Anda di halaman 1dari 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat Indonesia perlu diperhatikan.

Di Indonesia, penyakit gigi dan mulut berada pada sepuluh besar penyakit terbanyak yang tersebar diberbagai wilayah (Mikail, B.,& Candra, A, !""#. Data dinas kesehatan sidoar$o tahun !!% menun$ukkan &". ' ( ".'()# dari total ".!*".++! penduduk kota sidoar$o menderita penyakit gigi dan mulut (,on, !""#. Dari tahun ke tahun ter$adi kenaikan angka pre-alensi ke$adian karies pada penduduk Indonesia pada tahun "%%. sebesar *&) men$adi %!) pada tahun yang serius dari berbagai pihak. Karies merupakan istilah yang dikenal dengan gigi berlubang. Dalam ilmu kedokteran gigi, karies gigi adalah proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara (produk1produk# mikroorganisme, sali-a, bagian1bagian yang berasal dari makanan, dan email (2ouwink, "%%+#. 3undoro ( !!.# menyebutkan bahwa karies gigi merupakan hasil kumulati4 antara kelarutan email pada p2 rendah dan prespitasi mineral kembali pada p2 tinggi. Menurut 3/huurs ("%%"#, karies adalah suatu proses kronis regeresi yang dimulai dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mi/robial dari substrat yang pada akhirnya ter$adi ka-itasi (pembentukan lubang#. 0ntuk itu dapat ditarik kesimpulan bahwa karies gigi adalah gangguan keseimbangan disekitar email yang disebabkan oleh berbagai 4aktor dan mengakibatkan gigi men$adi berlubang. 5aktor14aktor yang menyebabkan penyakit gigi berlubang antara lain karena struktur gigi, mikroorganisme mulut, lingkungan substrat (makanan#, dan lamanya waktu makanan menempel dalam mulut (3/huurs, "%% # 4aktor lain adalah usia, $enis kelamin, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan,lingkungan, kesadaran dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi(3uwelo, "%%'#. Berdasarkan riset kesehatan dasar (Indonesia basic health research) pada tahun !!' ditemukan bahwa %",") orang Indonesia menggosok gigi setiap hari. 6amun hanya ',&) dari keseluruhan yang melakukan penggosokan gigi dengan benar. 5akta yang ter$adi, ' ,") penduduk Indonesia memiliki masalah gigi berlubang dan +*,.) diantaranya tidak merawat gigi
1

!"" (Diri$en pelayanan medi/ direktorat

kesehatan gigi, !""#. 0ntuk itu masalah karies diindonesia memerlukan penanganan

berlubang (7ubis & 6ugrahaeni, !!%#. 3ering kita $umpai, kondisi seseorang mengeluh sakit gigi kemudian datang berobat ke dokter gigi dalam keadaan terlambat. Kunungan penderita kepuskesmas rata1rata sudah dalam keadaan lan$ut untuk berobat, sehingga dapat diartikan bahwa tingkat kesadaran masyarakat pada umumnya untuk berobat sedini mungkin masih belum dapat dilaksanakan (3uwelo, "%%'#. Di Indonesia kesadaran orang dewasa untuk datang ke dokter gigi kurang dari ') dan pada anak1anak hanya sekitar +) kun$ungan (7ukihardianti, !""#. Kesadaran seseorang akan penting kesahatan gigi terlihat dari pengetahuan yang ia miliki. 5ankari ( !!+ dalam kawuryan ( !!(# men$elaskan bahwa salah satu penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat adalah 4aktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. 2al tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. Ketika seseorang berada pada tingkat pengetahuan yang lebih tinggi, maka perhatian akan kesehatan gigi semakin tinggi. 2al itu didukung oleh penelitian yang dilakukan kawuryan ( !!(# yang meneliti hubungan pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut dengan ke$adian kar$es pada anak 3D6 kle/o II kelas 8 dan 8I di 7aweyan 3urakarta sebagai besar dalam kategori sedang. Berdasarkan hasil u$i hipotesis diperoleh hubungan yang signi4ikan antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan ke$adian karies gigi anak 3D6 9u/ang & kelas II kelas 8 dan kelas 8I ke/amatan 3idoar$o. Karies gigi dapat dialami oleh semua kelompok usia. 2asil sur-ey kesehatan rumah tangga (3K,:# tahun !!" disebutkan bahwa pre-alensi karies gigi akti4 pada umur "! tahun ke atas sebesar +.+*) dan akan terus meningkat seiring denagn bertambahnya umur hingga men/apai *&) pada golongan umur +.1.+ tahun, sementara itu pada kelompok umur anak usia sekolah dasar, sebesar **,()1*%,%) (Depkes ,I, !!+#..,ahard$o ( !!' dalam kawuryan !!(# $uga membuktikan salam sur-ey kesehatan rumah tagga tahun !!" bahwa terdapat '*, ) anak Indonesia pada kelompok usia " tahun (kira1kira ( dari "! anak# mengalami gigi berlubang (kawuryan, !!(#. 3edangkan di $awa timur penyakit gigi berlubang pada anak usia sekolah men/apai (.. (7ukihardianti, !""#. Dari data diatas, disimpulkan bahwa karies gigi pada anak usia " tahun membutuhkan penanganan yang seius dari berbagai pihak. 9emerintah beker$a sama dengan 9D;I telah berupaya menangani masalah kesehatan gigi melalui program pemeriksaan gigi gratis enam bulan sekali. 9emerintah $uga telah
2

membuat program kegiatan usaha kesehatan gigi sekolah (0K;3# disetiap sekolah (2utabarat, !!%#. 2arapannya dengan adanya program1program tersebut masalah kesehatan gigi dapat teratasi. Karies ggi pada anak apabila dibiarkan begitu sa$a akan mengakibatkan masalah kesehatan lain. Akibat dari karies gigi pada anak antara lain akan menimbulkan masalah nyeri, kelainan $antung, in4eksi gin$al, in4eksi lambung, dan kematian (Minata, !""#. Anak yang mengalami kerusakan gigi akan malas berakti-itas karena harus menahan rasa sakit pada gigi dan mulutnya. Berbagai sarana in4ormasi telah diberikan mengenai kesehatan gigi dan /ara perawatannya. 6amun angka pre-alensi kerusakan gigi pada anak di Indonesia masih tinggi. 2al ini menun$ukkan kemungkinan sikapdan perilaku anak usia sekolah masih kurang dalam melakukan perawatan gigi. oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah di 3D6 pu/ang & sidoar$o.

1.2 RUMUSAN MASALAH

". Apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada anak<

1.3 TUJUAN

".&."

:u$uan umum 9eneliti ini bertu$uan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah di 3D6 pu/ang & sidoar$o.

".&.

:u$uan khusus
3

a. 0ntuk mengetahui tingkat pengetahuan anak usia sekolah tentang kesehatan gigi. b. 0ntuk mengetahui perilaku anak usia sekolah dalam menerapkan perawatan gigi yang benar dalam kehidupan sehari1hari.

1.4 MANFAAT ".+." Dinas kesehatan 9enelitian ini dapat men$adi a/uan untuk meningkatkan program pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan 4ungsi usaha kesehatan gigi sekolah (0K;3# diseluruh sekolah. ".+. Masyarakat 9enelitian ini dapat men$adi perhatian penting bagi masyarakat atau orang tua dalam memberikan in4ormasi yang sesuai tentang kesehatan gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak. ".+.& 9eneliti 9enelitian ini men$adi sumber data dan berman4aat bagi penelitian selan$utnya, sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang kesehatan gigi dan perawatan gigi pada anak.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 ANA USIA SE !LAH Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia * sampai " tahun. 9eriode usia pertengahan ini dimulai dengan masuknya anak kedalam lingkungan sekolah (3antro/k, !!(#. 9eiode anak usia sekolah terbagi men$adi tiga tahapan usia yaitu = tahap awal *1' tahun > tahap pertengahan '1%tahun dan tahap pra rema$a "!1" tahun (De7aune & 7adner, !! > 9otter & 9erry, !!.#. 3ekolah dapat memperluas dunia anak dan merupakan transisi dari kehidupan yang se/ara relati-e bebas bermain. Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang menantang. Kemampuan kogniti4, 4isik, psikososial dan moral dikembangkan, diperluas, disaring dan disinkronisasi sehingga indi-idu dapat men$adi anggota masyarakat yang diterima dan men$adi seseorang yang produkti4 (9otter & 9erry, !!.#. 9erkembangan moral anak usia sekolah terlihat dari /ara anak menginterpretasikan se/ara ketat dan patuh terhadap aturan. Mereka menganggap aturan sebagai prinsip dasar kehidupan mereka, bukan hanya perintah dari orang lain yang memiliki otoritas. 2ubungan dengan teman sebaya $uga terlihat pada anak usia sekolah. Ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman1temannya yang se$enis. Biasanya mereka memiliki teman perkumpulan sendiri. 9erkembangan moral anak usia sekolah menurut Kohlberg berada di tahap kon-ensional (Mus/ari, !!.#. 9erkembngan moral se$alan dengan /ara piker anak usia sekolah yang lebih logis (2o/kenberry & ?ilson, !!'#. Anak pada usia sekolah dapat lebih memahami standar perilaku yang seharusnya mereka terapkan pada kehidupan sehari1hari. Anak dalam tahap kon-ensional, mulai memahami bagaimana harus memperlakukan orang lain sesuai dengan apa yang
5

."." karakteristik anak usia sekolah

ingin diterima oleh mereka dari orang lain (Mus/ari, !!.> ?ong, !!%#. Anak mulai melihat berbagai /ara pandang untuk menilai suatu tindakan benar atau salah (2o/kenberry & ?ilson, !!'#. 9erkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia tentunya memiliki resiko terhadap ter$adi masalah kesehatan pada anak. Begitu pula yang dialami anak usia sekolah, masalah kesehatan yang sering mun/ul pada periode ini adalah masalah gigi (?ong, !!%#. Masalah lain yang mun/ul adala ke/elakaan dan /edera yang berkaitan dengan akti-itas anak, masalah nutrisi, seksualitas, hingga penggunaan rokok, al/ohol dan obat (9otter & perry, !!.#

.". karakteristik gigi anak usia sekolah 3e/ara 4isiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi permanen, ke/uali geraham belakang. ;igi permanen yang tumbuh pada usia anak sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena perpindahan dari gigi susu menu$u gigi permanen memiliki resiko tinggi terkena karies gigi (potter & perry, !!.#. 9ada usia * sampai ' tahun, gigi yang tumbuh antara gigi lain gigi seri tengah dan gigi geraham pertama. 0sia sampai ( tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi seri lateral. 0sia % sampai "! tahun tumbuh gigi geraham ke/il pertama, gigi taring bagian maksila dan gigi geraham ke/il kedua (2o/kenberry & ?ilson, !!'# Anak usia sekolah memiliki moti-asi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi (2o/kenberry & ?ilson, kebiasaan tersebut hingga usia dewasa. 2.2 PEN"ETAHUAN Manuia men$alani proses pertumbuhan dan perkembangan yang nantinya !!'#. Apabila se$ak awal anak dibiasakan menggosok gigi se/ara teratur, maka akan mudah mempertahankan

mempengaruhi kualitas kehidupannya. :er/iptanya manusia tidak semata1mata ter$adi begitu sa$a. 0ntuk memahami itu memerlukan proses bertingkat dari pengetahuan, Ilmu dan 4ilsa4at. 9engetahuan merupakan hasil tahu manusia yang hanya sekedar men$awab pertanyaan apa (6otoatmod$o, !"!#. 9engetahuan dapat dimiliki manusia melalui pan/raindra yang ia miliki. 2asil pengelihatan dan pendengaran dapat men$adi dasar

seseorang berperilaku dalam kehidupan sehari1hari. Maka semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorng akan ter/ermin pada perilaku sehari1harinya. Bloom ("%!( dalam notoatmod$o !!'# mengatakan bahwa perilaku manusia terbagi men$adi tiga ma/am domain, yaitu kogniti4, a4ekti4 dan psikomotor. 9engetahuan atau kogniti4 merupakan domain yang paling esensial dalam membentuk tindakan seseorang. . ." :ingkat pengetahuan 9engetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku. 3eseorang dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak mampu mengenal, men$elaskan dan menganalisi suatu keadaan. 6otoatmod$o( !!'# men$elaskan bahwa pengetahuan dalam domain kogniti4 memiliki enam tingkatan, antara lain = a. :ahu (know) :ahu merupakan tingkatan yang paling rendah. 3eseorang dapat dikatakan tahu ketika dapat mengingat kembali sesuatu yang lebih spesi4ik dari bahan materi yang telah diterimanya. Contohnya anak dapat menyebutkan man4aat menggosok gigi. b. Memahami (comprehension) 3eseorang dikatakan telah memahami $ika ia mampu men$elaskan se/ara benar tentang ob$ek yang diketahui dan dapat menarik kesimpulan materi tersebut se/ara benar. Misalnya anak dapat men$elaskan pentingnya menggosok gigi setiap hari. /. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipela$ari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Misalnya seseorang anak akan melakukan gosok gigi setiap hari ketika ia memahami materi kesehatan gigi. d. Analisis (analysis) 3eseorang dikatakan men/apai tingkat analisi ketika ia mampu men$abarkan materi ke dalam komponen1komponen, tetapi masih dalam struktur yang sama dan berkaitan satu sama lain. Ia mampu membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan lain sebagainya. e. 3intesis (synthesis) 3intesis merupakan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian1 bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 3esorang mampu menyusun 4ormulasi14ormulasi baru. Misalnya anak dapat menyusun, meren/anakan, menyesuaikan terhadap suatu teori dan rumusan yang telah ada. 4. @-aluasi (evaluation)
7

@-aluasi merupakan kemampuan untuk melakukan $usti4ikasi atau penilaian terhadap suatu materi. Misalnya membandigkan antara anak yang ra$in menggosok gigi dengan yang tidak.

. . 9engukuran pengetahuan Bloom ("%!( dalam 6otoatmod$o !!'#mengemukakan pengukuran pengetahuan dapat diketahui dengan /ara menanyakan kepada seseorang agar ia menggungkapkan apa yang diketahui dalam bentuk bukti atau $awaban lisan maupun tertulis. Bukti atau $awaban tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik dalam bentuk pertanyaan langsung ataupun tertulis. 9engukuran pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawan/ara. 2.3 PERILA U 9erilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan (Departemen pendidikan dan kebudayaan, !!"#. 9erilaku merupakan segala kegiatan atau akti-itas manusia, baik yang diamati langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar (6otoatmod$o, !!'#. 9erilaku mempunyai peranan yang sangat besar terhadap status kesehatan indi-idu, kelompok maupun masyarakat (Kartono, !!!#. Dari pengertian tersebut dpat disimpulkan bahwa perilaku merupakan suatu respon atau tanggapan seseorang setelah ada pemi/u baik dari dalam diri maupun dari lingkungan. .&." Aenis1$enis perilaku 3kinner dalam 6otoatmod$o ( !!'# men$elaskan bahwa perilaku ter$adi melalui proses adanya stimulus terhadap organism, kemudian organism tersebut memberikan respon atas stimulus yang diperoleh. 0ntuk itu skinner membagi dua $enis perilaku berdasarkan respon terhadap stimulus1stimulus yang mungkin mun/ul antara lain = a. perilaku tertutup (covert Behavior) = perilaku tertutup merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk perilaku tertutup (tidak terlihatBtidak 6ampak#. ,eaksi ini terbatas pada perhatian, preepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang ter$adi pada orang yang menerima stimulus. b. perilaku terbuka (overt behavior) :
8

perilaku terbuka merupakan respon terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terlihat. 9erilaku ini dapat diamati oleh orang lain dengan mudah. .&. :ahapan membentuk perilaku 9erilaku merupakan proses yang dilakukan berulang kali. 9erilaku tidak dapat mun/ul se/ara tiba1tiba. ,ogers dalam 6otoatmod$o ( !!'# mengungkapkan bahwa sebelum seseorang memiliki perilaku baru, maka orang itu melalui beberapa tahapan. 9roses tersebut antara lain awareness, interest, evaluation, trial dan adoption. a. awareness (kesadaran# awareness merupakan tahap awal dalam mengadopsi sebuah perilaku. Karena dengan kesadaran ini memi/u seseorang untuk ber4ikir lebih lan$ut tentang apa yang ia terima. b. interest (ketertarikan# interest merupakan tahap kedua setelah seseorang sadar terhadap suatu stimulus. 3eseorang pada tahap ini sudah mulai melakukan suatu tindakan dari stimulus yang diterimanya. /. evaluation (menimbang# evaluation merupakan sikap seseorang dalam memikirkan baik buruk stimulus yang ia terima setelah adanya sikap ketertarikan. Apabila stimulus yang dianggap buruk atau kurang berkesan, maka ia akan diam atau a/uh. 3ebaliknya apabila stimulus yang ia terima dianggap baik, ia akan membuat seseorang melakukan suatu tindakan. d. trial (men/oba# trial merupakan tahap lan$utan pada seseorang yang telah mampu memikirkan stimulus yang diperoleh baik atau buruk. 3ehingga menimbulkan keinginan untuk men/oba. e. Adoption (mengadopsi# Adoption merupakan tahap terakhir setelah melewati tahapan1tahapan sebelumnya. 9erilaku ini akan mun/ul sesuai dengan kesadaran, pengetahuan, dan sikap yang dimiliki seseorang. 3ehingga ia mampu melakukan suatu tindakan yang dianggap baik atau salag sesuai stimulus yang ia terima.

9erilaku akan terbentuk berdasarkan proses, begitu pula pada perilaku kesehatan. 9erilaku akan ditun$ukkan dengan keyakinan yang dimiliki. Keyakinan itu dipengaruhi oleh latar belakang intelektual dan pengetauhuan yang dimiliki (9otter & 9erry, !!.#. .&.& 5aktor14aktor yang mempengaruhi perilaku ;reen dalam 6otoatmod$o ( !!'# menyebutkan bahwa perilaku dipengaruhi oleh & 4aktor, yaitu 4aktor predisposisi, 4aktor pemungkin, dan 4aktor penguat. 2al ini dapat di$elaskan sebagai berikut = a. 5aktor predisposisi (predisposition factor) 5aktor predisposisi merupakan 4aktor yang men$adi dasar melakukan suatu tindakan. 5aktor predisposisi pada seseorang diantaranya sikap, keyakinan, nilai1nilai, persepsi, usia, status sosial ekonomi, $enis kelamin yang men$adi pemi/u seseorang melakukan tindakan. b. 5aktor pemungkin (enabling faktor) 5aktor pemungkin merupakan 4aktor yang memungkinkan moti-asi atau keinginan untuk dapat terlaksana. Contoh 4aktor pemungkin adalah kemampuan, sumber daya, ketersediaan in4ormasi, dan ketersediaan 4asilitas. /. 5aktor penguat (reinforcing factor) 5aktor penguat merupakan 4aktor yang mun/ul setelah tindakan itu dilakukan. 5aktor1 4aktor ini dapat bersi4at negati-e atau positi4. 2al ini yang mempengaruhi perilaku seseorang dari stimulus yang diterimanya. Contoh 4aktor penguat adalah man4aat atau gan$aran yang diterima oleh seseorang. 2.4 ESEHATAN "I"I ;igi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya (:an dalam 2ouwink, "%%&#. Menurut 3/huurs ("%% # gigi yang sehat adalah gigi yang tidak terlihat ber/ak hitam apabila diberikan sinar. .+." 9enyakit gigi 9erawatan gigi kurang baik dan tidak adekuat dapat menyebabkan masalah kesehatan gigi. Masalah yang biasa mun/ul pada anak1anak adalah gigi berlubang (karies#, maloklusi, dan penyakit periodontal. a. Karies gigi (ka-itis# Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering mempengaruhi indi-idu. Karies gigi pada anak
10

usia sekolah memiliki pre-alensi yang /ukup tinggi dari tahun ketahun. Karies merupakan penyakit multi4aktorial yang melibatkan kerentanan gigi, mikro4lora kariogenik, dan lingkungan oral yang sesuai. Karies gigi dimulai dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mi/robial dari makanan yang tersisa di gigi dan menimbulkan destruksi komponen organi/ yang akhirnya ter$adi ka-itasi atau pembentukan lubang gigi (3/huurs, "%% #. Karies gigi merupakan penyakit yang paling banyak diderita anak1anak maupun orang dewasa. Anak usia *1"+tahun merupakan kelompok usia kritis terkena karies gigi karena ter$adi transisi dari gigi susu ke gigi permanen. b. Maloklusi Maloklusi ter$adi $ika gigi rahang atas dan rahang bawah tidak dapat berhubungan atau berteu dengan tepat. 2al ini menyebabkan proses mengunyah makanan men$adi kurang e4ekti4 dan menimbulkan e4ek yang kurang menyenangkan. Maloklusi gigi atau kelainan kontak pada gigi rahang atas dan bawah yang tidak diperbaiki dengan tetap dan se$ak dini akan menyebabkan kelainan pada 4ungsi1 4ungsi lain. Aaringan penun$ang gigi seperti gusi pun dapat rusak. Kondisi lebih berat akibat maloklusi adalah kerusakan pada sendi temporo mandibula (sendi antara tulang rahang atas dan tulang wa$ah# yang bisa menimbulkan sakit kepala yang terus menerus atau masalah pen/ernaan (9otter & 9erry, !!.#. /. 9enyakit periodontal 9enyakit periodontal merupakan kondisi peradangan dan degenerati-e yang mengenai gusi dan $aringan penyokong gigi. 9enyakit ini disebabkan oleh respon imun, penyakit lain seperti diabetes, stress,mengonsumsi obat (Carstensen, !!*#. Masalah yang sering mun/ul terkait periodontal adalah gingi-itis (in4lamasi ringan pada gusi# dan periodontitis (in4lamasi gusi dan kehilangan $aringan ikat serta tulang yang menyokong struktur gigi# (9otter & 9erry, !!.#. ;ingi-itis diakibatkan oleh peradangan re-ersible yang dimulai pada sebagian anak usia dini yang berkaitan dengan pembentukan plak gigi. 9embentukan plak gigi menyebabkan pelepasan eksotoksin destrukti4 dan enCim. @nCim inilah yang mengakibatkan gusi men$adi merah, bengkak, nyeri tekan, dan mudah iritasi (2ouwink, et al, "%%&#. .+. 9enyebab penyakit gigi
11

9enyebab penyakit gigi antara lain mikroorganisme mulut, substrat makanan dan waktu (3uwelo, "%%'#. 5aktor lain adalah usia, $enis kelamin, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, lingkungan, kesadaran dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi (3uwelo, "%%'#.

.+.& Akibat penyakit gigi Masalah kesehatan gigi dapat menyebabkan kematian bila in4eksinya sudah parah karena akan mempengaruhi $aringan tubuh lain seperti tenggorokan, $antung hingga otak (Minata, !""#. Menurut :ampubulon ( !!*# dampak yang akan dialami seseorang dengan masalah gigi antara lain keterbatasan 4ungsi gigi (sulit mengunyah, makanan tersangkut, bau na4as, pen/ernaan terganggu#, distabilitas 4isik (diet tidak memuaskan, menghindari makanan tertentu, tidak dapat menggosok gigi dengan baik#, rasa sakit setiap mengunyah (sakit kepala, in4eksi, sakit radang#, ketidaknyamanan psikis (merasa rendah diri, sangat khawatir#, dan distabilitas psikis (tidur terganggu, sulit berkonsentrasi, merasa malu#. .+.+ 9erawatan gigi 9erawatan gigi merupakan usaha pen$agaan untuk men/egah kerusakan gigi dan penyakit gusi (3/huurs, "%% #. 9erawatan gigi sangat penting dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak, in4eksi, bahkan malnutrisi. ;igi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya. :an dalam 2ouwink, et al ("%%&# mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk men/egah masalah kesehatan gigi antara lain = a. Menggosok gigi (Brushing# 5aktor14aktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi, yaitu = a# Cara menggosok gigi yang benar Masalah yang sering kali ditemui pada masyarakat Indonesia adalah /ara menggosok gigi yang salah. 9ada prinsipnya menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua sisa1sisa makanan terutama pada ruang interdental. ;erakan sikat gigi tidak merusak $aringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi dengan tidak menekan se/ara berlebihan.
12

Menurut ;rupte ("%%"# teknik menggosok gigi yang benar antara lain gosoklah seluruh permukaan gigi yang menghadap ke pipi dan lidah. 9astikan seluruh permukaan telah tergosok. 0ntuk gigi atas gerakan sikat dari bawah ke atas. ;osoklah dengan lembut permukaan gusi dan lidah. 9osisi sikat gigi kurang lebih +. dera$at didaerah perbatasan antara gigi dan gusi sehingga gusi tidak terluka. b# 9emilihan sikat yang benar 3ikat gigi men$adi salah satu 4aktor dalam men$aga kesehatan gigi. Apabila kita salah memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa1sisa makanan yang ada didela gigi tidak dapat ter$angkau. 0ntuk anak usia sekolah sikat gigi yang baik adalah sikat gigi dengan bulu halus yang terbuat dari nilon dengan pan$ang sekitar "/m (potter & perry, !!.#. Menurut 4itriana ( !!*# pilih sikat gigi yang ke/il baik tangkai maupun kepala sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak merusak gusi. 0$ung kepala sikat menyempit agar mudah men$akau seluruh bagian mulut yang relati-e ke/il. /# 5rekuensi menggosok gigi Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari (setelah makan dan sebelum tidur#. 2al itu merupakan dasar untuk program oral hygiene yang e4ekti4 (potter & perry, !!.#. Menggosok gigi sebelum tidur sangat penting karena saat tidur ter$adi interaksi antara bakteri mulut dengan sisa makanan pada gigi (2o/kenberry & ?ilson, !!'#. Manson ("%'" dalam ginand$ar !""# berpendapat bahwa menggosok gigi sehari /ukup b. 9emeriksaan ke Dokter ;igi 9ersatuan dokter gigi Indonesia ( !!*# mengatakan pemeriksaan gigi ke 4okter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat Indonesia. 9adahal apabila se$ak dini anak dia$arkan untuk melakukan pemeriksaan gigi se/ara rutin, maka angka ke$adian karies gigi akan berkurang. 9emeriksaan se/ara rutin *bulan sekali setealh di /anangkan oleh pemerintah. 9emeriksaan ini sangat dian$urkan pada anak usia sekolah, karena pada anak usia sekolah mengalami pergantian dari gigi susu men$adi gigi permanen. 0saha lain yang diakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan gigi adalah usaha kesehatan gigi sekolah (0K;3#. 0K;3 ini merupakan bagian integral dari usaha kesehatan sekolah (0K3# yang telah melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut se/ara terren/ana. /. Mengatur makanan
13

kali, setelah makan pagi dan sebelum tidur.

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti /okelat, permen, kue, dan lain sebagainya. Makanan manis mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi. 7aurtan tersebut dapat menembus plak gigi dan metabolisasi untuk menghasilkan asam sebelum dinetralisasi oleh sali-a. Konsumsi makanan tersebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang benar akan berisiko terkena karies gigi. Dleh karena itu pada anak usia sekolah dian$urkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta memperhatikan perawatan gigi lainnya (potter & perry, !!.#. 9enelitian yang dilakukan oleh 3tephen "%(" dalam 3/huurs "%% menyatakan bahwa terdapat hubungan positi4 antara kenaikan karies gigi dengan 4rekuensi kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung p2 dari plak gigi akan turun dari *.. men$adi ..!. penurunan p2 tersebut menyebutkan demineralisasi dari lapisan email gigi. Dleh karena itu seseorang yang sering mengkonsumsi makanan mengandung sukrosa, semakin lama keadaan p2 asam bertahan dalam rongga mulut. 3umber makanan yang baik dikonsumsi untuk penguat gigi yakni makanan yang mengandung tinggi kalsium. Menurut ;upte ("%%"# mengonsumsi kalsium, 4ospo4, -itamin C dan -itamin D dapat menguatkan gigi. 8itamin C dan D baik untuk pembentukan gigi. Kalsium dan -itamin D adalah 4ondasi penting untuk membuat tulang dan gigi yang kuat. Kalsium mendukung struktur tulang dan gigi, sedangkan -itamin D meningkatkan penyerapan kalsium dan pertumbuhan tulang. 3eperti ke$u, susu, yougurt, telur, sayur mayor, buah1buahan dan lain sebagainya ;upte ("%%"#. d. 9enggunaan 5louride luoride dibutihkan oleh gigi untuk men$aga gigi dari kerusakan, namun kadarnya harus diperhatikan (Anderson, "%(%#. 5luoride dapat menurunkan produksi asam dan meningkatkan pembentukan mineral pada dasar enamel (3/huurs, "%%"#. 9asta gigi yang sekarang beredar mengandung !,".) 4luoride yang sebelumnya mengandung !,!") (2ouwink, "%%&#. 5luoride dapat ditemukan dalam berbagai bentuk. 9ada 6egara ma$u seperti belanda dan amerika, sebagian besar $umlah 4luoride berasal dari air minum dengan konsentrasi " ppm(Anderson, "%(%#. Di Indonesia beredar 4luoride dalam bentuk pasta gigi yang kadar 4luoride1nya sudah diatur. Berdasarkan standar 36I "*1+'*'1"%%(, pasta gigi anak mengandung kadar 4lour .!!1"!!!ppm. 9enggunaan 4luoride yang berlebihan dapat mengakibatkan perubahan warna pada enamel gigi. (potter&perry, !!.#.
14

e. 5lossing 5lossing membantu pen/egahan karies gigi dengan menyingkirkan plak dan sisa makanan pada sela gigi. ?aktu yang tepat untuk melakukan dental 4lossing adalah setelah menggosok gigi Karena pada saat itu pasta gigi masih ada dalam mulut. Dental 4lossing yang dilakukan setelah menggosok gigi akan membantu penyebaran pasta gigi ke sela1sela gigi (Columbia 0ni-ersity o4 Dental Medi/ine, !!*#. Menurut potter dan perry ( !!.# dental 4lossing /ukup dilakukan satu kali dalam sehari. .+.. 5aktor14aktor yang mempengaruhi perawatan gigi 9erawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh 4aktor internal maupun eksternal. 5aktor1 4aktor yang berasal dari internal anak seperti usia, pengalaman indi-idu, dan moti-asi anak (Cahdwi/k, !!&#. 5aktor14aktor yang berasal dari eksternal antara lain orang tua, tingkat pendidikan, 4asilitas, penghasilan dan sosial budaya (6otoatmod$o, !"!#. 5aktor internal merupakan 4aktor14aktor yang mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia, pengalaman, dan moti-asi anak. 2al ini dapat di$elaskan sebagai berikut = a. 0sia 0sia merupakan salah satu 4aktor yang mempengaruhi perawatan gigi pada anak. 3iagan dalam rasyidah ( !! # mengemukakan bahwa usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik maupun psikologi. 3emakin bertambah usia seseorang maka berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki. 9enelitian yang telah dilakukan menun$ukkan bahwa pre-alensi karies gigi meningka sesuai dengan bertambahnya usia. 9ada usia * tahun pre-alensi karies gigi sebesar !), kemudian mengalami peningkatan pada usia "+ tahun men/apai %') (Cahyadi, "%%'#. b. Aenis kelamin Aenis kelamin memiliki 4aktor yang mempengaruhi terhadap ke$adian kerusakan gigi. 9enelitian yang dilakukan 5inn ("%. # menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada anak laki1laki dan perempuan dengan pre-alensi karies gigi. Anak perempuan memiliki pre-alensi lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki1laki. 2al ini disebabkan pertumbuhan gigi pada anak perempuan lebih awal dari pada anak laki1laki sehingga masa terpa$an dalam mulut lebih lama (Cahyadi, "%%'#. /. 9engalaman
15

9engalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang .ain. pebgalaman yang dialami men$adikan seseorang dapat mengambil pela$aran dari ke$adian1 ke$adian yang telah lalu sehingga mengantisipasi hal negati-e terulang kembali dikemudian hari. Anak usia sekolah tidak mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang lain. Ia akan mengantisipasi hal yang dapat ter$adi apabila kegiatan tersebut dilakukan (6otoatmod$o, !"!#. d. Moti-asi Anak usia sekolah memiliki tanggung $awab dalam melakukan sesuatu, namun anak sekolah miliki moti-asi rendah dalam memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia rema$a (/hadw/k & hossey, ?ilson, !!'> M/Donald, "%%+#. 5aktor eksternal merupakan 4aktor14aktor yang mempengaruhi dari luar diri seseorang. 5aktor yang berasal dari lingkungan sekitar, seperti orang tua, tingkat pendidikan, 4asilitas kesehatan, penghasilan, dan sosial budaya (6otoatmod$o, !"!#. 2al ini dapat di$elaskan sebagai berikut = a. 9eran orang tua Drang tua merupakan 4aktor penting pada peraawatan kesehatan gigi anak. Drang tua men$adi /ontoh dalam melakukan promosi kesehatan gigi (potter&perry, !!. > M/Donald "%%+#. Keberhasilan perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi orang tua men$adi teladan lebih e4isien dibandingkan anak yang menggosok gigi tanpa /ontoh yang baik dari orang tua (9otter & 9erry, !!.> M/Donald, "%%+#. Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada anak yang berusia dibawah "!tahun , karena anak belum memiliki kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada gigi bagian belakang (2o/kenberry & ?ilson, !!'#. Mendampingi anak atau sama1sama menggosok gigi dengan anak. Memeriksakan gigi anak se/ara rutin ke dokter gigi. 3erta mengenalkan perawatan gigi pada anak se$ak dini. b. :ingkat pengetahuan 9engetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku. 3eseorang dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak mampu mengenal,
16

!!&>ho/kenberry &

men$elaskan, dan menganalisis suatu keadaan (6otoatmod$o,

!"!#. Ketika

seseorang berada pada tingkatan pengetahuan yang lebih tinggi, maka perhatian akan kesehatan gigi akan semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, ketika anak memiliki pengetahuan yang kurang, maka perhatian pada perawatan giginya $uga rendah. /. 5asilitas 5asilitas sebagai sebuah sarana in4ormasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang (6otoatmod$o, !"!#. Misalnya anak yang memiliki /omputer dengan akses internet yang memadai akan memiliki pengetahuan tinggi tentang perawtan gigi $ika dibandingkan dengan anak yang memiliki tele-ise sa$a. Ia akan lebih update terhadap in4ormasi1in4ormasi yang tidak bergantung pada siaran tele-isi. d. 9enghasilan 9enghasilan memang tidak memiliki pengaruh terhadap pengetahuan, namun penghasilan ini erat hubungannya dengan ketersediaan 4asilitas(6otoatmod$o, !"!#. Drang tua yang berpenghasilan tinggi akan menyediakan 4asilitas kesehatan yang lebih lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah. Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya. 3ebaliknya pada anak yang berpenghasilan sederhana yang dapat meminimalisasi pemgeluaran. e. 3osial budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, presepsi dan sikap seseorang terhadap sesuatu (6otoatmod$o, !"!#. Apabila dalam keluarga $arang melakukan kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur, maka itu dapat berdampak pada kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya.

17

BAB III ERAN" A 3.1 ERAN" A !NSEP !NSEP

9engetahuan anak usia sekolah tentang kesehatan gigi

:ingkat pengetahuan tinggi

:ingkat pengetahuan rendah

K@3@2A:A6 ;I;I DA6 M070:

9erilaku perawatan gigi

9erilaku positi4

9erilaku negati-e

5aktor perilaku

0sia

Aenis kelamin

9engalaman

moti-asi

pendidikan

Drg tua

penghasilan 18

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah di 3D6 pu/ang & sidoar$o. ,espon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon perilaku terbuka (!vert Behavioral) atau perilaku tertutup ("overt Behavior#. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka, yakni berupa tindakan atau praktik yang dilakukan oleh responden.

3.2 HIP!TESIS :erdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah di 3D6 pu/ang & sidoar$o.

19

BAB I# METED!L!"I PENELITIAN 4.1 RAN$AN"AN PENELITIAN +."." Aenis penelitian +.". ,an/angan penelitian = Dbser-asional = Cross se/tional

4.2 L! ASI DAN %A TU PENELITIAN 4.2.1 Te&'at 'enel(t(an 9enelitian ini dilaksanakan di 3D6 pu/ang & 3idoar$o, ke/amatan 3idoar$o, kabupaten 3idoar$o, Aawa :imur 4.2.2 %akt) 'enel(t(an 9enelitian ini dilakukan pada ! Desember E 4.3 P!PULASI DAN SAMPEL 4.3.1 P*')la+( 9opulasi pada penelitian ini adalah anak usia sekolah di 3D6 pu/ang & sidoar$o 4.3.2 Sa&'el 3ampel pada penelitian ini adalah anak usia sekolah yang berumur '1" tahun yang bersekolah di 3D6 pu/ang & sidoar$o tahun a$aran !" . 4.4 MET!DE PEMILIHAN SAMPEL Desember !"&.

20

3ampel ditentukan dengan mengambil se/ara a/ak strati4ikasi (#tratified $andom #ampling# dari da4tar responden yag diberikan pihak sekolah berdasarkan kelasnya. kriteria sampel dalam penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut = a. Kriteria inklinasi ". Anak usia sekolah '1" tahun . Memahami bahasa Indonesia dan dapat memba/a serta menulis &. Bersedia men$adi responden b. Kriteria eksklusi ". Anak dalam kondisi kurang sehat $asmani(sakit# dan rohani . Mengundurkan diri saat penelitian Besar sampel ditentukan dengan rumus 3lo-in karena telah diketahui $umlah pupulasi dilokasi penelitian. Aumlah populasi siswa di 3D6 pu/ang & sidoar$o sebesar siswa. 0ntuk itu peneliti menggunakan rumus dibawah ini (2usein, !!+# = "

n=

N (1+N.e2)

Keterangan = n F $umlah sampel 6F $umlah populasi e F error toleran/e (toleransi ter$adinya galat> tarad signi4ikansi> untuk pendidikan laCimnya 1,1.# 1G (H Fpangkat dua# 9erhitungan $umlah sampel = nF ("J " IIIIIIIIIIIIII ".(!,!.# # n F "+ ,&K. 9embulatan $adi "+ orang. Dilakukan penambahan sebesar "!) dari "+ orang untuk menhindari gugurnya responden saat penelitian. 3ehingga sampel yang akan diteliti sebanyak "+ J("!)L"+ # F ".* responden

21

4., ALUR PENELITIAN

9opulasi dan sub$ek

9enggunaan Instrumen = Kuisioner

,umusan Masalah

9engumpulan Data = Kuisioner 9emeriksaan klinis

Dlah B Analisis Data

9enya$ian Data dalam bentuk tabel dan narasi

3impulan dan 3aran

4.- #ARIABEL PENELITIAN 8ariabel bebas = 2ubungan tingkat pengetahuan tentang kesehtan gigi dengan perilaku perawatan gigi.
22

8ariabel tak bebas

= usia, $enis kelamin, tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan perilaku perawatan gigi.

4.. DEFINISI !PERASI!NAL 4...1 #ar(abel beba+ ". :ingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi A. De4inisi operasional = segala in4ormasi yang diketahui dan dimengerti oleh anak usia sekolah tentang kesehatan gigi (penyakit gigi, penyebab penyakit gigi, akibat penyakit gigi, perawatan kesehatan gigi# B. Alat ukur = kuisioner C. Cara ukur = memberikan se$umlah pertanyaan mengenai kesehatan gigi. 8ariable pengetahuan ini menggunakan skala ;uttman dalam pengukurannya dengan pilihan $awaban benar atau salah. Anak diminta untuk memilih manakah $awaban yang sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. D. 2asil ukur = ". 9engetahuan tinggi apabila nilai L G Mean (G"+# . 9engetahuan rendah apabila nilai L G Mean (M"+# &. 6ilai minimal F ! > 6ilai maksimal F "% @. 3kala ukur = Drdinal 4...2 #ar(abel tak beba+ ". 9erilaku perawatan gigi A. De4inisi operasional = respon atau tindakan seseorang dalam melakukan perawatan gigi untuk men$aga kesehatan gigi. B. Alat ukur = kuisioner C. Cara ukur = memberikan se$umlah pertanyaan mengenai perawatan gigi. 9ertanyaan yang diberikan berupa pertanyaan dengan skala likert (selalu, sering, kadang1kadang, tidak pernah# D. 2asil ukur = ". 9erilaku positi4 $ika L G Median (G."# . 9erilaku negati-e apabila L M Median (M."# &. 6ilai minimal F " > 6ilai maksimal F *( 5. 3kala ukur = ordinal 4./ ANALISIS DATA
23

Data yang telah dikumpulkan akan ditabulasi kemudian dianalisis se/ara deskripti4, analisis deskripti4 meliputi table distributi-e 4rekuensi dan presentasi. 4.0 INSTRUMEN PENELITIAN ". kuisioner

DAFTAR PUSTA A
Alamsyah, ,.M ( !"!#. %eed pemeriksaan dan perawatan gigi pada ibu1ibu di Kelurahan sarire$o ke/amatan medan polonia kota madya medan tahu Medan> uni-ersitas 3umatra utara Anderson A.A.:, 2unsberger, M.M, & 5oster, ,.7.,. ("%(%# amily centered nursing care of children, 9hiladelphia= ?.B. 3aunders Co Mintana, 2. ( !"", 6o-ember# penyebab utama karies gigi. Desember ", !"". http=BBkesehatan.kompasiana./omBmedisB !""B""B"*Bpenyebab1utama1karies1gigi 6otoarmod$o, 3. ( !!'#. &romosi kesehatan dan ilmu perilaku. Aakarta> ,ineka /ipta 6otoarmod$o, 3. ( !!&#. Ilmu kesehatan masyarakat' prinsip(prinsip dasar. Aakarta> ,ineka /ipta 6otoarmod$o, 3. ( !!'#. &endidikan dan perilaku kesehatan. Aakarta> ,ineka /ipta 6otoarmod$o, 3. ( !"!#. )etodologi penelitian kesehatan. Aakarta> ,ineka /ipta !!%.

24

Anda mungkin juga menyukai