Anda di halaman 1dari 11

K.H.

Ahmad Dahlan lahir di


Kampung Kuman,
Yogyakartapada tahun 1868 M
dengan nama Muhammad
Darwis.
Merupakan anak keempat dari tujuh
orang bersaudara .
Dalam silsilah Beliau termasuk
keturunan yang kedua belas dari
Maulana Malik Ibrahim, seorang
wali besar dan seorang yang
terkemuka diantara Walisongo,
yang merupakan pelopor pertama
dari penyebaran dan pengembangan
Islam di Tanah Jawa (Kutojo dan
Safwan, 1991).

Muhammad Darwis tidak disekolahkan melainkan
diasuh dan dididik mengaji Al-Quran dan dasar-
dasar ilmu agama Islam oleh ayahnya sendiri di
rumah.
Selanjutnya Beliau belajar Fiqih kepada K.H.
Muhammad Shaleh dan Nahwu kepada K.H.
Muhsin
Beliau menunaikan ibadah haji pertama kalinya
pada umur 15 tahun dan tinggal di Mekkah selama
5 tahun
Pada tahun 1888 beliau berganti nama menjadi
Ahmad Dahlan dan diangkat menjadi khatib amin
dilingkungan kesultanan Jogyakarta
Pada tahun 1889 M, Beliau dinikahkan dengan
Siti Walidah, putri KH. Muhammad Fadli yang
merupakan kepala penghulu kesultanan
Yogyakarta.
Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, K.H.
Ahmad Dahlan mendapat 6 anak .
K.H. Ahmad Dahlan juga menikahi Nyai
Abdullah, Nyai Rum (adik Kyai
Munawwir Krapyak), Ibu Nyai Aisyah
(mempunyai putra yang bernama Dandanah),
dan Nyai Yasin Pakualam Yogyakarta. (Yunus
Salam 1968 ; 9).


Pada tanggal 23 Februari 1923 atau 7
Rajab 1340 H K.H. Ahmad dahlan
wafat dan dimakamkan di
Karangkanjen.
Pemerintah RI menetapkan K.H.
Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan
Nasional dengan surat keputusan
Presiden no. 657 tahun 1961.
Bidang Politik
1. Budi Utomo
K.H. Ahmad Dahlan
bergabung dengan
organisasi Budi Utomo
pada tahun 1909 setelah
berdiskusi dengan
Dr.Soetomo demi
kepentingan dakwah dan
mengembangkan
semangat islam dalam
wadah pendidikan.

2. Muhammadiyah
Didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan
pada tahun 1912 dengan dasar keadaan
lingkungannya umat islam
mencampuradukan ajaran islam dengan
amalan yang bersifat mistik sehingga K.H.
Ahmad Dahlan ingin memurnikan ajaran
islam. Istri beliau, Nyai Ahmad Dahlan
juga ikut serta dalam gerakan ini dengan
membentuk organisasi untuk perempuan
yang merupakan cabang Muhammadiyah
yang bernama Aisyiyah.
Bidang Pendidikan
Pada tanggal 18 Nopember 1912 K.H.
Ahmad Dahlan mendirikan Madrasah Muallimin
(Kweekschool Muhammadiyah) dan Madrasah
Mualimat (Kweekchool Istri Muhammadiyah).
Sekolah tersebut mengambil tempat di ruang
tamu rumahnya sendiri ukuran 2,5 x 6 M di
Kauman. Sekolah ini mengajarkan ilmu agama,
pengetahuan dan huruf latin.

Bidang Budaya
Grebeg Hari Raya dalam tradisi Kraton
Yogyakarta jatuh sehari sesudah hari raya Islam,
Kiai meminta menghadap Sri Sultan Hamengku
Buwono VIII. Tengah malam, diantar Kanjeng
Kiai Penghulu, Dahlan diterima Sang Raja dalam
sebuah ruang tanpa lampu. Setelah Dahlan
menyampaikan usul agar Grebeg diundur sehari,
Raja mengatakan bahwa Grebeg dilaksanakan
sesuai dengan tradisi Jawa, Dahlan dipersilakan
menyelenggarakan shalat Hari Raya sehari lebih
dahulu.

Bidang Sosial
K.H. Ahmad Dahlan mendirikan
rumah-rumah yang khusus menampung
anak-anak yatim piatu dan fakir miskin.
Selain itu beliau juga mendirikan balai
pengobatan dan rumah sakit dimana
kesehatan merupakan kebutuhan semua
lapisan masyarakat bukan untuk golongan
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai