Anda di halaman 1dari 9

pendahuluan

Dalam bidang kedokteran, apa yang di harapkan pasien bukan hanya pengobatan penyakit,
tetapi juaga perlakuan yang wajar untuk mendapatkan taraf kesehatan yang lebih secara
menyeluruh, sehingga dapat kebaikan mejalankan fungsi sosial secara optimal, atau dengan kata lain
mendapatkan taraf hidup yang lebih baik. Hal tersebut akan makin nyata dalam menghadapi
penyakit-penyakit berat menahun, yang menyebabkan kecacatan atau menghadapi kematan. untuk
itu di perlukan kepekaan dan kepedulian dalam menilai kondisi pasien secara menyeluruh, termasuk
mengantisipasi kemungkinan dampak penyakit atau pengobatan terhadap kehidupan psikososial
nanti. Dokter mempunyai banyak cara mendiagnosis, menangani dan mengobati penyakit pasien.
Cara tersebut tentang di mulai dari pemeriksaan labortarium yang mendalam sampai prosedur
radiografis yang sangat canggih. walaupun sekolah kedokterran dan saat menjadi residen
memberikan latar belakang latihan untuk memahirkan ketramprilan yang kompleks dan penting,
ketrampilan tersebut sering kali dipraktekan secara dangkal. kemapuan untuk mengebangkan
hubungan dokter dan pasien yang efektif memerlukan pemahaman yang kuat mengenai teknih
berbicara dan mendengarkan orang lain. Untuk mendiagnosis, menangani dan mengobati penyakit
yang di derita seseorang, dokter harus belajar untuk mengdengarkan. bagi banyak dokter yang di
latih unutuk menjadi pertama, dn menojol, aktif, agresif dan mengendalikan tindakan
mendengarkan dapat merupakan keadaan pasif yang tidak menyenagkan. salah satu tugas yang
utama pendidikan kedokteran adalah melatih diri untuk dapat medengarkan, baik terhadap apa yang
di katakan oleh dokter dan pasien tetapi juga peresaan yang tidak di ungkapkan antara keduanya.
didalam praktek kedokteran umum. dengan mempelajari psikiatri dalamm pendidikan






dokter, diharapkan bahwa nantinya sebagai dokter (baik dokter umum maupu spesialis), disamping
memahami dan mengusai berbagai perinsip dasar psikiatri klinik, juga dapat memanfaatkan
pengetahuan dasar aspek psikiatri/kejiwaan dalam pengalama ilmu kedokteran secara utuh. Bukan
hanya sekedar mengobati 'penyakit', namun juga memperhitungkan dampak lanjut dalam segala
aspek untuk mencapai kulitas hidup pasien yang lebih baik
Peran Psikiatri Dalam Bidang kedokteran umum

Dalam bidang kedokteran, apa yang di harapkan pasien bukan hanya pengobatan terhadap
penyakit, tetapi juga perlakuan yang wajar untuk mendapatkan taraf kesehatan yang lebih baik
secara menyeruluh, sehinggan dapat kembali menjalankan fungsi sosialnya secara optimal, atau
dengan kata lain mendapatkan taraf kualitas hidup yang lebih baik hal tersebut akan makin nyata
dalam menghadapi penyakit-penyakit berat, menahun, yang menyebabkan kecacatan atau
menghadapi kematian. untuk itu di perlukan kepekaan dan kepedulian dokter dalam menilai kondisi
pasien secara menyeluruh, termasuk mengatisipasih kemungkinan dampak penyakit/pengobatan
terhadap kehidupan psikososial nanti.
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam hubungan dengan bidang kedokteran umum :
ilmu kedokteran meskipun bertolak belakang dari mempelajari penyakit menuju ke
pengobatan, bukan pendekatan bersifat yang organik bio-medikan saja.

kemajuan bidang kedokteran telah berhasil mengatasih banyak gangguan penyakit. Namun
penderita dari gangguan sakit tidak berkurang, tetapi bergeser kepada penyakit-penyakit
fisik yang erat kaitannya dengan kondisi stres kehidupan atau pola hidup dan penyakit
degeneratif: (misalnya: gangguan 'psikosomatik', psikofisiologik, gangguan kardiovaskuler,
stroke, infrak miokard akut, diabetes melitus, problem penyakit pada usia lanjut, penyalah
gunaan zat, kangker, dsb) disamping gangguan-gangguan kejiwaan yang lain

perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi kedokteran yang canggih, cenderung untuk
memperlakukan pasien dari segi kecaggihan teknik kedokteran, sehingga seringkali terjadai
penangann atau perlakuan yang berlebihan pada aspek medis-teknis dan kurang dapat
memperhatikan dampak lanjut meyeluruh terhadap pasien maupun keluarga pasien.
pasien dengan penyakit berat, penyakit menahun, penyakit yang menimbulkan kecacatan
atau menghadapi kematian memerlukan penanganan tidak hanya dalam aspek pengobatan
penyakit, akan tetapi juga aspek psikis (mental-emosional-spiritual-sosial) untuk dapat
menurunkan kualitas hidup.

ilustrasih kasus ( diambil dari kasus nyata)
Seorang anak remaja pad suatu pemeriksaan labortarium darah tepi menujukkan jumlah
lekosit yang tinggi. Dokternya menujukkan sikap kaget dan menyatakan kekhawatirannya
akan kemungkinan leukimia ( orang awam mengenal sebagai kanker darah ). meskipun
dokter tersebut . Kemudian mengatakan bahwa hal tersebut tidak usah dikhawatirkan dulu
'nanti saja kalau di kasih obat tidak turun, baru di pertimbangkan lebih lanjut',namun hal
yang kelihatannya biasa ini ternyata membawa dampak luar biasa pada remaja tersebut. Ia
menjadi mengalami stres berat karena kebetulan salah satu pamannya meninggal karena
karena leukemia, dan secara awam ia menegtahui bagaimana bahayanya. remaja tersebut
mengalami gangguan depresif, susah makan , sulit tidur tidak dapat berkonsentrasih, bahkan
menjadi 'sakit' dan tidak dapat mengikuti ujian akhir SMA.

seorang eksekutif muda saat si tempat kerja tiba-tiba mengeluh jantungnya berdebar debar
kuat, dada sakit dan sesak, keringat dingin, lemas seperti mau pinsang dan pasien sangat
ketakutan akan mati karena serangan jantung. Dibawa ke unit gawat darurat suatu RS, dan
ternyata tidak ada kelainan jantung atau kegawatan lainnya oleh dokternya hal tersebut
diberitahunkan kepada pasien, dikatakan tidak usah khawatir, jangan banayak pikiran, dan
pasien disuruh pulang. Keesokan harinya pasien mengalami serangan demikian lagi,
bertambah panik dan minta dibawa ke rumah sakit lain, dan dilakukan pemeriksaan dengan
berbagai alat canggih, dst., dengan hasil yang baik.

Keadaan demikin bila tidak ditangani dengan benar, dapat terus berulang atau berlanjut dan
keluhannya akan bertambah dengan keluhan-keluahan lain, sehinggan kemampuan selanjutnya
untuk dapat menjalankan fungsi sosial dengan baik (terjadi disabilitas).
Di bidang psikitriatri paseien demikian tergolong dalam katagori panik (panik disorder), yang
bila tidak di tangani dengan benar, akan berlanjut mengalami serangan-serangan panik disertai rasa
takut untuk berpergian sendiri, bahkan seringkali sampai terganggu kemapuan atau oersentasi
kerjanya.
tujuan pendidikan bidang psikiatri dalam pendinikan kedokteran mencakup mempersiapkan calon
dokter dalam berbagai
A. memahami arti dan peran ilmu kedokteran jiawa (Psikiatri) dalam bidang kesehatan dan
kaitanya dengan berbagai gangguan atau kondisi sakit.
B. memahami peran psikiatri dalam hubungan dengan kondisi medik umum (kedokteran
umumnya dan cabang ilmu spesialistik kedokteran lainnya)
C. memahami peran ilmu kedokteran jiwa (psikiatri) dalam berbagai ikhtiar untuk berhasil taraf
kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik.
D. mampu melakukan pemeriksaan dan meegakdiagnosis psikiatri, dan sampai taraf tertentu,
mampu menangani (melakukan terapi) berbagai problem/ganguann jiwa yang umum di
masyarakat.
E. mampu menetukan rujukan untuk pemeriksaan atau penanganan lanjut sesuai kondisi yang
diperlukan pasien.
Mendengarkan: Kunci Keterampilan dalam Psikiatri
Mendengarkan: Kunci Keterampilan dalam Psikiatri Itu Freud yang mengangkat teknik
pemeriksaan kejiwaan mendengarkan - untuk tingkat keahlian tereksplorasi di era sebelumnya.
sebagai Binswanger (1963) mengatakan periode sebelum Freudian influence: kejiwaan "auskultasi"
dan "perkusi" pasien dilakukan seolah-olah melalui baju pasien dengan begitu banyak esensinya
tersisa ditutupi atau muffl ed bahwa lapisan makna tetap dikupas pergi atau teruji.Metafora dan
sejajar dengan pemeriksaan jantung adalah satu layak dipertimbangkan seperti yang kita fi rst
menanyakan apakah akan tetap mendengarkan sebagai pusat bagian dari pemeriksaan kejiwaan
seperti di masa lalu. itu ledakan pengetahuan biomedis telah berubah secara radikal kami
pandangan dan praktek hubungan dokter-pasien berkembang. Dokter dari generasi sebelumnya
diajarkan bahwa diagnosis
dibuat di samping tempat tidur - yaitu, sejarah dan pemeriksaan fisik adalah hal yang
terpenting. Laboratorium dan pencitraan (radiologi, dalam hari-hari) pemeriksaan dipandang sebagai
kerahasiaan latihan rmatory.Namun, seperti teknologi kami telah berkembang, samping tempat
tidur dan / atau pemeriksaan ruang konsultasi telah berevolusi menjadi metode dimana dokter
menentukan apa tes untuk menjalankan, dan tes sering dipandang sebagai membuat diagnosis.
Seorang kolega kardiolog mengungkapkan pendapat bahwa, mengingat ketersediaan tumbuh
noninvasif tes - Echocardiograms, misalnya - ia tidak yakin ini adalah hal yang buruk (Hillis, 2001,
komunikasi pribadi).
Jadi bisa dibayangkan satu waktu dalam waktu yang tidak terlalu lama ketika tugas psikiater
akan mengidentifikasi bahwa pasien psikotik dan kemudian memesan beberapa studi pencitraan
otak jinak yang akan mengidentifikasi gangguan yang tepat pasien?
Mungkin begitu, tapi itu akan meniadakan kebutuhan untuk psikiater jenis khusus
mendengarkan? Memang, ada orang-orang yang mengklaim bahwa psikiater seharusnya tidak lagi
dianggap ahli di dokter-hubungan pasien (di mana keahlian berasal dari mereka yang unik pelatihan
dalam keterampilan mendengarkan) namun para ahli di otak (Nestler, 1999,komunikasi pribadi).
Saat kita benar-benar memahami hubungan antara keadaan otak dan kognitif halus, emosional, dan
interpersonal negara, kita juga bisa bertanya apakah ini adalah perbedaan yang benar-benar
membuat perbedaan. Di sisi lain, psikiater selalu akan dikenakan fi nding cara untuk berhubungan
secara efektif bagi mereka yang tidak dapat secara efektif berhubungan dengan diri sendiri atau
orang lain. Ada sesuatu dalam pengobatan individu yang penyakit mengekspresikan diri melalui
gangguan berpikir, perasaan, memahami dan berperilaku yang akan selalu menuntut khusus
keahlian dalam membangun hubungan terapeutik - dan itu adalah tergantung pada keahlian khusus
dalam mendengarkan
Model Interaksi Antara Dokter dan Pasien
Interaksi antara dokter dan pasien cukup "pertanyaan seorang pasien bertanya, cara di
mana berita yang disampaikan dan rekomendasi pengobatan adalah Madea " dapat mengambil
bentuk yang berbeda. Hal ini membantu dalam berpikir tentang hubungan untuk merumuskan
models interaksi. Ini adalah konsep fluida, namun. Seorang berbakat, dokter sensitif akan memiliki
pendekatan yang berbeda dengan pasien yang berbeda dan mungkin memang memiliki pendekatan
yang berbeda dengan pasien yang sama seperti waktu dan keadaan medis bervariasi.
1. The paternalistik Model. Dalam hubungan paternalistik antara dokter dan pasien,
diasumsikan bahwa dokter tahu yang terbaik. Dia akan memberikan resep pengobatan, dan
pasien diharapkan untuk mematuhi tanpa pertanyaan. Selain itu, dokter mungkin
memutuskan untuk menahan informasi ketika diyakini berada di kepentingan terbaik pasien.
Dalam model ini, juga disebut Model autocratic, dokter meminta sebagian besar pertanyaan
dan umumnya mendominasi wawancara.
Keadaan timbul di mana pendekatan paternalistik yang diinginkan. Dalam situasi darurat
dokter perlu mengambil kendali dan membuat keputusan berpotensi menyelamatkan nyawa
tanpa pertimbangan panjang. Selain itu, beberapa pasien merasa kewalahan oleh penyakit
mereka dan terhibur oleh dokter yang dapat mengambil alih. Secara umum, bagaimanapun,
pendekatan paternalistik risiko benturan nilai-nilai. Sebuah dokter kandungan paternalistik,
misalnya, mungkin bersikeras pada anestesi spinal untuk pengiriman ketika pasien ingin
mengalami persalinan alami.
2. The informatif Model. Dokter dalam model ini membagi-bagikan informasi. Semua data
yang tersedia secara bebas diberikan, tapi pilihan yang tersisa sepenuhnya terserah kepada
pasien. Sebagai contoh, dokter mungkin mengutip statistik ketahanan hidup 5 tahun untuk
berbagai pengobatan kanker payudara dan mengharapkan perempuan untuk mengambil
keputusan sendiri tanpa saran atau gangguan dari mereka. Model ini mungkin cocok untuk
konsultasi satu-waktu tertentu di mana tidak ada hubungan yang dibangun ada dan pasien
akan kembali ke perawatan rutin dari dokter diketahui. Di lain waktu, model informatif
menempatkan pasien dalam peran realistis otonom dan meninggalkan dia atau perasaannya
dokter dingin dan tidak peduli.

3. Penafsiran Model. Dokter yang telah datang untuk tahu pasien mereka lebih baik dan
memahami sesuatu dari keadaan hidup mereka, keluarga mereka, nilai-nilai mereka, serta
harapan dan aspirasi mereka, lebih mampu membuat rekomendasi yang
mempertimbangkan karakteristik unik dari seorang individu pasien. Rasa pengambilan
keputusan bersama didirikan sebagai dokter menyajikan dan membahas alternatif, dengan
partisipasi pasien, untuk menemukan satu yang terbaik untuk orang tertentu. Dokter dalam
model ini tidak membatalkan tanggung jawab untuk membuat keputusan, namun fleksibel,
dan bersedia untuk mempertimbangkan pertanyaan dan saran alternatif.

4. The deliberatif Model. Dokter dalam model ini bertindak sebagai teman atau konselor
kepada pasien, bukan hanya dengan menyajikan informasi, tetapi secara aktif menganjurkan
tindakan tertentu. Pendekatan deliberatif umumnya digunakan oleh dokter berharap untuk
memodifikasi perilaku merugikan, misalnya, dalam berusaha untuk mendapatkan pasien
mereka untuk berhenti merokok atau menurunkan berat badan.
Model ini hanya panduan untuk berpikir tentang Dokter "hubungan pasien. Salah satunya
adalah tidak secara intrinsik unggul daripada yang lain, dan dokter dapat menggunakan semua
empat pendekatan dengan pasien selama satu kunjungan. Kesulitan yang paling mungkin untuk
muncul tidak dari penggunaan satu atau lain dari model, tapi dengan dokter yang kaku tetap dalam
satu pendekatan dan tidak dapat beralih strategi, bahkan ketika ditunjukkan dan diinginkan. Model
tidak, apalagi, menggambarkan ada atau tidak adanya kehangatan interpersonal. Hal ini mungkin
bagi pasien untuk melihat dokter paternalistik atau otokratis sebagai kepribadian, peduli, dan
prihatin. Bahkan, gambar umum dari kota kecil atau dokter desa di bagian awal abad ke-20 adalah
seorang pria (jarang wanita) benar-benar berkomitmen untuk kesejahteraan pasiennya, yang akan
datang di tengah malam dan duduk di samping tempat tidur memegang tangan pasien, siapa yang
akan diundang untuk makan malam Minggu, dan yang diharapkan instruksinya harus diikuti dengan
tepat dan tanpa pertanyaan
melakukan wawancara
salah satu alat yang paling penting yang di miliki oleh dokter adalah kemampuan untuk melakukan
wawancara secara efektif. Wawancara yang di lakukan dengan terampil mampu untuk menggali data
yang di perlukan untuk mengerti dan mengobati pasien dalam proses untuk meningkatkan penertian
dan kepatuhan pasien terhadap saran dokter. tiap wawancara mempunyai tiga komponen utama,
dimana semuanya membutuhkan teknik dan ketrampilan khusus: memulai wawancara, wawancara
itu sendiri, dan mengakhiri wawancara.
Ekkehard Othme sieglinde othmer menggambarkan wawan cara sebagai mengambil tempat dalam
empat dimesi mendapatkan rapport, menilai status mental pasien, menggunakan teknik khusus, dan
mendiagnosis dengan proses wawancara berlangsung melaluai tujuh stadium.Tabel
Banyak faktor yang mepengaruhi baik isi dan proses wawancara
1. keperibadian pasien dan gaya karakter sangat mempengaruhi reaksi dan konteks emosional
dimana wawancara di kembangkan.
2. berbagai situasi klinis termasuk apakah pasien di temui di dalam bangsal umum rumah sakit,
di bangsal psikiatrik, di ruang gawat darurat, atau sebagai pasien rawat jalan bentuk jenis
pertanyaan yang ditanyakan dan anjuran-anjuran yamg di tawarkan .
3. faktor teknik seperti interupsi telpon, menggunakan penterjemah, membuat catatan dan
ruangan fisik dan kenyamanan ruangan adalah mempengarui wawancara
4. pemilihan waktu dalam melakukan wawancara dalam penyakit pasien, apakah dlam keadaan
yang paling akut atau selama remisi, mempengaruhi isi dan proses wawan cara
5. gaya,orentasih dan pengalaman pewawancara mempunyai pengaruh yang penting pada
wawancara.

tabel
tujuh fase wawancara dan empat komponennya
Fase Rapport Setatus Mental Teknik Diagnosis
1) Pendahuluan Biarkan pasien
tenang,
tentukan batas-
batas
Amati
penampilan,
fungsi
psikomotor,
bicara, pikiran,
afek, orientasi,
daya ingat
Pilih
pertanyaan
yang produktif
Catat petunjuk
dari prilaku
pasien
2) Penyarinagn
masalah
Empati dengan
penderitaan,
menjadi
pendenagr yang
menghibur
Gali mood,
tilikan, daya
ingat
pertimbangan
Mulai dengan
pertanayaan
penyaring yang
luas
Klafikasih
keluhan utama
; nilai gejala,
keparahan,
perjalan,
stesor;
daftarkan
diagnosis
banding
3) Follow-up kesan
pertma
Menjadi teman,
buat pergeseran
dalama topik
menjadi jelas
Nilai kecepatan
berpikir
kemapuan
mengalihkan
situasi
Alih topik,
lanjutkan dari
pertanyaan
terbuka kepada
pernyatan
tertutup
Jelaskan atau
singkirkan
kesan
diagnostik
4) Konfirmasih
riwayat
Tunjukkan
keahlian minat,
keseluruhan,
dan
kepemimpinan
Nilai tanggung
jawab
pertimbangan
daya ingat jauh
Follow-up,
alihkan topik,
tangani
keengganan
pasien
Nilai
perjalanan
penyakit efek
pada
kehidupan
sosial, keluarga
dan riwayat
medis
5) Perlengkapan
data dasar
Motivasih untuk
pengujian
Uji fungsi status
mental
Isilah celah-
celah, follow-up
petunjuk,
damaikan
inkonsistensi
Singkirkan
gangguan yang
tidak mungkin
6) Umpan balik Pastikan
penerimaan
diagnosis
Diskusikan
temuan status
mental, gali
minat dalam
menolong
Jelaskan
gangguan dan
pilihan terapi
Tegakkan
diagnosis dan
pronoksis
7) Kontrack terapi Ambil peran
pemimpin dan
kerelaan
Buatlah
kesimpulan
tentang tilikan
Diskusikan
kontrak terapi
Perkirakan
efek terapi

prosedur pemerik saan
pemeriksaan sikiatri dilakukan untuk memperoleh gambaran menyeluruh tenteang pasien sebagai
pribadi dan raga yang tak terpisahkan bukan semata-mata untuk menetukan "keaadan jiwa" atau
"apa penyakit jiwanya" beberapa hal yang penting perlu di perhatikan oleh seorang pemeriksa agar
dapat memeberikan penatalaksanaan psikiatri adalah:
1) memeliki pengertian yang jelas mengenai data-data mana yang diperlukan untuk memehami
kasus yang diperlukan untuk memahami kasus yang di hadapi
2) sanggup melaksaana pemeriksaan secara berkesinambungan dan berarah tujuan
3) menghadapi pasien dengan keiklasan dan minat untuk menolong
4) kesedian unutk mencurahkan waktu dan tenaga yang diperlukan untuk meletakan hubungan
yang baik demi penanggulangan personal yang dihadapi pasien (demi keberhasilan terapi )
pemeriksaan membuka percakapan wawancara dengan perkenalan yang dilanjunkan dengan
pengambilan anamenesis yang terdiri atas keluhan utama, hal mengenai penyakit saat ini, riwayat
penyakit dahulu dan penyakit keluarga. garis besar riwayat penyakit psikiatri yang perlu didapat
dalam pemeriksaan :
1) data pribadi
2) keluhan utama
3) riwayat ganguan sekarang
A. awita
B faktor persipitasi
4) penyakit / ganguan sebelumnya
A. psikiatri
B.medik
C. penggunaan zat
5) riwayay hidup
A. prenatal dan perinatal
B.masa kanak awal (sampai 3 tahun )
C. mas kanak pertengahan( 3-11tahun)
D. masa remaja
E. masa dewas
I. riwayat pekerjaan, perkawinan/ berpasangan/ pacaran
II. Riwayat pendidikan
III. riwayat militer
IV. riwayat agama /kehidupan beragama
v. aktivitas sosial dan situasi kehidupan sekarang
VI. riwayat pelangaran hukum
F. riwayat psikoseksual
G riwayat impian, fantasih, dan nilai-nilai

pemeriksaan setatus mental
pemeriksaan setaus mental merupakan gambaran keseluruhan tentang pasien yang didapat dari dari
hasil observasih pemeriksaan dan kesan dimunculkan oleh pasien saat wawancara. Status mental
pasien dapat berubah- ubah dari hari ke hari bahkan dari jam ke jam bagian yang diperiksa meliputi
penampinaln, pembicaraan, prilaku pemikiran pasien yang tampat selama berlangsung wawan cara
dan pemeriksaan psikiateri. walaupun pada situasi pasien samasekali yang tidak berbicara,
inkoheren, atau menolak untuk menjawab pertenyaan, pemeriksaan tetap bisa memdapatkan
informasih yang memadai melalui observasih yang cermat. secara garis besar gabaran setatus
mental adalah
1. Depkrisi umum
A.penampilan
B. prilaku dan aktivitas psikomotor
C. sikap terhadap pemeriksa
2. mood dan afek
A. mood
B.afek
C. Keserasian afek
3. Pembicaraan
4. persepsi
5. pikiran
A.proses dan bentuk pikir
B. isi pikir
6. sensorium dan kognisi
A. kesadaran
B. orentasih dan daya ingat
C. kosentrasih dan perhatian
D. kemapuan membaca dan menulis
E. kemapuan Visopasial
F. pikiran abstrak
g. intelegensi dan kemapuan informasih
H.bakat dan kreatif
I. kemapuan menolong diri sendiri
7. pengendalian implus
8. daya nilai dan tilikan
9. taraf dapat di percaya



Daftar Pustaka
1. buku ajar Psikiatri Fakultas kedokteran Ui
2. buku ajar psikiatri klinis kaplan dan sadock
3. ppdgj
4. Wiley (2006) Essentials of Psychiatry

Dokter umum mengenali
gangguan jiwa bagai mana caranya

Anda mungkin juga menyukai