Anda di halaman 1dari 7

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM INSTRUMENTASI MIKROKONTROLER (2014)

Aloysius Niko, Gusti Rana,Adis P, Ayu Jati P, Dr. M. Zainuri M.Si


Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: zainuri@physics.its.ac.id

Analisis Karakteristik Infrared dengan


Menggunakan Atmega 2560 Berbasis
Mikrokontroler
Abstrak Telah dilakukan percobaan analisis karakteristik
Infrared
dengan
menggunakan ATmega2560
berbasis
mikrokontroler yang bertujuan untuk mengetahui analisis
karakteristik inframerah dan mengetahui jenis inframerah yang
dipakai serta sistem kerjanya. Prinsip yang di gunakan pada
percobaan ini adalah pengubahan nilai pulsa sinyal inframerah
dari remote ke sensor yang kemudian diubah menjadi data
digital berupa outputan pada software Arduino di laptop.
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah LED
inframerah, roll meter, remote, daun, kertas putih, akrilik, mika
merah, lempeng besi, laptop dan software arduino serta sistem
mikrokontroler Atmega2560 dan kabel USB. Percobaan ini
dilakukan dengan memberikan variasi jarak dan penghalang
pada receiver infrared yang telah menjadi satu dengan
mikrokontroller dan telah disambungkan ke laptop. Data yang
diperoleh dari percobaan ini adalah berupa nilai hexa yang
dihasilkan oleh software arduino. Pada percobaan ini digunakan
variasi titik pengukuran ( 80cm; 280 cm; dan 800). Dari
percobaan ini dapat disimpulkan dapat disimpulkan bahwa
karakteristik inframerah adalah tidak mampu menembus benda
tidak tembus pandang dan semakin jauh jarak, maka intensitas
cahayanya semakin kecil dan kurang bisa mengankap sinyal
dengan baik. Kemudian, oleh karena rentang frekuensinya
cukup kecil, dan jarak yang dapat menerima sinyal dengan baik
cukup dekat (80cm) maka dapat dikatakan inframerah ini
merupakan jenis inframerah jarak dekat
Kata
Kunci
Mikrokontroler

ATmega2560,

LED

bisa digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja (hanya satu


program saja yang bisa disimpan). Pada mikrokontoler,
perbandingan ROM dan RAM-nya besar, artinya program
kontrol disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash
PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM
digunakan sebagai tempat penyimpan sementara, termasuk
register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang
bersangkutan. Mikrokontroler adalah IC yang dapat
diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus. Biasanya
digunakan untuk pengontrolan otomatis dan manual pada
perangkat elektronika [1].
Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas
yaitu kelas ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega dan
AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing
kelas adalah memori, peripheral dan fungsinya. Dari segi
arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa
dikatakan hampir sama.Mikrokontroler AVR ATmega2560
memiliki fitur yang cukup lengkap. Mikrokontroler AVR
ATmega2560 telah dilengkapi dengan ADC internal,
EEPROM internal,
Timer/Counter,
PWM,
analog
comparator, dll. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegards Risc
processor) ATmega2560 menggunakan teknologi RISC
(Reduce Instruction Set Computing) dimana program berjalan
lebih cepat karena hanya membutuhkan satu siklus clock
untuk mengeksekusi satu instruksi program [1].

Inframerah,

I. PENDAHULUAN
alam kehidupan sehari hari, seiring berkembangnya
IPTEK, maka selalu ditemukan devices yang
memudahkan hidup manusia. Salah satunya adalah dengan
penggunaan mikrokontroler. Mikrokontroler dapat kita temui
pada berbagai peralatan, misalnya telepon selular, microwave,
televisi, mesin cuci, dan lain sebagainya. Mikrokontroler
dapat dipalikasikan untuk pengendalian, otomasi industry,
akuisi data, telekomunikasi, dan lain-lain.
Saat ini, mikrokontroler sebagai teknologi baru yaitu
teknologi semikonduktor, kehadirannya sangat membantu
dunia elektronika. Dengan arsitektur yang praktis tetapi
memuat banyak kandungan transistor yang terintegrasi,
sehingga mendukung dibuatnya rangkaian elektronika.
Mikrokontroler adalah mikrokomputer chip tunggal yang
dirancang secara spesifik untuk aplikasi-aplikasi kontrol
bukan untuk aplikasi-aplikasi serbaguna. Mikrokontroler
merupakan sistem mikroprosesor (yang di dalamnya terdapat
CPU, ROM, RAM dan I/O) yang telah terpadu dalam suatu
chip.Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani
berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolah kata,
pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya

Gambar 1.1. Board ATMEGA 2560

Berikut adalah datasheet ATMEGA 2560

Gambar 1.2. Datasheet ATMEGA 2560[3]

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM INSTRUMENTASI MIKROKONTROLER (2014)

Ligth Emiting Dioda (LED) adalah jenis semikonduktor pn junction yang bekerja pada kondisi forward bias, yang dapat
memancarkan radiasi dalam daerah ultraviolet, visible (sinar
tampak), dan infrared pada spektrum elektromagnetik.Pada
pengiriman menggunakan cahaya, sumber-sumber cahaya
bekerja sebagai pemancar cahaya.
LED infrared merupakan LED biasa, hanya saja cahaya
yang dipancarkan akibat adanya arus forward bias tidak dapat
dilihat secara kasat mata, karena cahaya yang dipancarkan
berada pada daerah infra merah. Radiasi cahaya yang
dihasilkan LED infrared (infra merah) ini sebanding dengan
arus forward bias yang diberikan pada LED tersebut.
Frekuensi cahaya ditentukan oleh celah jalur energi dari
bahan-bahan semikonduktor. Dengan menggunakan bahan
seperti GaAs (galium Arsenat) yang mengeluarkan cahaya
infra merah [4].
Untuk transmisi data yang menggunakan media udara
sebagai media perantara biasanya menggunakan frekuensi
carrier sekitar 30KHz sampai dengan 40KHz. Infra merah
yang dipancarkan melalui udara ini paling efektif jika
menggunakan sinyal carrier yang mempunyai frekuensi di
atas. Sinyal yang dipancarkan oleh pengirim diterima oleh
penerima infra merah dan kemudian didecodekan sebagai
sebuah paket data biner. Proses modulasi dilakukan dengan
mengubah kondisi logika 0 dan 1 menjadi kondisi ada dan
tidak ada sinyal carrier infra merah yang berkisar antara
30KHz sampai 40 KHz. Pada komunikasi data serial, kondisi
idle (tidak ada transmisi data) adalah merupakan logika 0,
sedangkan pada komunikasi infra merah kondisi idle adalah
kondisi tidak adanya sinyal carrier. Hal ini ditujukan agar
tidak terjadi pemborosan daya pada saat tidak terjadi
transmisi data .
Semua remote kontrol menggunakan transmisi sinyal infra
merah yang dimodulasi dengan sinyal carrier dengan
frekuensi tertentu yaitu pada frekuensi 30KHz sampai
40KHz. Sinyal yang dipancarkan oleh pengirim diterima oleh
penerima infra merah dan kemudian didecodekan sebagai
sebuah paket data biner .
Untuk transmisi data biasanya sinyal ditransmisikan dalam
bentuk pulsapulsa. Ketika sebuah tombol ditekan pada remote
kontrol maka IR akan mentransmitkan sebuah sinyal yang
akan dideteksi sebagai urutan data biner. Led infra merah
adalah jenis dioda yang memencarkan cahaya infra merah,
aplikasi sederhana penggunaan led infra merah ini adalah
pada remote TV. Led infra merah pada dasarnya adalah dioda
PN silicon biasa yang dikemas dalam kotak transparan. Sinar
infra merah dihasilkan dari pertemuan Arsenida Galium pada
led infra merah yang diberikan tegangan listrik. Led infra
merah merupakan salah satu komponen elektronika yang
akan mengantar arus jika dialiri bias maju.
Sinar infra merah yang dipancarkan oleh pemancar infra
merah tentunya mempunyai aturan tertentu agar data yang
dipancarkan dapat diterima dengan baik di penerima. Oleh
karena itu baik di pengirim infra merah maupun penerima
infra merah harus mempunyai aturan yang sama dalam
mentransmisikan (bagian pengirim) dan menerima sinyal
tersebut kemudian mendekodekannya kembali menjadi data
biner (bagian penerima). Komponen yang dapat menerima
infra merah ini merupakan komponen yang peka cahaya yang
dapat berupa dioda (photodioda) atau transistor
(phototransistor). Komponen ini akan merubah energi

cahaya, dalam hal ini energi cahaya infra merah, menjadi


pulsa-pulsa sinyal listrik.
Sinyal infra merah yang diterima intensitasnya sangat kecil
sehingga perlu dikuatkan. Kekuatan sinar dan sudut datang
merupakan faktor penting dalam keberhasilan transmisi data
melalui infra merah selain filter dan penguatan pada bagian
penerimanya. Selain itu agar tidak terganggu oleh sinyal
cahaya lain maka sinyal listrik yang dihasilkan oleh sensor
infra merah harus difilter pada frekuensi sinyal carrier yaitu
pada 30KHz sampai 40KHz. Selanjutnya baik photodioda
maupun phototransistor disebut sebagai photodetector. Dalam
penerimaan infra merah, sinyal ini merupakan sinyal infra
merah yang termodulasi. Pemodulasian sinyal data dengan
sinyal carrier dengan frekuensi tertentu akan dapat
memperjauh transmisi data sinyal infra merah [5]

Gambar 1.4 Gelombang Inframerah

II.METODE
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik dari infra merah secara keseluruhan serta
mengetahui jenis dari infra merah yang digunakan. Dengan
menggunakan variasi penghalang yakni daun, mika bening
warna merah, kertas putih, plat besi dan akrilik dengan jarak
remote hingga tidak memunculkan data apapun pada laptop.
Dan dilakukan pada channel 1-9. Untuk mempermudah
dalam melakukan percobaan maka dibuatlah skema
percobaan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Rangkaian alat

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM INSTRUMENTASI MIKROKONTROLER (2014)

Gambar 2.3 Flowchart Percobaan

Gambar 2.2. Rangkaian alat pada saat percobaan

Langkah langkah percobaan ini yaitu pertama disiapkan


alat dan bahan yaitu LED inframerah, laptop, roll meter, dan
sistem mikrokontroler Atmega2560 dan kabel USB. Kemudian, alat
dirangkai seperti pada gambar 2.1 dan 2.2. Lalu, diukur jarak sesuai
variasi yaitu 80 cm, 280 cm, dan 800 cm. Kemudian, pada sensor
juga divariasi dengan cara memberi penghalang pada lampunya.
Kemudian, tekan 9 tombol pada remote untuk melihat hasilnya pada
software arduino pada laptop.
Berikut adalah flowchart percobaan :

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil percobaan, maka didapatkan data sebagai
berikut. Data yang diambil berupa bilangan hexagonal.
Kemudian, data ini diubah ke dalam bentuk biner.
Tabel 3.1 Data hasil percobaan pada jarak 80 cm

Bahan

clear

Akrili
k

No

Hex

Bin

FF6897

11111111

01101000

FF30CF

11111111

00110000

FF187E

11111111

00011000

FF7A85

11111111

01111010

FF10EF

11111111

00010000

FF38C7

11111111

00111000

FF5AA5

11111111

01011010

FF42BD

11111111

01000010

FF4AB5

11111111

01001010

FF52AD

11111111

01010010

FF6897

11111111

01101000

FF30CF

11111111

00110000

FF18E7

11111111

00011000

FF7A85

11111111

01111010

FF10EF

11111111

00010000

FF38C7

11111111

00111000

FF5AA5

11111111

01011010

7
8

FF42BD
FF4AB5

11111111
11111111

01000010
01001010

10010
111
11001
111
01111
110
10000
101
11101
111
11000
111
10100
101
10111
101
10110
101
10101
101
10010
111
11001
111
01111
110
10000
101
11101
111
11000
111
10100
101
10111
101
10110
101

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM INSTRUMENTASI MIKROKONTROLER (2014)

HVS

Daun

Mika
merah

Besi

FF52AD

11111111

01010010

FF6897

11111111

01101000

FF30CF

11111111

00110000

FF18E7

11111111

00011000

FF7A85

11111111

01111010

FF10EF

11111111

00010000

FF38C7

11111111

00111000

FF5AA5

11111111

01011010

FF42BD

11111111

01000010

FF4AB5

11111111

01001010

FF52AD

11111111

01010010

FF6897

11111111

01101000

FF30CF

11111111

00110000

FF18E7

11111111

00011000

FF7A85

11111111

01111010

FF10EF

11111111

00010000

FF38C7

11111111

00111000

FF5AA5

11111111

01011010

FF42BD

11111111

01000010

FF4AB5

11111111

01001010

FF52AD

11111111

01010010

FF6897

11111111

01101000

FF30CF

11111111

00110000

FF18E7

11111111

00011000

FF7A85

11111111

01111010

FF

11111111

FF38C7

11111111

00111000

FF5AA5

11111111

01011010

FF42BD

11111111

01000010

FF4AB5

11111111

01001010

FF52AD

11111111

01010010

0
1
2

10101
101
10010
111
11001
111
01111
110
10000
101
11101
111
11000
111
10100
101
10111
101
10110
101
10101
101
10010
111
11001
111
01111
110
10000
101
11101
111
11000
111
10100
101
10111
101
10110
101
10101
101
10010
111
11001
111
01111
110
10000
101
11000
111
10100
101
10111
101
10110
101
10101
101

3
4
5
6
7
8
9

Tabel 3.2 Data hasil percobaan pada jarak 280 cm


Bahan

No
0
1
2
3

clear

4
5
6
7
8
9
0
1
2
3

Akrilik

4
5
6
7
8
9

HVS
0
1
2
3
4
5

Hex
FF689
7
FF30C
F
FF187
E
FF7A
85
FF10E
F
FF38C
7
FF5A
A5
FF42B
D
FF4A
B5
FF52
AD
FF689
7
FF30C
F
3D9A
E3F7
FF7A
85
FF10E
F
FF38C
7
FF5A
A5
FF42B
D
FF4A
B5
FF52
AD
C101E
57B
FF
3D9A
E3F7
A5BF
C214
FF
488F3
CBB

Bin
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
00111
101
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11000
001
11111
111
00111
101
10100
101
11111
111
01001
000

01101
000
00110
000
00011
000
01111
010
00010
000
00111
000
01011
010
01000
010
01001
010
01010
010
01101
000
00110
000
10011
010
01111
010
00010
000
00111
000
01011
010
01000
010
01001
010
01010
010
00000
001

10010
111
11001
111
01111
110
10000
101
11101
111
11000
111
10100
101
10111
101
10110
101
10101
101
10010
111
11001
111
11100
011
10000
101
11101
111
11000
111
10100
101
10111
101
10110
101
10101
101
11100
101

10011
010
10111
111

11100
011
11000
010

111101
11
00010
100

10001
111

00111
100

10111
011

111101
11

011110
11

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM INSTRUMENTASI MIKROKONTROLER (2014)

6
7
8
9
0
1
2
3
Daun

4
5
6
7
8
9
0
1
2
3

Mika
merah

4
5
6
7
8
9

449E7
9F
32C6F
DF7
1BC0
157B
3EC3
FC1B
FF689
7
FF30C
F
FF18E
7
FF7A
85
FF10E
F
FF38C
7
FF
FF42B
D
FF4A
B5
FF52
AD
FF689
7
9716B
E3F
FF18E
7
FF7A
85
FF10E
F
FF38C
7
FF5A
A5
FF42B
D
FF4A
B5
FF52
AD

01000
100
00110
010
00011
011
00111
110
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
10010
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111
11111
111

10011
110
11000
110
11000
000
11000
011
01101
000
00110
000
00011
000
01111
010
00010
000
00111
000

01111
001
11111
101
00010
101
00010
111
10010
111
11001
111
01111
110
10000
101
11101
111
11000
111

00001
111
111101
11
011110
11
00011
011

(cm)
800

0
1
2
3
Tanpa
penghalang

6
7
8
9
0

01000
010
01001
010
01010
010
01101
000
00010
110
00011
000
01111
010
00010
000
00111
000
01011
010
01000
010
01001
010
01010
010

10111
101
10110
101
10101
101
10010
111
10111
110
01111
110
10000
101
11101
111
11000
111
10100
101
10111
101
10110
101
10101
101

2
3
4
Akrilik
5
6

001111
11

7
8
9

HVS

Daun

1
2
3

Mika Merah

Penghalang

No

Hexa

6
Biner

1110
0100
1101
0100
1010
1011
1010
1011
0100
0101
0011
0000
1011
0000
0011
1101
1001
1010
1010
1010
0000
0001
0011
0000
1111
1111

1001
1100
0001
1100
1111
1111
1111
1111
0001
1100
0101
1000
1111
0111
0000
0010
1101
1100
0010
1001
1110
0101
1100
1111
1111
1111

3E8BDF
A0
F784206
E
58D4190
9
B8C9BB
B7
24AE7D
4E
2FA92A
AC

1100
0101
0101
1010
1111
1100
1111
1100
1100
0111
0010
0100
0100
1010
0111
1000
1100
0100
1010
1110
1100
0001
1111
1111
1111
1111
1111
1111
0011
1110
1111
0111
0101
1000
1011
1000
0010
0100
0010
1111

1000
1011
1000
0100
1101
0100
1100
1001
1010
1110
1010
1001

1101
1111
0010
0000
0001
1001
1011
1011
0111
1101
0010
1010

44AB0F7
B5
22AE7A
28
44172A6
A
5414388
4
EDDE62
D2F
E4BEDB
4D
7286053
E
C40BD8
17

0100
0100
0010
0010
0100
0100
0101
0100
1110
1101
1110
0100
0111
0010
1100
0100

1010
1011
1010
1110
0001
0111
0001
0100
1101
1110
1011
1110
1000
0110
0000
1011

0000
1111
0111
1010
0010
1010
0011
1000
0110
0010
1101
1011
0000
0101
1101
1000

FFFFFFF
FF

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Tabel 3.3 Percobaan dengan jarak 800cm


Jarak

Besi

C5E49C8
2
5AD41C
31
FCABFF
BF
FCABFF
BD
C7451C
CC
2430588
7
4AB0F7
B5
783D021
C
C49ADC
96
AEAA29
00
C101E57
B
FF30CF

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM INSTRUMENTASI MIKROKONTROLER (2014)


8
9
0
1
2
Lempeng Besi

61F8491
2
30E7815
E
8002686
1
E15528D
98CF87E
8
F5EAAE
7D

0110
0001
0011
0000
1000
1001
1110
0001
1001
1000
1111
0101

1111
1000
1110
0111
0000
0010
0101
0101
1100
1111
1110
1010

0100
1001
1000
0001
0110
1000
0010
1000
1000
0111
1010
1110

4
5
6
7
8
9

Dari hasil percobaan dapat dilihat dari tabel 3.1 , 3.2,dan


3.3 dapat dilihat bahwa data yang didapat berupa
heksadesimal.Heksadesimal sendiri
adalah
suatu sistem
dalam bilangan basis 16 adalah sebuah sistem bilangan yang
menggunakan 16 simbol. Berbeda dengan sistem bilangan
desimal, simbol yang digunakan dari sistem ini adalah angka
0 sampai 9, ditambah dengan 6 simbol lainnya dengan
menggunakan huruf A hingga F. Sistem bilangan ini
digunakan
untuk
menampilkan
nilai
alamat memori dalam pemrograman komputer. Sementara,
dari hasil perhitngan atau konversi, didapatkan data dalam
bentuk
desimal.
Untuk
sistem
bilangan
desimal/persepuluhan adalah suatu sistem dari bilangan yang
menggunakan 10 macam angka dari 0,1, sampai 9. Setelah
angka 9, angka berikutnya adalah 1 0, 1 1, dan seterusnya
(posisi di angka 9 diganti dengan angka 0, 1, 2, .. 9 lagi,
tetapi angka di depannya dinaikkan menjadi 1).
Dari ketiga tabel di atas, data yang paling baik ada pada
variasi tanpa penghalang. Pada tanpa penghalang,
didapatkan data hexa 6 karakter, sehingga jika dikonversi
menjadi data biner dihasilkan 3 data biner untuk setiap
tombol 0 sampai 9 pada remote. Sedangkan dengan adanya
penghalang akan mampu mengurangi intensitas cahaya
infrared dari remote yang masuk ke sensor.
Dari tabel 3.1, apabila percobaan dilakukan dengan
menggunakan variasi penghalang akrilik, daun, mika merah,
dan kertas HVS diperoleh data yang sama seperti tanpa
menggunakan penghalang dimana hal tersebut berarti bahwa
benda-benda yang digunakan sebagai penghalang masih bisa
tertembus inframerah pada jarak 80cm. Hal ini bisa terjadi
karena intensitas dari inframerah masih cukup kuat karena
relatif dekat dengan sensor, sehingga energi nya masih bisa
menembus bahan. Pada saat menggunakan lempeng besi
sebagai penghalang receiver tidak diperoleh data sama sekali
yang berarti bahwa sinar inframerah yang dikirimkan tidak
dapat menembus lempeng besi. Hal ini sesuai dengan teori
yang ada yang menyatakan bahwa inframerah tidak dapat
menembus benda yang tidak tembus pandang, dan besi
sendiri malah bersifat memantulkan sinar inframerah yang
datang, sehingga tidak ada yang ditransmisikan ke sensor.
Pada tabel 3.2 dapat diketahui bahwa pada saat
menggunakan akrilik terdapat satu data yang tidak sesuai
yakni dengan tombol 2 yang berarti sinar yang tertangkap
oleh receiver yang mana hal tersebut menandakan adanya
error.
Pada saat menggunakan penghalang daun juga

didapatkan satu data yang menandakan error, yakni dengan


tombol 6. Sedangkan untuk penghalang kertas HVS data
yang diperoleh adalah error semua yang berarti sinar
inframerah sulit untuk menembus kertas HVS tersebut.
Sedangkan dengan menggunakan mika merah juga
didapatkan satu nilai error yakni dengan tombol 2. Dengan
nilai error ini, berarti bahwa sinar inframerah yang datang
mulai agak sulit menembus penghalang, hal ini bisa terjadi
karena bahan penghalang sendiri maupun jarak. Semakin
jauh jarak, maka intensitas dan energi ddari inframerah akan
lebih sedikit dibandingkan pada saat jarak 80cm, selain itu
bisa juga terjadi karena adanya noise atau gangguan selama
transmisi data, misal gesekan dengan udara.
Pada tabel 3.3 percobaan dengan menggunakan jarak
800cm. Jarak ini merupakan jarak maksimum sehingga
walaupun tanpa penghalang data yang diperoleh berbeda dari
sebelumnya dimana receiver disini hanya mendeteksi adanya
sinar inframerah tanpa dapat membaca data yang dikirimkan.
Pada jarak ini diperoleh lebih banyak lagi data yang error.
Bahkan, untuk penghalang kertas HVS dan daun tidak
diperoleh data sama sekali yang berarti pada jarak 800cm
kertas HVS dan daun tidak dapat ditembus oleh sinar
inframerah. Hal ini sama dengan sebelumnya, di mana
karena jaraknya cukup jauh, maka intensitas dan energi dari
inframerah akan jauh lebih sedikit, ditambah lagi dengan
adanya penghalang, sehingga hal ini menyebabkan cahaya
inframerah yang dihasilkan itu tidak dapat diteruskan /
transmisikan ke sensor sepenuhnya, malah dipantulkan ke
sekitarnya.
Pada prinsipnya, sinyal yang dipancarkan oleh Inframerah
pengirim (dalam percobaan = remote), diterima oleh sensor
penerima infra merah dan kemudian didecodekan sebagai
sebuah paket data biner. Proses modulasi dilakukan dengan
mengubah kondisi logika 0 dan 1 menjadi kondisi ada dan
tidak ada sinyal carrier infra merah yang berkisar antara
30KHz sampai 40 KHz. Pada komunikasi data serial, kondisi
idle (tidak ada transmisi data) adalah merupakan logika 0,
sedangkan pada komunikasi infra merah kondisi idle adalah
kondisi tidak adanya sinyal carrier. Hal ini ditujukan agar
tidak terjadi pemborosan daya pada saat tidak terjadi
transmisi data. Oleh karena itu baik di pengirim infra merah
maupun penerima infra merah harus mempunyai aturan yang
sama dalam mentransmisikan (bagian pengirim) dan
menerima sinyal tersebut kemudian mendekodekannya
kembali menjadi data biner (bagian penerima). Komponen
yang dapat menerima infra merah ini merupakan komponen
yang peka cahaya yang dapat berupa dioda (photodioda) atau
transistor (phototransistor). Di mana dalam percobaan ini
digunakan fototransistor. Komponen ini akan merubah energi
cahaya, dalam hal ini energi cahaya infra merah, menjadi
pulsa-pulsa sinyal listrik.
Oleh karena rentang frekuensinya cukup kecil, dan jarak
yang dapat menerima sinyal dengan baik cukup dekat (80cm)
maka dapat dikatakan inframerah ini merupakan jenis
inframerah jarak dekat.
IV. KESIMPULAN
Dari hasil percoban, dapat disimpulkan bahwa
karakteristik inframerah adalah tidak mampu menembus
benda tidak tembus pandang dan semakin jauh jarak, maka
intensitas cahayanya semakin kecil dan kurang bisa
mengankap sinyal dengan baik. Kemudian, oleh karena

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM INSTRUMENTASI MIKROKONTROLER (2014)


rentang frekuensinya cukup kecil, dan jarak yang dapat
menerima sinyal dengan baik cukup dekat (80cm) maka
dapat dikatakan inframerah ini merupakan jenis inframerah
jarak dekat
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten
laboratorium Gusti Rana yang telah membimbing dalam
percobaan ini. Tidak lupa terimakasih kepada teman-teman
satu tim atas kerja samanya dalam melakukan praktikum
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]

UNIMED-Undergraduate-22394-Bab II.pdf diakses tanggal 18 November


2014
Malvino. 1995. Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta: Erlangga.
Data Sheet Atmega 2560, diakses tanggal 18 November, 2014 dari
www.alldatasheet.com
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24865/4/Chapter
%20II.pdf
http://perpuskita.blogspot.com/2011/01/cara-kerja-remote-control-infrared.html

Anda mungkin juga menyukai