Anda di halaman 1dari 9

Faktor-Faktor Penyebab Regurgitasi pada Bayi

Pendahuluan
Regurgitasi dapat terjadi pada semua bayi. Regurgitasi ini disebabkan oleh banyak faktor.
Oleh sebab itu penting bagi dokter dan mahasiswa kedokteran untuk mengetahui apa-apa saja
yang dapat menyebabkan regurgitasi pada bayi. Hal ini sering disepelekan oleh orang tua,
mereka beranggapan hal itu adalah wajar. dukasi kepada ibu bisa menjadi pen!egahan agar
tidak memperburuk keadaan sang bayi. Faktor kelainan organ saluran !erna pada bayi bisa
menyebabkan regurgitasi, kelainan ini ada yang disebabkan kurang berkembangya organ
pada saat di janin.
Regurgitasi
Regurgitasi adalah aliran balik isi lambung ke dalam rongga mulut. Bedanya dengan muntah
adalah karena regurgitasi tidak membutuhkan tenaga dan tidak disertai oleh mual. "angguan
ini dirasakan dalam tenggorokan sebagai rasa asam atau !airan panas yang pahit. #idalam
kasus dijelaskan seorang bayi berumur $ bulan datang dengan keluhan memuntahkan kembali
%&' yang sebelumnya belum pernah terjadi. Regurgitasi tanpa tenaga ini !ukup sering terjadi
pada bayi akibat perkembangan sfingter esofagus distal yang tidak sempurna dan bisa saja
terjadi stenosis pada pilorus yang merupakan kelainan kongenital. Pada orang dewasa,
regurgitasi men!erminkan adanya inkompetensi sfingter esofagus bagian bawah dan
kegagalan sfingter esofagus bagian atas untuk bertindak sebagai sawar regurgitasi.
Stenosis pilorus hipertrofi
&tenosis pilorus hipertrofi terjadi pada sekitar ( ) *.+++ kelahiran hidup di amerika serikat)
frekuensinya mungkin semakin meningkat.
&tenosis pilorus terlihat meningkat pada bayi dengan golongan darah B dan O. &tenosis
pilorus disertai dengan kelainan bawaan lain seperti fistula trakeoesofagus.
tiologi , Penyebab stenosis pilorus belum diketahui, tetapi berma!am-ma!am faktor dapat
berperan penting. &tenosis pilorus biasanya tidak tampak pada saat lahir. 'ner-asi otot yang
tidak normal, menyusui, dan stress pada ibu hamil pada trimester ''' telah diketahui
merupakan pen!etus stenosis. &elain itu peningkatan prostlagandin serum, penurunan kadar
1
nitrat oksida sintase di pilorus, dan hipergastremia pada bayi telah ditemukan, tetapi
kemungkinan merupakan fenomena sekunder yang disebabkan stasis dan distensi lambung.
.anifestasi klinis , .untah tanpa !airan empedu merupakan gejala awal stenosis pilorus.
.untah bisa menyembur atau tidak pada awalnya tetapi biasanya progresif dan dapat terjadi
setelah makan. .untah bisa setiap kali setelah makan atau bersifat intermitten. .untah
biasanya timbul setelah umur ( minggu, namun pada kasus stenosis muntah dapat terjadi
setelah * minggu kelahiran awal, dan paling lambat pada umur / bulan. &etelah makan bayi
akan merasa lapar dan ingin makan lagi. 0arena muntah se!ara terus menerus, terjadi
kehilangan !airan, ion hidrogen, dan klorida se!ara progresif, sehingga menyebabkan
alkalosis metabolik hipokloremik. 0adar kalium biasanya normal, tapi mungkin ada
pengurangan total di dalam tubuh. 'kterus yang disertai dengan penurunan glukoronil
transferase terjadi pada sekitar / 1 bayi. 'kterus ini biasanya membaik setelah obstruksinya
sembuh.
Diagnosis : #iagnosis ditegakkan dengan palpasi massa di pilorus. .assa ini kenyal, bisa
digerakkan, panjangnya sekitar $ !m, berbentuk seperti buah 2aitun, paling baik diraba di sisi
kiri, dan terletak di atas dan kanan umbilikus di midepigastrium di bawah tepi hati. &etelah
bayi muntah, otot perut bisa lebih relaks, dan bentuk buah 2aitun bisa lebih diraba. #iagnosis
dapat ditegakkan pada sekitar 3+ 4 5+1 oleh dokter yang berpengalaman.
6ntuk membantu menegakkan diagnosis terhadap stenosis pilorus pada bayi penggunaan
ultrasonografi 76&"8 dapat dilakkukan. 6&" lebih baik dibandingkan denga pemeriksaan
barium radiografi dalam menegakkan diagnosis yang sangat sulit. 0riteria diagnosis adalah
penebalan otot pilorus lebih dari 9 mm atau panjang pilorus keseluruhan lebih panjang dari
*9 mm. 6&" mempunyai sensiti-itas sekitar :+1. Bila dilakukan pemeriksaan barium,
pemeriksaan ini memperagakan saluran pilorus yang memanjang, penonjolan pilorus ke
dalam antrum, dan lapisan paralel barium terlihat pada saluran yang menyempit, sehingga
menghasilkan ;tanda saluran ganda;.
*,$
Diagnosis banding: 0asus biasa dapat didiagnosis dengan gambaran klinis yang khas dan
identifikasi massa pilorus. Faktor psikologis dapat menimbulkan gejala yang sama seperti
pada stenosis pilorus. &eperti bayi yang diberi makan oleh perawat yang tidak
berpengalaman, ketidakharmonisan bayi dan anak dan banyak faktor luar lainnya, mungkin
sering muntah pada minggu-minggu pertama. %kalasia esofagus dan hernia hiatus biasanya
menimbulkan muntah pada minggu pertama setelah lahir dan dapat dibedakan dari stenosis
2
pilorus dengan palpasi dan gambaran foto rontgen atau 6&". 'nsufisiensi adrenal juga dapat
menimbulkan gejala yang mirip sama seperti stenosis pilorus pada bayi, dan pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan tumor. Pemeriksaan kadar kalium serum dan natrium urin
yang meningkat dapat menunjukkan insufisiensi adrenal. .untah dan diare merupakan
gambaran gastroenteritis, tetapi kadang-kadang pada stenosis pilorus dapat terjadi pula diare.
Pengobatan : Pengobatan prabedah ditujukkan langsung pada koreksi !airan, asam basa, dan
kehilangan elektrolit. Pemberian !airan intra-ena dimulai dari +,9/ 4 +,:1 <a!l, dalam / 4
*+1 dekstrosa, dengan penambahan kalium klorida dengan kadar (+ 4 /+ m=>?. @erapi
!arian harus dilanjutkan sampai bayi mengalami rehidrasi dan kadar bikarbonat serum kurang
dari (+ m=>dl, yang menyatakan bawah alkalosis sudah terkoreksi. 0oreksi alkalosis sangat
penting untuk men!egah apnea pas!a bedah , yang mungkin akibat dari anestesi. 0ebanyakan
bayi men!apai rehidrasi dalam waktu $9 jam. .untah biasanya berhenti begitu lambung
kosong, dan ini membutuhkan nutrisi tambahan dengan menggunakan nasogastrik.
*
Proses bedah pilihan adalah piloromiotomi Ramstedt. Prosedur ini dilakukan melalui insisi
pendek melintang atau dengan laparoskopi. .assa pilorus di bawah mukosa dipotong tanpa
memotong mukosa dan irisan harus ditutup kembali. .untah pas!a bedah dapat terjadi pada
/+ 1 bayi ini diduga akibat edema pilorus pada tempat insisi. <amun pada kebanyakan , bayi
dapat diberi makan dalam *$-$9 jam setelah pembedahan dan diteruskan dan diteruskan
sampai makanan oral dalam (3 4 95 jam sesudah pembedahan. .untah yang menetap
menunjukkan piloromiotomi yang tidak sempurna.
Pengobatan bedah stenosis pilorus merupakan kuratif, dengan mortalitas pas!a bedah antara +
4 +,/ 1. @erapi medik konser-atif 7dengan pemberian makanan sedikit-sedikit8.
*,$
Esofagus
Perkembangan esofagus yang tidak sempurna biasanya berupa atresia dan fistula
trakeoesofagus. %tresia esofagus merupakan kelainan esofagus kongenital berupa malformasi
yaiut kegagalan esofagus membentuk saluran antara faring menuju lambung yang tidak
sempurna. &elain itu pada bayi juga dapat terjadi kelainan-kelainan esofagus lain selain
kongenital. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut.
Perkembangan dan fungsi esofagus
3
sofagus berkembang ketika sepasang lipatan kranial pada usus depan primitif bergerak
turun, sedangkan lipatan kaudal 7tunggal8 bergerak naik untuk menyekat trakea dan esofagus,
disertai dengan pemanjangan trakea dan esofagus. sofagus mengangkut !airan dan makanan
padat ke lambung, dan men!egah regurgitasi. ?apisan sel skuamosanya !o!ok untuk tujuan
tersebut, namun lapisan ini rentan terhadap erosi akibat refluks isi lambung.
Pada pengamatan, proses menelan telah terjadi di dalam uterus pada kehamilan $+ minggu,
sedangkan mengisap dan menelan pada masa kehamilan ((-(9 minggu. Bayi baru lahir !ukup
bulan mempunyai gerakan mengisap !epat, pendek, yang diikuti dengan gerakan menelan.
Pada bayi prematur kemampuan menelan dan bernafas dengan !ara yang teratur dan
terkoordinasi selama gerakan mengisap yang lama, dapat terjadi dalam waktu beberapa hari
atau beberapa minggu.
Atresia dan fistula trakeoesofagus
Pada lebih dari 5/1 kasus, fistula antara trakea dan esofagus distal menyertai atresia
7"ambar *.!8. ?ebih jarang, atresia esofagus atau fistula trakeoesofagus terjadi sendiri-sendiri
7gambar * B dan 8, atau dengan kombinasi yang aneh 7gambar * %,#, dan F8.
"ambar * , @ipe dari atresi esofagus dan fistula trakeoesophagus
.anifestasi klinis , %tresia esofagus dapat kita ketahui atau patut di!urigai 7*8 pada kasus
polihidramnion ibu) 7$8 jika kateter yang digunakan untuk resusitasi saat lahir tidak bisa
masuk ke dalam lambung) 7(8 jika bayi mengeluarkan sekresi mulut berlebihan) atau 798 jika
terjadi tersedak , sianosis, atau batuk pada waktu berupaya menelan makanan. <amun untuk
4
mendiagnosis baru dapat ditegakkan setelah bayi mengalami aspirasi makanan. %pabila
fistula menghubungkan trakea dengan esofagus distal, udara biasanya masuk ke perut,
sehingga perut menjadi timpani dan mungkin menjadi begitu kembung sehingga mengganggu
pernafasan. Aika fistula menghubungkan esofagus proksimal dengan trakea, utama pertama
pemberian makan dapat menyebabkan aspirasi berat. Bayi dengan atresia yang tidak
mempunyai fistula mempunyai perut skafoid dan tidak berisi udara.
&ekitar /+1 bayi dengan atresia esofagus juga mengalami beberapa anomali terkait.
.alformasi kardio-askuler, malformasi rangka termasuk hemi-ertebrae dan perkembangan
abnormal radius, serta malformasi ginjal dan urogenital sering terjadi ) semua kelainan itu
disebut sindrom Bater.
#iagnosis , diagnosis dapat ditegakkan ketika melakukan pengosongan lambung pada bayi
dengan menggunakan kateter. 0ateter tersebut tidak dapat masuk ke lambung dikarenakan
malformasi pada gambar * tersebut. 'ni dapat dipertegas dengan gambaran rontgen
menunjukkan kateter menggulung di kantong esofagus atas. 0adang-kadang pada foto
rontgen polos dada terlihat esofagus melebar dengan udara di dalamnya. %danya udara dalam
perut menunjukkan fistula di trakea dan esofagus distal. .edia kontras yang digunakan pada
foto rontgen seharusnya larut dalam air ) jumlah kurang dari * ml yang diberikan di bawah
pengamatan fluoroskopi !ukup untuk memberikan gambaran kebuntuan kantong bagian atas.
*
Pemeriksaan diagnostik (tes untuk mendeteksi abnormalitas struktural)
Refluks gastroesofagus pada anak-anak , Pada anak-anak dengan penyakit refluks
gastroesofagus, esofagitis dapat berkembang menjadi striktur dalam beberapa minggu,
bahkan meskipun pasien sedang menjalani terapi medis. Pada bayi, gagal berkembang,
anemia, dan pneumonia aspirasi mungkin merupakan bukti satu-satunya bahwa ada refluks.
Prosedur bedah antirefluks dalam bayi, hanya boleh dilakukan bila ada komplikasi penyakit
refluks gastroesofagus yang diketahui dengan baik, misalnya esofagitis, striktur, dan aspirasi
pulmonar.
Fundoplikasi parsial Belsey mark 'B harus dilakukan dalam situasi ini. Fundoplikasi adalah
jenis pembedahan yang membungkus bagian atas lambung 7fundus8 di sekitar esophagus
bagian bawah untuk membuat katup antara kerongkongan dan lambung.
Evaluasi radiografi
5
@es pertama dalam pasien dengan duagaan penyakit esofagus adalah pemeriksaan penelanan
barium diikuti dengan penilaian penuh dari lambung dan duodenum. .otilitas esofagus
se!ara optimal dinilai dalam posisi hori2ontal. Pada pasien yang di!urigai mengidap hernia
hiauts pemeriksaan dalam posisi berbaring telungkup dapat memperlihatkan hasil yang
efektif.
Penilaian radiografi dari esofagus tidak lengkap bila seluruh lambung dan duodenum belum
diperiksa. 6lkus lambung atau duodenum, terutama neoplasma lambung yang
mengobstruksi , atau jaringan parut dalam duodenum dan pilorus dapat meberikan gejala-
gejala yang nyata, atau memberikan abnormalitas esofagus.
Evaluasi endoskopi
#alam setiap pasien yang mengeluh disfagia, esofagoskopi diindikasikan, bahkan bila hasil
pemeriksaan radiografik normal.
sofagoskopi yang fleksibel adalah peralatan yang dipilih karena teknik penggunaanya
mudah, pasien dapat menerimanya, dan kemampuannya untuk menilai lambung dan
duodenum se!ara bersamaan. sofagoskopi yang kaku dapat menjadi peralatan yang penting
jika dibutuhkan biopsi yang lebih dalam atau krikofaringeus dan esofagus bagian ser-ika
membutuhkan penilaian dekat.
(
Kelainan-kelainan lain esofagus
'nkoordinasi krikofarings pada bayi , inkoordinasi ini biasanya nampak jelas segera setelah
lahir. "erakan mengisap normal, tetapi bayi-bayi ini !enderung tersedak dan mengalami
aspirasi saat menelan ) umumnya mereka mempunyai rahang-rahang ke!il yang sulit
membuka. Bideoradiografi menunjukkan gerakan medium kontras bolak-balik berulang di
farings posterior. .akan dengan hati-hati dengan sendok atau sonde lambung mungkin perlu
sampai penderita men!apai umur 3 bulan, ketika gejalanya mereda. Penyebab kelainan ini
belum diketahui.
#isfungsi otot faring sementara , #isfungsi ini sering disertai dengan disfungsi palatum, dan
mungkin disebabkan oleh keterlambatan perkembangan normal atau mungkin menyertai palsi
!erebral. @erdesak saat makan dan pengeluaran kembali susu formula atau %&' merupakan
gejala utama. 0elumpuhan otot konstriktor faring dan pallatum mole yang flaksid terekam
dengan pemeriksaan -ideoradiografi. Pemberian makanan melalui sonde dapat men!egah
6
aspirasi 7komplikasi utama8 dan mungkin hanya dibutuhkan untuk beberapa hari atau untuk
beberapa minggu. Bayi seperti ini sering mengalami hipotoni menyeluruh dan disfungsi
sistem saraf lain, terutama keterlambatan perkembangan, yang sering menjadi nyata setelah
di kemudian hari.
*
Akalasia
%kalasia adalah gangguan hipomotilitas yang jarang terjadi. "angguan ini ditandai oleh
peristaltik esofagus yang lemah dan tidak teratur atau aperistaltik, meningkatnya tekanan
esofagus bagian bawah, dan kegagalan sfingter esofagus bagian bawah untuk berelaksasi
se!ara sempurna sewaktu menelan. %kibatnya, makanan dan !airan tertimbun dalam esofagus
bagian bawah dan kemudian dikosongkan se!ara perlahan seiring dengan meningkatnya
tekanan hidrostatik.
tiologi pasti akalasia belum diketahui pasti, tetapi bukti yang ada menunjukkan bahwa
degenerasi pleksus auerba!h menyebabkan hilangnya kontrol neurologis. &ebagai akibatnya,
gelombang peristaltik primer tidak men!apai sfingter esofagus bagian bawah untuk
merangsang relaksasi. %kalasia primer idiopatik merupakan kasus akalasia yang paling
banyak dijumpai di amerika serikat. %kalasia sekunder dapat disebabkan oleh karsinoma
lambung yang mengin-asi esofagus melalui radiasi, dan toksin atau obat-obat tertentu.
.eskipun akalasia banyak dijumpai pada dewasa, namun tidak menutup kemungkinan dapat
terjadi pada anak-anak bahkan bayi sekalipun karena penyebabnya yang belum dapat
diketahui pasti. @imbulnya se!ara perlahan, dan gejala yang paling men!olok adalah disfagia
terhadap makanan !air dan padat. .akan dapat terhenti oleh dorongan regurgitasi.
Regurgitasi pada malam hari dapat menyebabkan aspirasi, infeksi paru kronis, atau kematian
mendadak. &tasis makanan dala esofagus dapat menyebabkan terjadinya peradangan , erosi
dan pada beberapa kasus menyebabkan terjadinya kanker esofagus, walaupun biasanya
keadaan ini merupakan komplikasi lanjut.
#iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran radiogram yang khas. Bila
barium tertelan, gelombang peristaltik tampak lemah dan penumpukkan barium pada
esofagus bagian distal memberikan gambaran seperti !orong.
Pengukuran manometrik pada pemeriksaan ini menunjukkan bahwa sfinter esofagus bagian
bawah gagal mengadakan relaksasi pada waktu menelan. @ekanan sfingter esofagus bagian
7
bawah pada saat istirahat biasanya meningkat 7 (/mmHg dibandingkan tekanan normal */ 4
(+ mmHg8.
/
Pengobatan
Pengobatan akalasia antara lain dengan !ara medikamentosa oral, dilatasi atau peregangan
&B, sofagomiotomi dan injeksi toksin botulinum 7BotoC8 ke sfingter esofagus.
.edika mentosa oral digunakan dengan harapan dapat merelaksasikan ?& antara lain nitrat
7isosorbid dinitrat8 dan !al!ium !hannels blo!kers 7nifedipin dan -erapamil8. .eskipun
pasien dengan kelainan ini khususnya pade fase awal mendapat perbaikan klinis tetapi
sebagian besar pasien tidak berespon bahkan efek samping obat lebih banyak ditemukan.
6mumnya pengobatan ini digunakan untuk jangka pendek untuk mengurangi keluhan pasien.
Pengobatan medika mentosa untuk memperbaiki pengosongan esofagus pada akalasia,
pertama dengan pemberian amil nitrit, dimana pada waktu pemberian tersebut dilakukan
pemeriksaan esofagogram terlihat relaksasi pada esofagus didaerah kardia. &ekarang ini
pemberian isosorbid nitrat dapat menurunkan tekanan &B dan meningkatkan pengosongan
esofagus. Obat-obat lain yang dapat memberikan efek yang seperti diatas diantaranya dapat
diberikan tingtur beladona, dan atrofin sulfat pada beberapa kasus. #engan ditemukannya
obat antagonis kalsium 7nifedipin8 *+ 4 $+ mg peroral dapat menurunkan se!ara bermakna
tekanan &B pasien dan dampaknya perbaikan pengosongan esofagus.
/
Skleroderma
&kleroderma merupakan disfungsi motorik esofagus. #asar kelainan pada saluran
gastrointestinal adalah atrofi otot polos bagian bawah esofagus. #iagnosis dapat diketahui
melalui pemeriksaan radiografik dengan barium, tetapi baru dapat dipastikan setelah
dilakukan gambaran manometrik. @anda khas penyakit ini adalah adanya aperistaltik atau
peristaltik yang lemah pada setengah sampai dua per tiga distal esofagus, serta berkurangnya
tekanan sfingter esofagus bagian distal.
'nkompetensi sfongter esofagus distal sering menyebabkan terjadinya esofagitis refluks
dengan pembentukan striktur pada esofagus bagian bawah. Dalaupun refluks gastroesofagus
dan esofagitis sering terjadi pada skleroderma, nyeri ulu hati bukanlah gejala yang sering
ditemukan . #isfagia adalah gejala yang men!olok bila esofagitis mengakibatakan
pembentukan striktur.
9
8
Kesimpulan
Regurgitasi pada bayi dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor kongenital menjadi
penyebab utama. Hal ini disebabkan kelainan pada saat perkembagan organ di janin. Faktor
pen!etus seperti stress pada saat trimester ''' dapat menimbulkan kelainan pada stenosis
pilorus bayi, namun penilaian ini perlu dikembangkan kembali. Penyebab regurgitasi pada
bayi dapat terjadi di beberapa organ diantaranya esophagus, lambung, pilorus bahkan
duodenum..
Daftar pustaka
*. Behrman, kliegmann, %r-in. 'lmu kesehatan anak <elson ) editor edisi bahasa
indonesia ) Dahab %&. d.*/. Aakarta , "E, $+++.
$. Patel R. ?e!ture notes , Radiology. d.$. rlangga , jakarta, $++F.
(. &!hwart2, &hires, &pen!er. 'ntisari prinsip-prinsip ilmu bedah ) editor edisi bahasa
indonesi ) Ehandranata ?.
9. Pri!e, Dilson. Patofisiologi , konsep klinis proses-proses penyakit ) editor edisi
bahasa indonesia ) Hartanto H. d.3. Aakarta , "E, $++/
/. &udoyo %D, &etiyohadi B, %lwi ', &etiati &. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Aakarta ,
#epartemen 'P# F06', $++3.
9

Anda mungkin juga menyukai

  • This Is
    This Is
    Dokumen1 halaman
    This Is
    Fre-deyjs Jun Samosir
    Belum ada peringkat
  • Enak Download01
    Enak Download01
    Dokumen24 halaman
    Enak Download01
    Fre-deyjs Jun Samosir
    Belum ada peringkat
  • Jasjdhfjeuitire Jkmalirtpegnege
    Jasjdhfjeuitire Jkmalirtpegnege
    Dokumen1 halaman
    Jasjdhfjeuitire Jkmalirtpegnege
    Fre-deyjs Jun Samosir
    Belum ada peringkat
  • Final PL
    Final PL
    Dokumen1 halaman
    Final PL
    anak_kost_aji_baung
    Belum ada peringkat
  • Enak Download02
    Enak Download02
    Dokumen3 halaman
    Enak Download02
    Fre-deyjs Jun Samosir
    Belum ada peringkat
  • Enak Download03
    Enak Download03
    Dokumen5 halaman
    Enak Download03
    Fre-deyjs Jun Samosir
    Belum ada peringkat
  • Label Mayat
    Label Mayat
    Dokumen3 halaman
    Label Mayat
    Fre-deyjs Jun Samosir
    Belum ada peringkat
  • Sistem Kardiovaskular - 1
    Sistem Kardiovaskular - 1
    Dokumen10 halaman
    Sistem Kardiovaskular - 1
    anak_kost_aji_baung
    Belum ada peringkat
  • Limfadenitis TB
    Limfadenitis TB
    Dokumen37 halaman
    Limfadenitis TB
    Fre-deyjs Jun Samosir
    Belum ada peringkat
  • Limfoma Hodgkins
    Limfoma Hodgkins
    Dokumen20 halaman
    Limfoma Hodgkins
    Fre-deyjs Jun Samosir
    Belum ada peringkat
  • Faktor Penyebab Regurgitasi Pada Bayi
    Faktor Penyebab Regurgitasi Pada Bayi
    Dokumen12 halaman
    Faktor Penyebab Regurgitasi Pada Bayi
    Fre-deyjs Jun Samosir
    Belum ada peringkat
  • Histologi Pembuluh Darah
    Histologi Pembuluh Darah
    Dokumen10 halaman
    Histologi Pembuluh Darah
    Siti Maryam Natadisastra
    Belum ada peringkat
  • BAB I Pendahuluan
    BAB I Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    BAB I Pendahuluan
    Fredy Juniar Samosir
    Belum ada peringkat
  • Dy Samosir
    Dy Samosir
    Dokumen13 halaman
    Dy Samosir
    Fre-deyjs Jun Samosir
    Belum ada peringkat
  • Cover Judul
    Cover Judul
    Dokumen1 halaman
    Cover Judul
    Fre-deyjs Jun Samosir
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen6 halaman
    Bab Ii
    Fre-deyjs Jun Samosir
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Fredy Juniar Samosir
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Fredy Juniar Samosir
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Fredy Juniar Samosir
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    Fredy Juniar Samosir
    Belum ada peringkat
  • Frak Tur
    Frak Tur
    Dokumen1 halaman
    Frak Tur
    Fre-deyjs Jun Samosir
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Fredy Juniar Samosir
    Belum ada peringkat
  • Referensi Makalah Blok 14
    Referensi Makalah Blok 14
    Dokumen9 halaman
    Referensi Makalah Blok 14
    Fre-deyjs Jun Samosir
    Belum ada peringkat
  • Humors Lawakan Lucu Banget Deh
    Humors Lawakan Lucu Banget Deh
    Dokumen18 halaman
    Humors Lawakan Lucu Banget Deh
    Amelia Widianto
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Imunisasi 2011
    Jadwal Imunisasi 2011
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Imunisasi 2011
    Putri Aptalia Akrabi
    Belum ada peringkat
  • Faktor Kimia
    Faktor Kimia
    Dokumen11 halaman
    Faktor Kimia
    Fre-deyjs Jun Samosir
    Belum ada peringkat
  • Sumber Ganong
    Sumber Ganong
    Dokumen1 halaman
    Sumber Ganong
    Fredy Juniar Samosir
    Belum ada peringkat
  • Sistem Ekskresi Pada Manusia
    Sistem Ekskresi Pada Manusia
    Dokumen33 halaman
    Sistem Ekskresi Pada Manusia
    Yulie Ca'em Oii
    Belum ada peringkat
  • Harper's Biochemistry 26th Ed
    Harper's Biochemistry 26th Ed
    Dokumen2 halaman
    Harper's Biochemistry 26th Ed
    Fre-deyjs Jun Samosir
    Belum ada peringkat