Pengertian
Demam Berdarah Dengue(DBD) merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan aedes albopictus serta memenuhi kriteria WHO untuk untuk DBD.
Etiologi
Virus dengue, termasuk Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Terdapat 4 serotype : DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Yang terbanyak di Indonesia : DEN-3.
Patogenesis & Patofisiologi Kurane dan Ennis (1994). Infeksi virus dengue menyebabkan aktivasi makrofag yg memfagositosis kompleks virus antibodi non netralisasi shg virus bereplikasi di makrofag. Terjadinya infeksi makrofag oleh virus dengue menyebabkan aktivasi T helper dan T sitotoksik shg diproduksi limfokin dan interferon gamma. Interferon gamma akan mengaktivasi monosit shg disekresi berbagai mediator inflamasi spt TNF-alpha, IL-1,PAF, IL6 & histamin yg mengakibatkan terjadinya disfungsi sel endotel & terjadinya kebocoran plasma. Peningkatan C3a dan C5a terjadi melalui aktivasi oleh kompleks virus-ab yg juga mengakibatkan terjadinya kebocoran plasma.
Destruksi trombosit terjadi melalui pengikatan fragmen C3g, terdapatnya ab VD, konsumsi trombosit selama proses koagulopati & sekuestrasi di perifer. Gangguan fungsi trombosit terjadi melalui mekanisme gangguan pelepasan ADP, peningkatan kadar b-tromboglobulin & PF4 yg mrpkan petanda degranulasi trombosit.
Demam, batuk, Manifestasi faringitis, sakit kepala, anoreksia, klinis nausea , vomitus, nyeri abdominal ( gejala ini berlanjut 2-4 hari). Mialgia, artralgia, nyeri tulang ( lebih jarang). Gelisah, akral lembab dan dingin, badan terasa hangat, muka pucat. Hepatomegali. Petekie,ruam pd kulit. Ekstremitas sianotik, hipotensi, tekanan nadi mengecil , takikardia,melena, hematemesis, koma/renjatan. Sianosis, apneu, konvulsi.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium. Lekosit : Normal /menurun.Limfositosis relatif(>45%), Limfosit plasmabiru >15%. Trombositopenia (hr 3-8) Hematokrit : meningkat 20% dr ht awal (mulai hr 3). Hemostasis.
Protein/albumin : Dapat terjadi hipoproteinemia. SGOT/SGPT : Dpt meningkat. Ureum/kreatinin : Kalau ada gangguan ginjal. Elektrolit. Golongan darah & Cross match.
Imunoserologi
IgM (mulai hr 3-5) meningkat sampai mgg ke 3 dan menghilang setelah 60-90 hr IgG mulai terdeteksi pd hari 14
Diagnosis
Diagnosis
3. Trombositopenia.(< 100.000/mm3) 4. Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage : a. Hematorit meningkat > 20 % dari hematokrit ratarata pada usia, jenis kelamin, dan populasi yang sama. b. Hematokrit turun hingga > 20% dari hematokrit awal, setelah pemberian cairan. c. Terdapat efusi pleura, efusi perikard, asites, dan hipoproteinemia.
Derajat
I : Demam disertai gejala konstitusional yang tidak khas, manifestasi perdarahan hanya berupa uji tourniquet positif dan/atau mudah memar. II : Derajat I disertai perdarahan spontan. III. Terdapat kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah atau hipotensi, disertai kulit dingin dan lembab serta gelisah. IV. Renjatan : tekanan darah dan nadi tidak teratur. DBD derajat III dan IV digolongkan dalam sindrom renjatan dengue.
DD/DBD DD
Derajat
Gejala
Laboratorium
DBD
DBD
II
DBD
III
DBD
IV
Lekopenia Serologi (+) Trombositopenia, Kebocoran plasma(-) Gjl diatas + uji bendung positif Trombositopenia (<100.000/dl),bukti ada kebocoran plasma. Gjl diatas + perdarahan spontan Trombositopenia (<100.000/dl),bukti ada kebocoran plasma. Gjl diatas + kegagan sirkulasi (kulit dingin & Trombositopenia lembab serta gelisah) (<100.000/dl),bukti ada kebocoran plasma. Syaok berat disertai dg tekanan darah & Trombositopenia nadi tak terukur (<100.000/dl),bukti ada kebocoran plasma.
Diagnosis Banding
Leptospirosis. Malaria. Hepatitis infeksius. Cikungunya. Meningokokemia. Campak. Influenza
Terapi
Nonfarmakologis : tirah baring, makanan lunak.
Terapi Farmakologis
1. Simptomatis : antipiretik parasetamol bila demam.
Terapi
Protokol 1 . Observasi dan pemberian cairan penderita DBD dewasa di Instalasi Gawat Darurat. Protokol 2. Observasi dan pemberian cairan penderita DBD dewasa tanpa pendarahan masif dan tanpa syok di ruang rawat. Protokol 3. Observasi dan pemberian cairan penderita DBD dewasa dengan pendarahan spontan dan masif, tanpa syok di ruang rawat. Protokol 4. Observasi dan pemberian cairan penderita DBD dewasa dengan syok dan pendarahan spontan. Protokol 5. Observasi dan pemberian cairan penderita DBD dewasa dengan syok dan tanpa pendarahan.
Protokol 1 . Observasi dan pemberian cairan penderitaDBD dewasa di Instalasi Gawat Darurat.
Protokol 2. Observasi dan pemberian cairan penderita DBD dewasa tanpa pendarahan masif dan tanpa syok di ruang rawat. I
Pemberian cairan : 1. Ringer laktat. 2. Dextrose 5 % dalam ringer laktat atau ringer asetat. 3. Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45% 4. Dextrose 5 % dalam NaCl 0,9%.
II
BB 50-70 kg diberikan cairan 3000CC/24 jam. BB < 50 kg diberikan cairan 2000 cc /24 jam. BB > 70 kg diberikan cairan 4000 cc/24 jam.
III
Pem Hb, Ht dan trombosit dilakukan tiap 12 jam ( untuk trombosit < 100.000/mm3), dan 24 jam (trombosit 100.000150.000/mm3).
IV
Protokol 3. Observasi dan pemberian cairan penderita DBD dewasa dengan pendarahan spontan dan masif, tanpa syok di ruang rawat.
Cairan 500 cc/4jam Pem Hb,Ht, trombosit tiap 4 jam. Heparin diberikan kalau ada tanda-tanda KID. FFP diberikan kalau ada defisiensi faktorfaktor pembekuan. PRC diberikan kalau Hb < 10 g% Trombosit diberikan kalau ada perdarahan spontan dan masif dengan jumlah trombosit < 100.000/mm3.
II
1. RL 20 cc/kgBB/jam, evaluasi selama 30-120 mnt.
1. O2 2-4 l/mnt. 2. Sebaiknya diatasi dlm waktu 30 mnt. 3. Syok teratasi dg tanda-tanda KU baik, kesadaran/sistem saraf baik, tekanan sistolik 100 mmHg/> dg tekanan nadi > 20 mmHg, Nadi <100X/mnt volume cukup, akral hangat, kulit tidak pucat, diuresis 0,5-1 cc/kgbb/jam. 4. Kalau syok teratasi cairan 10 cc/kgbb/jam, dievaluasi selama 60-120 mnt/.
III
6. Keadaan stabil cairan 500/4 jam. Awasi 48 jam pertama. 7. Apabila hemodinamik belum stabil, pada Ht>30 Vol% kombinasi kristaloid dg koloid 4:1 atau 3:1. Bila Ht < 30 vol % Transfusi PRC. Bila sejak awal syok tidak teratasi segera gunakan cairan Koloid. BilaBila Ht < 30 vol %berikan juga Transfusi PRC. Kecepatan koloid 10-20 ml/kgbb/jam. Pemberian koloid dibatasi 1000-1500 cc/24 jam.
Protokol 5. Observasi dan pemberian cairan penderita DBD dewasa dengan syok dan tanpa pendarahan.
Prinsipnya sama dg protokol 4. Pem.Hb,Ht, dan trombosit ndilakukan lebih teliti. Cari sumber perdarahan. Bila ada perdarahan dan tanda-tanda KID berikan heparin. Bila tidak ada tanda perdarahan walaupun pem hemostase menunjukan KID, heparin tidak diberikan.