Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan de ngan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesa at pada suatu lokasi dan suatu waktu, sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpu lan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung d alam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu (Winarso, 2003). Menurut Rafi'i (1995) Ilmu cuaca atau meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang men gkaji peristiwa-per istiwa cuaca dalam jangka waktu dan ruang terbatas, sedangka n ilmu iklim atau kl imatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga mengkaji tentan g gejala-gejala cuaca tetapi sifat-sifat dan gejala-gejala tersebut mempunyai si fat umum dalam jangka waktu dan daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi. Ikl im bukan hanya sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cu ku p memadai tanpa ada apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca mu siman serta suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang b ersifat selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim penekanan diberikan pa d a nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan keadaan atau nilai-nilai yan g ekstrim juga mempunyai arti penting. Cuaca dan iklim muncul setelah berlangsun g suatu proses fisik dan dinamis yang k ompleks yang terjadi di atmosfer bumi. K ompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari perputara n planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya. Pergeraka n planet bumi ini menyebabkan besarnya e nergi matahari yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke waktu (Winarso, 2003). Perpaduan ant ara proses-proses tersebut dengan unsur-u nsur iklim dan faktor pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa k ondisi cuaca dan iklim bervariasi dal am hal jumlah, intensitas dan distribusinya . Eksploitasi lingkungan yang menyeb abkan terjadinya perubahan lingkungan serta pertambahan jumlah penduduk bumi yan g berhubungan secara langsung dengan penamba han gas rumah kaca secara global ak an meningkatkan variasi tersebut. Keadaan sep erti ini mempercepat terjadinya pe rubahan iklim yang mengakibatkan penyimpangan iklim dari kondisi normal. Iklim m erupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia kar ena ik lim mempunyai peranan yang besar terhadap kehidupan seperti dalam bidang p ertan ian, transportasi atau perhubungan, telekomunikasi, dan pariwisata. Di Indonesia yang sebagian besar penduduknya masyarakat agraris yang bergerak di sektor pert anian, sifat-sifat iklim seperti suhu, curah hujan, dan musim sangat berpengaruh terhadap kehidupannya. Faktor-faktor iklim seperti cuaca dan iklim benar-benar dipertimbangkan dalam mengembangkan pertanian. Kondisi suhu, curah h ujan dan po la musim sangat menentukan kecocokan dan optimalisasi pembudidayaan t anaman per tanian. Misalnya, padi sangat cocok dibudidayakan di daerah yang bersu hu udara panas dengan curah hujan yang cukup tinggi. Tanaman hortikultura sepert i sayursayuran dan buah-buahan cocok dibudidayakan di daerah sedang sampai seju k denga n intensitas curah hujan tidak setinggi pada tanaman padi. Sehingga menge tahui variasi iklim di permukaan bumi sangat penting adanya, khususnya pada bida ng pe rtanian. 1.2 Tujuan a. Untuk mengetahui definisi atau pengertian iklim. b. Untuk mengetahui pembagian iklim berdasarkan dimensi wilayahnya. c. Untuk mengetahui unsur-unsur iklim. d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi variasi i klim di permuk aan bumi. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Iklim

Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan de ngan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu lokas i dan suatu waktu, sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kump u lan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-ra ta kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu (Winarso, 2003). Iklim didefinisikan sebagai berikut : Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara sta tistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang be rbeda dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979). Konse p abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur atmosfer disuatu daera h selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha, 1980). Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin kelembaban, yang ter jadi disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (G ibbs,1987). Dalam pengert ian lain Trewartha and Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca h ari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jan gka waktu y ang panjang. Jadi dapat disimpulkan bahwa iklim adalah keadaan cuaca rata-rata d alam waktu s atu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama ( min imal 30 tah un) dan meliputi wilayah yang luas. Iklim dapat terbentuk karena ada nya: a. Rotasi dan revolusi bumi sehingga terjadi pergeseran semu harian matahar i dan tahunan; dan b. Perbedaan lintang geografi dan lingkungan fisis. Perbedaa n ini menyebabk an timbulnya penyerapan panas matahari oleh bumi sehingga besar pengaruhnya terh adap kehidupan di bumi. 2.2 Pembagian Iklim berdasarkan Dimensi Wilayahnya Berdasarkan dimensi wilayahnya, iklim dibagi menjadi tiga bagian, an tara lain: a. Iklim Makro Iklim makro merupakan keadaan rata-rata cuaca yang men ggambarkan situasi iklim s uatu wilayah yang dimensinya lebih dari 100 km. Iklim makro sulit diatur oleh ma nusia dan dipengaruhi oleh lintasan matahari, posisi dan model geografis, yang m engakibatkan pengaruh pada cahaya matahari dan pemb ayangan serta hal-hal lain pa da kawasan tersebut, misalnya radiasi panas, penge rakan udara, curah hujan, kele mbaban udara, dan temperatur udara. b. Iklim Meso Iklim makro merupakan keadaan rata-rata cuaca yang menggambarkan situasi iklim s uatu wilayah yang dimensinya antara 1-100 km. Dalam batas tertentu, manusia ma si h mampu mempengaruhi unsur-unsur iklim. Misal: hujan buatan dan pengendalian ang in. c. Iklim Mikro Iklim makro merupakan keadaan yang menggambarkan situasi iklim suatu wilayah yan g dimensinya kurang dari 1 km (di sekitar organisme). Ba tasan ruang lingkupnya t ergantung organisme. Contoh: iklim mikro tanaman dari u jung akar sampai ujung ta juk tanaman. 2.3 Unsur-unsur Iklim a. Suhu Udara Suhu udara yang diukur dengan thermometer merupakan unsure iklim yang sangat pen ting . Suhu adalah unsure iklim yang sulit didefinisikan. Bahkan para ahli meteor olo gipun mempertanyakan apa yang dimaksud dengan suhu udara karena unsure iklim ini berubah sesuai dengan tempat. Tempat yang terbuka suhunya akan berbeda denga n tempat yang bergedung, demikian pula suhu di ladang berumput berbeda dengan la d ang yang dibajak, atau jalan yang beraspal dan sebagainya. Pengukuran suhu udar a hanya memperoleh satu nilai yang menyatakan nilai rata-rata suhu atmosfer. Sec ara fisis suhu dapat didefinisikan sebagai tingkat gerakan molekul benda, makin cepat gerakan molekul, makin tinggi suhunya. Suhu dapat juga didefinisikan seba g

ai tingkat panas suatu benda. Panas bergerak dari sebuah benda yang mempunyai su hu tinggi ke benda dengan suhu rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi r e ndahnya suhu udara suatu daerah adalah: 1. Lama penyinaran matahari. 2. Sudut datang sinar matahari. 3. Relief permukaan bumi. 4. Banyak sedikitnya awan. 5. P erbedaan letak lintang. Untuk mengetahui temperatur rata-rata suatu tempat digun akan rumus: Untuk menyatakan suhu udara dipakai berbagai skala. Dua skala yang s ering dipaka i dalam pengukuran suhu udara adalah skala Fahrenheit yang dipakai di Negara Ing gris dan Celcius atau skala perseratusan (centigrade) yang dipakai oleh sebagian besar Negara di dunia. b. Kelembaban Udara Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudra (sumber yang utama ). Sumber lainnya ber asal dari danau-danau, sungai-sungai, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Makin tin ggi suhu udara, makin banyak uap air yang dapat dikandungny a. Hal ini berarti m akin lembablah udara tersebut. Alat untuk mengukur kelembaba n udara dinamakan h ygrometer atau psychrometer.Ada dua macam kelembaban udara: 1. Kelembaban udara absolut, ialah banyaknya uap air yang terdapat di udara pada suatu tempat. Dinya takan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m udara. 2. Kelembaban udara relatif, ialah perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembaban absolut) dengan jumla h uap air maksimum yang dapat dikandung oleh ud ara tersebut dalam suhu yang sam a dan dinyatakan dalam persen (%). c. Curah Hujan Endapan (presipitasi) didefini sikan sebagai bentuk air cair dan padat (es) yang jatuh ke permukaan bumi. Meski pun kabut, embun, dan embun beku (frost) dapat ber peran dalam alih kebasahan (m oisture) dari atmosfer ke permukaan bumi, unsure te rsebut tidak ditinjau sebaga i endapan. Bentuk endapan adalah hujan, gerimis, sal ju, dan batu es hujan (hail ). Hujan adalah bentuk endapan yang sring dijumpai, d an di Indonesia yang dimak sud dengan endapan adalah curah hujan. Curah hujan merupakan unsure iklim yang s angat penting bagi kehidupan di bumi. J umlah curah hujan dicatat dalan inci ata u millimeter (1 inci = 25,4 mm). Jumlah curah hujan 1 mm, menunjukkan tinggi air hujan yang menutupi permukaan 1 mm jika air tersebut tidak meresap ke dalam tan ah atau menguap ke atmosfer. Di daerah t ropis hujannya lebih lebat dari pada di daerah lintang tinggi. d. Tekanan Atmosfer Kepadatan udara tidak sepadat tanah dan air. Namun udarapun mempunyai berat dan tekanan. Besar atau kecilnya tekanan udara, dapat diukur dengan menggunakan baro meter. Orang pertama yang mengukur tekanan udara adalah Torri Celli (1643). Alat yang digunakannya adalah barometer raksa.Tekanan udara menunjukkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan masa uda ra dalam setiap satuan luas tertentu. Tekanan udara semakin rendah apabila semak in tinggi dari permukaan laut. Satuan ukuran tekanan udara adalah milibar (mb). Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya dise but isobar. Bidang isobar ialah bidang yang tiap-tiap titiknya mempunyai tekana n udara sama. Jadi perbedaan suhu akan menyebabkan perbedaan tekanan udara. Daer a h yang banyak menerima panas matahari, udaranya akan mengembang dan naik. Oleh k arena itu, daerah tersebut bertekanan udara rendah. Ditempat lain terdapat te kan an udara tinggi sehingga terjadilah gerakan udara dari daerah bertekanan tin ggi ke daerah bertekanan udara rendah. Gerakan udara tersebut dinamakan angin. e . Angin Angin ialah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara berger ak dari tekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin merupakan gerak akibat /penyeim bang di dalam kumpulan partikel-partikel udara. Apabila sebagian partik el-partik el tersebut mendapat/menerima energi sehingga geraknya semakin cepat kereganga

n meningkat dan berat jenis berkurang yang menyebabkan pergolakan volume udara t ersebut terhadap partikel yang lain. f. Embun, Kabut, dan Perawanan Embun Embun terjadi dari kondensasi pada permukaan tanah terutama pada waktu malam har i sa at tanah menjadi dingin akibat radiasi yang hilang. Kadang-kadang angin laut mem bawa sejumlah uap air pada siang hari yang kemudian mengembun pada waktu mal am yang dingin Titik embun ialah suhu saat udara menjadi penuh dengan uap air atau suhu udara p ada kelembaban nisbi 100%. Makin rendah kelembaban nisbi, makin ren dah titik emb un, yaitu terletak di bawah suhu udara. Kabut Kabut terbentuk di d alam udara dekat permukaan bumi. Kabut terbentuk melalui pen dinginan udara oleh sentuhan dan percampuran atau melalui penjenuhan udara oleh penambahan kadar ai r. Jika udara dekat permukaan bumi mencapai titik embun, maka kabut diperkirakan akan terjadi. Perawanan Perawanan adalah jumlah awan yang menutupi langit di at as stasiun pengamat. Pera wanan dinyatakan dalam persen, tetapi lebih umum dinya takan dalam perdelapanan d ari langit yang tertutup awan, misalnya perawanan = 0 berarti langit cerah, pe rawanan = 4 berarti separuh langit tertutup awan, pera wanan = 8 berarti lang it mendung/tertutup oleh awan. Garis yang menghubungkan t empat dengan perawanan sama disebut isonephs. 2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruh i Variasi Iklim di Permukaan Bumi a. Kedudukan Bumi terhadap Matahari Matahari m erupakan sumber energy terbesar di bumi. Dalam penerimaan cahaya matah ari di pe rmukaan bumi tidak sama sehingga menyebabkan cuaca yang beragam. Hal te rsebut d ipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya: Bentuk bumi yang bulat Rotasi bumi Revolusi bumi Perpindahan posisi matahari dari utara ke selatan mengakibatkan t erjadi perubaha n musim. b. Lintang Tempat Menggambarkan sebaran daratan di perm ukaan bumi yang dikaitkan dengan sinar mata hari. Berdsarkan lintang, bumu dibag i menjadi tiga zone: Zona kutub Zona subtropics Zona tropis (paling banyak mener ima radiasi matahari) c. Ketinggian Tempat Permukaan bumi merupakan permukaan ya ng sangat kasar. Sebagai buktinya ada daera h yang landai dan tinggi/curam. Berd asarkan variasi kekasaran, permukaan daratan digolongkan menjadi tiga: Dataran t inggi > 700 m dpl Dataran menengah 400-700 m dpl Dataran rendah < 400 m dpl Perb edaan dataran tinggi dan dataran rendah Indicator Dataran tinggi Dataran rendah Suhu rendah tinggi Tekanan udara rendah tinggi Kelembaban tinggi rendah d. Distr ibusi Daratan dan Lautan Daratan dan lautan memiliki perbedaan dalam penerimaan energy matahari. Misalnya adalah terjadinya angin laut dan angin darat. Kondisi cuaca/iklim daratan sanga t dipengaruhi keadaan di atas lautan. Berikut di bawah ini adalah penjelasan ant ara angin darat dan angin laut. Angin darat

Pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Udara di daratan lebih dingin daripada di laut sehingga daratan bertekanan maks imum dan lautan bertekanan minimum. Oleh karena itu angin darat berhembus dari d arat ke laut. Angin laut Pada siang hari daratan lebih cepat menyerap panas di banding lautan. Udara di da ratan lebih cepat memuai sehingga tekanannya lebih r endah. Oleh karena itu angin laut berhembus dari laut ke darat. e. Peradaban Man usia Berdasarkan laporan IPCC tahun 2007 kemungkinan manusia yang menyebabkan te rjadi nya perubahan iklim adalah sebesar 90%, keadaan ini lebih tinggi dari lapo ran te rakhir dari IPCC pada tahun 2001 dimana kemungkinan manusia sebagai penye bab per ubahan iklim adalah sebesar 60%. Laporan tersebut juga mengungkapkan bah wa penye bab utama terjadinya peningkatan Gas Rumah Kaca (GRK) seperti peningkat an gas Ca rbon Dioksida yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil dan pe rubahan pe nggunaan dari lahan hutan menjadi lahan yang bernilai ekonomi seperti pemukiman dan perkebunan, sedangkan peningkatan gas metan dan gas dinitrogen ok sida diseba bkan oleh aktivitas pertanian. Akan tetapi selain merupakan penyebab perubahan iklim, manusia juga merupakan ma hluk yang berusaha menghambat peruba han iklim tersebut. Skema pengaruh, dampak dan tanggapan manusia terhadap peruba han iklim Meningkatnya jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer disebabkan oleh kegia tan manusia di berbagai sektor, antara lain: 1. Energi Penggunaan bah an bakar fosil seperti minyak bumi, batubara dan gas alam dalam be rbagai kegiat an, misalnya pada pembangkitan listrik, transportasi dan industri, akan memicu b ertambahnya jumlah emisi GRK di atmosfer. Walaupun sama-sama mengh asilkan emisi GRK, namun emisi yang dihasilkan dari penggunaan ketiga jenis baha n bakar fosi l tersebut berbeda-beda. Untuk menghasilkan energi sebesar 1 kWh, pe mbangkit li strik yang menggunakan batubara mengemisikan sekitar 940 gram CO2. Se mentara pe mbangkit listrik yang menggunakan minyak bumi dan gas alam, menghasilk an emisi sekitar 798 dan 581 gram CO2 (Meiviana, dkk., 2004). Tahun 2009 pemerintah Indon esia secara resmi menetapkan kebutuhan batubara dalam negeri sebanyak 68,3 juta ton, dimana sekitar 41,4 juta ton untuk pembangkit l istrik. coba dihitung berap a banyak CO2 yg diemisikan Di Indonesia, di antara sektor lainnya, sektor energi menempati urutan kedua seb agai sumber GRK yaitu sekitar 25% dari total emisi. S ementara dari sisi pemanfaa tan energi di Indonesia, sektor industri merupakan s ektor pengemisi GRK terbesar , diikuti oleh sektor transportasi. Emisi GRK Indon esia Tahun 1994 2. Kehutanan Salah satu fungsi hutan adalah sebagai penyerap emi si GRK, biasa disebut carbon sink. Hutan bekerja untuk menyerap dan mengubah kar bondioksida (CO2), salah satu jenis GRK, menjadi oksigen (O2) untuk kebutuhan ma hluk hidup. Oleh karena itu k egiatan pengrusakan hutan, penebangan hutan, perub ahan kawasan hutan menjadi buk an hutan, menyebabkan lepasnya sejumlah emisi GRK yang sebelumnya disimpan di da lam pohon. Seharusnya dengan luasnya kawasan hut an di Indonesia, sekitar 120 juta ha (Tahun 2008), maka emisi GRK yang dapat dis erap jumlahnya cukup banyak. Namun dengan l aju kerusakan hutan sekitar 1.09 jut a hektar per tahun untuk kurun waktu tahun 2 000-2006 (SLHI, 2008), tak heran ji ka sektor kehutanan merupakan penyumbang emis i GRK terbesar di Indonesia. Menur ut The First National Communication yang beris i inventarisasi GRK di berbagai N egara, sekitar 64% dari total emisi GRK di Indo nesia dihasilkan dari sektor keh utanan (Meiviana, dkk., 2004). 3. Pertanian dan Peternakan Sektor pertanian dan peternakan juga memberikan kontribusi terhadap peningkatan emisi GRK di atmosfer . Dari sektor pertanian, emisi GRK dihasilkan dari sawah ya

ng tergenang, pemanfaatan pupuk, pembakaran padang savana, dan pembusukan sisa-s ia pertanian. Sektor pertanian menurut The First National Communication secara u mum menghasilkan emisi GRK hanya sekitar 8%. Namun sektor ini menghasilkan emi si gas metana tertinggi dibandingkan sektor lainnya. Sementara dari sektor peter nakan, emisi GRK berupa gas metana (CH4) dilepaskan d ari kotoran ternak yang me mbusuk. Sesungguhnya untuk mengurangi emisi GRK dari s ector ini, kotoran ternak dapat diolah untuk menjadi biogas, bahan bakar yg rama h lingkungan. 4. Sampah Manusia dalam setiap kegiatannya hampir selalu menghasilkan sampah. Sampah sendi ri turut menghasilkan emisi GRK berupa gas metana (CH4), walaupun dalam jumlah y ang cukup kecil jika dibandingkan dengan emisi GRK yang dihasilkan dari sektor k ehutanan dan energi. Diperkirakan 1 ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas m etana. Dengan jumlah pen duduk yang terus meningkat, diperkirakan pada tahun 202 0 sampah yang dihasilkan per hari sekitar 500 juta kg/hari atau 190 ribu ton/tah un. Ini berarti pada tahu n tersebut Indonesia akan mengemisikan gas metana ke a tmosfer sebesar 9500 ton. Sampah kota perlu dikelola secara benar, agar laju per ubahan iklim bisa diperlam bat. Emisi Karbon per orang di beberapa negara Trend emisi GRK yang disebabkan oleh manusia dari tahun 1970 sampai 2004 BAB III KESIMPULAN Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang pen yel idikannya dilakukan dalam waktu yang lama ( minimal 30 tahun) dan meliputi wi la yah yang luas. Berdasarkan dimensi wilayahnya, iklim dibagi menjadi tiga bagi an, antara lain: a. Iklim Mikro b. Iklim Meso c. Iklim Makro Unsur-unsur Iklim: a. b. c. d. e. f. a. b. c. d. e. Suhu Udara Kelembaban Udara Curah Hujan Tekanan Atmosfer Angin Embun, Kabut, dan Perawanan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Vari asi Iklim di Permukaan Bumi: Kedudukan Bumi terhadap Matahari Lintang Tempat Ket inggian Tempat Distribusi Daratan dan Lautan Peradaban Manusia

DAFTAR PUSTAKA Anonymous.2010.http://dahlanforum.wordpress.com/2008/04/23/iklim/ . diakses tangg al 19 Maret 2010 Anonymous.2010.http://elcom.umy.ac.id/elschool/ muallimin_muhammadiyah/file.php/1 /materi/Geografi/CUACA%20DAN%20IKLIM.pdf. diak ses tanggal 19 Maret 2010 Anonymous.2010.http://himagri.multiply.com/journal/ite m/15. diakses tanggal 19 M aret 2010 Anonymous.2010.http://iklim.dirgantaralapan .or.id/index.php?option=com_content&v iew=article&id=79&catid=43&Itemid=77. diak ses tanggal 19 Maret 2010 Anonymous.2010.http://mbojo.wordpress.com/2007/04/15/c uaca-dan-iklim/. diakses t anggal 19 Maret 2010 Anonymous.2010.http://mbojo.word press.com/2009/08/29/kontribusi-manusia-terhadap -perubahan-iklim-dan-lingkungan /. diakses tanggal 19 Maret 2010 Anonymous.2010.http://mengerjakantugas.blogspot .com/2009/02/iklim-makro-dan-ikli m-mikro.html. diakses tanggal 19 Maret 2010 Da rsiman, B. 2000. Dasar-Dasar Klimatologi. Medan: FP-UPMI Darsiman, B. 2007. Agro klimatologi. Medan: Fakultas Pertanian UISU Guslim. 2007. Agroklimatologi. Medan : USU press Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi. Jakarta: ITB

Anda mungkin juga menyukai