Nama: Tangguh
NPM: 0706291426
Jurusan: Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
2009
0
Strategi Jaminan Pendidikan untuk
Memenuhi Ketahanan Pendidikan
Deferred Payment sebagai Solusi Masalah
Ketimpangan Akses Pendidikan
Dalam sistem dan kebijakan pendidikan di Indonesia, hal yang paling sering
dikeluhkan sekarang adalah masalah akses pendidikan. Hal ini telah menjadi
menjadi suatu masalah klasik yang hingga kini belum ada langkah-langkah
strategis dari pemerintah untuk menanganinya. Akses pendidikan bermutu masih
timpang dan menjadi masalah. Prakondisi ekonomi kembali menghambat akses
masyarakat terhadap pendidikan. Problem ini terkait daya beli masyarakat;
perluasan akses pendidikan mustahil terjadi tanpa menaikkan daya beli. Berbagai
solusi yang pernah ditawarkan terkait pemerataan dan perluasan akses pendidikan
adalah dengan memberi subsidi dan pembebasan biaya pendidikan serta dengan
menerapkan alternatif layanan pendidikan. Contoh opsi pertama adalah pemberian
berbagai program beasiswa, seperti dengan mendorong keterlibatan masyarakat
melalui Gerakan Nasional Orang Tua Asuh, dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS), Bantuan Khusus Sekolah (BKS), dan Bantuan Khusus Murid (BKM),
sementara contoh opsi kedua adalah SMP Terbuka, SMU Terbuka, Universitas
Terbuka, homeschooling, pesantren, dan Kejar Paket.
1
Options” yang disusunnya pada 2003 untuk Partai Buruh yang sedang berkuasa di
Inggris, ia mengungkapkan bahwa 1
1
Sofian Effendi, “MENINGKATKAN AKSES PENDIDIKAN TINGGI: Resep Prof. Barr”,
KOMPAS, 3/7/03
2
Deferred payments adalah hutang yang telah diadakan dan akan dibayar kembali di masa depan
2
perguruan tinggi. 3 Tesis yang akan penulis angkat diadopsi dari penilaian Prof.
Barr tersebut.
3
Effendi Sofian, op. cit.
4
Gagasan ketahanan pendidikan diadopsi penulis dari konsep ketahanan pangan, yang
mengimplikasikan bahwa setiap orang, kapan dan di mana saja, memiliki akses untuk
mendapatkan makanan sesuai dengan kebutuhan nutrisinya. Ketahanan pangan didefinisikan
sebagai situasi dengan mana semua rumah tangga memiliki akses fisik dan ekonomi untuk
mendapatkan makanan bagi seluruh anggota keluarganya, serta di mana rumah tangga tidak
memiliki risiko kehilangan akses tersebut. Baca Beddu Amang dan M. Husein Sawit, Kebijakan
Beras dan Pangan Nasional (Jakarta: IPB Press, 1999), halaman 25
3
Dalam mengupayakan ketahanan pendidikan dan jaminan pendidikan,
pemerintah perlu membentuk suatu sistem normatif yang menspesifikasikan
perilaku yang diharapkan dari agen-agen pendidikan. Dalam sistem ini, diperlukan
beberapa prinsip seperti transparansi, akuntabilitas, proporsionalitas, konsistensi,
prediktabilitas, kekuatan yang fleksibel, amanat hukum yang jelas, independensi,
serta respek terhadap hukum. Dalam sistem ini, pemerintah perlu mengusahakan
keseimbangan antara para pelajar dan lembaga-lembaga pendidikan, dengan
model kebijakan yang egaliter. Pemerintah tak boleh bertindak hanya secara pasif
untuk melindungi para pelajar dari inaksesibilitas pendidikan, namun juga tak
boleh hanya meningkatkan fleksibilitas pelajar untuk memfasilitasi
penyesuaiannya dengan kebutuhan bisnis lembaga-lembaga pendidikan.
2. Ketetapan yang tegas dibuat dengan perhitungan atas daya beli masyarakat
dan biaya operasional pendidikan. Hal ini agar strategi jaminan pendidikan
dapat mengakomodasi seluruh agen pendidikan, baik lembaga pendidikan
maupun para pelajar, dalam model kebijakan yang egaliter;
3. Jaminan pendidikan didanai pajak atau premi yang dibayar oleh agen-agen
pendidikan serta sumber-sumber pendanaan tambahan;
5
Karakteristik-karakteristik ini diadopsi penulis dari karakteristik-karakteristik jaminan sosial,
lihat “Social Insurance”, Actuarial Standard of Practice No. 32, Actuarial Standards Board,
Januari 1998 (dapat diunduh di
http://www.actuarialstandardsboard.org/pdf/asops/asop032_062.pdf)
4
4. Jaminan pendidikan dijalankan pada populasi yang tetap, dan partisipasi
bersifat wajib. Populasi yang menjadi subjek penyelenggaraan jaminan
pendidikan adalah seluruh agen pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.
Kesimpulan
5
Daftar referensi
Amang, Beddu dan M. Husein Sawit. Kebijakan Beras dan Pangan Nasional.
Jakarta: IPB Press, 1999
Effendi, Sofian. “MENINGKATKAN AKSES PENDIDIKAN TINGGI: Resep
Prof. Barr” KOMPAS, 3/7/03
“Social Insurance”. Actuarial Standard of Practice No. 32. Actuarial Standards
Board. Januari 1998
http://www.actuarialstandardsboard.org/pdf/asops/asop032_062.pdf)
“What is a Deferred Payment?” http://www.wisegeek.com/what-is-a-deferred-
payment.htm