Anda di halaman 1dari 3

Menumbuhkan Metode GEMARCALIS (Gerakan Gemar Membaca dan Menulis)

sebagai Investasi Generasi emas Indonesia 2045


Oleh : Aloysius Niko dan Fertilita Enggar
Ayo ke perpustakaan !, ah malas, isinya hanya buku dan buku saja.
Mending main ke warnet. Seringkali ungkapan di atas terdengar di kalangan anak
anak usia sekolah. Entah mengapa saat ini budaya membaca di kalangan anak
usia sekolah, terutama pada usia 10 tahun ke atas mulai berkurang.
Dari data yang didapat dari Badan Pusat Statistik Indonesia, dapat dilihat
bahwa di beberapa daerah masih ada yang menunjukkan nilai minimal. Mirisnya
juga, perbedaan di daerah perkotaan dan pedesaan juga ada beberapa yang
perbandinganya masih cukup jauh, khususnya di bagian jenis bacaan surat kabar.
Tabel 1. Data Proporsi Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Membaca
Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi, Jenis Bacaan, dan Tipe Daerah,
2012 [1]

Seiring dengan berkembangnya teknologi masa kini, semua hal lebih


dipermudah bahkan banyak tawaran hiburan yang lebih menarik dibandingkan
dengan membaca. Apabila dibandingkan jumlah pengunjung perpustakaan daerah
dibandingkan dengan Mal ataupun Warung Internet (Warnet), umumnya jumlah
pengunjung perpustakaan akan lebih sedikit.
Hal ini tidak dapat dipungkiri akan berdampak bagi generasi Indonesia ke
depannya. Sebab, membaca sudah menjadi kurang menarik lagi bagi anak anak
usia sekolah saat ini. Padahal, apabila dilihat, sebeneranya melatih otak untuk
aktif berpikir dan kritis. Menurut Smith dan Robinson (1980), membaca adalah
upaya aktif pembaca untuk memahami pesan dari penulis. Dengan demikian,

artinya membaca tidak bisa hanya asal membaca. Namun, diperlukan konteks
yang lebih mendalam terkait memahami maksud penulis. Pembaca harus mampu
merenungkan maksud dari pesan yang dibuat.
Terkait minat, minat dapat dikatakan sebagai suatu ketertarikan seseorang
terhadap sesuatu dan hal ini membuat orang menjadi bersemangat, menggebu
gebu untuk hal tersebut.Dengan demikian, minat baca perlu ditumbuhkan terlebih
dahulu agar anak anak suka atau gemar membaca. Dengan gemar membaca,
maka anak akan mulai suka mengkoleksi buku buku bacaaan ataupun sekedar
meminjamnya di perpustkaan. Dan output utama dari gemar membaca adalah
BUDAYA membaca. Harapannya membaca akan menjadi budaya khas Indonesia
sendiri, di mana anak bangsanya gemar membaca dan memiliki kecerdasan.
Karena dengan membaca, maka ilmu akan bertambah, dan memacu otak
untuk terus berpikir untuk memenmukan hal hal baru yang nantinya akan bisa
dikembangkan. Dengan membaca pula dapat mengeneal berbagai informasi di
dunia, dan memperluas jaringan pula ke seluruh dunia. Jadi, masih galau tidak
mau baca?
Beritkunya adalah menulis. Menulis adalah sala satu akibat dari budaya
gemar membaca. Dengan menulis setingkat lebih tinggi dari membaca, di mana
tidak hanya memahami maksud dari pesan penulis, namun bagaimana kita sebagai
penulis, mampu membuat suatu karya yang bisa dipahami oleh orang lain.
Dengan menulis, kita belajar mengekspresikan ide, pikiran, gagasan, pendapt
akaan suatu hal dan mengemasnya dalam bahasa yang baik dan benar.
Untuk menghadapi era global ini, penulis memiliki suatu gagasan terkait
dengan adanya GEMARCALIS, Gerakan Gemar Membaca dan Menulis. Di sini,
anak anak usia sekolah, khususnya mulai dari tingkst SD hingga SMA, akan
diberikan suatu program yang nantinya akan mampu membuat mereka gemar
membaca dan menulis.
Program ini yaitu berupa setiap siswa diberi tugas untuk membaca dua
buah buku, yaitu fiksi dan non fiksi (selain buku pelajaran) dan harus mampu
menghabiskannya dalam waktu 1 bulan, dan program ini diadakan selama tahun
ajaran berlangsung. Setelah membaca dan memahami isi kedua buku, setiap
harinya siswa diminta untuk mencatat hal hal yang menarik dari isi kedua
buku.Kemudian, dari hasil ini, setiap 3 bulan sekali, siswa diminta untuk
membuat suatu karya, baik karya tulis maupun aplikasi terkait dengan buku yang
dibacanya. Dengan demikian, siswa diharapkan mampu menemukan
permasalahan dari suatu hal dan mampu memberikan solusi yang masuk akal dan
mungkin dilakukan atas permasalahan tersebut. Nantinya, setiap karya yang
masuk, akan dilombakan ke event event lomba nasional. Dan tentu saja, setiap
karya yang terbaik akan diberikan apresiasi tersendiri dari sekolah.

Jadi, diharapkan dengan adanya program GEMARCALIS ini, akan


mampu memberikan dorongan bagi anak anak Indonesia untuk gemar membaca
dan menulis, sehingga mampu mempersiapkan diri mereka menjadi generasi emas
yang siap membanggakan Indonesia di taun 2045 nanti.

Anda mungkin juga menyukai