Anda di halaman 1dari 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasa
n 1. Spiritual itas Teori

a. Pengertian Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta. Sebagai contoh seseorang yang percaya kepada Allah sebagai Pencipta atau sebagai Maha Kuasa. Dimensi spiritual berupaya untuk mempertahankan keharmonisan atau keselarasan dengan dunia luar, berjuang untuk menjawab atau mendapatkan kekuatan ketika sedang menghadapi stres emosional, penyakit isik, atau kematian !"amid, #$$%&. Spiritualitas !spirituality) merupakan sesuatu yang dipercayai oleh seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi !'uhan&, yang menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap adanya 'uhan, dan permohonan maa atas segala kesalahan yang pernah diperbuat !Asmadi, #$$%&. Stoll !()%)* dalam "amid, #$$%&

menguraikan bahwa spiritualitas sebagai konsep dua dimensi, yaitu dimensi +ertikal dan dimensi hori,ontal. Dimensi +ertikal

adalah hubungan dengan 'uhan atau Yang Maha 'inggi yang menuntun kehidupan seseorang. Dimensi hori,ontal adalah hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan lingkungan. Spiritualitas mencakup esensi keberadaan indi+idu dan keyakinannya tentang makna hidup dan tujuan hidup. Spiritualitas dapat mencakup keyakinan kepada 'uhan atau kekuatan yang lebih tinggi, praktik keagamaan, keyakinan dan praktik budaya, dan hubungan dengan lingkungan !-ideback, #$$%&.

b. Konsep Spiritualitas Konsep yang berhubungan dengan spiritualitas menurut Ko,ier et al !#$($& yaitu agama, keyakinan, harapan, transendensi, pengampunan. Agama merupakan sistem keyakinan dan praktik yang terorganisasi. Agama memberi suatu cara mengekspresikan spiritual dan memberikan pedoman kepada yang mempercayainya dalam berespon terhadap pertanyaan dan tantangan hidup. Perkembangan keagamaan indi+idu mengacu pada penerimaan keyakinan, nilai, pedoman pelaksanaan, dan ritual tertentu. Keyakinan adalah meyakini atau berkomitmen terhadap sesuatu atau seseorang. Keyakinan memberi makna bagi kehidupan, memberi kekuatan pada saat indi+idu mengalami kesulitan dalam kehidupannya. Keyakinan memberi kekuatan dan harapan !Ko,ier et al, #$($&.

(.

"arapan

merupakan

konsep

yang

tergabung

dengan

spiritualitas. Yaitu proses antisipasi yang melibatkan interaksi berpikir, bertindak, merasakan, dan keterkaitan yang diarahkan ke pemenuhan di masa yang akan datang yang bermakna secara personal. 'anpa harapan, pasien menyerah, kehilangan semangat, dan penyakit kemungkinan semakin cepat memburuk !Ko,ier et al, #$($&. 'ransendensi melibatkan kesadaran seseorang bahwa ada sesuatu yang lain atau yang lebih hebat dari diri sendiri dan suatu pencarian dan penilaian terhadap sesuatu yang lebih hebat tersebut, baik itu adalah mahluk, kekuatan, atau nilai yang paling hebat !Ko,ier et al, #$($&. Kebutuhan akan ampunan merupakan kebutuhan akan ampunan dari 'uhan, diri sendiri, dan orang lain serta kebebasan indi+idu untuk mencintai 'uhan, diri sendiri, dan orang lain. /agi banyak pasien, penyakit atau kecacatan menimbulkan rasa malu atau rasa bersalah. Masalah kesehatan diinterpretasi sebagai hukuman atau dosa yang dilakukan di masa lalu. Perawat dapat berperan penting dalam membantu pasien memahami proses pengampunan !Ko,ier et al, #$($&.

c. Komponen Spiritualitas 0lkins et al !())%& dalam 1ahadian !#$((& menyebutkan komponen dari spiritualitas meliputi dimensi transenden, makna dan

(2

tujuan hidup, misi hidup, kesakralan hidup, nilai3nilai material, altruisme, idealisme, kesadaran akan peristiwa tragis, dan buah dari spiritualitas. (&. Dimensi 'ransenden Dimensi transenden merupakan kepercayaan terhadap 'uhan atau apapun yang dipersepsikan sebagai sosok transenden. Kepercayaan ini akan diiringi dengan rasa perlunya menyesuaikan diri dan menjaga hubungan dengan realitas transenden tersebut. #&. Makna dan 'ujuan "idup 4ndi+idu mengembangkan pandangan bahwa hidup memiliki makna dan bahwa setiap eksistensi memiliki tujuannya masing3 masing. 5&. Misi hidup 4ndi+idu merasakan adanya panggilan yang harus dipenuhi, rasa tanggung jawab pada kehidupan secara umum. 4ndi+idu memiliki moti+asi yang berarti mereka dapat memecah misi hidupnya dalam target3target konkrit dan tergerak untuk memenuhi misi tersebut. 6&. Kesakralan hidup 4ndi+idu yang spiritual mempunyai kemampuan untuk melihat kesakralan dalam semua hal dalam hidup. Percaya bahwa semua kehidupan suci si atnya dan bahwa yang sakral dapat juga ditemui dalam hal3hal keduniaan.

(%

7&. 8ilai3nilai material 4ndi+idu yang spiritual menghargai materi seperti kebendaan atau uang namun indi+idu menyadari bahwa kepuasan dalam hidup semestinya datang bukan dari seberapa banyak kekayaan atau kebendaan yang dimiliki. .&. Altruisme 4ndi+idu yang spiritual menyadari akan adanya tanggung jawab bersama dari masing3masing orang untuk saling menjaga sesamanya. Mereka meyakini bahwa tidak ada manusia yang dapat berdiri sendiri, bahwa umat manusia terikat satu sama lain sehingga bertanggung jawab atas sesamanya. Keyakinan ini dipengaruhi oleh sensiti+itas mereka akan penderitaan orang lain. 2&. 4dealisme 4dealisme merupakan kepercayaan yang kuat pada potensi baik manusia yang diaktualisasikan dalam berbagai aspek kehidupan. %&. Kesadaran akan peristiwa tragis Kesadaran akan peristiwa tragis dalam hidup seperti rasa sakit, penderitaan, atau kematian diyakini sebagai alat yang akan membuat mereka semakin memiliki kesadaran akan eksistensinya dalam hidup.

()

)&. /uah dari spiritualitas Komponen terakhir merupakan re leksi atas kedelapan komponen sebelumnya dimana indi+idu mengolah komponen3 komponen dari pandangan, kepercayaan, dan nilai3nilai yang dianutnya dalam komponen e ek dari spiritualitasnya, dan biasanya dikaitkan dengan hubungannya terhadap diri sendiri, orang lain, alam, kehidupan. Spiritualitas mencakup hubungan seorang indi+idu dengan daya yang melebihi dan juga dengan orang3orang disekitarnya. Seseorang dengan spiritualitas yang berkembang akan memiliki komponen3komponen tersebut.

d. Fa tor!"a tor #ang mempengaru$i spiritualitas 9aktor3 aktor yang dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang adalah tahap perkembangan, keluarga, latar belakang etnik dan budaya, pengalaman hidup sebelumnya, krisis dan perubahan, terpisah dari ikatan spiritual, isu moral terkait dengan terapi, dan asuhan keperawatan yang kurang sesuai !"amid, #$$%&. (&. 'ahap Perkembangan 'ahap perkembangan spiritual manusia dapat dilihat dari tahap perkembangan mulai dari bayi, anak3anak, pra sekolah, usia sekolah, remaja, dewasa awal, dewasa pertengahan, dewasa akhir, dan lanjut usia. Asmadi !#$$%& menyatakan, usia

perkembangan

dapat

menentukan

proses

pemenuhan

kebutuhan spiritual, karena

#$

setiap tahap perkembangan memiliki cara meyakini kepercayaan terhadap 'uhan. #&. Keluarga Peran orang tua sangat menentukan perkembangan spiritualitas anak, yang penting bukan apa yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya tentang 'uhan, tetapi apa yang anak pelajari mengenai 'uhan, kehidupan, dan diri sendiri dari perilaku orang tua mereka. :leh karena itu keluarga merupakan lingkungan terdekat dan pengalaman pertama anak dalam mempersepsikan kehidupan di dunia, pandangan anak pada umumnya diwarnai oleh pengalaman mereka dalam berhubungan dengan orang tua dan saudaranya. 5&. ;atar belakang etnik dan budaya Sikap, keyakinan, dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan sosial budaya. Pada umumnya, seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga. Anak belajar pentingnya menjalankan kegiatan agama, termasuk nilai moral dari hubungan keluarga dan peran serta dalam berbagai bentuk kegiatan keagamaan. 6&. Pengalaman hidup sebelumnya Pengalaman hidup, baik yang positi maupun pengalaman negati dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang. Sebaliknya, juga dipengaruhi oleh bagaimana seseorang mengartikan secara spiritual kejadian atau pengalaman tersebut. Pengalaman hidup yang

#(

menyenangkan sekalipun dapat menimbulkan perasaan bersyukur kepada 'uhan, tetapi ada juga yang merasa tidak perlu mensyukurinya. Peristiwa dalam kehidupan sering dianggap sebagai suatu cobaan yang diberikan 'uhan kepada manusia untuk menguji kekuatan imannya. 7&. Krisis dan perubahan Krisis dan perubahan dapat menguatkan spiritual seseorang. Krisis sering dialami ketika seseorang menghadapi penyakit, penderitaan, proses penuaan, kehilangan, dan bahkan kematian. Perubahan dalam kehidupan dan krisis yang dihadapi tersebut merupakan pengalaman spiritual selain juga pengalaman yang bersi at isik dan emosional. Krisis dapat berhubungan dengan perubahan pato isiologi, terapi<pengobatan yang diperlukan, atau situasi yang mempengaruhi seseorang. .&. 'erpisah dari ikatan spiritual Penyakit akut sering kali membuat indi+idu merasa terisolasi dan kehilangan kebebasan pribadi dan sistem dukungan sosial. 2&. 4su moral terkait dengan terapi Kon lik antara jenis terapi denngan keyakinan agama sering dialami oleh pasien dan tenaga kesehatan. %&. Asuhan keperawatan yang kurang sesuai /erbagai alasan ada kemungkinan perawat justru menghindar untuk memberi asuhan spiritual.

##

%. Kompetensi Asu$an Spiritual Pasien 1ass !#$$%& mende inisikan kompetensi sebagai komponen yang mengandung ketrampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan untuk mendorong kesuksesan dalam suatu pekerjaan atau pro esi. /eberapa aktor yang dapat mempengaruhi kompetensi seseorang menurut =well !#$$%* dalam Darwinanti, #$($& > a. Keyakinan dan nilai3nilai Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan sangat mempengaruhi perilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka tidak kreati dan ino+ati , mereka tidak akan berusaha berpikir tentang cara baru atau berbeda dalam melakukan sesuatu. b. Ketrampilan Ketrampilan yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan suatu akti+itas atau pekerjaan. Pengembangan ketrampilan secara spesi ik berkaitan dengan kompetensi dapat berdampak baik pada budaya organisasi dan kompetensi indi+idual. c. Pengalaman Keahlian dari banyak orang, kompetensi komunikasi memerlukan di hadapan pengalaman kelompok,

mengorganisasikan

menyelesaikan masalah, dan sebagainya. 9aktor pengalaman dapat meningkatkan kecakapan dalam kompetensi.

#5

d. Karakteristik kepribadian :rang merspon dan berinteraksi dengan kekuatan dan lingkungan sekitarnya. Kepribadian dapat mempengaruhi sejumlah kompetensi termasuk dalam penyelesaian kon lik, menunjukkan kepedulian interpersonal, kemampuan bekerja dalam tim, memberikan pengaruh dan dapat membangun hubungan yang baik. e. Moti+asi Moti+asi merupakan aktor dalam kompetensi yang dapat berubah. Dengan memberikan dorongan, apresiasi terhadap suatu pekerjaan, dengan memberikan pengakuan dan perhatian indi+idual dapat memberi pengaruh positi terhadap moti+asi. . 4su emosional "ambatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi. Adanya rasa takut membuat kesalahan, rasa malu, merasa tidak disukai atau tidak menjadi bagian, semuanya cenderung membatasi moti+asi dan inisiati . g. Kemampuan intelektual Kompetensi bergantung pada pemikiran kogniti seperti pemikiran konseptual dan pemikiran analitis. h. /udaya organisasi /udaya organisasi mempengaruhi kompetensi sumberdaya manusia dalam kegiatan sebagai berikut, proses rekruitmen dan seleksi karyawan, sistem penghargaan, praktik pengambilan keputusan, iloso i

#6

organisasi3misi, +isi dan nilai3nilai berhubungan dengan kompetensi, kebiasaan dan prosedur memberi in ormasi kepada pekerja mengenai kompetensi yang diharapkan, dan komitmen pada pelatihan dan pengembangan. Muchson !#$(#& menyatakan bahwa kompetensi seorang perawat adalah sesuatu yang ditampilkan secara menyeluruh oleh seorang perawat dalam memberikan pelayanan pro esional kepada pasien, mencakup pengetahuan, ketrampilan dan pertimbangan yang dipersyaratkan dalam situasi praktek. ?ampinha3/acote !())7* dalam Singh, #$$2&

mendeskripsikan kompetensi spiritual terdiri dari tiga komponen yaitu spiritual awareness, spiritual knowledge, spiritual skill. @raham !#$$%& menyatakan kompetensi spiritual adalah dasar untuk mengembangkan harapan, tujuan, dan makna hidup. 1ohman !#$$)& menyatakan bahwa asuhan spiritual adalah asuhan yang dilakukan oleh perawat untuk memenuhi kebutuhan spiritual untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pasien dengan membantu pasien untuk memahami lebih baik makna<arti dan tujuan hidup, memberikan keyakinannya pada 'uhan, meningkatkan kemampuan pasien untuk mencintai, dan memberikan dukungan terhadap nilai3nilai spiritual. Kompetensi dalam asuhan spiritual mengacu pada satu set kompleks ketrampilan bekerja dalam konteks pro esional, yaitu proses keperawatan klinis. Kompetensi merupakan langkah awal penting dalam mengembangkan pemenuhan dalam asuhan spiritual. @o+ier !#$$$&

#7

menyatakan pendekatan yang sistematis dalam asuhan spiritual dengan menggunakan proses keperawatan meliputi pengkajian, perencanaan, inter+ensi dan e+aluasi.

a.

Peng a&ian Keadaan di lingkungan klinik sekarang ini merupakan tantangan bagi perawat, dengan jumlah pasien yang banyak dan waktu yang sedikit untuk mampu mengidenti ikasi kebutuhan spiritual pasien. :leh karena itu, perawat memerlukan kemampuan untuk melakukan pengkajian spiritual secara singkat dengan menanyakan beberapa pertanyaan. Pasien memerlukan kesediaan perawat untuk hadir secara isik dan psikis dan berespon terhadap kebutuhan spiritual pasien, baik yang dinyatakan secara +erbal maupun non+erbal !1ieg, #$$.&. Perawat tidak hanya harus memiliki apresiasi mengenai pentingnya kebutuhan spiritual pasien tetapi juga komponen pengkajian untuk mengidenti ikasi masalah spiritual. /eberapa alasan keengganan dalam mengkaji kebutuhan spiritual pasien mungkin dikarenakan perawat sendiri memiliki pandangan yang sempit terhadap spiritualitas mereka sendiri !@o+ier, #$$$&.

#.

Pengkajian

aspek

spiritual

memerlukan

hubungan

interpersonal yang baik dengan pasien. (&. Pengkajian data subjekti . Meliputi konsep 'uhan atau Ketuhanan, sumber harapan dan kekuatan, praktik agama dan ritual, hubungan antara keyakinan spiritual dan kondisi kesehatan. #&. Pengkajian data objekti . Pengkajian data objekti dilakukan melalui pengkajian klinis yang meliputi pengkajian a ek dan sikap, perilaku, +erbalisasi, hubungan interpersonal, dan lingkungan. Pengkajian data objekti terutama dilakukan melalui obser+asi !"amid, #$$%&.

b. 'iagnosa Ketika meninjau pengkajian spiritual dan mengintegrasikan in ormasi tersebut ke dalam diagnosa keperawatan yang sesuai, perawat mempertimbangkan status kesehatan pasien terakhir dari perspekti holistik. "ampir semua diagnosa keperawatan mempunyai implikasi terhadap spiritualitas pasien. 8yeri, ansietas, ketakutan, hambatan mobilitas, dan kurang perawatan diri adalah contoh diagnosa keperawatan yang cukup umum yang akan mengharuskan perawat untuk memadukan prinsip perawatan spiritual !PotterAPerry, #$$7&.

#2

Dalam North America Nursing Diagnosis Association !8A8DA& !#$$)&, diagnosis keperawatan yang berhubungan dengan spiritual, antara lain distres spiritual, resiko distres spiritual. Distres spiritual yaitu gangguan kemampuan untuk mengalami dan

mengintegrasikan makna dan tujuan hidup melalui hubungan dengan diri sendiri, orang lain, seni, musik, literatur, alam, dan atau kekuatan yang lebih besar daripada diri sendiri. Sedangkan resiko distres spiritual yaitu resiko mengalami gangguan<hambatan kemampuan untuk mengalami dan mengintegrasikan makna dan tujuan hidup. Dalam North America Nursing Diagnosis Association !8A8DA& !#$$)&, disebutkan bahwa karakteristik pasien yang mengalami distres spiritual antara lain pasien yang mengungkapkan kurang dapat menerima !kurang pasrah&, mengungkapkan kurangnya moti+asi, pasien yang marah, mengungkapkan kurangnya ketenangan, merasa bersalah, koping yang buruk, mengungkapkan rasa terasing, menolak interaksi, mengungkapkan telah diabaikan, mengungkapkan marah kepada 'uhan, mengungkapkan ketidakberdayaan,

mengungkapkan penderitaan.

c. Inter(ensi Setelah diagnosis keperawatan dan aktor yang berhubungan teridenti ikasi, selanjutnya perawat dan pasien menyusun kriteria hasil dan rencana inter+ensi. 'ujuan asuhan keperawatan pada pasien yang

#%

mengalami

distres

spiritual

di okuskan

dengan

menciptakan

lingkungan yang mendukung praktik keagamaan dan keyakinan yang biasanya dilakukan !"amid, #$$%&. 1encana perawatan harus mencerminkan kebutuhan yang teridenti ikasi dan termasuk dukungan, mendengarkan akti dan tidak menghakimi, memberikan kenyamanan, bersikap empati. Pemenuhan kebutuhan spiritual pasien merupakan tantangan untuk perawat untuk menyediakan waktunya dari kesibukan rutin memberikan pelayanan kepada pasien yang ada di rumah sakit !@o+ier, #$$$&. Perencanaan pada pasien dengan distres spiritual dibuat untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien dengan membantu pasien memenuhi kewajiban agamanya) membantu pasien menggunakan sumber dari dalam dirinya dengan cara lebih e ekti untuk mengatasi situasi yang sedang dialaminya) membantu pasien mempertahankan atau membina hubungan personal yang dinamik dengan Maha Pencipta ketika sedang menghadapi peristiwa yang kurang

menyenangkan, membantu pasien mencari arti keberadaannya dan situasi yang sedang dihadapinya) meningkatkan perasaan penuh harapan !"amid, #$$%&. Salah satu inter+ensi keperawatan dari diagnosa distres spiritual adalah support spiritual. De inisi support spiritual yaitu membantu pasien untuk merasa seimbang dan berhubungan dengan kekuatan yang lebih besar. Akti+itas support spiritual antara lain,

#)

bersikap terbuka denngan ekspresi pasien yang merasa sendiri dan lemah, mendukung pasien untuk menggunakan sumber3sumber spiritual, merujuk pada pembimbing rohani, mampu untuk mendengar perasaan pasien, berekspresi empati dengan perasaan pasien, mem asilitasi pasien dalam beribadah dan berdoa, mendengarkan baik3baik komunikasi pasien, meyakinkan kepada pasien bahwa perawat dapat memberikan support kepada pasien, membantu pasien untuk berekspresi yang sesuai dan mengungkapkan rasa marah dengan cara yang tepat !Mc?loskey A /ulechek, #$$.&.

d. Implementasi /agi perawat yang berpendapat bahwa mereka tidak mempunyai peran dalam memberikan asuhan spiritual dan

menganggap sudah ada pemuka agama yang ada di rumah sakit, mereka dapat diingatkan bahwa jika pelayanan keperawatan menjadi benar3benar pelayanan yang holistik, perawat seharusnya dapat memberikan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien melalui asuhan spiritual yang diberikan. 8amun, perawat juga harus mengenali keterbatasan pada diri sendiri dan harus bekerja sama dengan disiplin ilmu lain seperti pembimbing rohani yang ada di rumah sakit, sehingga dapat berperan penting dalam memberikan dukungan terhadap kebutuhan spiritual pasien !@o+ier, #$$$&.

5$

Pada tahap implementasi, perawat menerapkan rencana inter+ensi dengan melakukan prinsip3prinsip kegiatan asuhan

keperawatan diantaranya, tidak mengasumsi pasien tidak mempunyai kebutuhan spiritual, mendengarkan secara akti , menerapkan teknik komunikasi terapeutik, menggali perasaan dan kekuatan yang dimiliki pasien, meningkatkan kesadaran dengan kepekaan pada ucapan atau pesan +erbal pasien, bersikap empati yang berarti memahami perasaan pasien, memahami masalah pasien, menentukan bagaimana pasien berespon terhadap penyakit, apakah pasien menganggap penyakit yang dideritanya merupakan hukuman, cobaan, atau anugerah dari 'uhan, membantu mem asilitasi pasien agar dapat memenuhi kewajiban agama, mengin ormasikan pelayanan spiritual yang tersedia di rumah sakit !"amid, #$$%&.

e. *(aluasi Seperti halnya aspek lain dalam keperawatan, asuhan spiritual juga di okuskan untuk memperoleh tujuan yang diharapkan. Perawat perlu mengumpulkan data terkait dengan pencapaian tujuan asuhan keperawatan untuk menge+aluasi apakah pasien telah mencapai kriteria hasil yang ditetapkan pada ase perencanaan. 'ujuan asuhan keperawatan tercapai apabila secara umum pasien mampu beristirahat dengan tenang, menunjukkan rasa damai berhubungan dengan 'uhan, menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka dengan pemuka

5(

agama, menunjukkan a ek positi , tanpa perasaan marah, rasa bersalah, dan ansietas, menunjukkan perilaku lebih positi ,

mengekspresikan arti positi !"amid, #$$%&.

terhadap situasi dan keberadaannya

Asuhan spiritual merupakan komponen penting dalam praktek keperawatan dan sering berhubungan dengan bagaimana respon seseorang terhadap penyakitnya dan terkait dengan pengalaman hidup. Bika obat membantu pemulihan tubuh< isik, asuhan spiritual membantu pemulihan pribadi<psikis pasien. Dimana tujuannya adalah untuk saling melengkapi dan mengingatkan bahwa Ctidak ada keuntungan yang diperoleh ketika menyembuhkan secara isik apabila dalam proses pada diri sendiri

terganggu psikisnyaD !@o+ier, #$$$&.

5. +ubungan Spiritualitas dengan Kompetensi dalam Asu$an Spiritual Pasien a. Kebutu$an Spiritual "amid !#$$%& menyatakan bahwa kebutuhan spiritual

merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan, dan kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan maa . Sumiati, et al !#$$2& menyatakan, kebutuhan spiritual sebagai bagian dari kebutuhan manusia secara utuh hanya dapat dipenuhi apabila perawat dibekali

5#

dengan

kemampuan

memberikan

asuhan

keperawatan

dengan

memperhatikan aspek spiritual pasien sebagai bagian dari kebutuhan holistik pasien sebagai mahluk yang utuh dan unik. Dalam pelayanan kesehatan, perawat sebagai petugas kesehatan memiliki peran utama dalam memenuhi kebutuhan spiritual. Perawat dituntut mampu memberikan pemenuhan yang lebih pada saat pasien akan dioperasi, pasien kritis atau menjelang ajal. Dengan demikian, terdapat keterkaitan antara keyakinan dengan pelayanan kesehatan dimana kebutuhan dasar manusia yang diberikan melalui pelayanan kesehatan tidak hanya berupa aspek biologis, tetapi juga aspek spiritual. Aspek spiritual dapat membantu membangkitkan semangat pasien dalam proses penyembuhan !Asmadi, #$$%&. "asil penelitian 8abolsi A ?arson !#$((& menyatakan bahwa keimanan membantu mem asilitasi penerimaan indi+idu terhadap penyakit mereka dan mendorong dalam meningkatkan strategi koping. Spiritualitas meningkatkan kekuatan, harapan, dan penerimaan diri dan membantu mereka untuk menemukan makna dan tujuan dalam hidup. Ketika penyakit, kehilangan atau nyeri menyerang seseorang, kekuatan spiritual dapat membantu seseorang ke arah penyembuhan atau pada perkembangan kebutuhan dan perhatian spiritual. Selama penyakit atau kehilangan, misalnya saja, indi+idu sering menjadi kurang mampu untuk merawat diri mereka dan lebih bergantung pada orang lain untuk perawatan dan dukungan. Distres spiritual dapat

5 5

berkembang sejalan dengan seseorang mencari makna tentang apa yang sedang terjadi, yang mungkin dapat mengakibatkan seseorang merasa sendiri dan terisolasi dari orang lain. /ukan jenis dukungan spiritual apa yang dapat diberikan tetapi secara sadar perawat mengintegrasikan perawatan spiritual kedalam proses keperawatan. Perawat tidak perlu menggunakan alasan Ctidak cukup waktuD untuk menghindari pengenalan nilai spiritualitas yang dianut untuk kesehatan kilen !Potter A Perry, #$$7&. Asuhan keperawatan holistik mengintegrasikan inter+ensi yang mendukung spiritualitas pasien. Entuk memberikan perawatan spiritual, perawat harus memahami dimensi kesehatan spiritual dan mampu mengenali kebutuhan spiritual seseorang !Potter A Perry, #$$7&.

b. Kompetensi dari spiritualitas #ang ber embang 'ischler !#$$#* dalam Desiana, #$$%& mengemukakan terdapat empat kompetensi yang didapat dari spiritualitas yang berkembang, yaitu kesdadaran pribadi !personal awareness), ketrampilan pribadi !personal skills), kesadaran sosial !social awareness),dan ketrampilan sosial !social skills). Kesadaran pribadi (personal awareness), yaitu bagaimana seseorang mengatur dirinya sendiri, self awareness, emotional selfawareness, penilaian diri yang positi , harga diri, mandiri, dukungan

diri, kompetensi waktu, aktualisasi diri. Ketrampilan pribadi (personal

56

skills), yaitu mampu bersikap mandiri, leksibel, mudah beradaptasi, menunjukkan per orma kerja yang baik. Kesadaran sosial (social awareness), yaitu menunjukkan sikap sosial yang positi , empati, altruisme. Ketrampilan sosial (social skills), yaitu memiliki hubungan yang baik dengan teman kerja dan atasan, menunjukkan sikap terbuka terhadap orang lain !menerima orang baru&, mampu bekerja sama, pengenalan yang baik terhadap nilai positi , bersikap baik dalam menanggapi kritikan. Seseorang dengan spiritualitas yang berkembang akan memiliki komponen3komponen di atas. Sebagai contoh, pada sisi kesadaran sosial, orang3orang yang spiritualnya baik memperlihatkan sikap sosial yang lebih positi , lebih empati, dan menunjukkan altruisme yang besar. Mereka juga cenderung untuk merasa lebih puas dengan pekerjaannya !Desiana, #$$%&.

c. Spiritualitas) Kese$atan) dan Sa it Menurut "amid !#$$%&, beberapa pengaruh dari keyakinan diantaranya adalah sebagai berikut > (&. Menuntun kebiasaan hidup sehari3hari Praktik tertentu pada umumnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan mungkin mempunyai makna keagamaan bagi pasien.

57

#&. Sumber dukungan Pada saat mengalami stres, indi+idu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya. Dukungan ini sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan sakit yang dialami, khususnya jika penyakit tersebut memerlukan proses penyembuhan yang lama dengan hasil yang belum pasti. Sembahyang atau berdoa, membaca kitab suci, dan praktik keagamaan lainnya membantu memenuhi kebutuhan spiritual. 5&. Sumber kekuatan dan penyembuhan Pengaruh keyakinan dapat diamati oleh tenaga kesehatan dengan mengetahui bahwa indi+idu cenderung dapat menahan distres isik yang luar biasa karena mempunyai keyakinan yang kuat. 6&. Sumber Kon lik Pada situasi tertentu dapat terjadi kon lik antara keyakinan agama dengan praktik kesehatan. Misalnya, ada orang yang memandang penyakit sebagai suatu bentuk hukuman karena pernah berdosa. Ada agama tertentu yang menganggap manusia sebagai mahluk yang tidak berdaya dalam mengendalikan lingkungannya sehingga penyakit diterima sebagai takdir, bukan sebagai sesuatu yang harus disembuhkan.

5.

d. Peran pera,at dalam pemenu$an ebutu$an spiritual Peran perawat dalam konteks asuhan spiritual adalah paralel dengan proses keperawatan, yaitu melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun perencanaan dan inter+ensi

keperawatan serta menge+aluasi kebutuhan spiritual pasien !1ohman, #$$)&.

52

B. Kerang a Teori /erdasarkan landasan teori menurut "amid !#$$%&, =well !#$$%* dalam Darwinanti, #$($&, 0lkins et al !())%* dalam 1ahadian, #$((&, Ko,ier et al !#$($&, maka dapat dibentuk kerangka teori sebagai berikut > -ambar %.1. Kerangka 'eori

Ketrampila n

Pasien dipandang sebagai mahluk biopsikososio dan spiritual

Pengalama n Karakteristik Peran perawat dalam asuhan keperawatan pribadi Moti+asi 4su emosional

Asuhan Spiritual Pasien > ( . # . 5 . 6 . 7 . Pengkajian Diagnosa 4nter+ensi 4mplementas 0+aluasi

Kompetensi Perawat

Kemampuan intelektual

/udaya organisasi Keyakinan dan nilai3nilai Komponen spiritualitas > (. Dimensi transendensi diri #. Makna dan tujuan hidup

Spiritu

5. Misi hidup 6. Kesakralan hidup 7. .. 2. %. 8ilai3nilai material Altruisme 4dealisme Kesadaran akan peristiwa tragis ). /uah spiritualitas

Konsep spiritualitas ( . Agama # . Keyakin 5 . "arapan 6 'ransen . diri 7 . Pengam

5%

.. Kerang a Konsep Adapun kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut >

Kompetensi perawat

Spiritualitas

dalam asuhan spiritual pasien

9aktor pengganggu > (. Esia #. Benis kelamin 5. 'ingkat Pendidikan 6. Masa Kerja 7. .. 2. %. ). Ketrampilan Pengalaman Karakteristik pribadi Moti+asi 4su emosional

($. Kemampuan intelektual ((. /udaya organisasi

F +ariabel yang diteliti F +ariabel yang tidak diteliti

-ambar %.% Kerangka Konsep

5)

'. +ipotesis /erdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep tersebut, peneliti menggunakan hipotesis kerja !"a& dalam penelitian yaitu > Ada hubungan antara spiritualitas dengan kompetensi perawat dalam asuhan spiritual pasien di 1SED dr. 1. @oeteng 'aroenadibrata Purbalingga.

Anda mungkin juga menyukai