Anda di halaman 1dari 16

7

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembuatan Model
Salah satu tahap dalam pembuatan gigitiruan yaitu pembuatan model
gigitiruan yang terbagi menjadi model studi dan model kerja. Pencetakan anatomis
dilakukan untuk mendapatkan model yang sesuai dengan bentuk dan ukuran jaringan
rongga mulut dengan menggunakan bahan cetak alginate dan sendok cetak pabrikan.
Hasil dari pencetakan anatomis yaitu model studi yang akan digunakan untuk
pembuatan sendok cetak fisiologis.
18
Model studi yang dihasilkan dari pencetakan
anatomis harus sesuai dengan keadaan rongga mulut pasien karena akan digunakan
untuk pembuatan sendok cetak fisiologis.
18
Sendok cetak fisiologis dapat dibuat dari
bahan resin akrilik swapolimerisasi, resin sinar tampak maupun resin akrilik
polimerisasi panas. Sendok cetak fisiologis digunakan untuk pencetakan fisiologis
karena lengkung rahang setiap pasien memiliki ukuran yang berbeda dan kurang tepat
jika menggunakan sendok cetak pabrikan. Hasil pengisian dari pencetakan fisiologis
yaitu model kerja, yang digunakan sebagai media untuk penentuan desain dan
pembuatan gigitiruan.
18

Model gigitiruan merupakan replika jaringan keras dan jaringan lunak rongga
mulut pasien yang digunakan sebagai media untuk menentukan diagnosis,
menjelaskan rencana perawatan dan proses perawatan kepada pasien, serta media
pembuatan gigitiruan sehingga model gigitiruan merupakan media yang
menghubungkan prosedur klinis yang dilakukan dokter gigi dan prosedur laboratoris
yang dilakukan oleh dokter gigi atau laboran.
4


2.1.1 Model Studi
Terdapat dua jenis model gigitiruan, yaitu model studi dan model kerja.
Model studi umumnya terbuat dari dental plaster atau gips tipe II.
4
Model studi
Universitas Sumatera Utara
8



merupakan replika jaringan rongga mulut pasien yang harus mencakup beberapa hal
penting, yaitu:
3,4,19

a. Lokasi gigi, kontur, dan hubungan dataran oklusal
b. Kontur, ukuran, dan konsistensi linggir yang tersisa.
c. Anatomi rongga mulut yang berguna untuk perluasan basis gigitiruan
(vestibulum, trigonum retromolar, pterigomaxillary notch, palatum keras dan palatum
lunak, dasar mulut, dan frenulum).
Kegunaan model studi yaitu:
4,19

a. Memberikan gambaran keadaan jaringan keras dan lunak rongga mulut
pasien dalam bentuk tiga dimensi.
b. Media untuk mempelajari hubungan oklusal dari lengkung rahang pasien.
c. Media untuk mempelajari ukuran gigi, posisi gigi, bentuk gigi, dan
hubungan rahang pasien.
d. Media untuk mempelajari jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulut
pasien dari pandangan lingual saat gigi oklusi.
e. Media untuk membandingkan keadaan rongga mulut pasien sebelum
dilakukan perawatan dan setelah dilakukan perawatan.
f. Media untuk menjelaskan keadaan pasien.
g. Rekam medis legal mengenai keadaan lengkung rahang pasien untuk
keperluan asuransi, gugatan hukum, dan forensik.

2.1.2 Model Kerja
Model kerja umumnya terbuat dari dental stone atau gips tipe III yang
memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan selama prosedur laboratoris
karena digunakan sebagai media pembuatan gigitiruan lepasan atau gigitiruan yang
berbasis akrilik.
4,8





Universitas Sumatera Utara
9



2.2 Gips
Gips merupakan mineral yang terdapat di alam yang digunakan sebagai bahan
cetak sejak tahun 1844 dan sebagai bahan model gigitiruan sejak tahun 1756.
4,17

Alasan utama penggunaan gips pada bidang kedokteran gigi yaitu karena gips
merupakan bahan yang mudah dimodifikasi secara kemis atau fisis untuk tujuan yang
berbeda. Berdasarkan sifat kimianya, senyawa dasar gips yaitu kalsium sulfat dihidrat
(CaSO
4
2H
2
O), kemudian dipanaskan pada temperatur 110
o
-120
o
C (230
o
-250
o
F)
untuk mengeluarkan air dari kristalisasi sehingga menghasilkan kalsium sulfat
hemihidrat (CaSO
4
H
2
O) dalam bentuk bubuk, dan saat bubuk gips (kalsium sulfat
hemihidrat) dicampur dengan air, terjadi reaksi balik secara kimia yaitu kalsium
sulfat hemihidrat berubah kembali menjadi kalsium sulfat dihidrat.
4,6,10


110
o
-120
o
C
CaSO
4
.2H
2
O CaSO
4
.H
2
O
(Kalsium sulfat dihidrat) (Kalsium sulfat hemihidrat)
CaSO
4
.H
2
O + 1 H
2
O CaSO
4
.2H
2
O + panas
(Kalsium sulfat hemihidrat) (Kalsium sulfat dihidrat)

Terdapat dua metode pengapuran gips, yaitu untuk menghasilkan -
hemihidrat dan -hemihidrat. Pengapuran gips pada temperatur 125
o
C akan
menghasilkan kristal yang padat, kurang berporus, dan kristal dengan bentuk
prismatik, yang disebut dengan -kalsium sulfat hemihidrat yang digunakan sebagai
bahan pembuatan model kerja.
3,4,6
Pengapuran gips pada temperatur 115
o
C akan
menghasilkan hemihidrat yang berporus, relatif kecil, dan kristal yang tidak teratur,
disebut dengan -kalsium sulfat hemihidrat yang digunakan sebagai bahan
pembuatan model studi.
3,4,6

Gips diproduksi menjadi beberapa jenis, yaitu plaster, stone, high-strength
stone, dan bahan tanam berdasarkan sifat fisiknya. Perbedaan utama pada sifat fisik
gips yaitu tergantung pada variasi ukuran, bentuk, dan porositas bubuk gips yang
dihasilkan dari proses pengapuran yang berbeda.
4
Universitas Sumatera Utara
10



2.2.1 Jenis-jenis Gips
Berdasarkan spesifikasi ADA No. 25 terdapat 5 jenis gips, yaitu:
4,6

1. Impression Plaster (Tipe I)
Plaster cetak jarang digunakan lagi sebagai bahan cetak dalam kedokteran gigi
karena telah digantikan oleh bahan yang kurang kaku seperti hidrokoloid dan
elastomer.
4,6

2. Model Plaster (Tipe II)
Gips tipe II umumnya digunakan sebagai bahan membuat model studi dan
bahan untuk mengisi kuvet dalam pembuatan gigitiruan.
4,6
Gips tipe II dihasilkan dari
gips yang dipanaskan pada suhu 110
o
C-120
o
C sehingga menghasilkan senyawa
-hemihidrat yang porus, mempunyai bentuk yang tidak teratur dan jarak antar
partikel yang besar yang menyebabkan reaksi pengerasan memerlukan banyak air.
6
3. Dental Stone (Tipe III)
Gips tipe III merupakan hasil dari gips yang dipanaskan pada temperatur
125
o
C di bawah tekanan atmosfer sehingga mengalami dehidrasi dan kandungan
airnya akan berkurang, senyawa yang dihasilkan dari proses tersebut yaitu -
hemihidrat yang terdiri dari kristal yang padat, bentuknya teratur, kurang berporus,
dan kristal dengan bentuk prismatik. Karakteristik yang dimiliki oleh -hemihidrat
menyebabkan gips ini membutuhkan jumlah air yang lebih sedikit dan memiliki
kekuatan lebih besar dibandingkan dengan gips tipe II, sehingga gips tipe III sering
digunakan sebagai bahan pembuatan model kerja.
3,4,6
Kekuatan kompresi minimal 1 jam pada gips tipe III yaitu sebesar 20,7 MPa,
tetapi tidak melebihi 34,5 MPa.
6
Berdasarkan spesifikasi ADA No. 25, setting
expansion gips tipe III setalah 2 jam pengerasan yaitu sebesar 0.00% - 0.20% dan
besar rasio W:P yaitu sebesar 28 ml 30 ml air : 100 gram gips.
4,6

4. Dental Stone, High Strength (Tipe IV)
Gips tipe IV terdiri dari partikel -hemihidrat jenis Densite yang berbentuk
kuboidal serta daerah permukaan yang lebih kecil dibandingkan gips tipe III. Gips
tipe IV digunakan sebagai bahan pembuatan die stones karena gips ini memiliki
Universitas Sumatera Utara
11



kekuatan dan kekerasan yang cukup untuk tahan terhadap daya abrasi saat
penggunaan instrumen yang tajam, serta memiliki setting expansion yang minimal.
4,6

5. Dental Stone, High Strength, High Expansion (Tipe V)
Kekuatan kompresi yang dimiliki gips tipe V lebih besar dibandingkan
kekuatan kompresi gips tipe IV karena penurunan rasio W:P pada gips tipe V. Setting
expansion pada gips tipe V juga ditingkatkan karena logam campur yang baru, seperti
basis logam, memiliki pengerutan pengecoran yang lebih besar dibandingkan logam
campur mulia konvensional sehingga dibutuhkan ekspansi yang lebih besar pada
stone yang digunakan untuk die untuk mengimbangi pengerutan pemadatan logam
campur.
4,6


Tabel 1. JENIS-JENIS GIPS
5,6

Jenis gips Rasio W:P Setting
time
(min)
2-Hr setting
expansion (%)
1-Hr compressive
strength
Min Max (MPa) (psi)
I. Plaster,
impression
0.40 0.75 41 0.00 0.15 4.0 580
II. Plaster, model 0.45 0.50 124 0.00 0.30 3.0 1300
III. Dental stone 0.28 0.30 124 0.00 0.20 20.7 3000
IV. Dental stone,
high strengths
0.22 0.24 124 0.00 0.10 34.5 5000
V. Dental stone,
high strength, high
expansion
0.18 0.22 124 0.10 0.30 48.3 7000

2.2.2 Karakteristik Gips
Karakteristik gips meliputi:
a. Setting time
Waktu pengerasan gips dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu initial setting
time dan final setting time. Initial setting time merupakan interval antara waktu
pencampuran gips dan waktu ketika adonan tidak dapat lagi dituangkan ke dalam
master mold sehingga initial setting time identik dengan waktu kerja dari gips. Secara
klinis, initial setting time dapat diamati saat adonan sudah kehilangan kilapnya, hal
ini terjadi karena reaksi kimia dari hemihidrat yang bergabung dengan air
Universitas Sumatera Utara
12



menyebabkan partikel hemihidrat menarik permukaan air. Initial setting time berkisar
diantara 8 16 menit dari waktu pencampuran air dan bubuk gips sesuai dengan
spesifikasi ADA No. 25. Final setting time dapat didefinisikan sebagai waktu
konversi hemihidrat menjadi dihidrat secara sempurna atau secara klinis produk gips
dapat dikeluarkan dari master mold dan dapat dimanipulasi tanpa terjadi distorsi atau
fraktur.
3,4

b. Kekuatan kompresi
Kekuatan gips umumnya dinyatakan dengan istilah kekuatan kompresi, yang
diartikan sebagai kemampuan gips untuk menahan fraktur.
6
Kekuatan gips
dipengaruhi oleh bentuk kristal, porositas kristal, dan rasio W:P.
4
Peningkatan
porositas pada partikel mengakibatkan penggunaan air menjadi lebih banyak untuk
mengubah hemihidrat menjadi dihidrat sehingga produk gips yang dihasilkan akan
semakin lemah kekuatannya.
4,6

c. Perubahan dimensi
Perubahan dimensi pada gips merupakan hasil dari setting expansion, yang
disebabkan oleh hasil dari pertumbuhan kristal gips yang saling menimpa dan saling
mendorong keluar.
9,10

d. Kekerasan permukaan dan ketahanan terhadap abrasi
Kekerasan permukaan dan ketahanan terhadap abrasi gips dapat
mempengaruhi keakuratan model yang digunakan untuk mempelajari oklusi pasien
dan pembuatan gigitiruan.
3
Kedua karakteristik tersebut berkaitan dengan kekuatan
kompresi, jika kekuatan kompresi meningkat, kekerasan permukaan dan ketahanan
terhadap abrasi juga akan meningkat.
3

e. Detail reproduksi
Gips harus mampu memproduksi detail bahan cetak yang baik agar dapat
menghasilkan model kerja yang akurat. Berdasarkan spesifikasi ADA No. 25, gips
tipe I dan II dapat menghasilkan celah dengan lebar 75m dan gips tipe III, IV dan V
dapat menghasilkan celah dengan lebar 50 m.
20



Universitas Sumatera Utara
13



2.3 Kekuatan Kompresi
Kekuatan gips umumnya dinyatakan dalam istilah kekuatan kompresi yang
diukur dengan cara menekan sampel dengan alat uji tekan hingga pecah. Terdapat
dua macam kekuatan gips berdasarkan teori pengerasan, yaitu kekuatan basah dan
kekuatan kering.
6
Kekuatan basah merupakan kekuatan yang diperoleh bila masih
terdapat kelebihan air selama proses pengerasan gips. Kekuatan kering merupakan
kekuatan yang diperoleh setelah gips dikeringkan selama 24 jam. Hasan RH dan
Mohammad KA (2005) menyatakan bahwa proses pengeringan untuk mencapai
kekuatan kering yaitu selama tujuh hari, namun tidak ada perbedaan kekuatan
kompresi setelah pengeringan selama 24 jam dan tujuh hari.
7

Pengujian sampel menggunakan alat uji tekan. Pengujian dilakukan dengan
menekan sampel hingga pecah, kemudian besar beban dicatat dari alat uji tekan
dalam satuan kilogram force (kgf). Hasil pengujian kekuatan dihitung dan dicatat
dalam satuan Mega Pascal (Mpa).

2.4 Perubahan Dimensi
Dimensi adalah parameter atau pengukuran yang dibutuhkan untuk
mendefinisikan sifat-sifat suatu objek, yaitu ukuran seperti panjang, lebar, dan tinggi,
serta bentuk. Perubahan dimensi dapat diukur secara volumetrik dan linear yang
biasanya dinyatakan dalam persentase panjang atau volume akhir dibandingkan
dengan panjang atau volume-volume dari suatu objek. Perubahan dimensi linear lebih
mudah dan sederhana untuk diukur dibandingkan dengan perubahan dimensi
volumetrik.
3

Perubahan dimensi gips merupakan perubahan ukuran pada gips selama
proses pengerasan.
3
Kristal gips yang terbentuk selama proses pengerasan yaitu
berbentuk sperulitik, kristal ini saling menimpa satu sama lain dan mencoba untuk
mendorong kristal yang lain agar terpisah sehingga terjadi ekspansi selama proses
pengerasan sehingga menyebabkan perubahan dimensi pada gips.
10

Pengukuran perubahan dimensi menggunakan traveling microscope. Setiap
sampel dilakukan tiga pengukuran, yaitu pengukuran panjang garis cd-cd pada garis
Universitas Sumatera Utara
14



A, pengukuran panjang garis cd-cd pada garis B, dan pengukuran panjang garis cd-
cd pada garis C. Hasil pengukuran dijumlahkan kemudian didapatkan rata-ratanya.
Hasil rata-rata dari setiap sampel dimasukkan ke dalam rumus, yaitu:
3

l
1
l
0
x 100 = %
l
0

dimana:
l
1
= rata-rata panjang garis pada setiap sampel (mm)
l
0
= panjang garis pada stainless steel die (mm)

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Kompresi dan Perubahan
Dimensi Gips

2.5.1 Suhu Ruangan dan Suhu Air
Perubahan suhu ruangan dan suhu air dapat memberikan pengaruh pada gips
selama proses pengerasan. Peningkatan suhu ruangan dan suhu air dapat
menyebabkan pergerakan ion kalsium dan ion sulfat meningkat sehingga setting time
menjadi lebih singkat. Peningkatan suhu ruangan yang berawal 20
o
C menjadi 37
o
C
dapat meningkatkan kecepatan reaksi pengerasan sehingga setting time menjadi lebih
singkat dan setting expansion menjadi lebih besar, tetapi suhu yang meningkat diatas
37
o
C dapat menurunkan kecepatan reaksi pengerasan dan setting time menjadi lebih
lama, serta setting expansion menjadi lebih kecil. Peningkatan suhu air (tidak
melebihi 37.5
o
C) yang digunakan sebagai campuran gips dapat mempersingkat
setting time, tetapi jika suhu air diatas 37.5
o
C dapat memberikan efek retarder pada
pengerasan gips. Tetapi secara umum peningkatan dan penurunan suhu ruangan dan
suhu air yang digunakan tidak memberikan pengaruh yang bermakna pada kekuatan
gips.
3,4,6,20

2.5.2 Rasio W:P
Rasio W:P merupakan faktor penting dalam mempengaruhi sifat fisik dan
sifat kimia dari produk akhir gips, misalnya semakin besar rasio W:P maka semakin
Universitas Sumatera Utara
15



lama waktu pengerasan dan semakin lemah produk gips karena semakin banyak air
yang digunakan sebagai campuran adonan gips maka dapat menimbulkan porus atau
lubang yang lebih besar sehingga kekuatan gips akan menurun, serta setting
expansion menjadi lebih kecil karena semakin meningkat rasio W:P maka semakin
sedikit nukleus kristalisasi per unit volume yang ada dan karena dapat dianggap
bahwa ruangan antar-nukleus lebih besar pada keadaan tersebut, maka pertumbuhan
interaksi kristal-kristal dihidrat akan semakin sedikit, demikian juga dorongan
keluar.
4,6
Sebaliknya, penurunan rasio W:P dapat menyebabkan peningkatan kekuatan
kompresi dan setting expansion menjadi lebih besar karena kandungan air menjadi
lebih sedikit sehingga jarak antar kristal menjadi lebih dekat, dan hal tersebut
menyebabkan dorongan antar kristal menjadi lebih desar.
4-6
Oleh karena itu rasio air
dan bubuk perlu diperhatikan sesuai dengan aturan pabrik, contohnya rasio W:P
untuk gips tipe III yaitu 28 ml air 30 ml air : 100 gram gips.
6

2.5.3 Waktu dan Kecepatan Pengadukan
Metode pengadukan yang tepat adalah dengan menambahkan air yang sudah
diukur terlebih dahulu kemudian diikuti dengan penambahan bubuk yang telah
ditimbang secara bertahap. Adonan gips diaduk selama kurang lebih 15 detik dengan
kecepatan pengadukan 120 rpm menggunakan spatula dan diikuti dengan pengadukan
mekanik selama 20-30 detik dengan kecepatan 450 rpm menggunakan mixer.
5,6,21

Pengadukan adonan gips yang tidak adekuat sering dilakukan oleh dokter gigi dan
laboran karena takut adonan akan mengeras sebelum dituang ke dalam cetakan
alginate atau bahan elastomer sehingga memberi pengaruh pada kekuatan gips.
4
Bila
pengadukan adonan gips hanya menggunakan spatula, sebaiknya dilanjutkan dengan
menggunakan vibrator untuk mencegah terbentuknya porus-porus yang dapat
mengakibatkan produk gips menjadi lemah dan tidak akurat.
Peningkatan waktu dan kecepatan pengadukan akan mengakibatkan waktu
pengerasan menjadi lebih singkat, peningkatan kekuatan kompresi, dan setting
expansion menjadi lebih besar.
4
Namun bila waktu pengadukan melebihi 1 menit
akan menyebabkan pecahnya kristal-kristal gips yang telah terbentuk sehingga lebih
Universitas Sumatera Utara
16



sedikit jalinan kristal yang terbentuk pada hasil akhir dan kekuatan kompresi gips
akan menurun.
6

2.5.4 Aselerator
Aselerator merupakan bahan kimia yang dapat mempercepat reaksi
pengerasan. Penambahan aselerator membuat dihidrat kurang larut dibandingkan
hemihidrat yang menyebabkan reaksi pengerasan bergerak menuju dihidrat sehingga
reaksi pengerasan menjadi lebih cepat.
3
Beberapa contoh aselerator yaitu natrium
klorit 2%, natrium sulfat 3,4%, kalium sulfat dengan konsentrasi di atas 2%, dan
kalsium sulfat yang diperoleh dari pemakaian slurry water (air yang mengandung
partikel kalsium sulfat).
3,4,6
Penambahan bahan aselerator dapat mengurangi kekuatan
dari gips karena senyawa tersebut dapat mempengaruhi kemurnian serta mengurangi
kohesi antar-kristal dan secara umum dapat mengurangi ekspansi selama proses
pengerasan.
6


2.6 Slurry Water
Slurry water merupakan salah satu aselerator yang memiliki kandungan
kalsium sulfat dihidrat yang diperoleh dengan cara melarutkan potongan gips dengan
aquadestilata.
3,4,13
CaSO
4
.2H
2
O (kalsium sulfat dihidrat) yang dilarutkan dengan
aquadestilata akan menguraikan ion Ca
2+
dan ion (SO4)
2-
, serta pelepasan molekul
air dengan reaksi kimia sebagai berikut:
22


CaSO
4
.2H
2
O Ca
2+
+ (SO
4
)
2
+ 2H
2
O

Menurut Bradley dkk (1982), konsentrasi slurry water yang digunakan
sebagai aselerator gips yaitu sebesar 2% untuk mempersingkat initial setting time
menjadi 2 menit 15 detik 15 detik dan final setting time menjadi 4 menit 15 detik
15 detik.
12
Kalsium sulfat yang diperoleh dari hasil uraian kalsium sulfat dihidrat jika
ditambahkan pada gips berperan sebagai katalis yang menyebabkan partikel kalsium
sulfat dihidrat terbentuk lebih cepat, lebih tipis, lebih pendek sehingga dapat
Universitas Sumatera Utara
17



mempersingkat setting time dan pembuatan model kerja menjadi lebih cepat.
4,13

Kalsium sulfat yang terkandung di dalam slurry water dapat menyebabkan
peningkatan nukleus kristalisasi (kalsium sulfat dihidrat) sehingga terjadi peningkatan
ikatan kristal dengan air yang menyebabkan penurunan kadar air dan terjadi
peningkatan kekuatan kompresi.
3,23
Selain itu, kalsium sulfat berperan sebagai katalis
inti kristalisasi yang menyebabkan kristal dihidrat menjadi lebih tipis dan pendek
sehingga ruang antar kristal menjadi lebih besar, maka pertumbuhan interaksi antar
kristal menjadi berkurang, demikian juga dorongan antar kristal, hal ini menyebabkan
penurunan ekspansi selama proses pengerasan.
6,13



2.7 Air Bersih
Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, sehingga jika
kebutuhan air tersebut baik dalam segi kuantitas maupun kualitas belum tercukupi,
dapat memberikan dampak yang besar terhadap kesehatan maupun sosial. Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 416, air bersih merupakan yang digunakan
untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak.
16


2.7.1 Syarat
Syarat kesehatan air bersih meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi,
radioaktif, dan fisik.
16

a. Bakteriologis
Kadar maksimum mikrobiologik pada air bersih yaitu sebesar 10 per 100 ml.
b. Kimia
Air minum mengandung bahan-bahan kimia yang sudah ditentukan, seperti
kimia organik, detergen, dan pestisida.
c. Radioaktifitas
Air bersih mengandung bahan radioaktif, yaitu gross alpha activity (0,1
bq/liter) dan gross beta activity (1 bq/liter).

Universitas Sumatera Utara
18



d. Fisik
Syarat fisik air bersih yaitu tidak berbau, tidak berasa, kadar warna yaitu 50
dengan skala TCU, temperatur sebesar 3
o
C, kadar maksimum kekeruhan yaitu 25
NTU, dan kadar maksimum jumlah zat padat terlarut yaitu sebesar 1500 mg/L.

2.7.2 Kandungan Kimia
Tabel 2. KANDUNGAN KIMIA AIR BERSIH
16

Parameter Satuan Kadar maksimum yang
diperbolehkan
Air raksa mg/liter 0,001
Besi mg/liter 1,0
Fluorida mg/liter 1,5
Kadnium mg/liter 0,005
Kalsium karbonat (CaCO
3
) mg/liter 500
Klorida mg/liter 600
Kromium, valensi 6 mg/liter 0,05
Mangan mg/liter 0,5
Nitrat, sebagai N mg/liter 10
Nitrit, sebagai N mg/liter 1,0
Ph - 6,5-9,0
Selenium mg/liter 0,01
Seng mg/liter 15
Sianida mg/liter 0,1
Sulfat mg/liter 400
Timbal mg/liter 0,05
Universitas Sumatera Utara
19



2.7.2.1 Kalsium Karbonat (CaCO
3
)
Kalsium dalam air mempunyai kemungkinan bersenyawa dengan bikarbonat,
sulfat, khlorida, dan nitrat. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
416/MENKES/PER/IX/1990, nilai ambang batas kalsium karbonat (CaCO
3)
pada air
bersih yaitu maksimal sebesar 500 mg/liter.
16

Kalsium karbonat yang terkandung di dalam air bersih memiliki sifat
kelarutan yang tinggi di dalam air yang artinya kalsium karbonat membuat air mudah
terdispensasi diantara kristal gips (untuk menyediakan tempat nukleasi bagi dihidrat
yang baru dibentuk) sehingga menurunkan kadar air pada adonan gips dan
meningkatkan kekuatan kompresi gips.
23
Kalsium karbonat juga berperan sebagai
katalis inti kristalisasi yang menyebabkan kristal dihidrat menjadi lebih tipis dan
pendek sehingga ruang antar kristal menjadi lebih besar, maka pertumbuhan interaksi
antar kristal menjadi berkurang, demikian juga dorongan antar kristal, hal ini
menyebabkan penurunan ekspansi selama proses pengerasan.
6,13


2.7.3 Peran Air dalam Prosedur Pembuatan Model
Air merupakan bahan yang sering digunakan dalam prosedur pembuatan
model, seperti pada tahap pembuatan model studi, pembuatan model kerja, dan proses
trimming. Pemilihan pemakaian air harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi
kualitas akhir model kerja dan dokter gigi atau laboran umumnya menggunakan air
bersih sebagai campuran gips pada tahap pembuatan model kerja.
13
Berdasarkan
penelitian Sabooni dkk, pemakaian air bersih tidak dianjurkan sebagai campuran gips
pada pembuatan model kerja karena dapat mempengaruhi kualitas akhir dari model
kerja.
11
Sabooni dkk menganjurkan pemakaian aquadestilata sebagai campuran gips
untuk meningkatkan kekerasan permukaan model kerja.
13





Universitas Sumatera Utara
20



2.8 Landasan Teori















Pembuatan Model
Model Studi
Bahan
Gips Air
Gips Tipe IV
Sifat-sifat
Sifat Kemis
Karakteristik
Sifat Fisis Setting
Time
Kekuatan
Kompresi
Perubahan
Dimensi
Faktor Yang Mempengaruhi
Suhu Ruangan
dan Suhu Air
Rasio W:P Waktu dan Kecepatan
Pengadukan
Aselerator
Natrium Klorit 2% Kalium Sulfat Natrium Sulfat Kalsium Sulfat
Slurry Water
Sulfat
Kalsium Karbonat
(CaCO3)



Air Bersih
Syarat Kandungan Peran
Uji Kompresi Uji Perubahan Dimensi
Apakah ada pengaruh pemakaian slurry water dan
air bersih terhadap kekuatan kompresi dan perubahan
dimensi gips tipe III sebagai bahan model kerja
gigitiruan?
Model Kerja
Gips Tipe I Gips Tipe V Gips Tipe III Gips Tipe II
Detail
reproduksi
Kekerasan permukaan dan
ketahanan terhadap abrasi
Universitas Sumatera Utara
21



2.9 Kerangka Konsep






































Kalsium sulfat
Air bersih
Kalsium karbonat
Slurry water
Taqa AA et al, Al-Rafidain
Dent J 2012:
Peningkatan nukleus
kristalisasi (kalsium sulfat
dihidrat)
Sabooni MR et al, J.
Med Sci 2007:
Sebagai katalis inti
kristalisasi
Taqa AA et al, Al-Rafidain
Dent J 2012:
Air lebih mudah dikeluarkan dari
ikatan antar partikel gips
Peningkatan ikatan
kristal (kalsium sulfat
dihidrat) dengan air
Peningkatan
kekuatan kompresi
gips
Penurunan kadar air
Kristal dihidrat
menjadi lebih
tipis dan pendek
Text book Anusavice KJ
2007: Ruang antar kristal
menjadi lebih besar
Interaksi antar
kristal menjadi
berkurang
Dorongan antar
kristal
berkurang
Ekspansi tidak
terlalu besar
Peningkatan
kekuatan kompresi
gips
Penurunan kadar air
Menyediakan tempat
untuk nukleasi dihidrat
yang baru terbentuk
Ada pengaruh pemakaian slurry water dan air bersih terhadap
kekuatan kompresi dan perubahan dimensi gips tipe III pada
pembuatan model kerja gigitiruan.
Universitas Sumatera Utara
22



2.10 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan di atas maka dapat dapat disusun hipotesis penelitian
bahwa:
1. Ada pengaruh pemakaian slurry water dan air bersih terhadap kekuatan
kompresi gips tipe III.
2. Ada pengaruh pemakaian slurry water dan air bersih terhadap perubahan
dimensi gips tipe III.






















Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai