Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Latar Belakang Di Indonesia, lazimnya badan pengadilan lainnya, karakter kompetensi atau kewenangan yang dimiliki oleh Pengadilan Tata Usaha Negara dibedakan menjadi dua jenis kompetensi. Kedua kompetensi tersebut yakni, kompetensi absolut dan berikutnya kompetensi relati . Pembagian tersebut merupakan penjabaran atas kewenangan untuk mengadili atau kompetensi yurisdiksi yang dimiliki oleh pengadilan. Kewenangan mengadili diperlukan sebagai parameter keabsahan atau syarat ormal suatu perkara atau gugatan. Implikasinya adalah, pengajuan perkara kepada pengadilan yang tidak berwenang mengadilinya menyebabkan gugatan tersebut tidak dapat diterima dan dinyatakan tidak sah jika tetap terjadi suatu proses hukum. Kewenangan absolut pengadilan yaitu, kewenangan lingkungan peradilan tertentu untuk memeriksa dan memutus suatu perkara berdasarkan jenis perkara yang akan diperiksa dan diputus. !enurut UU Nomor " Tahun #$$" tentang Kekuasaan Kehakiman, kekuasaan kehakiman yang berada di bawah !ahkamah %gung merupakan penyelenggara kekuasaan Negara di bidang yudikati yang dilakukan oleh lingkungan Peradilan Umum, Peradilan %gama, Peradilan !iliter dan Peradilan Tata Usaha Negara. !enurut &ahya 'arahap, pembagian lingkungan peradilan tersebut merupakan landasan system peradilan Negara di Indonesia yang terpisah berdasarkan yurisdiksi. Pembagian tersebut berdasarkan pada lingkungan kewenangan yang dimiliki dan kewenangan tersebut memberikan kewenangan absolute pada masing(masing lingkungan peradilan sesuai dengan subject matter of jurisdiction, sehingga masing(masing lingkungan berwenang mengadili sebatas kasus yang

dilimpahkan undang(undang kepadanya.) Kompetensi relati pengadilan memiliki makna bahwa kompetensi pengadilan yang tidak berlaku mutlak dan relati terhadap lingkup territorial tertentu. %tau dengan kata lain, kewenangan lingkungan pengadilan tertentu berdasarkan pada yurisdiksi wilayahnya. I.2. Permasalahan *agaimanakah Kewenangan +elati Pengadilan Tata Usaha Negara dari perspekti yuridis,

BAB II PEMBAHASAN

) http-..www.legalakses./om.kewenangan(mengadili. diakses pada Pukul- #-#", )0.".#$)".

II.1. Kewenangan !enurut Philipus !. 'adjon, 1 wewenang 2bevoegdheid3 dideskripsikan sebagai kekuasaan hukum 2rechtsmacht3. 4adi dalam konsep hukum publik, wewenang berkaitan dengan kekuasaan.# 5edangkan 6errazi mende inisikan kewenangan sebagai hak untuk menjalankan satu atau lebih ungsi manajemen, yang meliputi pengaturan 2regulasi dan standarisasi3, pengurusan 2administrasi3 dan pengawasan 2super7isi3 atau suatu urusan tertentu.8 %teng sya rudin berpendapat ada perbedaan antara pengertian kewenangan dan wewenang. Kita harus membedakan antara kewenangan (authority, gezag) dengan wewenang (competence, bevoegheid). Kewenangan adalah apa yang disebut kekuasaan ormal, kekuasaan yang berasal dari kekuasaan yang diberikan oleh undang(undang, sedangkan wewenang hanya mengenai suatu 1onderdeel9 2bagian3 tertentu saja dari kewenangan. Di dalam kewenangan terdapat wewenang(wewenang (rechtsbe voegdheden). :ewenang merupakan lingkup tindakan hukum publik, lingkup wewenang pemerintahan, tidak hanya meliputi wewenang membuat keputusan pemerintah (bestuur), tetapi meliputi wewenang dalam rangka pelaksanaan tugas, dan memberikan wewenang serta distribusi wewenang utamanya ditetapkan dalam peraturan perundang(undangan." Kewenangan merupakan dasar yang harus ada sebagai tempat bertumpu dalam menjalankan kekuasaan negara. *erbagai pandangan menyebutkan terdapat keterkaitan antara kewenangan dan kekuasaan. Dalam literatur ilmu politik diartikan bahwa kekuasaan merupakan inti dari penyelenggaraan Negara agar Negara dalam keadaan bergerak (de staat in beweging) sehingga Negara itu dapat berkiprah, bekerja, berkapasitas, berprestasi, dan berkinerja melayani warganya.
# Philipus !. 'adjon, tentang Wewenang, &U+IDIK%, No.;<= Tahun >II, 5eptember ? Desember , )@@0 , hlm.) 8 Aanjong, Pemerintahan aerah !ajian Politi" dan #u"um (*ogor- Ahalia Indonesia, #$$03, hal. @8 " Ateng Syafrudin, Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan Bertanggung Jawab , Jurnal Pro
Justisia Edisi IV,( Bandung, Universitas Parahyangan, 2000), hal 22

Bleh karena itu Negara harus diberi kekuasaan. %gar kekuasaan dapat dijalankan maka dibutuhkan penguasa atau organ sehingga Negara itu dikonsepkan sebagai himpunan jabatan( jabatan (een ambten comple$) di mana jabatan(jabatan itu diisi oleh sejumlah pejabat yang mendukung hak dan kewajiban tertentu berdasarkan konstruksi subyek(kewajiban.; Namun terdapat pula pandangan yang menyatakan jika kekuasaan tidak berkaitan dengan hukum. Kekuasaan yang tidak berkaitan dengan hukum oleh 'en/ 7an !aarse7en disebut sebagai 1blote match,= sedangkan kekuasaan yang berkaitan dengan hukum oleh !aC :eber disebut sebagai wewenang rasional atau legal, yakni wewenang yang berdasarkan suatu sistem hukum ini dipahami sebagai suatu kaidah(kaidah yang telah diakui serta dipatuhi oleh masyarakat dan bahkan yang diperkuat oleh Negara.0

Kewenangan merupakan sesuatu yang bersi at eksternal dari pemegang kekuasaan atas pemerintahan. Dengan demikian diasumsikan bahwa kewenangan bersumber dari luar yang dapat diperloleh melalui dua /ara dan tiga sumber). Atrib si- wewenang yang diberikan atau ditetapkan untuk jabatan tertentu. Dengan demikian wewenang atribusi merupakan wewenang yang melekat pada suatu jabatan. #. Pelim!ahan a. Delegasi- wewenang yang bersumber dari pelimpahan suatu organ pemerintahan kepada organ lain dengan dasar peraturan perundang(undangan

; !usadi "anta#ra$ira, Hukum dan Kekuasaan, %a&alah, ('ogya&arta(Universitas Isla) Indonesia, *++,), hal -./-, = Su$oto %ulyosudar)o, Kekuasaan dan Tanggung Jawab Presiden Republik Indonesia !uatu Penelitian !egi"!egi
Teoritik dan #uridis Pertanggungjawaban Kekuasaan, (Sura0aya( Universitas Airlangga, *++0), hal -0 dala) htt#(11sonny/to0elo 0logs#ot 2o)120**10*1teori/&e$enangan ht)l dia&ses #ada #u&ul *.(--, *.13120*3 0 A 4una$an Setiard5a, $ialektika Hukum dan Moral dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia ('ogya&arta( "anisius, *++0), hal 62

b. Man"at# wewenang yang bersumber dari proses atau prosedur pelimpahan dari pejabat atau badan yang lebih tinggi kepada pejabat yang lebih rendah 2atasan bawahan3. II.1. Analisa $ ri"is Kewenangan %elati& P'UN Kompetensi relati suatu badan pengadilan ditentukan oleh batas daerah hukum yang menjadi kewenangannya. 5uatu badan pengadilan dinyatakan berwenang untuk memeriksa suatu sengketa apabila salah satu pihak sedang bersengketa 2Penggugat.Tergugat3 berkediaman di salah satu daerah hukum yang menjadi wilayah hukum pengadilan itu.D Pengaturan kompetensi relati peradilan tata usaha negara terdapat dalam Pasal = dan Pasal ;" Pasal = UU No. ; Tahun )@D= jo UU No. @ Tahun #$$" menyatakan ). Pengadilan Tata Usaha Negara berkedudukan di ibukota Kabupaten.Kota, dan daerah hukumnya meliputi wilayah Kabupaten.Kota. 2#3 Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara berkedudukan di ibukota Pro7insi dan daerah

hukumnya meliputi wilayah Pro7insi.

D 56 !arbun, Pengadilan %ata &saha 'egara 2Eiberty- &ogyakarta, #$$83, hal. ;@.

DA('A% PUS'AKA %teng 5ya rudin, (enuju Penyelenggaraan Pemerintahan 'egara yang )ersih dan )ertanggung *awab, 4urnal Pro 4ustisia Fdisi IG,2 *andung, Uni7ersitas Parahyangan, #$$$3 Aanjong, Pemerintahan aerah !ajian Politi" dan #u"um (*ogor- Ahalia Indonesia, #$$03 4urnal Philipus !. 'adjon, tentang Wewenang, &U+IDIK%, No.;<= Tahun >II, 5eptember ? Desember , )@@0 :ebsite http-..www.legalakses./om.kewenangan(mengadili.
htt#(11sonny/to0elo 0logs#ot 2o)120**10*1teori/&e$enangan ht)l

Anda mungkin juga menyukai