Anda di halaman 1dari 3

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1 Distribusi Riwayat Lama Merokok Responden Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 30 responden penderita PPOK 3 orang (10%) mempunyai riwayat merokok selama 11-20 tahun, 27 orang (90%) mempunyai riwayat merokok selama lebih dari 20 tahun. Dengan demikian, sebagian besar responden PPOK dalam penelitian ini mengalami mempunyai riwayat merokok selama lebih dari 20 tahun. Pada penelitian Stefani Yuanita Widodo, sebanyak 59,3% penderita PPOK telah mempunyai kebiasaan merokok selama lebih dari 20 tahun. Kemudian penelitian di Yogyakarta dengan metode case control didapatkan penderita PPOK mempunyai lama merokok ratarata 37,33 tahun dan 35,83 tahun (Indiarto, 2009). Hal ini dapat terjadi oleh karena adanya perbedaan geografis, jumlah sampel dan metode penelitian.

6.2 Hubungan Lama Merokok dengan Tingkat Keparahan PPOK Hasil analisis hubungan antara lama merokok dengan tingkat keparahan PPOK diperoleh bahwa 1 orang (33,3%) orang merokok selama 11-20 tahun menderita PPOK dengan tingkat keparahan sedang-berat. Sedangkan orang merokok lebih dari dua puluh tahun sebanyak 26 orang (96,3%) menderita PPOK dengan tingkat keparahan sedang-berat. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,02 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara lamanya merokok dengan tingkat keparahan PPOK. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=52, artinya orang merokok lebih dari dua puluh tahun mempunyai peluang 52 kali untuk terkena 42

43

PPOK dengan tingkat keparahan sedang-berat dibanding dengan orang merokok 11-20 tahun. Pada penelitian Aris Hadi Indiarto dengan metode case control didapatkan lama merokok dengan p value = 0,033 nilai kemaknaan () sebesar 5% atau 0,05, jadi nilai p value pada penelitian tersebut lebih kecil dari 0,05 ada hubungan antara lama merokok dengan PPOK. Terdapat perbedaan nilai p value juga disebabkan oleh perbedaan metode penelitian.

6.3 Distribusi Derajat Merokok Indeks Brinkman Responden Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa dari 30 responden penderita PPOK 10 orang (33,3%) mempunyai derajat merokok indeks brinkman sedang (200-600) dan 20 orang (66,7) mempunyai derajat merokok indeks brinkman berat (>600). Dengan demikian, sebagian besar responden PPOK dalam penelitian ini mempunyai derajat indeks merokok brinkman berat (>600). Pada penelitian di Surakarta didapatkan bahwa prevalensi sebesar 17,5% mempunyai derajat merokok indeks brinkman sedang (<200), prevalensi sebesar 37,5% mempunyai derajat merokok indeks brinkman sedang (200-600) dan prevalensi sebesar 45% mempunyai derajat merokok indeks brinkman berat (>600) (Ika, 2010). ). Hal ini dapat terjadi oleh karena adanya perbedaan geografis dan jumlah sampel.

6.4 Hubungan Derajat Merokok Indeks Brinkman dengan Tingkat Keparahan PPOK Hasil analisis hubungan antara derajat merokok indeks brinkman dengan tingkat keparahan PPOK diperoleh bahwa ada 7 orang (70%) dengan derajat

44

merokok indeks brinkman 200-600 (sedang) menderita PPOK dengan tingkat keparahan sedang-berat. Sedangkan dengan derajat merokok indeks brinkman >600 (berat) sebanyak 20 orang (100%) menderita PPOK dengan tingkat keparahan sedang-berat. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,03 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara derajat merokok indeks brinkman dengan tingkat keparahan PPOK. Pada penelitian yang dilakukan Ika Nugraha C.A. dan Stefani Yuanita Widodo didapatkan nilai p value = 0,025 nilai kemaknaan () sebesar 5% atau 0,05, jadi nilai p value pada penelitian tersebut lebih kecil dari 0,05, ada hubungan derajat merokok indeks brinkman dengan tingkat keparahan PPOK. Terdapat perbedaan nilai p value oleh karena perbedaan geografis dan jumlah sampel.

6.5 Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan dalam penelitian ini mencakup : 1. Merupakan pengalaman pertama peneliti dalam melakukan penelitian dan dalam proses belajar. 2. Peneliti kurang memahami mengenai pengelolaan data penggunaan aplikasi program SPSS. 3. Jumlah sampel yang terdapat dalam penelitian ini terlampau sedikit sehingga sulit untuk dilakukannya perbandingan.

Anda mungkin juga menyukai