Anda di halaman 1dari 5

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 1 Vol. 2, No.

1, (2013) 1-5

Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-Balik


(E4)
Aloysius Niko, Ayu Jati P., Endarko
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: aloysiusniko@gmail.com
AbstrakSebuah percobaan rangkaian seri RLC arus
bolak-balik (AC) telah selesai dilakukan.Percobaan ini
dimaksudkan untuk menentukan karakteristik lampu pijar,
menera skala induktor variabel, dan menentukan frekuensi
resonansi dari rangkaian seri arus bolak-balik.Peralatan yang
digunakan antara lain vari AC, lampu pijar 25 W/220 V,
induktor variabel dengan skala 1-9 cm, kapasitor 5 F,
miliampermeter AC dan multitester, serta power suply DC.
Pada percobaan ini terdapat tiga langkah kerja yaitu
menentukan karakteristik lampu pijar menggunakan sumber
tegangan AC dan sumber tegangan DC, menera skala
induktor variabel dengan induktor dan lampu dirangkai seri
terhadap sumber tegangan AC, serta menentukan frekuensi
resonansi dari rangkaian seri RLC arus AC.Pada percobaan
pertama
digunakan
variasi
Vac
yaitu
5V,10V,15.02V,20.02V,dan
25.20V.
Kemudian
pada
percobaan kedua, digunakan variasi pada skala induktor
yaitu 1-5. Terakhir,pada percobaan ketiga variasi pada skala
induktor 1-5 kembali digunakan.Semua percobaan dilakukan
pengulangan sebanyak 3 kali. Kesimpulan dari percobaan
rangkaian seri RLC arus AC ini yaitu lampu pijar akan
menyala semakin terang jika menggunakan sumber arus AC
daripada menggunakan sumber arus DC, karena hambatan
pada arus DC lebih besar. Induktansi pada induktor dapat
ditera dengan skala induktor variabel pada persamaan L =
0.004 x + 0.0104, dimana x merupakan skala induktor
variabel, serta frekuensi resonansi dari rangkaian seri arus
bolak-balik sebesar 140.58888 Hz
Kata KunciArus AC, Arus DC, frekuensi resonansi,
induktansi, rangkaian RLC.

I. PENDAHULUAN
ANGKAIAN AC banyak digunakan dalam rangakaian
elektronika terdiri dari beberapa komponen, dan di
dalamnya mengalir arus AC. Arus AC(Alternating
Current) adalah arus bolak-balik dimana arus dan tegangan
yang besar dan arahnya berubah-ubah terhadap waktu
secara periodik.Apabila digambarkan dalam diagram fasor,
maka bentuk gelombang dari arus ini biasanya berbentuk
sinusoidal, artinya bahwa yang memungkinkan pengaliran
energi yang paling efisien. Sedangkan arus DC (Direct
Current) adalah arus listrik dan tegangan listrik searah
yang nilainya tetap atau konstan terhadap waktu [1].
Rangkaian RLC melibatkan beberapa hal seperti
Resistor, Induktor, dan kapasitor, yang di dalamnya
mengandung
resistansi,
induktansi,
dan
kapasitansi.Resistansi adalah hambatan dalam rangkaian
listrik.Selain itu ia juga berfungsi untuk membagi antara
tegangan dan arus. Selanjutnya, Induktansi adalah sifat
rangkaian listrik yang menyebabkan potensial listrik secara
proporsional terhadap arus yang mengalir pada rangkaian
tersebut dan juga menghasilkan medan listrik, namun pada
rangkaian RLC juga berperan sebagai hambatan.Sedangkan
kapasitansi adalah kemampuan kapasitor untuk menyimpan

muatan listrik [3]


Impedansi,merupakan hasil gabungan dari nilai resistor
dan reaktansi dalam rangkaian AC.Nilai reaktansi berasal
dari nilai hambatan yang ada pada kapasitor dan induktor.
Jika resistor, induktor, dan kapasitor dirangkai seri dan
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, maka
bila frekuensi gelombang tidak tinggi, arus sesaat akan
sama dengan harganya, dan tergantung pula pada
impedansi rangkaian seri dan juga frekuensi dari
tegangan [2]
Pada
induktor,
besar
indukstansi
menggunakan
persamaan :

Dengan XL adalah

V = I XL................................................... (2.1)
.L, maka besar Indukstansi L adalah :

L=

V
..................................
2fI

(2.2)
Sebuah resistor,dapat dihitung besar hambatannya yang
berubah sesuai dengan perubahan arus.
.......................... (2.3)
Suatu keadaan dalam besar arus maksimum dan
tegangan antara induktor,dan kapasitor minimum disebut
resonansi.Di mana frekuensi tertentu pada saat resonansi
disebut frekuensi resonansi. Untuk itu, praktikum kali ini
bertujuan menentukan karakteristik lampu pijar, menera
skala induktor variabel, dan menentukan frekuensi
resonansi dari rangkaian seri arus bolak-balik [4].
...................

(2.4)

Di dalam percobaan ini dilakukan untuk menentukan


karakteristik lampu pijar, menera skala induktor variabel,
dan menentukan frekuensi resonansi dari rangkaian seri
arus bolak-balik
II.METODE

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 1 Vol. 2, No. 1, (2013) 1-5


Langkah awal dalam penelitian ini adalah disiapkan bahan
dan peralatan seperti vari AC, lampu pijar 25W/220 V,
induktor variabel dengan skala 1-9 cm, kapasitor 4 F,
miliamperemeter AC, multitester, dan power supply
DC.Pada praktikum ini terdapat tiga langkah kerja yang
sesuai dengan tujuan.
Pada cara kerja menentukan karakteristik lampu pijar,
rangkaian disusun deperti pada gambar 2.1.Kemudian
dihubungkan dengan sumber tegangan AC, kemudian DC.
Kemudian diperhatikan batas ukur meter untuk tegangan
AC dan DC. Pada praktikum ini digunakan tegangan AC
sebesar 5; 10; 15.02; 20.02; 25.20 V, sedangkan tegangan
DC akan terlihat pada multitester.
Lalu,diamati dan dicatat pengukuran pada multitester
tadi.Pada praktikum ini akan didapatkan karakteristik
lampu pijar. Dalam hal ini,lampu pijar dalam rangkaian ini
menjadi hambatan atau resistor. Dengan akan didapatkan
besar nilai hambatan tersebut melalui persamaan (2.3).
Pada cara kerja yang kedua yaitu untuk menera skala
induktor variabel, hal pertama yang dilakukan adalah
rangkaian disusun seperti gambar 2.2.Kemudian,diatur
tegangan variabel untuk didapatkan tegangan sebesar 54
volt. Lalu diatur skala induktor variabel sebesar 1; 2; 3; 4; 5
cm,dan dicatat pengukuran voltmeter dan amperemeter.
Kemudian,dicari nilai dari VL dengan menggunakan
persamaan (2.1).
Sedangkan para cara kerja yang ketiga yaitu untuk
menentukan frekuensi dari rangkaian seri arus AC, langkah
kerja yang dilakukan pertama adalah rangkaian disusun
seperti pada gambar 2.3.Kemudian diatur skala induktor
variabel sebesar 1; 2; 3; 4; 5 cm, dan dicatat pengukuran
tegangan dan arus pada multitester.Setelah didapatkan
semua data, maka dapat dicari nilai frekuensi resonansi
dengan menggunakan persamaan dimana nilai nilai L
didapat dengan menggunakan persamaan (2.2) dan C
adalah nilai kapasitans dari kapasitor yang digunakan.
Pada praktikum ini digunakan kapasitor sebesar 5.10-6 F.

Gambar 2.3 Rangkaian alat untuk menentukan frekuensi dari rangkaian seri
AC

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Menentukan Karakteristik Lampu Pijar
Percobaan pertama yaitu menentukan karakteristik
lampu pijar.Pada praktikum ini lampu pijar sebagai resistor
yang dapat dihitung nilai hambatannya menggunakan
persamaan (2.3).Percobaan pertama ini menggunakan arus
yang berbeda yaitu arus AC dan DC.Sehingga dapat
dibandingkan nilai resistor yang dihasilkan dari
perhitungan.Nilai resistor pada arus AC ditunjukkan oleh
tabel 1,sedangkan nilai resistor pada arus DC ditunjukkan
pada tabel 2.
Tabel 1. Data Hasil Percobaan dan Hasil Perhitungan Resistan Lampu pada
AC
Vac (v)

5
Rata2

Aac (A)

Rac ()

0.06

83.33333333

0.07

71.42857143

0.07

71.42857143

0.066667

10
Rata2

75.3968254

0.07

142.8571429

0.07

142.8571429

0.08

125

0.073333

15.02
Rata2

136.9047619

0.06

250.3333333

0.07

214.5714286

0.06

250.3333333

0.063333

Gambar 2.1 Rangkaian Alat untuk menentukan karakteristik lampu pijar


20.02
Rata2

238.4126984

0.07

286

0.06

333.6666667

0.07

286

0.066667

301.8888889
360
360

25.2

0.07

Rata2

360
0.07

Rata2 total

360
185.4338624

Gambar 2.2 Rangkaian alat untuk menera skala induktor variabel


Tabel 2 Data Hasil Percobaan dan Hasil Perhitungan Resistan Lampu pada
DC

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 1 Vol. 2, No. 1, (2013) 1-5


Vdc (V)

3.36

Adc(A)

Rdc

19.4

173.19588

19.1

175.91623

19.1

175.91623

rata2

19.2

4.7

237.37374

19.7

238.57868

19.6

239.79592

rata2

19.7

6.28
rata2

rata2

323.71134

19.3

325.3886

19.3

325.3886

rata2

395.93909

19.7

395.93909

19.5

400
397.2927

19.6

483.16327

19.6

483.16327

19.4

488.14433

19.53333
Rata2 total

324.8295

19.7

19.63333

9.47

238.5828

19.4

19.33333

7.8

175.0094

19.8

484.8236
270.0897

Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa tegangan yang


diberikan semakin besar,akan tetapi arus yang mengalir
mendekati ke arah konstan. Meskipun terjadi perbedaan
namun itu kecil sekali. Apabila melihat hasil R (hambatan)
dengan tegangan, maka dapat disimpulkan semakin besar
nilai tegangan yang diberikan pada suatu rangkaian,
semakin besar pula nilai hambatan yang terjadi. Hal ini
dikarenakan sesuai persamaan (2.3), di mana V dan R
adalah sebanding. Kemudian, hal yang sama juga terlihat
dari tabel 2.Semakin besar nilai tegangan yang diberikan
pada suatu rangkaian, maka semakin besar pula nilai
hambatannya. Bila dibandingkan antara tabel 1 dan 2,
dapat dilihat bahwa sumber DC memiliki nilai hambatan
yang lebih besar dari pada sumber DC.Sebab, arus DC lebih
konstan dibandingkan dengan arus AC,sehingga hambatan
yang dibutuhkan akan lebih besar.
B. Menera Skala Induktor Variabel
Selanjutnya adalah pada percobaan kedua ini bertujuan
untuk menera skala induktor. Pada percobaan ini dicatat
arus dan tegangan pada induktor yang mengalir pada
rangkaian.Sehingga,dapat diperoleh nilai induktansi (L)
melalui persamaan (2.2) dengan nilai f yang merupakan
nilai frekuensi PLN sebesar 50 Hz.
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan variasi
skala induktor dari 1,2,3,4,5 cm. Kemudian, dari masing
masing itu juga akan dilakukan pengulangan sebanyak 3
kali. Percobaan dilakukan dengan mengeluarkan dan
memasukkan batang besi ke dalam lilitan kawat. Hal ini
dilakukan denga tujuan untuk terjadinya perubahan medan
magnet dan fluks di dalam rangkaian itu, hingga akhirnya
akan timbul arus listrik.
Tabel 3. Data Hasil percobaan dan Perhitungan Nilai Induktansi

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 1 Vol. 2, No. 1, (2013) 1-5

SKALA (cm)

.
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa dengan
merubah skala induktor, dapat mempengaruhi besar dari
tegangan pada induktor dan besar induktansi. Semakin
besar skala pada induktor variabel, semakin besar pula nilai
dari tegangan pada induktor, hal ini terjadi karena batang
besi dimasukkan ke dalam kumparan induktor semakin
dalam sehingga nilai ggl induksi pada induktor semakin
besar. Hal ini dikarenakan perubahan fluks magnetik
menjadi semakin besar sehingga ggl pun akan berubah
menjadi besar. Akibatnya, besar indukstansi juga akan
semakin besar.

Vinduktor (VL)

L (H)

54

0.270

0.012

0.08

54.1

0.273

0.011

0.08

54

0.275

0.011

0.08

53.7

0.271

0.011

0.08

53.8

0.277

0.011

0.08

54

0.277

0.011

0.08

54

0.277

0.011

0.08

54

0.272

0.011

0.08

53.7

0.277

0.011

0.08

54

0.280

0.011

0.08

54

0.279

0.011

0.07

54

0.272

0.012

0.07

54

0.285

0.013

0.07
0.07

53.9
54

0.284
0.285
L rata2

0.013
0.013
0.012

Tabel 4. Data Hasil Percobaan Ketiga pad Rangkaian Seri Arus AC


SKALA

Grafik 1. Hubungan antara L dan Skala Induktor


3

C.Menentukan Frekuensi Resonansi dari Rangkaian Seri


Arus AC
Percobaan ketiga ini bertujuan untuk menentukan
frekuensi resonansi dari rangkaian seri arus AC. Pada
percobaan ini menggunakan variasi skala induktor 1 5 cm
dan menggunakan kapasitor sebesar 5 F.Setelah dilakukan
percobaan,maka didapatkan tegangan yang dihasilkan dari
induktor dan kapasitor(VLC).Dengan menggunakan data

Vlampu (V)

0.07

tersebut dapat dilakukan perhitungan untuk mendapatkan


besar induktansi dan frekuensi resonansi dari rangkaian
seri arus AC.Untuk menghitung nilai induktansi dapat
menggunakan persamaan (2.2), sedangkan untuk
menghitung nilai frekuensi resonansi dapat menggunakan
persamaan (2.4).

Dengan melihat grafik 1 di atas, maka semakin besar


skala pada induktansi variabel, semakin besar pula nilai
dari tegangan pada induktor. Kemudian didapatkan besar
induktansi (L) melalui persamaan (2.2).Sehingga dapat
diketahui bahwa semakin besar skala induktor, semakin
besar pula nilai dari induktansinya.Namun, sayangnya pada
grafik terdapat beberapa kesalahan nilai data sehingga hal
ini menyebabkan grafik awal cenderung menurun, hal ini
bisa disebabkan oleh beberapa macam hal, mulai dari
kesalahan pembacaan data oleh praktikan, ketidak akuratan
alat ukur, dan lain sebagainya.

ARUS (A)

ARUS (A)

Vlc (V)

0.06

4.00

0.07

5.00

0.07

5.00

0.06

5.00

0.06

6.00

0.06

5.00

0.07

4.00

0.07

5.00

0.07

6.00

0.07

5.00

0.07

6.00

0.07

6.00

0.06

6.00

0.06

6.00

0.06

6.00

L
0.212314
2
0.227479
5
0.227479
5
0.265392
8
0.318471
3
0.265392
8
0.181983
6
0.227479
5
0.272975
4
0.227479
5
0.272975
4
0.272975
4

C
0.00000
5
0.00000
5
0.00000
5
0.00000
5
0.00000
5
0.00000
5
0.00000
5
0.00000
5
0.00000
5
0.00000
5
0.00000
5
0.00000
5

f
154.5488
6
149.3083
8
149.3083
8

0.318471
3
0.318471
3
0.318471
3

0.00000
5
0.00000
5
0.00000
5

126.1886
2
126.1886
2
126.1886
2

frata2

138.2327
126.1886
2
138.2327
166.9318
5
149.3083
8
136.2992
8
149.3083
8
136.2992
8
136.2992
8

140.5888

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 1 Vol. 2, No. 1, (2013) 1-5


Grafik 2. Hubungan Indukstansi dengan Tegangan

Dari hasil perhitungan frekuensi resonansi dalam tabel 4 di


atas, dapat dilihat bahwa semakin besar skala induktor,
frekuensi yang dihasilkan semakin kecil, hal ini juga sesuai
dengan persamaan (2.4) di mana L dan f berbanding
terbalik dan skala Induktor berbanding lurus dengan
indukstansi. Meskipun data di dalam tabel ada beberapa
yang kurang akurat,sehingga ada beberapa data yang
menghasilkan frekuensi lebih besar daripada yang
seharusnya. Hal ini bisa dikarenakan kesalahan praktikan
saat menggeser skala induktor, atau pembacaan data pada
multitester, dan sebagainya.Hasil rata rata frekuensi
resonansinya adalah 140.58888 Hz.
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan rangkaian seri RLC arus AC
ini yaitu lampu pijar akan menyala semakin terang jika
menggunakan sumber arus AC daripada menggunakan
sumber arus DC, dan hambatan pada arus AC lebih besar
dibandingkan dengan arus DC.Induktansi pada induktor
dapat ditera dengan skala induktor variabel pada
persamaan L = 0.004 x + 0.0104, dimana x merupakan
skala induktor variabel dan hasil rata-rata nya adalah 0.012
H.Kemudian, frekuensi resonansi dari rangkaian seri arus
bolak-balik sebesar 140.5888 Hz.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten
laboratorium Elektronika Dasar 1, khususnya kepada Ayu
Jati P. Yang telah membimbing kami dalam melaksanakan
praktikum ini, serta kepada teman-teman yang telah
membantu dalam praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Freedman,Young. 2012. Fisika Universitas Jilid 2.
Jakarta: Erlangga
[2] Giancoli, C.Douglas.2001. Fisika Jilid 1.Jakarta:
Erlangga
[3] Halliday, David and Resnick, Robert. 2011.
"Fundamentals of Physics 9th Edition.USA: John
Wiley & Son, Inc.
[4] Tipler,Paul A.1997. Physics For Scientists and
Engineers. New York: McGRAW-HILL.

Anda mungkin juga menyukai