Foton. Percobaan daya emisi foton ini dilakukan dengan
tujuan untuk menghitung daya emisi foton dan mengetahui pengaruh jarak layar terhadap daya emisi foton yang tertangkap oleh sensor photodioda. alat yang digunakan meliputi laser He-Ne/Laser pointer, layar kertas karton warna hitam, sensor photodioda, penggaris, amperemeter, voltmeter, dan power supply. Pertama- tama alat dirangkai, lalu laser diaktifkan dan letak layar diatur agar berkas laser tepat berada ditengah. Sensor photodioda diletakkan disebelah berkas laser dalam posisi miring, kemudian jarak layar dan laser diatur dengan jarak 1-10 cm. Sensor photodioda dihubungkan dengan kabel buaya dan dirangkai dengan power supply, voltmeter, dan amperemeter. Kemudian, dicatat hasil pengukuran arus dan tegangan listrik. Dari perhitungan diperoleh nilai daya laser yang ditangkap oleh photodioda dan hubungan antara daya laser dan variasi jarak. Kata Kunci daya emisi foton, laser, photodioda
I. PENDAHULUAN
i akhir tahun 1940-an dan sekali lagi di awal tahun 1960-an, fisika kuantum membuat dua konstribusi yang sangat besar kepada teknologi, yakni transistor dan laser. Laser memimpin jalan ke arah bidang baru yang kadang-kadang dinamakan fotonik (photonics) yang membahas interaksi (pada tingkat kuantum) antara foton dan bahan yang besar [2] . Foton adalah sebuah partikel dasar (yang artinya sebuah partikel yang tidak bisa diuraikan lagi). Foton dikenal juga sebagai unit terkecil dalam bidang elektromagnetik, yang menarik dari foton adalah ia mempunyai ciri gelombang dan juga mempunyai ciri partikel. Artinya, foton bisa dibiaskan oleh lensa, bisa berinterferensi dengan gelombang lain, dan dia juga bisa diteksi ketika dianalisis sebagai sebuah partikel. Dengan demikian, foton juga memiliki sifat dualisme seperti halnya cahaya [1] . Foton dapat terjadi dalam medan elektromagnetik, pada rangkaian optik tertutup. Medan yang terksitasi dalam cahaya adalah terbatas, sehingga diskret. Setiap foton akan memiliki distribusi spasial dalam sinar yang proposional [4] . Laser (Light Amplification by the Stimulated Emission of Radiation) merupakan alat yang dapat memancarkan cahaya (gelombang radioelektromagnetik) pada daerah infrared, visible atau ultraviolet. Cahaya yang dipancarkan oleh laser dihasilkan dari stimulasi emisi radiasi dari medium yang ada di laser, emisi radiasi tersebut dikuatkan sehingga menghasilkan cahaya yang mempunyai sifat monokromatis (tunggal/hanya satu), koheren, terarah dan brightness (sifat kecerahan tinggi). Proses pembentukan laser dimulai dengan proses pemompaan yang menyebabakan inversi polulasi pada eksitasi atom-atom (molekul-molekul, ion-ion, elektron- lektron semikonduktor) yang ada di dalam medium laser dari tingkat energi rendah menuju ke tingkat energi tinggi (level energi mekanika kuantum). Setelah itu atom-atom akan kembali menuju tingkat energi semula dengan memancarkan foton. Kemudian foton-foton tersebut bergerak ke kanan dan dipantulkan oleh cermin (R=100%) kemudian bergerak ke kiri dan dipantulkan kembali oleh cermin (R=80%), begitu seterusnya berjalan bolak-balik membentuk osilasi. Karena osilasi foton-foton yang terus menerus sehingga mengeluarkan foton yang sangat kuat yang menjadi cahaya keluaran laser [4] . Sensor photodioda merupakan dioda yang peka terhadap cahaya, sensor photodioda akan mengalami perubahan resistansi pada saat menerima intensitas cahaya dan akan mengalirkan arus listrik secara forward sebagaimana dioda pada umumnya. Sensor photodioda adalah salah satu jenis sensor yang dapat peka cahaya (photodetector). Jenis sensor peka cahaya lain yang sering digunakan adalah phototransistor. Photodioda akan mengalirkan arus yang membentuk fungsi linear terhadap intensitas cahaya yang diterima. Arus ini umumya teratur terhadap power density (Dp) [3] . Daya listrik(P) adalah jumlah energi listrik(W) yang digunakan tiap detik(t). Satuan daya listrik dalam SI adalah watt atau Joule/detik. Untuk daya listrik yang besar menggunakan satuan kilowatt atau megawatt. Dari definisi tersebut makadaya dapat dirumuskan
t W P ...........................................(1.1) t t i V P . . ...............................................(1.2) Daya Emisi Foton Aloysius Niko,Philin Yolanda, Drs. Yoyok Cahyono, M.Si Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: aloysiusniko@gmail.com D i V P . ...............................................(1.3) Sehingga jika dilihat dari rumus diatas maka daya dapat dicari dengan perkalian antara tegangan(V) dan arus(i) [4]
II. METODOLOGI PERCOBAAN Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan daya emisi foton ini adalah Laser He-Ne/Laser pointer, layar kertas karton warna hitam, sensor photodioda, penggaris, amperemeter, voltmeter dan power supply. Pertama-tama peralatan disusun sesuai dengan rangkaian percobaan seperti gambar 2.1. Letak laser diatur dan laser diaktifkan. Kemudian letak layar diatur agar berkas laser tepat berada di tengah layar. Setelah itu, sensor photodioda diletakkan di sebelah berkas laser dalam posisi miring. Lalu jarak layar dan laser diatur dengan menggunakan penggaris sehingga memiliki jarak sebesar 1cm sampai 10cm. Selanjutnya sensor photodioda dihubungkan dengan kabel buaya dan kabel buaya dirankai dengan power supply, amperemeter dan voltmeter. Kemudian arus listrik dan tegangan listrik yang tertera di amperemeter dan voltmeter dicatat. Dan yang terakhir dihitung daya laser yang tertangkap oleh sensor photodioda dan dijelaskan hubungan antara daya laser dengan variasi jarak. Berikut adalah flowchart dari percobaan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah melakukan percobaan daya emisi foton ini didapatkan data yaitu arus dan tegangan sebelum dan sesudah disinari laser. Kemudian dilakukan perhitungan selisih dari keadaan sebelum dan sesudah seperti pada tabel berikut ini:
23.43 0.07 Dari hasil data yang didapatkan pada tabel 1, yaitu arus dan tegangan listrik yang dihasilkan oleh laser sesuai dengan jarak yang berbeda. Untuk arus yang dihasilkan menunjukkan konstan dimana nilainya hampir tetap sama. Sedangkan untuk tegangan yang diukur, terlihat bahwa nilai tegangan tidak stabil tidak menunjukkan suatu pola tertentu. Hal ini dapat terjadi jika berkas laser kurang tepat mengenai sensor photodioda pada layar. Masalah ini dapat diatasi dengan mengatur posisi layar sehingga berkas laser terarah tepat pada sensor photodioda.. Setelah didapatkan data nilai arus dan tegangan, maka dapat dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai daya. Nilai daya inilah yang dihasilkan oleh laser dan ditangkap oleh sensor photodioda. Lalu, dari tabel 2 dapat dilihat bahwa selish tegangan dan juga arus pada setiap perubahan jarak sangatlah jauh berbeda, hal ini dikarenakan adanya kesalahan kesalahan selama praktikum berlangsung. Tabel 3. Hasil Perhitungan Daya jarak P=V'.I' (cm) 1 1 0.04 2 3
1 2 3.47 2 3
1 3 0.27 2 3
1 4 0.84 2 3
1 5 0.42 2 3
1 6 1.68 2 3
1 7 1.04 2 Grafik 2. Hubungan I terhadap jarak laser dan layar 3
1 8 0.74 2 3
1 9 1.13 2 3
1 10 1.64 2 3
Sekilas kejadian fisis dalam percobaan. Ketika arus dan tegangan datang dan menumbuk atom atom dalam rangkaian laser, maka atom tersebut akan memiliki energi yang berlebih dari energi dasarnya ke tingkat yang lebih tinggi. Dari tingkat energi tersebut, atom atom meluruh ke keadaan metamantap ( umur rata rata relatif lebih lama dari peluruhan karena pancaran spontan). Peluruhan yang terjadi secara cepat ini akan menimbulkan laser, yang nantinya akan ditangkap oleh sensor cahaya pada photodioda.Dari sini nanti akan terlihat besar tegangan dan arus dari multimeter. Dari hasil perhitungan tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa banyak kesalahan. Seharusnya, ketika partikel foton dari cahaya laser mengenai photodioda semakin banyak, harusnya daya semakin besar. Dalam artian, semakin dekat jarak laser dengan photodioda,maka intensitas laser semakin besar dan foton yang menumbuk juga semakin banyak.Akibatnya, arus dan tegangan semakin besar, sehingga sesuai persamaan 1.3, maka daya yang dihasilkan juga harus semakin besar, saat laser lebih dekat dengan photodioda dan layar. Setelah dilakukan pengukuran terhadap arus dan tegangan didapatkan juga grafik hubungan antara I dan jarak, serta hubungan V dan jarak.
Grafik 3. Hubungan P terhadap jarak laser dan layar Dalam grafik 1 dan 2 terlihat bahwa untuk nilai tegangan tidak stabil sehingga grafiknya naik turun, hal ini disebabkan oleh sambungan yang kurang rapat, serta kesulitan dalam memfokuskan sinar laser ke sensor photodioda. sedangkan untuk arus, nilainya hampir stabil sehingga grafik terlihat relatif lurus, yang artinya arus yang mengalir konstan. Dengan ketidakstabilan nilai tegangan disini sulit untuk dilakukan analisa hubungan antara tegangan dengan jarak. Namun, cukup terlihat bahwa semakin jauh jarak laser dengan layar maka semakin kecil tegangan yang ditimbulkan. Artinya jarak dan tegangan kurang lebih sebanding.Sedangakan jarak antara laser dan layar tidak berpengaruh terhadap besar arus yang ada. Dari grafik 3 di atas jelas terlihat bahwa nilai daya laser juga tidak stabil dalam artian naik turun. Dikarekan daya sebanding dengan nilai tegangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi sama dengan yang terjadi pada nilai tegangan seperti kurang rapatnya sambungan kabel buaya dengan amperemeter dan voltmeter sehingga memerlukan penekanan. Kedua kurang tepatnya berkas Grafik 1. Hubungan V terhadap jarak layar sinar laser yang diarahkan pada sensor photodioda sehingga daya yang dihasilkan berbeda-beda. IV. KESIMPULAN Dari percobaan daya emisi foton dapat disimpulkan bahwa besar daya rata-rata laser yang tertangkap oleh sensor photodioda sebesar 1,13 x 10 -8 Watt. Hubungan daya dengan jarak laser ke layar seharusnya semakin jauh laser ke layar semakin kecil daya yang tertangkap oleh sensor photodioda. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten laboratorium Fisika Modern, Philin Yolanda D.S serta kepada rekan satu tim atas kerjasamanya yang telah bersedia membantu baik pada saat sebelum dilaksanakannya percobaan maupun pada saat sesudahnya hingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik DAFTAR PUSTAKA [1] Halliday, David. 1999. Fisika Modern. Penerbit Erlangga, Bandung. [2] Krane, Kenneth. 1992. Fisika Modern. UI Press, Jakarta. [3] Sunarno, Hasto.1986.Deteksi Cahaya. ITS Press,Surabaya [4] Urone, Paul P.2001.College Physics. Brooks/Cole Thomson Learning, USA