igrasi Birchho-- akan memba#a titik-titik trayektori ini ke titik puncak
hiperbola difraksi menghasilkan suatu titik yang merupakan reprensentasi celah
penghalang pada posisi sesungguhnya. Dengan kata lain, representasi suatu titik
reflektor yang dipandang sebagai .u)gens Seconda) Source pada penampang <-t
(penampang 2ero o--set berupa hiperbola difraksi dan dimigrasi ke posisi
sesungguhnya pada puncak hiperbola difraksi tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
#$1 T%4%9%+ P(+()2&2%+
/ahapan penelitian ini meliputi berbagai langkah dalam pengolahan data
yang tersusun dalam bagan, sebagai berikut)
Input Data
Demultiplex
Editing dan Muting
Koreksi Statik
Dekonvolusi
Analisis Kecepatan
Koreksi NMO
Stacking
Migrasi
$ambar (.* Bagan proses penelitian /ugas +khir
#$" W%*&- 1%+ T(69%& P()%*3%+%%+
/ugas +khir ini akan dilaksanakan pada)
Faktu ) 0anuari ,B*( 9 selesai
0udul ) I+nalisis %roses %re-Stack /ime !igration Dan %ost-Stack /ime
!igration 2ntuk %enggambaran Struktur Ba#ah %ermukaan7.
/empat )
#$# R(+;%+% !%1?%) P(+()2&2%+
3O
/anggal
"egiatan
3o&ember
Desember 0anuari 1ebruari !aret
* , ( 4 * , ( 4 * , ( 4 * , ( 4 * , ( 4
*
%embuatan proposal
/+
, Studi literature
(
%engambilan dan
pengolahan data
4 %embahasan analisis
: %enyusunan skripsi
DAFTAR PUSTAKA
Sanny, /.+. ,BB4. anduan Buliah Lapangan %eo-isi"a $etode Seismi"
;e-le"si. Bandung) -/B.
!unadi, Suprajitno. ,BB,. engolahan =ata Seismi" Cprinsip dasar dan
metodologiD, 2ni&ersity of -ndonesia, Depok.
!ussett, +lan C. and "han, !.+., Loo"ing ?nto #he 7arth, Eambridge 2ni&ersity
%ress, 3e# 'ork.
/elford, F.!., Sheriff, 5.C. and $eldart, 6.%. *AAB. 6pplied %eoph)sics, Second
Cdition. Eambridge 2ni&ersity %ress, 3e# 'ork.
.ttp)//che&yanjarblog.blogspot.com/. Diakses pada tanggal (B Oktober ,B*( jam
,B.4: F-B.
.ttp)//digilib.its.ac.id/public/-/S-paper-,>*,A-**B?*BBB,*-%aper.pdf. Diakses
pada tanggal (B Oktober ,B*( jam ,B.4: F-B.