Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
Jalan Arjuna Utara No 6 Jakarta Barat 11510
www.ukrida.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
Fibroadenoma mammae adalah suatu neoplasma jinak yang berbatas tegas, padat,
berkapsul dan lesi payudara terlazim dalam wanita berusia dibawah 25 tahun, sebagian besar
(80%) tunggal. Biasanya neoplasma tampil sebagai massa payudara mobil, lobulasi tidak nyeri
tekan, kenyal seperti karet berukuran 1-4cm. Ia tergantung hormon dan bisa berfluktuasi dalam
diameter sebanyak 1 cm dibawah pengaruh estrogen haid normal, kehamilan, laktasi atau
penggunaan kontrasepsi oral. Pertumbuhan bisa jelas selama kehamilan atau laktasi. Penampilan
makroskopik berbeda dari tumor mammae apapun tepinya tajam dan permukaan potongannya
putih keabu-abuan sampai merah muda dan homogen secara makroskopik.Secara histologi ada
susunan lobus perikanalikuler yang mengandung stroma padat dan epitel proliferatif.
BAB II
1. Anamnesis
Anamnesis terpadu harus didapatkan sebelum melakukan pemeriksaan fisik.Nyeri dengan
pembengkakan dan rasa penuh payudara dalam masa segera premenstruasi atau pascamentruasi
menggambarkan lesi payudara sensitive hormone yang jinak.Usia menarke dan perubahan siklik
dengan menstruasi berkorelasi bermakna dengan penyakit jinak dan ganas. Penyelidikan riwayat
penyakit keluarga kanker payudara dan gejala konstitusional yang mencakup penurunan berat
badan, demam, hemoptysis, nyeri dada, anoreksia dan nyeri tulang rangka penting bila indeks
kecurigaan keganasan tinggi.
1
Pembengkakan atau masa .Perhatikanlah kapan dan bagaimana massa itu terdeteksi,
perubahan-perubahan ukuran massa yang terjadi sehubungan dengan siklus haid.
Nyeri .Merupakan keluhan umum.Kanker biasanya tak menimbulkan nyeri, tetapi ada
beberapa kekecualian, dan tidak boleh dianggap sebagai patokan, bahwa lesi yang nyeri pada
payudara selalu jinak.Jenis nyeri pada umumnya adalah dikarenakan regangan payudara yang
terjadi pada masa pra-haid; biasanya terjadi bilateral dan difus.Nyeri hebat dapat menyebar
hingga tangan bagian dalam atau bagian lateral dada.Nyeri lokal memerlukan pemeriksaan
cermat, hal ini dapat menunjukkan adanya abses yang dalam, area dengan trauma, atau (jarang)
keganasan.Sangat jarang, nyeri radikuler servikal dapat beralih ke payudara.
1
Keluaran dari puting.Biasanya keluaran dari putting bersifat jernih, tetapi dapat pula
berdarah, hijau atau coklat.Lebih dari 80% wanita, pada masa pra-haid mengalami pengeluaran
semacam itu, bila putingnya dimanipulasi.Sehingga harus dibedakan, keluaran itu terjadi karena
manipulasi, atau secara spontan.80% penderita dengan pengeluaran yang berdarah, ternyata
menderita papiloma intraduktuli, ektasi duktuli, dan bahkan pada beberapa kasus merupakan
keganasan.Pemeriksaan sitologik sel pada keluaran puting, jarang mendapatkan adanya
keganasan, kecuali bila kanker berlokasi pada duktus yang dekat dengan puting, sedangkan ini
jarang terjadi.Tentukan pula, duktus mana yang menyebabkan pengeluaran pada pemijitan
sistematik disekitar areola.Pemijitan hendaknya dilakukan secara sistematik disekitar areola,
searah dengan jarum jam.
Faktor-faktor resiko.Satu dari 15 wanita di Amerika Serikat, menderita kanker
payudara.Resiko ini sedikit meningkat bila salah satu anggota keluarganya ada yang menderita
kanker, dan peningkatan resiko baru jelas terlihat, bila dua atau lebih anggota keluarga yang
dekat dari pihak ibu, mempunyai kanker payudara, atau kanker familial premenopause dan atau
bilateral. Resiko mendapatkan kanker payudara pula meningkat dengan adanya menarkhe pada
sebelum usia 11 tahun dan setelah 14tahun, kehamilan pertama setelah berusia 30tahun,
menopause yang terlambat, dan mungkin obesitas. Pil KB, tak berhubungan dengan kenaikan
resiko mendapatkan kanker payudara, demikian pula halnya dengan pemberian estrogen eksogen
sebagai hormon pengganti pada saat menopause. Penderita yang pernah mengalami
pengangkatan ovarium secara bedah pun tak mengalami kenaikan resiko, bila padanya diberikan
estrogen pengganti.
1
Riwayat lain. Apakah penderita sedang hamil atau tidak, adalah penting untuk diketahui karena
kehamilan dapat mengacaukan interpretasi terhadap adanya massa. Haid terakhir harus dicatat,
perubahan siklus haid mengesankan perubahan hormonal pada umumnya, dengan dampak
sekundernya pada payudara. Apakah massa itu sudah ada sebelumnya? Apakah diagnosis
patologik pada biopsy sebelumnya?Bila ada, apakah terapi yang diberikan sebelum ini? Apakah
ada gejala sistemik ? (nyeri tulang, berat badan makin menurun dan lain-lain).
1
2. Pemeriksaan
a. Fisik
2,3
1. Inspeksi mamma.
Penderita dalam keadaan duduk atau berdiri dengan lengan menggantung disisi tubuh dan
dengan lengan diangkat keatas. Kontraksi musculus pectoralis akan meningkatkan bentuk
payudara. Penting pengenalan edema difus sebagai hasil selulitis bakterialis atau akibat
peresapan endolimfe dari pembuluh limfe dermis dengan emboli tumor.Terperangkapnya
ligamentum Cooper segmental bisa menimbulkan retraksi kulit dan leung serta bisa
disertai dengan peau d orange. Gambaran fisik ini biasanya menyertai massa padat
yang dapat teraba profunda, yang terlazim menggambarkan neoplasma maligna, tetapi
kadang kadang bisa nekrosis lemak.
2. Palpasi mamma.
Penderita dalam keadaan duduk dengan lengan menggantung disisi tubuh dengan lengan
diangkat keatas. Adanya inversi putting susu harus dicatat dan jika unilateral, harus
dicurigai karsinoma. Penyakit jinak dapat juga melibatkan kompleks putting susu-areola.
Adanya erupsi areola bersisik, berkusta, ekzematoid patognomonik bagi Penyakit Peget
putting susu.
Ekstensi lengan penuh dengan tangan istirahat pada puncak kepala meratakan payudara
pada dinding dada dan nyaman bagi pasien.Penempatan pasien kembali dalam posisi
terlentang bisa memungkinkan pemeriksaan lebih menyeluruh, terutama dengan ekstensi
dan rotasi eksterna bahu.Pemeriksaan sistemik semua kuadran payudara
diselesaikan.Evaluasi bertujuan mendeteksi lesi kecil yang berbeda dari lemak dan
stroma payudara sekelilingnya.
Lesi yang berbatas tegas, nyeri dan dan sama sekali terpisah dari parenkim berdekatan
biasanya tidak ganas, sedangkan lesi tak nyeri dengan batas tak tegas secara klasik
mungkin ganas.
3. Palpasi axilla dan Palpasi supraclavicula
Palpasi sistematik atas tempat metastatis yang lazim harus dilakukan sebelum
pemeriksaan payudara.Pemeriksaan fossa axillaris dan supraclavicularis memerlukan
palpasi superfisial dan profunda untuk mengenal metastasis kelenjar limfe.Pasien harus
didudukkan dengan lengan disokong oleh pemeriksa.Relaksasi otot gelang bahu penting
dan tekanan ujung jari tangan yang lembut terbaik mengenal kelenjar limfe
kecil.Metastasis ekstramamma besar bermassa besar bisa jelas ke pasien dan dokter serta
penting dokumentasi lokasi dan ukuran yang tepat selama pemeriksaan klinik awal.Jari
tangan yang mempalpasi harus ditempatkan dalam lipat axilla, sehingga semua struktur
infraclavicularis di lateral ligamentum Halsted telah dievaluasi.Ujung jari tangan
pemeriksa menekan isi axilla pada otot dinding dada dan sangkar iga.
2,3
b. Penunjang
Mammografi
Dengan mammografi dapat ditemukan benjolan yang kecil sekalipun. Tanda berupa
mikrokalsifikasi tidak khas untuk kanker. Bila secara klinis dicurigai ada tumor dan pada
mammografi tidak ditemukan apa-apa, pemeriksaan harus dilanjutkan dengan biopsi sebab
sering karsinoma tidak tampak pada mammogram. Sebaliknya, bila mammografi positif dan
secara klinis tidak teraba tumor, pemeriksaan harus dilanjutkan dengan pungsi atau biopsi di
tempat yang ditunjukkan oleh foto tersebut.
3,4
Dosis radiasi yang diabsorbsi adalah 0,1 rad payudara tengah dengan risiko diabaikan setelah
umur 30 tahun. Mammogram menilai perubahan stroma sebagai kontras terhadap daerah
berlemak, jadi paling akurat pada area lemak payudara pascamenopause berlawanan dengan
glandular payudara pramenopause. Gambaran mencurigakan adanya karsinoma termasuk