Anda di halaman 1dari 46

Tonsilitis adalah inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil Penyebabnya yang utama yaitu streptococcus atau staphylococcus

s Tonsil dikenal di masyarakat sebagai penyakit amandel, merupakan penyakit yang sering di jumpai di masyarakat sebagian besar terjadi pada anak-anak. Namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada orang dewasa

Suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa tonsil pada kedua sudut orofaring Dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar posterior (otot palatofaringeus) Tonsil terletak di lateral orofaring. Dibatasi oleh: Lateral muskulus konstriktor faring superior Anterior muskulus palatoglosus Posterior muskulus palatofaringeus Superior palatum mole Inferior tonsil lingual

Tonsil mendapat pendarahan dari cabangcabang arteri karotis eksterna, yaitu: 1) arteri maksilaris eksterna (arteri fasialis) dengan cabangnya arteri tonsilaris dan arteri palatina asenden; 2) arteri maksilaris interna dengan cabangnya arteri palatina desenden; 3) arteri lingualis dengan cabangnya arteri lingualis dorsal; 4) arteri faringeal asenden.

Tonsil

bagian bawah mendapat sensasi dari cabang serabut saraf ke IX (nervus glosofaringeal) dan juga dari cabang desenden lesser palatine nerves.

Tonsil mempunyai 2 fungsi utama yaitu: menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan efektif; sebagai organ utama produksi antibodi dan sensitisasi sel limfosit T dengan antigen spesifik.

Masa

limfoid yang berlobus Terletak di dinding belakang nasofaring Terutama ditemukan pada dinding atas dan posterior, walaupun dapat meluas ke fosa Rosenmuller dan orifisium tuba eustachius

Ukuran

adenoid bervariasi pada masing-masing anak. Pada umumnya adenoid akan mencapai ukuran maksimal antara usia 3-7 tahun kemudian akan mengalami regresi usia 14 tahun

Tonsil

lingual terletak di dasar lidah dan dibagi menjadi dua oleh ligamentum glosoepiglotika. Di garis tengah, di sebelah anterior massa ini terdapat foramen sekum pada apeks, yaitu sudut yang terbentuk oleh papilla sirkumvalata

Tonsilitis adalah peradangan umum dan pembengkakan dari jaringan tonsila yang biasanya disertai dengan pengumpulan leukosit, selsel epitel mati, dan bakteri pathogen dalam kripta.

Akut

Membranosa

Kronik

- Tonsilitis virus Menyerupai common cold yang disertai rasa nyeri tenggorok. Penyebab : EBV - Tonsilitis Bakterial Etiologi yang paling sering : Grup A Streptococcus beta hemolitikus Gejala : inkubasi 2-4 hari, nyeri tenggorok

nyeri waktu menelan demam dengan suhu tubuh yang tinggi rasa nyeri pada sendi-sendi tidak nafsu makan nyeri pada telinga. Rasa nyeri di telinga ini karena nyeri alih melalui n Glosofaringeus. Seringkali disertai adenopati servikalis disertai nyeri tekan

Pemeriksaan fisik : Tonsil hipertrofi Tonsil hiperemis dan terdapat detritus berbentuk folikel, lakuna, atau tertutup oleh membrane semu Uvula membengkak Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan

Infeksi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil akan menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya lekosit polimorfonuklear sehingga terbentuk detritus. Detritus ini merupakan kumpulan lekosit, bakteri yang mati, dan epitel yang terlepas. Secara klinis detritus ini mengisi kripta tonsil dan tampak sebagai bercak kuning.

Perbedaan strain atau virulensi dari penyebab tonsilitis dapat menimbulkan variasi dalam fase patologi sebagai berikut: 1. Peradangan biasa pada area tonsil saja 2. Pembentukan eksudat 3. Selulitis pada tonsil dan daerah sekitarnya 4. Pembentukan abses peritonsilar 5. Nekrosis jaringan

Virus

Istirahat Analgetika Antivirus bila gejala berat


Antibiotik spektrum luas Eritromisin Antipiretik Obat kumur disinfektan

Bakterial

Etiologi : kuman Coryne bacterium diphteriae Yang tersering berusia kurang dari 10 tahun Gejala - Umum: subfebris, nyeri kepala, tidak nafsu makan, badan lemah, nadi lambat serta keluhan nyeri menelan.

- Lokal : tonsil yang membengkak ditutupi bercak putih kotor yang makin lama makin meluas dan bersatu membentuk membran semu, meluas ke palatum mole, uvula, nasofaring, laring, trakea dan bronkus dan dapat menyumbat saluran nafas. Membran semu ini melekat erat pada dasarnya, sehingga bila diangkat akan mudah berdarah

Akibat eksotoksin : akibat eksotoksin, yang dikeluarkan oleh kuman difteri ini menimbulkan kerusakan jaringan tubuh, yaitu miokarditis dan decompensatio cordis.

Terapi : anti difteri serum (ADS) dosis 20.000 100.000 unit tergantung umur dan beratnya penyakit Antibiotik penisilin atau eritromisin 25 50 mg/kgBB dibagi dalam 3 dosis selama 14 hari kortikosteroid 1,2 mg/kgBB per hari

Akibat Streptokokus hemolitikus yang terdapat dalam susu sapi sehingga dapat timbul epidemi, namun jarang ditemukan di Indonesia.

Etiologi : kurangnya higiene mulut, defisiensi vitamin C serta kuman spirilum dan basil fusi form. Gejala : demam sampai 390C nyeri kepala badan lemah dan gangguan pencernaan Rasa nyeri di mulut, hipersalivasi, gigi dan gusi mudah berdarah

Pemeriksaan fisik : mukosa mulut dan faring hiperemis tampak membran putih keabuan di atas tonsil, uvula, dinding faring, gusi serta prosesus alveolaris mulut berbau (foetor ex ore) kelenjar submandibula membesar

Terapi : memperbaiki higiene mulut antibiotik spektrum lebar selama 1 minggu vitamin B kompleks dan vitamin C.

Paling sering Faktor predisposisi : - rangsangan yang menahun dari rokok - beberapa jenis makanan - hygiene mulut yang buruk - pengaruh cuaca - pengobatan tonslitis akut yang tidak adekuat

Etiologi : kuman Grup A Streptococcus beta hemolitikus, Pneumococcus, Streptococcus viridans dan Streptococcus piogenes Gejala : nyeri tenggorok rasa mengganjal pada tenggorokan tenggorokan terasa kering nyeri pada waktu menelan bau mulut demam dengan suhu tubuh yang tinggi Lesu rasa nyeri di sendi-sendi tidak nafsu makan dan rasa nyeri di telinga (otalgia)

hipertrofikans
pembesaran tonsil dengan hipertrofi dan pembentukan jaringan parut Kripta mengalami stenosis, dapat disertai dengan eksudat, seringnya purulen keluar dari kripta tersebut

atrofikans

dengan tonsil yang kecil (atrofi) sekelilingnya hiperemis dan pada kriptanya dapat keluar sejumlah kecil sekret purulen yang tipis

Antibotika spektrum luas antipiretik dan obat kumur yang mengandung desinfektan Pada keadaan dimana tonsilitis sangat sering timbul dan pasien merasa sangat terganggu, maka terapi pilihan adalah pengangkatan tonsil (tonsilektomi).

Rhinitis kronis Sinusitis atau Otitis media secara perkontinuitatum Komplikasi jauh terjadi secara hematogen atau limfogen

Tonsilektomi adalah tindakan mengangkat tonsil palatina seutuhnya bersama jaringan patologis lainnya, sehingga fossa tonsilaris bersih tanpa meninggalkan trauma yang berarti pada jaringan sekitarnya seperti uvula dan pilar.

Indikasi absolut : a. Pembengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi saluran napas, disfagia berat, gangguan tidur dan komplikasi kardiopulmoner b. Abses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis dan drainase c. Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam d. Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk menentukan patologi anatomi

Indikasi relatif : a. Terjadi 6 sampai 7 episode infeksi tonsil per tahun dengan terapi antibiotik adekuat b. Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan pemberian terapi medis c. Tonsilitis kronik atau berulang pada karier streptokokus yang tidak membaik dengan pemberian antibiotik -laktamase resisten d. Hipertrofi tonsil unilateral yang dicurigai merupakan suatu keganasan

Kontraindikasi absolut: a. Penyakit darah: leukemia, anemia aplastik, hemofilia dan purpura b. Penyakit sistemik yang tidak terkontrol: diabetes melitus, penyakit jantung dan sebagainya.

Kontraindikasi relatif: a. Palatoschizis b. Anemia (Hb <10 gr% atau HCT <30%) c. Infeksi akut saluran nafas atau tonsil (tidak termasuk abses peritonsiler) d. Poliomielitis epidemik e. Usia di bawah 3 tahun (sebaiknya ditunggu sampai 5 tahun)

Perdarahan

Infeksi

Nyeri pasca bedah


Perubahan suara

Trauma
Lain-lain

Tonsilitis adalah peradangan umum dan pembengkakan dari jaringan tonsila yang biasanya disertai dengan pengumpulan leukosit, sel-sel epitel mati, dan bakteri pathogen dalam kripta. Tonsilitis lebih banyak diderita anak-anak, namun tidak menutup kemungkinan orang dewasa juga bisa menderita penyakit ini. Tonsilitis terdiri dari tonsilitis akut, tonsilitis membranosa, dan tonsiltis kronik.

Gejala klinis pada tonsilitis bisa berbedabeda tergantung etiologinya. Tonsilitis akut dan tonsilitis membranosa biasanya cukup dengan pengobatan konservatif saja, namun infeksi tonsil yang berulang atau kronik, gejala sumbatan serta kecurigaan keganasan diperlukan tindakan tonsilektomi.

1. Rusmarjono, Soepardi EA. 2001. Penyakit Serta Kelainan Faring dan Tonsil. Dalam: Buku Ajar Ilmu kesehatan Telinga Hidung tenggorok Kepala Leher. Ed. Kelima. FKUI 2. Wanri A. 2007. Tonsilektomi. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 3. Soetomo. Catatan Singkat tentang Tonsil & Adenoidektomi. Cermin Dunia Kedokteran No. 9 Tahun 1977 4. Adams GL,Penyakit-penyakit nasofaring dan orofaring. Dalam: Adams GL,Boies buku ajar penyakit THT,Jakarta, Penerbit buku kedokteran EGC edisi 6, 1994 : 337 40 5. Amarudin T, Christanto A. Kajian Manfaat Tonsilektomi. Fakultas kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai