Anda di halaman 1dari 2

Nama : FIFI FITRIAWATI NPM : 260110120060

Resume Jurnal
Judul : UJI LETHAL DOSE 50% (LD50) POLIHERBAL (Curcuma xanthorriza, Kleinhovia hospita, Nigella sativa, Arcangelisia flava dan Ophiocephalus striatus) PADA HEPARMIN TERHADAP MENCIT (Mus Musculus) : Mansur Ibrahim, Akhyar Anwar, Nur Ihsani Yusuf : 2012 Heparmin merupakan sediaan jamu dalam bentuk kapsul yang mengandung ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorriza), daun paliasa (Kleinhovia hospita), jintan hitam (Nigella sativa), kayu kuning (Arcangelisia flava) dan ikan gabus (Ophiocephalus striatus). Kelebihan Heparmin yaitu dari kandungannya yang terdiri dari 100% bahan alam, aman dan efektif menurunkan SGOT dan SGPT, sebagai hepatoprotektor, antiinflamasi, antioksidan dan antivirus. Pengamatan hasil laboratorium terhadap pasien yang diberi sediaan heparmin menunjukkan penurunan kadar SGOT dan SGPT pada pasien hepatitis. Untuk mengetahui keamanan penggunaan heparmin digunakan Uji toksisitas akut yang dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang gejala keracunan, penyebab kematian, urutan proses kematian dan rentang dosis yang mematikan hewan uji (Lethal dose 50% atau disingkat LD50) suatu bahan. Hewan yang digunakan berupa mencit (Mus musculus) jantan dan betina dewasa dengan bobot 20-30g. Hewan dipuasakan 4 jam sebelum perlakuan. Bahan yang digunakan adalah sediaan Heparmin dan air suling. Alat yang digunakan adalah spoit 1 ml, jarum oral, timbangan analitik, botol 60 ml dan labu ukur 10 ml. Prosedur Penelitian adalah Isi Kapsul heparmin dikeluarkan dari cangkang kemudian ditimbang sesuai perhitungan dosis kemudian dilarutkan dengan air suling. Bahan uji diberikan secara oral terhadap mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok dosis, 4 kelompok uji dan 1 kelompok kontrol. Tiap kolompok terdiri dari 10 ekor mencit, masing-masing 5 ekor mencit jantan dan betina. Sedian heparmin diberikan dengan dosis 2,5g/kgBB, 5g/kgBB, 10 g/kgBB, dan 20 g/kgBB, sedangkan kelompok kontrol hanya diberi larutan pembawa air suling. Semua diberikan dengan volume 1 ml per 30 g bobot badan. Sebelum diberikan bahan uji, mencit

Penulis Tahun

diamati perilakunya. Setelah pemberian, efek diamati pada menit ke-30, 60, dan 120. Efek yang diamati meliputi aktivitas motorik, fenomena straub, piloereksi, ptosis, midriasis, grooming, urinasi, defekasi dan salivasi. Data mencit yang mati diambil hingga 24 jam setelah pemberian sediaan. Mencit yang bertahan hidup diamati sampai hari ke-14. Uji LD50 terhadap sediaan heparmin dilakukan untuk mengetahui pada dosis berapa sediaan heparmin dapat memberikan efek toksik. Efek tersebut ditandai dengan adanya kematian pada mencit yang telah diberikan sediaan heparmin. Pada pengamatan hewan coba setelah perlakuan didapatkan hasil bahwa tidak terdapat gejala-gejala toksik yang timbul setelah pemberian sediaan heparmin. Adanya penurunan aktivitas motorik pada kelompok III hanya terjadi 30 menit setelah perlakuan, sedangkan pada kelompok IV hingga 1 jam setelah serlakuan. Setelah itu aktivitas motorik semua mencit kembali normal (tabel 1). Hasil pengamatan selama 24 jam perlakuan tidak menunjukkan adanya hewan coba yang mati melebihi 50% dari jumlah hewan pada tiap kelompok (10 ekor) baik pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan (tabel 2). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian dosis secara oral sediaan heparmin sampai dengan dosis maksimum yang masih dapat diberikan secara teknis pada hewan uji (20g/kgBB) atau sekitar 179 kali dosis yang lazim dipakai pada manusia, tidak menimbulkan kematian pada hewan coba. Dosis tertinggi tersebut dinyatakan sebagai LD50 semu. Berdasarkan kriteria Frank (1996), hasil tersebut mempunyai makna toksikologi bahwa potensi ketoksikan akut sediaan heparmin termasuk dalam kategori praktis tidak toksik (>15000mg). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa Sediaan heparmin adalah sediaan yang praktis tidak toksik karena memiliki LD50 diatas 15g/kgBB (LD50 semu > 20g/kgBB).

Sumber : http://www.researchgate.net/profile/Akhyar_Anwar/publication/235726969_Lethal_Dose_50_(L D50)_Tests_of_Poliherbal_(Curcuma_Xanthorriza_Kleinhovia_hospita_Nigella_sativa_Arcange lisia_flava_and_Ophiocephalus_striatus)_on_Heparmin_in_Mice_(Mus_musculus)/file/79e4151 2ed0232637f.pdf

Anda mungkin juga menyukai