Muh. Ikhsan Ramadhan C111 08 153 PEMBIMBING : dr. Irwan Hasan KONSULEN: dr. Mappincara, Sp.B-KBD
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK DI BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013
IDENTITAS PASIEN
Nama Jenis Kelamin
Tanggal lahir
MRS Ruangan
Rekam Medis
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri perut
Anamnesis Terpimpin :
Dialami sejak 3 jam SMRS akibat kecelakaan lalu lintas, nyeri terasa terus menerus, dirasakan diseluruh perut. Tidak ada mual, tidak ada muntah, tidak ada riwayat pingsan, tidak ada riwayat kejang. Mekanisme trauma: pasien sedang mengendarai sepeda motor tiba-tiba dari arah berlawanan pengendara mobil menabrak pasien, perut pasien membentur stir motor dan terjatuh. Riwayat darah keluar dari hidung dan telinga tidak ada. BAB: Belum BAB BAK: Perkateter, kuning, darah (-)
Riwayat Penyakit Terdahulu Riwayat trauma sebelumnya (-) Riwayat penyakit sebelumnya (-)
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis : Sakit sedang/gizi
Status regional
Abdomen : I : Cembung, ikut gerak napas, darm contour tidak ada, darm stefung tidak ada, jejas tidak ada. A: peristaltik (+) kesan normal P : defans abdomen ada, nyeri pada seluruh regio abdomen, tidak teraba massa tumor P : nyeri ketok pada seluruh abdomen, timpani
Rectal touch Sphincter : mencekik Mukosa : licin Ampula : tidak kolaps Handscoen: feses (+), lendir (-), darah (-).
USG 16-10-2013 Susp. Tanda-tanda laserasi pada lien dan ginjal kiri disertai cairan bebas pada intraperitonium dextra gambaran udara bebas.
RESUME
Seorang laki-laki umur 18 tahun datang ke rumah sakit
dengan keluhan nyeri pada abdomen yang dialami sejak 3 jam SMRS akibat kecelakaan lalu lintas, nyeri dirasakan terus menerus, nyeri paling dirasakan pada perut bagian hypocondrium dextra, lumbal dextra dan epigastrium. Tidak ada mual, tidak ada muntah, tidak ada riwayat pingsan, tidak ada riwayat kejang. Mekanisme trauma: pasien sedang mengendarai sepeda motor tiba-tiba dari arah berlawanan pengendara mobil menabrak pasien, perut pasien membentur stir motor dan terjatuh. Riwayat darah keluar dari hidung dan telinga tidak ada.
DIAGNOSIS
Trauma tumpul abdomen
Penatalaksanaan
IVFD Rl 16 tpm
Inj. Ceftiraxone 1gr/12jam/IV Inj. Ketorolac 30mg/8jam/IV
DISKUSI
CONT
Pasien dengan trauma tumpul abdomen memerlukan
penatalaksanaan yang cepat dan efisien. Abdomen merupakan bagian yang tersering mengalami cedera terutama pada pasien dengan multiple trauma. Seorang pasien yang terlibat kecelakaan serius harus
ANATOMI ABDOMEN
CAVUM ABDOMINALIS terdapat diantara diaphragma dan apertura pelvis superior Cavum abdominalis dibatasi oleh : Kranial : diaphragma Ventrolateral : otot dinding perut dan m. Illiacus Dorsal : columna vertebralis m. psoas major m. psoas minor m. quadratuslumborum Kaudal : apertura pelvis superior mencakup pelvis major
ORGAN PENCERNAAN
Intraperitoneal: lambung, hepar, duodenum,
1.Trauma kompresi
Trauma kompresi terjadi bila bagian depan dari badan
berhenti bergerak, sedangkan bagian belakang dan bagian dalam tetap bergerak ke depan.
Kompresi abdominal mengkibatkan peningkatan
tekanan intrabdominal dan dapat menyebabkan ruptur diafragma dan translokasi organ-organ abdomen ke dalam rongga thorax.
mengurangi kematian 65%-70% dan mengurangi trauma berat. Bila tidak dipakai dengan benar, sabuk pengaman dapat menimbulkan trauma.
dipakai di bawah spina iliaka anterior superior, dan di atas femur, tidak boleh mengendur saat tabrakan dan harus mengikat penumpang dengan baik.
Bila dipakai terlalu tinggi (di atas SIAS) maka hepar,
lien, pankreas, usus halus, diodenum, dan ginjal akan terjepit di antara sabuk pengaman dan tulang belakang, dan timbul burst injury atau laserasi. Hiperfleksi vetebra lumbalis akibat sabuk yangterlalu tinggi mengakibatkan fraktur kompresi anterior dan vetebra lumbal.
Exposure.
A. Intial assesment
Trauma tumpul abdomen akan muncul dalam
manifestasi yang sangat bervariasi, mulai dari pasien dengan vital sign normal dan keluhan minor hingga pasien dengan shock berat
Pemeriksaan fisik abdomen harus dilakukan secara
teliti dan sistematis, dengan urutan inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi.
B. Pemeriksaan Laboratorium
Hematocrit/Darah lengkap
Hitung leukosit Enzim pankreas
C. Pemeriksaan Radiologi
Ro-foto cervical lateral, thorax AP, dan pelvis AP
dilakukan pada pasien trauma tumpul dengan multitrauma. Rontgen foto abdomen 3 posisi untuk melihat adanya udara bebas di bawah diafragma ataupun udara di luar lumen di retroperitoneum
darah intraperitonum setelah terjadi trauma tumpul. USG difokuskan pada daerah intraperitoneal dimana sering didapati akumulasi darah, yaitu pada 1. Kuadran kanan atas abdomen (Morison's space antara liver ginjal kanan) 2. Kuadran kiri ats abdomen (perisplenic dan perirenal kiri) 3. Suprapubic region (area perivesical) 4. Subxyphoid region (pericardiumhepatorenal space)
adalah aspirasi darah bebas intraperitoneal (diagnostic peritoneal tap,DPT). Jika darah yang teraspirasi 10 ml atau lebih, hentikan prosedur karena hal ini menandakan adanya cedera intraperitoneal. Jika dari DPT tidak didapatkan darah, lakukan peritoneal lavage dengan normal saline dan kirim segera hasilnya ke lab utuk dievaluasi.
Penatalaksanaan lanjutan
Pasien trauma tumpul abdomen harus dievalusi lanjut
apakah diperlukan perawatan operatif atau tidak. Setelah melakukan resusitasi dan penatalaksanaan awal berdasarkan protokol ATLS, harus dipertimbangkan indikasi untuk laparotomi melalui pemeriksaan fisik, ultrasound (USG), computed tomography (CT), dan DPT/DPL.
trauma jika terdapat indikasi klinis sebagai berikut : kehilangan darah dan hipotensi yang tidak diketahui penyebabnya, dan pada pasien yang tidak bisa stabil setelah resusitasi, dan jika ada kecurigaan kuat adanya cedera intrabdominal adanya tanda - tanda iritasi peritoneum bukti radiologi adanya pneumoperitoneum konsisten dengan ruptur viscera bukti adanya ruptur diafragma jika melalui nasogastic drainage atau muntahan didapati adanya GI bleeding yang persisten dan bermakna.
TERIMA KASIH