Anda di halaman 1dari 62

TUMOR / ONKOLOGI

Nanda Maulidinah Sri Mustikasari

Stase Bedah RSI Pondok Kopi


Bimbingan dr. Saleh Setiawan Sp.B

Definisi
Onkologi :
adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari berbagai aspek pertumbuhan jaringan sel abnormal yang disebut neoplasma yang dalam bahasa sehari-hari disebut tumor.

Golongan
Tumor
Jinak
- Tumbuhnya ekspansif (mendesak) pada jaringan sekelilingnya - Mempunyai simpai (kapsul)

Ganas
- Tumbuhnya meginfiltrasi
(menembus) - Tidak bersimpai

Struktur dan Sifat Serta Perangai Tumor Ganas = Kanker


DEFINISI : Neoplasma adalah penyakit pertumbuhan sel baru yang tidak terbatas, tidak ada koordinasi dengan sekitarnya dan tidak berfungsi fisiologis

Tumor jinaK / Ganas ???


Sitologik melihat keadaan sel tumor itu sendiri, yaitu keadaan intinukleus, kromatin, bentuk dan besarnya se-sel tumor. Histologik melihat hubungan jaringan tumor dengan jaringan yang sehat sekitarnya. Imunohistokimia merupakan penggabungan konsep ikatan kimia dan prinsip imunologik yang dapat menilai sifat sel.

CIRI CIRI TUMOR GANAS (KANKER)

Dari segi patohistologik 1. Anaplasia Kompenen tumor yg terdiri dari : a. Sel neoplasma yang berproiferasi membentuk parenkim tumor b. Stroma yang terdiri atas jaringan ikat dan pembuLuh darah 2. Parenkim 3. Polaritas ( kehilangan susunan atau struktur yang normal)

Kemampuan pertumbuhan

Dari segi fungsi sel : Beberapa pemeriksaan khusus, yaitu onkogen dan petanda proliferatif telah dapat ditemukan yang dapat mengetahui nilai prognostik suatu kanker

infiltratif Salah satu sifat karakteristik dari sel kanker adalah kemampuannya untuk menembus jaringan normal dan penetrasi ke dalam pembuluh darah dan saluran limfe

Proses pertumbuhan : Dalam keadaan normal terdapat keseimbangan antara pembentukan dan hancurnya sel. Kemampuan bermetastasis

Residif (kekambuhan) 1. Adanya sel-sel kanker yang tertinggal 2. Adanya pertumbuhan yang baru dari sel yang sama

Faktor faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan kanker

Intrinsik Hormon

Status imunologik Reaksi humoral Reaksi seluler

Ektrinsik Bahan kimia Tenaga sinar : sinar X, gamma Virus

Diagnosis kanker Pengobatan kanker


Keadaan klinik dan biologi tumor Gambaran patologik anatomi dan sitologi Pemeriksaan dengan radioimaging

Pembedahan Radioterapi Kemoerapi

KANKER PAYUDARA

EPIDEMIOLOGI
Tinggi pada :
Umur 45 49 thn (Indonesia) Umur > 50 th (Negara maju)

Laki laki : 1% Herediter : 5%

Indonesia No. 1 Kanker Serviks No. 2 Kanker Payudara Negara maju : No. 1 Kanker Payudara No. 2 Kanker Serviks

Etiologi
Penyebabnya belum diketahui dengan pasti, namun dapat terjadi karena multifaktorial, antara lain : Genetika Pengaruh hormon Virogen Makanan Radiasi daerah dada

FAKTOR RISIKO

FAKTOR RISIKO TINGGI


Tidak menyusui anak Pernah operasi payudara sebelahnya Ada keluarga yang menderita Pernah radiasi daerah dada Pernah terapi hormon yang lama

Umur > 30 tahun Haid pertama dini ( < 12 th ) Menopause lambat Tidak pernah hamil Riwayat keluarga ( + ) Tidak kawin Melahirkan anak I > 35 th

DIAGNOSA PASTI

ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN PENUNJANG

DIAGNOSA PASTI

PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGIS

Gejala & Tanda


Terjadi perubahan bentuk payudara Ada benjolan dengan luka yang sukar sembuh Retraksi papilla mamma Nipple discharge Kulit payudara berubah warna Peau dorange Dimpling Ada pembesaran kelenjar regional Luka lecet di areola yang tidak sembuh setelah diterapi 2 minggu

PEMERIKSAAN PAYUDARA
Inspeksi Palpasi Posisi Duduk dan baring Periksa dengan Jari-jari Periksa seluruh payudara

PEMERIKSAAN PAYUDARA

Inspeksi :
Bentuk payudara Simetris Kelainan di areola Retraksi papilla Peau dorange Dimpling Warna kulit

PEMERIKSAAN PAYUDARA
Palpasi :
Lokalisasi Tumor Ukuran Tumor Konsistensi Tumor Permukaan Tumor Perlekatan dengan jaringan sekitar Suhu raba Pembesaran kel. limfe regional

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Foto Thorax Bone Survey / bone scanning USG Mammografi

DD ???

FAM Fibrocystic of the breast Galaktokel Mastitis

FAM
Tumor jinak (45,2%-50%) Bentuknya bulat lonjong Dapat digerakkan Konsitensi padat kenyal Tumbuhnya lambat Tidak nyeri Usia = 15-30 thn Bilateral/multipel Tidak bermetastasis Terapi = eksisi tumor

FIBROKISTIK
Dipengaruhi faktor hormonal Ukuran membesar saat haid dan sakit dan setelah haid sakit menghilang/berkurang Tidak berbatas tegas Konsistensi padat kenyal, kistik Multipel/bilateral Terapi : medikamentosa (simtomatis)

GALAKTOKEL

MASTITIS
Infeksi glandula mammae pada wanita menyusui Etiologi : Staphylococcus aureus masuk melalui sobekan atau retakan di kulit. Gejala : Nyeri payudara,Benjolan payudara,pembengkakan salah satu payudara, kemerahan dan teraba hangat, demam, Nipple discharge dan Pembesaran KGB axilla. Terapi : Lakukan pengompresanhangat, Pemberian anti biotik dan analgetik, Untuk mencegah pembengkakan, lakukan pemijatan dan pemompaan air susu, Apabila terjadi abses, lakukan insisi.

Massa tumor kistik yang timbul Akibat sumbatan saluran/duktus laktiferus pada ibu-ibu yang sedang /baru selesai masa laktasi Berisi air susu yang mengental Berbatas tegas , bulat

SISTEM TNM
T =Tumor N = Node/(kelenjar ) M = Metastasis jauh
Tx = tumor primer tidak bisa diketahui To = tumor primer tidak teraba Tis = carcinoma insitu T1 = < 2 cm T2 = >2 - < 5 cm T3 = > 5 cm T4 = tumor melekat pada kulit atau otot pectoralis

SISTEM TNM
N = kelenjar limfe regional
Nx = N tidak dapat ditentukan No =Tidak ada metastasis ke kelenjar limfe regional N1 = Metastasis ke kel. limfe aksila ipsilateral dan mobil N2 =Metastasis ke kel.limfe aksila ipsilateral dan terfiksir satu dengan lainnya N3 =Metastasis ke kel.limfe infraclavicular ipsilateral atau pada kel.limfe mammaria interna ipsilateral + aksila atau metastasis ke kel. supraclavicular + mammaria int dan aksila

M = Metastasis jauh Mx = Metastasis jauh belum dapat dibuktikan Mo = Tidak ada metastsaia jauh M1 = Ada metastasis jauh ( termasuk metastasis ke kel.supraclavicular ipsilateral )

STADIUM I

T1a

NON1a Mo Tumor dengan diameter 2 cm atau kurang , tak terfiksir pada kulit tanpa ada metastasis aksila N1b N0, N1 Mo Tumor dengan diameter 2 cm atau kurang dengan metastasis aksila M0 -Tumor dengan diameter 5 cm dengan atau tanpa metastasis - Tumor dengan metastasis aksila yang meleket M0 - Tumor dengan metastasis infra/supraklavikula -Tumor yang telah menginfiltrasi kulit atau dinding thoraks

STADIUM II STADIUM IIIa

T0T1a T1b

T3a T3b

STADIUM IIIb

T1a,b
T2a,b T3a,b T4a,b

N3

N apa saja

STADIUM IV

T apa saja N apa saja

M1 - Tumor buah dada yang telah mengadakan metastasis jauh

STAGING
S T A G E I IIA IIB IIIA IIIB IV
Stadium Dini

Stadium Lanjut

PENGOBATAN
Pada stadium I,II,III awal kuratif Stadium berikutnya ajuvant
radikal mastektomi / modified radikal mastektomi simpel mastektomi dengan radiasi ajuvant dan kemoterapi ajuvant Stadium IIIB dan IV bersifat paliatif tujuan : mengurangi penderitaan penderita dan memperbaikki kualitas hidup IIIB radiasi dan dapat diikuti modalitas lainnya yaitu terapi hormonal dan kemoterapi IV kemoterapi dan terapi hormonal Stadium I dan II Stadium III A

PROGNOSIS
KETAHANAN HIDUP 5 tahun
I S T A G E II III IV 85% 66% 41% 10%

10 tahun
70% 50% ? ?

PENCEGAHAN DAN DIAGNOSIS DINI

SADARI sebaiknya dikerjakan setelah menstruasi yaitu hari ke 7 10 dari hari menstruasi pertama.

American cancer Society menganjurkan : - wanita > 20 tahun,lakukan SADARI tiap bulan. - wanita 20 40 tahun, tiap 3 tahun. - wanita > 40 tahun, tiap 1 tahun.

TUMOR DAERAH LEHER

KISTA DUKTUS TIROGLOSSUS


Terjadi akibat penutupan atau proses obliterasi yang tidak komplit dari jalan turun kelenjar tiroid dari foramen sekum hingga daerah prelaringeal setinggi krikotiroid. Di jumpai pada usia 2 7 tahun, dapat pula dilakuan pada orang dewasa.

Ditemukan di garis tengah,umumnya kranial dari kelenjar tiroid hingga daerah dasar lidah. Apabila terdapat hubungan dengan rongga mulut maka dapat disertai infeksi. Secara klinis sering ditemukan adanya tract dari kista hingga ke hyoid bone.

Histopatologi - berisi unsur seperti koloid. - epitel skuamos atau kolumnar berisiko. Terapi Operasi ekstirpasi, tract diikuti sampai os hyoid dengan memotong os hyoid.

KISTA BRONKIOGENIK
Usia 2-7 tahun dpt pula pada org dewasa Kegagalan pertumbuhan normal dari celah insang I dan II, akn menimbulkan sisa sepanjang bag anterior m.sternokledomastoideus , berupa sisa tulang rawan, kista atau sinus atau kombinasi ketiganya. Gejala klinisnya berupa kista yang terdapat unilateral dengan lokasi anterior dari m. Sternokleidomastoideus. Bentuk bulat lonjong yang terdapat dapat diikuti sampai daerah setinggi orofaring. kadang-kadang disertai infeksi.

Histopatologi - Epitel berlapis gepeng


- Epitel berlapis kolumnar => Unsur-unsur tulang rawan kunci diagnostik. => Unsur limfoid dibawah epitel folikel

Terapi Ekstirpasi

Limfangioma = Hygroma Sistika


Tumor jinak dari sistem limfatik. Umur 1-2 tahun Berlokasi di seluruh tubuh leher & aksila. Secara klinis ditemukan massa yang lunak,kistik yng berasal dari kantong limfatik dari massa embrional.

Secara Histopatologis
Jenis simplek sel kapiler limfatik yang kecil kavernosa

Sel kapiler limfatik yang lebih besar


Kistik Merupakan higroma yang klasik

Secara klinis
Massa lunak, fluktuasi dan berlobus-lobus Transluminasi pd pemeriksaan diafanoskopi batas tidak tegas
Terapi : Pembedahan

KARSINOMA TIROID

Epidemiologi
Insiden karsinoma tiroid di Indonesia belum diketahui hingga sekarang. Berdasarkan distribusi seks,di dapatkan wanita lebih banyak dari laki-laki = 9 : 2 Berdasarkan distribusi umur, kasus di RSCM Jakarta tersering berkisar pada umur 40 60 tahun.

Etiologi

Kenaikan sekresi hormon TSH dari kelenjar hipofise anterior. Radiasi ion pada leher. Faktor genetik.

Klasifikasi Karsinoma Tiroid


Adenokarsinoma papiler Well differented carcinoma Adenokarsinoma folikuler

Hurthle cell carcinoma

Ca Tiroid

Small cell carcinoma Undifferentiated carcinoma Giant cell carcinoma Carcinoma meduler

Tumor ganas lainnya

Adenokarsinoma Papiler
Tumbuh lambat dan berdifferensiasi baik. Biasanya terdapat pada usia < 40 tahun. Gambaran histopatologiknya ditemukan struktur papiler dari sel-sel ganas uniform,baik ukuran maupun intinya. Kadang disertai adanya struktur folikuler atau psamoma bodies di tengah struktur yang papiler.

Adenokarsinoma Folikuler
Dapat ditemukan pada semua umur, tapi lebih banyak pada usia > 40 tahun. Lebih sering unilateral daripada bilateral. Histopatologik memperlihatkan struktur sel tiroid yang merupakan folikel-folikel. Penyebaran terutama melalui hematogen

Karsinoma Anaplastik
Perjalanan penyakit cepat dan fatal. Keluhan akbt penekanan dan invasi tumor. Keadaan umum cepat menurun dan tumor cepat mengadakan metastasis jauh. Histopatologik terdiri dari anaplastic spindle yang giant cell atau small cell

Karsinoma Meduler
Sering ditemukan pada usia tua 950 60 tahun). Karsinoma berasal dari sel C atau parafolikuler kel.tiroid yang banyak mengandung amyloid. Di sebut juga sel APUD (amine precursor up take and decarboxylation cell) dan karsinoma solidum. Tipe ini bersifat familial dan herditer. Penyebaran melalui sistem kelenjar getah bening.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Ultrasonogrfi 2. Scanning tyroid 3. Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) 4. Biopsy

Penentuan Stadium Klinis


I. A. Unilateral B. Multifokal / Bilateral II. A. Unilateral lymphonodes B. Bilateral / mediastina III. Local invasion IV. Distant metastases

T = tumor primer To = tidak jelas tumor primer T1 = tumor sampai 1 cm terbatas dalam kelenjar tiroid T2 = tumor sampai 1 4 cm terbatas dalam kelenjar tiroid T3 = tumor sampai > 4 cm terbatas dalam kelenjar tiroid T4 = tumor setiap ukuran tapi sudah menembus kapsul tiroid T1a = tumor 1 cm solitary tumor T1b = tumor 1 4 cm multifokal

N = kelenjar limfe regional N0 = N tidak teraba N1a = Metastasis ke kel. limfe leher ipsilateral N1b = Metastasis ke kel.limfe leher bilateral atau midline atau leher kontralateral atau mediastinum M = Metastasis jauh M0= Tidak ada metastasis jauh M1 = Ada metastasis jauh

Terapi
Pembedahan Non Pembedahan - Radiasi internal dengan J (131) - Radiasi eksternal dengan Co 60 dengan dosis total 4000 5000 rad - Kemoterapi - Hormonal - Lobektomi

PROGNOSIS
Tipe histopatologi stadium klinik patologi Lamanya penyakit hingga terdiagnosa dan diberikan pengobatan Usia penderita

KARSINOMA RONGGA MULUT

Epidemiologi
Keganasan rongga mulut untuk daerah yang berbeda,insidennya juga berbeda. Keganasan rongga mulut 2 5 % dari seluruh keganasan pada manusia atau 40 % dari seluruh keganasan kepala leher.

Epidemiologi
Keganasan rongga mulut untuk daerah yang berbeda, insidennya juga berbeda. Keganasan rongga mulut 2 5 % dari seluruh keganasan pada manusia atau 40 % dari seluruh keganasan kepala leher. Keganasan yang relatif jarang. 90 97 % : karsinoma sel skuamosa 2 3% :adenokarsinoma 1 % :lainnya Untuk grading dipakai klasifikasi Broders.

Etiologi dan Predisposisi

Faktor Entrinsik
Faktor Intrinsik

Merokok,minum alkohol,mengunyah sirih atau tembakau,sinar matahari,kebersihan mulut,dll.

Genetik,imunosupresi, kekurangan gizi,siphilis,dll.

DIAGNOSIS
Gejala
Nyeri Foetor ex ore Hipersalivasi Disfagia Benjolan di leher

Bila pada lidah


Ankiloglosia Disfoni Suara serak

Gambaran Klinis

Tipe Ulseratif
Ulkus,dasar dan sekitarnya padat,tepi lebih tinggi.

Tipe Fisura
Lesi berupa celah yang dalam dengan sekitarnya yang padat.

Benjolan Infiltrat
Berlobus dengan mukosa tampak normal dengan abses kecil kecil

Tipe Eksofitik
Benjolan lebih tinggi dari permukaan lidah dan ditutupi keratin putih.

Pemeriksaan Lain
Pewarnaan dengan toluidine blue 1% Sitologi eksfoliatif Biopsi Penyebaran
Perkontinuitatum,limfogen,dan hematogen.

SISTEM TNM
T1 = tumor lebih kecil atau = 2 cm T2 = tumor 2 4 cm T3 = tumor > 4 cm T4 = tumor < 4 cm atau menginvasi ke otot, tulang dan kulit
N1 = pembesaran kelenjar limfe homolateral dan mobile N2 = pembesaran kelenjar limfe kontralateral dan mobile atau kelenjar limfe bilateral N3 = kelenjar limfe terfiksir M0 = Tidak ada metastasis jauh M1 = Adanya metastasis jauh

Prognosis

Letak tumor Stadium pada saat diagnosis Derajat differensiasi sel tumor

Terapi
1. 2. 3. 4. Operasi Radioterapi Kemoterapi Kombinasi

Anda mungkin juga menyukai