Anda di halaman 1dari 4

Spektroskopi FTIR

Spektroskopi FTIR adalah salah satu metode untuk mengetahui kandungan dari suatu
senyawa. Sistem optik Spektroskopi FTIR menggunakan aplikasi interferometer yaitu
dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin yang diam. Selain itu
terdapat cermin pembagi berkas dan juga detektor. Dengan demikian radiasi infra merah akan
menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang bergerak (M) dan jarak
cermin yang diam (F). Perbedaan jarak tempuh radiasi tersebut adalah perbedaan lintasan
optis. Hubungan antara intensitas radiasi IR yang diterima detektor terhadap perbedaan
lintasan optis disebut sebagai interferogram. Sistem optik dari Spektroskopi infra merah yang
didasarkan atas bekerjanya interferometer disebut sebagai sistem optik Fourier Transform
Infra Red.
Salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi infra merah (IR). spektroskopi ini
didasarkan pada vibrasi suatu molekul. Spektroskopi inframerah merupakan suatu metode
yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah
panjang gelombang 0.75 - 1.000 m atau pada bilangan gelombang 13.000 - 10 cm
-1
.
Prinsip kerja spektrofotometer infra merah adalah sama dengan spektrofotometer yang
lainnya yakni interaksi energi dengan suatu materi. Spektroskopi inframerah berfokus pada
radiasi elektromagnetik pada rentang frekuensi 400-4000cm
-1
, di mana cm
-1
yang dikenal
sebagai wavenumber (1/wavelength), yang merupakan ukuran unit untuk frekuensi. Untuk
menghasilkan spektrum inframerah, radiasi yang mengandung semua frekuensi di wilayah IR
dilewatkan melalui sampel. Mereka frekuensi yang diserap muncul sebagai penurunan sinyal
yang terdeteksi. Informasi ini ditampilkan sebagai spektrum radiasi dari% ditransmisikan
bersekongkol melawan wavenumber.
Spektroskopi inframerah sangat berguna untuk analisis kualitatif (identifikasi) dari
senyawa organik karena spektrum yang unik yang dihasilkan oleh setiap organik zat dengan
puncak struktural yang sesuai dengan fitur yang berbeda. Selain itu, masing-masing
kelompok fungsional menyerap sinar inframerah pada frekuensi yang unik. Sebagai contoh,
sebuah gugus karbonil, C = O, selalu menyerap sinar inframerah pada 1670
-1
780 cm
-1
, yang
menyebabkan ikatan karbonil untuk meregangkan(Silverstein, 2002).
Atom-atom di dalam suatu molekul tidak diam melainkan bervibrasi (bergetar). Ikatan
kimia yang menghubungkan dua atom dapat dimisalkan sebagai dua bola yang dihubungkan
oleh suatu pegas. Bila radiasi inframerah dilewatkan melalui suatu cuplikan maka molekul-
molekulnya dapat menyerap (mengabsorpsi) energi dan terjadilah transisi di antara tingkat
vibrasi dasar dan tingkat tereksitasi.Contoh suatu ikatan C-H yang bervibrasi 90 triliun kali
dalam satu detik harus menyerap radiasi inframerah pada frekuensi tersebut untuk pindah
ketingkat vibrasi tereksitasi pertama. Pengabsorpsian energi pada frekuensi dapat dideteksi
oleh spektrofotometer infra merah yang memplot jumlah radiasi infra merah yang akan
memberikan informasi enting tentang tentang gugus fungsional suatu molekul(Blanchard, A
Arthur, 1986).
Inframerah merupakan radiasi elektomagnetik dari suatu panjang gelombang yang lebih
panjang dari gelombang tampak tetapi lebih panjang dari gelombang mikro. Spestroskopi
inframerah merupakan salah satu teknik spektroskopi yang didasarkan pada penyerapan
inframerah oleh senyawa. Karena spectrum IR memiliki panjang gelombang yang lebih
panjang dari panjang gelombang yang lain maka energi yang dihasilkan oleh spectrum ini
lebih kecil dan hanya mampu menyebabkan vibrasi atom-atom pda senyawa yang
menyerapnya. Daerah radisai sinar inframerah terbagi menjadi 3 antara lain:
1. Daerah IR dekat (13000-4000 cm
-1
)
2. Daerah IR tengah (4000-200 cm
-1
)
3. Daerah IR jauh (200-10 cm
-1
)
Kebanyakan analisis kimia berada pada daerah IR tengah. IR jauh digunakan untuk
menganalisis mzat organik,anorganik dan organologam yang memiliki atom berat (massa
atom diatas 19). Sedangkan IR dekat menganalisis kuantitatif denagn kecepatan
tinggi. Karena panjang gelombang IR lebih pendek dari apnjang gelombang sinar tampak
ataupun sinar UV maka energi IR tidak mampu mentransisikan elektron ,melainkan hanya
menyebabkan molekul hanya bergetar.
Setiap molekul memiliki harga energi tertentu. Bila suatu senyawa menyerap energi
dari sinar IR maka tingkatrn energi didalam molekul itu akan tereksitasi ketingkatan energi
yang lebih tinggi. Sesuai dengan energi yang diserap maka yang akan terjadi pada molekul
itu adalah perubahan energi vibrasi yang diikuti dengan perubahan energi rotasi. Interksi ini
terjadi dengan syarat adnya perubahan momen dipol sebagai akibat dari vibrasi. Radiasi
medan listrik berubah ubah akan berinteraksi dengan molekul dan akan menyebabkan
perubahan amplitudo salah satu gerakan molekul. Selain itu energi yang dihasilkan oleh sianr
IR harus sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh atom untuk bervibrasi.Senyawa seperti
O
2
dan N
2
tidak memiliki perubahn mimen dipole dalam vibrasinya sehingga tidak dapt
mengadsropsi sinar IR (Earnshaw A, 1997).
Berikut adalah komponen alat spektrofotometri IR (Tim Kimia Analitik
Instrumen,2009):
1. Sumber Energi : Sumbernya dapat berupa Nernest atau lampu Glower, yang dibuatt
dari oksida-oksida zirconium dan yttrium, berupa batang berongga dengan diameter
2mm dan panjang 30mm. batang ini dipanaskan sampai 1500-20000C dan akan
memberikan radiasi di atas 7000 cm-1. Sumber radiasi yang biasa digunakan berupa
Nernst Glower, Globar, dan Kawat Nikhrom. Nernst Glower merupakan campuran
oksida dari zirkon (Zr), dan yitrium (Y) yaitu ZrO
2
dan Y
2
O
3
, atau campuran oksida
thorium (Th) dan serium (Ce). Nernst Glower ini berupa silinder dengan diameter 1
sampai 2 mm dan panjang 20 mm. pada ujung silinder dilapisi platina untuk
melewatkan arus listrik. Nernst Glower mempunyai radiasi maksimum pada panjang
gelombang 1,4 m atau bilangan gelombang 7100 cm
-1
. Globar merupakan sebatang
silicon karbida (SiC) biasanya dengan diameter 5 mm dan panjang 50 mm. radiasi
maksimum Globar terjadi pada panjang gelombang 1,8-2,0 m atau bilangan 7100 cm
-
1
. Kawat Nikhrom merupakan campuran nikel (Ni) dan Krom (Cr), mempunyai radiasi
lebih rendah dari Nernst Glower dan Globar.
2. Monokromator: digunakan untuk menghilangkan sinar yang tidak diinginan, sehingga
diperoleh sinar yang monokromatis, terdiri dari sistem celah (masuk-keluar) tempat
sinar dari sumber radiasi masuk ke dalam sistem monokromator; alat pendispersi
berupa prisma/kisi difraksi akan menguraikan sinar menjadi komponen panjang
gelombang. Monokromator yang digunaan untuk alat infra merah umumnya terbuat
dari berbagai macam bahan, missal:prisma (umumnya dalam littrow mounting) dan
celah yang terbuat dari gelas, lelehan silika, LiF, CaF2, BaF2, Nacl, AgCl, KBr,
CsI. Tetapi pada umumnya prisma NaCl digunaan untuk daerah 4000-6000 cm-1 dan
prisma KBR untuk 400 cm-1.
3. Wadah sampel : Berfungsi untuk menaruh/meletakkan/melekatkan sampel yang akan
dianalisis. Wadah sampel yang digunakan disesuaikan pada bentuk fisik sampel yang
akan dianalisis. Wadah sampel tergantung dari jenis sampel. Untuk sampel berbentuk
gas digunakan sel gas dengan lebar sel atau panjang berkas radiasi 40 m. hal ini
dimungkinkan untuk menaikkan sensitivitas karena adanya cermin yang dapat
memantulkan berkas radiasi berulang kali melalui sampel. Wadah sampel untuk sampel
berbentuk cairan umumnya mempunyai panjang berkas radiasi kurang dari 1 mm
biasanya dibuat lapisan tipis (film) di antara dua keping senyawa yang transparan
terhadap radiasi inframerah. Dapat pula dibuat larutan yang kemudian dimasukkan ke
dalam sel larutan.Wadah sampel untuk padatan mempunyai panjang berkas radiasi
kurang dari 1 mm (seperti wadah sampel untuk cairan). Sampel berbentuk padatan ini
dapat dibuat pellet, pasta, atau lapis tipis. Pelet KBr dibuat dengan menggerus sampel
dan Kristal KBr (0,1 2,0 % berdasar berat) sehingga merata kemudian ditekan sampai
diperoleh pelet atau pil tipis. Pasta (mull) dibuat dengan mencampur sampel dan setetes
bahan pasta sehingga merata kemudian dilapiskan di antara dua keping NaCl yang
transparan terhadap radiasi inframerah. Bahan pasta yang biasa digunakan adalah
parafin cair. Lapis tipis dibuat dengan meneteskan larutan dalam pelarut yang mudah
menguap pada permukaan kepingan NaCl dan dibiarkan sampai menguap.
4. Detektor : alat yang mengukur atau mendeteksi energi radiasi akibat pengaruh panas.
Berbeda dengan detector lainnya (misalnya phototube), pengukuran radiasi infra merah
lebih sulit karena intensitas radiasi rendah dan energi foton infra merah juga rendah.
Akibatnya signal dari detector infra merah ecil sehingga dalam penguurannya harus
diperbesar dengan menggunaan amplifier. Terdapat dua macam detector yaitu
thermocouple dan bolometer.
5. Rekorder : alat perekam untuk mempermudah dan mempercepat pengolahan data dari
detector. Recorder
Tidak ada pelarut yang sama sekali transparan terhadap sinar IR, maka cuplikan
dapat diukur sebagai padatan atau cairan murninya. Cuplikan padat digerus pada
muortar kecil bersama Kristal KBr kering Dalam jumlah sedikit (0,5-2 mg cuplikan
sampai 100 mg KBr kering) campuran tersebut dipres diantara 2 sekrup memakai kunci
kemudian kedua sekrupnya dan baut berisi tablet cuplikan tipis diletakkan di tempat sel
spektrofotometer infrared dengan lubang mengarah ke sumber radiasi (Hendayana,
1994).

Spektrofotometer FTIR

Pada dasarnya spektrofotometer FTIR sama dengan spektrofotometer IR yang
membedakannya adalah pengembangan pada sistem optiknya sebelum berkas sinar
inframerah melewati sampel. Sistem optik spektrofotometer IR dilengkapi dengan cermin
diam. Dengan demikian radiasi inframerah akan menimbulkan perbedaan jarak yang
ditempuh menuju cermin bergerak dan cermin yang diam.Pada sistem optik fourier
traansform infared digunakan radiasi laser yang berfungsi sebagai radiasi yang
diinterferensikan dengan radiasi inframerah agar sinyal radiasi inframerah yang diterima oleh
detektor secara utuh dan lebih baik (Day, R.A dan A.L. Underwood. 2002).

Anda mungkin juga menyukai