Anda di halaman 1dari 31

PENEGAKAN DISIPLIN

KEDOKTERAN
OLEH MKDKI & CONTOH KASUS
Dr. SABIR ALWY, SH, MH
Wakil Ketua MKDKI
TUJUAN UU PRAKTIK
KEDOKTERAN

Memberi perlindungan kepada pasien;

Mempertahankan dan meningkatkan mutu


pelayanan medis yang diberikan oleh
dokter dan dokter gigi; dan

Memberikan kepastian hukum kepada


masyarakat, dokter dan dokter gigi
BAGAIMANA DENGAN
UNDANG-UNDANG
PRAKTIK KEDOKTERAN
MENGATUR APA SAJA?
I. MENGATUR PROFESI/ETIK KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN GIGI

PASAL 1 (ANGKA 11)


Profes !e"o!#er$% $#$& !e"o!#er$% '' $"$($) s&$#& *e!er+$$%
!e"o!#er$% $#$& !e"o!#er$% '' ,$%' "($!s$%$!$% -er"$s$r!$%
s&$#& !e(.&$%/ !o.*e#e%s ,$%' "*ero(e) .e($(& *e%""!$%
,$%' -er+e%+$%'/ "$% !o"e e#! ,$%' -ersf$# .e($,$% .$s,$r$!$#.

PASAL 0
.e($!&!$% *e.-%$$% -ers$.$ #er)$"$* "o!#er "$% "o!#er ''
.e%'e%$ *e($!s$%$$% e#!$ *rofes ,$%' "#e#$*!$% o(e)
or'$%s$s *rofes

PASAL 10
$*$-($ "$($. *e.er!s$$% "#e.&!$% *e($%''$r$% e#!$/
MKDKI .e%er&s!$% *e%'$"&$% *$"$ or'$%s$s *rofes

DSB
II. MENGATUR DISIPLIN KEILMUAN KEDOKTERAN 2
KEDOKTERAN GIGI
BAB 3III
Ds*(% Ke"o!#er$% 2 Ke"o!#er$% G'
P$s$( 44-56
M$+e(s Ke)or.$#$% Ds*(% Ke"o!#er$% I%"o%es$ "$% Pro7%s
(Ber!$#$% "'% T$#$ 8$r$ Pe%e'$!$% Ds*(% I(.& Ke"o!#er$% B$'
Do!#er 2 Do!#er G')
P$s$( 99
S#$%"$r "$% Pe($,$%$%
P$s$( 94
Perse#&+&$% T%"$!$% Me"s (I%for.e" 8o%se%#)
P$s$( 91-95
Re!$. Me"s
P$s$( 90
R$)$s$ Ke"o!#er$%
"s-
III. MENGATUR MENGENAI :UKUM
KEDOKTERAN 2 KEDOKTERAN GIGI
BAB ; KETENTUAN PIDANA
BAB 3I MENGATUR TENTANG REGISTRASI
DOKTER DAN DOKTER GIGI
BAB 3II PEN<ELENGGARAAN PRAKTIK
KEDOKTERAN (SURAT IJIN PRAKTIK)
"s-
:UBUNGAN :UKUM DOKTER DENGAN PASIEN
DOKTER
PRODUSEN
JASA
:AK 2
KE=AJIBAN
DOKTER
PASIEN
KONSUMEN
JASA
:AK 2
KE=AJIBAN
PASIEN
OB<EK UPA<A
<ANKES
8ERMAT
:ATI-:ATI
TRANSAKSI TERAPEUTIK
SALING
BERKOMUNIKASI
SURAT
-INFORMED CONSENT
-MEDICAL RECORD (RM)
ETIK, DISIPLIN DAN HUKUM
ETIK DISIPLIN HUKUM
1. Dibuat dan disepakati !e"
#$anisasi p#%esi (IDI)
&. 'de Etik
(. Diatu#) n#*a p#i!aku
pe!aksanaan p#%esi
+. Sanksi) ,aitu *#a!
psik!$is
-. .an$ *en$adi!i / Ikatan0
#$anisasi p#%esi te#kait1
Ma2e!is 'e"#*atan Etik
'edkte#an (M'E')) 3anitia
3e#ti*ban$an dan
3e*binaan Etik 'edkte#an
(3(E')
1. O#$anisasi 3#%esi.


&. Standa# 3#%esi
(. Diatu#) N#*a 3#i!aku
pe!aksana p#%esi
+. Sanksi *#a! psik!$is
dan te$u#an 0
pen4abutan
-. .an$ *en$adi!i / 5adan
,an$ dibentuk/Ma2e!is
'e"#*atan Disip!in
'edkte#an 3#6insi dan
Ma2e!is 'e"#*atan
Disip!in 'edkte#an
3usat
1. Dibuat !e" 3e*e#inta" dan
De7an 3e#7aki!an Rak,at
&. UU) 33) 'epp#es) dsb
(. Diatu#) n#*a p#i!aku *anusia
pada u*u*n,a
+. Untuk pidana/ *ati0 kun2un$an)
pen2a#a) denda Untuk 3e#data/
$anti #u$i Ad* / te$u#an0
pen4abutan
8. 3en$adi!an /
3e#data / $u$atan ke
pen$adi!an
3idana / !ap#an0 tuntutan
Ad* / $u$atan ke pen$adi!an
PERAN MKDKI DLM PRAKTIK
KEDOKTERAN
1. Lembaga yang berwenang untuk menentukan
ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter
dan dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu
kedokteran dan kedokteran gigi.
2. Untuk menegakkan disiplin dokter dan dokter
gigi dalam penyelenggaraan praktik
kedokteran yaitu penegakan aturan-aturan
atau ketentuan penerapan keilmuan
kedokteran
TUGAS MKDKI
1. Menerima pengaduan, memeriksa, dan
memutuskan kasus pelanggaran disiplin
dokter dan dokter gigi yang diajukan.
2. Menyusun pedoman dan tata cara
penanganan kasus pelanggaran disiplin
dokter dan dokter gigi.
ALUR TATA 8ARA PENANGANAN KASUS PELANGGARAN
DISIPLIN KEDOKTERAN OLE: MAJELIS PEMERIKSA A=AL
Se#$* or$%' $#$&
!e*e%#%'$% ,$%'
"r&'!$%
Pe%'$"&$%
Ter#&(s/Ls$%
Pe%e#$*$% M$+e(s
Pe.er!s$ A>$(
Pe.er!s$ A>$(
Me%o($! !$re%$ :$(-
)$( ?
Pe($%''$r$% E#! Pe($%''$r$% Ds*(%
P E L A K S A N A A N K E P U T U S A N
Ke*$"$
Pe%'$"&
Se!re#$r$# MKDKI/ MKDKI
Pro7
Pe%e#$*$% M$+e(s Pe.er!s$
o(e) Ke#&$ MKDKI
Or'$%s$s Profes
ALUR TATA 8ARA PENANGANAN PELANGGARAN DISIPLIN
KEDOKTERAN OLE: MAJELIS PEMERIKSA DISIPLIN
Pe.er!s$$% A>$(
Pe($%''$r$% Ds*(%
Pe%e#$*$% M$+e(s
Pe.er!s$ o/Ke#&$
MKDKI
Pe.er!s$$%
Proses Pe.-&!#$%
KEPUTUSAN
Be-$s / #"$!
-ers$($)
Per%'$#$% #er#&(s
Re!o.e%"$s
*e%@$-&#$% SIP/STR
Me%'!&# Pe%""!$%/
*e($#)$%
P E L A K S A N A A N K E P U T U S A N
Se!re#$r$#
MKDKI/MKDK-P
Se!re#$r$#
MKDKI/MKDKI-P
Se!re#$r$#
MKDKI/MKDKI-P
Se!re#$r$#
MKDKI/MKDKI-P
KKI
STR
D%!es
K$-/Ko#$
SIP
KKI
Do!#er/ "o!#er
''
Do!#er/
"o!#er ''
Do!#er/
"o!#er ''
I%s##&s
Pe%""!$%
Ko(e'&.
DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIK
KEDOKTERAN/ :ARUS DILAKUKAN SESUAI
DENGAN?
1. STANDAR PELA<ANAN/
A. STANDAR PROFESI DAN
B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SUMBER: UUPK
BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN
1. TIDAK KOMPETEN/ 8AKAP
A. TIDAK MERUJUK
B. PENDELEGASIAN KPD NAKES <G TDK KOMPETEN
9. DR/ DRG PENGGANTI TDK BERITA:U KE PASIEN/
TDK PUN<A SIP
4. TDK LAIK PRAKTIK (KESE:ATAN FISIK 2 MENTAL)
1. KELALAIAN DLM PENATALAKSANAAN PASIEN
5. PEMERIKSAAN DAN PENGOBATAN BERLEBI:AN
0. TDK BERIKAN INFORMASI <G JUJUR
C. TDK ADA INFORMED 8ONSENT
16. TDK BUAT/ SIMPAN REKAM MEDIK
11. PENG:ENTIAN KE:AMILAN TANPA INDIKASI MEDIS
1A. EUT:ANASIA
1B. PENERAPAN PELA<ANAN <G BLM DITERIMA KEDOKTERAN
19. PENELITIAN KLINIS TANPA PERSETUJUAN ETIS
14. TDK MEMBERI PERTOLONGAN DARURAT
11. MENOLAK/ MENG:ENTIKAN PENGOBATAN TANPA ALASAN <G
SA:
15. MEMBUKA RA:ASIA MEDIS TANPA IDIN
10. BUAT KETERANGAN MEDIS TDK BENAR
1C. IKUT SERTA TINDAKAN PEN<IKSAAN
BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN
A6. PERESEPAN OBAT PSIKOTROPIK/NARKOTIK TANPA
INDIKASI
A1. PELE8E:AN SEKSUAL/ INTIMIDASI/ KEKERASAN
AA. PENGGUNAAN GELAR AKADEMIK/ SEBUTAN PROFESI/
PALSU
AB. MENERIMA KOMISI T:D RUJUKAN/ PERESEPAN
A9. PENGIKLANAN DIRI <G MEN<ESATKAN
A4. KETERGANTUNGAN NAPDA
A1. STR/ SIP/ SERTIFIKAT KOMPETENSI TDK SA:
A5. IMBAL JASA TDK SESUAI TINDAKAN
A0. TDK BERIKAN DATA/ INFORMASI ATAS PERMINTAAN
MKDKI
BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN
STAKEHOLDERS
takeholders yang sangat terkait dalam
menjalankan peran dan tugas M!"!# $

!ementerian !esehatan

!onsil !edokteran #ndonesia %!!#&

"okter dan dokter gigi

'asilitas pelayanan kesehatan

(rganisasi pro)esi dan seluruh organnya

*ersatuan rumah sakit #ndonesia %*ersi&


JUMLAH PENGADUAN KE MKDKI !!"
A#al Se$te%&er !'("
PROFESIONAL MEDIS <G DIADUKAN
BERDASARKAN SPESIALISASI
SUMBER PENGADUAN
MASYARAKAT = 207
INSTITUSI = 9
Dinkes
RS
Depkes
Asuransi
TENKES = !
Dr"Dr#
20
TEMPAT KE$ADIAN
D%M PENGADUAN
Ta&un 2007

$akar'a :
(

Tan#eran# :
)

*ire+,n :
)

Se-aran# :
)

Y,#.akar'a : )

Riau :
)

S,r,n# :
)
Ta&un 200!

$akar'a :
(

%a-pun# :
)

Sura+a.a :
)

Ban/ar-asin :
)

S,0, :
)
Ta&un 2001

$akar'a :
)0

Tan#eran# : 2

Me2an : )

Ban2un# : )

Ba'a- : )

Ben#ku0u : )

Ka0+ar : )

B,#,r : )

Dep,k : )
Ta&un 2009

$akar'a:)(

$a'i- :3

Kepri :2

Su-u' :4

Su0se0 : )

Su0'en# : )

Ka0+ar : 2

$a+ar : 4

Ban'en : 3

DIY : )
Ta&un 20)0

Tan#eran# : 3

Su-u' : )

Kepri : )

$akar'a : 44

$a+ar : 4

$a'i- : 3

NTB : )

Ka0'i- : )

Su0se0 : )
Ta&un 20))

$akar'a : )(

$a'i- : 3

$a'en# : 2

$a+ar : 2

DIY : )

%a-pun# : )

Su0'en# : )

Su-u' : 2

Su-se0 : )

Tan#eran# : 4

Ba0i : )

Kepri : )

Ta&un 20)2

$akar'a : !

Ban2un# : 3

Kupan# : )

Ma2iun : 2

Sura+a.a : )

Tan#eran# : 3

Pa0e-+an# : )

B,#,r : )

Kepri : )

Dep,k : )

Me2an : )
Ta)u* !'("
Jakarta + (,
Riau + (
Ta*-era*- + !
Pale%&a*- + (
Jate*- + !
Ja&ar + .
Jati% + "
Su%ut + ,
NAD + (
Kal/el + !
Be*-kulu + (
PERMASALAHAN YG DIADUKAN

KOMUNIKASI

INGKAR JANJI
(DISHONESTY/FRAUD)

PENELANTARAN

PEMBIAYAAN

STANDAR PELAYANAN

KASUS RUMAH TANGGA

KOMPETENSI

IKLAN
Pe*a*-a*a* $e*-a0ua* 1a*- tela) 0ilakuka* MKDKI $eri20e !''3 4 A#al Se$t !'(" 56u%la)
ke/eluru)a* !!" $e*-a0ua*7+
a. "" $e*-a0ua* 0i)e*tika* kare*a 0i8a&ut 2le) $e*-a0u 9( tera0u %e*i*--al, ( ti0ak
k22$erati:
&. "! $e*-a0ua* 0it2lak;0ili%$a)ka* ke OP /etela) ta)a$ $e%erik/aa* a#al 0e*-a* ala/a*
a*tara lai*+
(7 $e*-a0ua* ti0ak %e%e*u)i $er/1arata* %i/al*1a $e*-a0u 0a*;atau tera0u ti0ak
0a$at 0iketa)ui ke&era0aa**1a.
!7 ketera*-a*;i*:2r%a/i 0ala% $e*-a0ua* ti0ak le*-ka$.
"7 ti*0aka* %e0i/ ter6a0i /e&elu% UU Praktik Ke02ktera* 0iteta$ka* $a0a ta*--al 3
Okt2&er !''<.
<7 ti0ak ter0a$at 0u-aa* $ela*--ara* 0i/i$li* $r2:e/i
.7 A0a*1a 0u-aa* $ela*--ara* etika $r2:e/i ke02ktera*.
37 02kter;02kter -i-i 1a*- 0ia0uka* ti0ak terre-i/tra/i 0i KKI.
,7 Ga*ti ru-i
c. ))0 pen#a2uan .an# -e0i+a'kan )72 2,k'er"2,k'er #i#i .# '0& -en2apa'kan Kepu'usan
MKDKI :
+& Pa2a 93 'era2u 'i2ak 2i'e-ukan pe0an##aran 2isip0in pr,5esi ke2,k'eran
+& pa2a 7! 'era2u 2i'e-ukan pe0an##aran 2isip0in pr,5esi ke2,k'eran 2en#an /enis
sanksi 2isip0in .an# 2i+erikan:
+. 30 'era2u 2i+eri perin#a'an 'er'u0is6
+. 41 'era2u 2irek,-en2asikan un'uk 2i7a+u' se-en'ara STR"SIP6
+. ! 2ian'ara 'era2u 8a/i+ -en#iku'i pr,#ra- ree2ukasi9
29 31 pen#a2uan -asi& 20- penan#anan sa-pai 2#n A8a0 Sep' 20)4 :2 pen#a2uan MKDKI
P $a'en#;
e9 2 <ran# Tera2u :) 2,k'er 2an ) 2,k'er #i#i; -en#a/ukan Gu#a'an Ke PTUN
CONTOH KASUS I
Melahirkan dalam air (water birth) yang dilakukan ,.
*ermasalahan pada kasus ini$
1. -pakah dapat dibenarkan dan secara yuridis legal.
2. /ara melahirkan dalam air ini belum mempunyai
standar yang dibuat oleh !olegium %standar
pro)esi&
0. 1idak memiliki standar di , %standar pelayanan
dan *(&
2. 1idak dilakukan pengawasan dan siapa yang
bertanggung jawab
CONTOH KASUS II
eorang dokter gigi mengiklankan diri melakukan praktik kedokteran dan
pemberian 3oucher bagi siapa yang berminat. eorang perempuan yang akan
menikah datang ke dokter gigi tersebut dengan meman)aatkan 3oucher untuk
melakukan pemeriksaan karang gigi %skelling&, namun apa yang terjadi selain
dilakukan skelling oleh dokter gigi juga mengangkat plak putih %enamel4& pada
gigi yang tidak melalui in)ormed consent terlebih dahulu. *ihak pasien
keberatan atas pengangkatan plak putih %enamel 4& tersebut.
*ermasalahan pada kasus ini$
1. -pakah praktik kedokteran semacam ini dapat diiklankan.
2. iapa yang bertanggung jawab dalam pengawasannya.
0. -pakah pemberian 3oucher dapat dibenarkan dalam praktik kedokteran.
CONTOH KASUS III
eorang ibu mengeluh perut terasa keras dan datang ke dokter, diagnosis
o3arial cyste dan dianjutkan untuk dioperasi. *asien menderita diabetes melitus.
"iadukan karena diduga melanggar disiplin kedokteran. 5asil pemeriksaan di
M!"!#$
-
"okter memutuskan operasi tanpa indikasi medis
-
1idak ada kista di o3arium
-
-nastesi oleh perawat bukan dokter anastesi
-
Melakukan appendiktomi bukan kewenangannya
-
1idak jujur, mengaku ada perlengketan tetapi tidak ada
-
1idak ada in)ormed consent yang ditandatangani pasien6keluarganya
-
1idak ada #*
-
,ekam medis tidak lengkap
*ermasalahan pada kasus ini$
1. !enapa dokter tetap diberi kesempatan operasi di , walaupun tidak ada
#*, in)ormed consent, anastesi oleh perawat.
2. iapa saja yang bertanggung jawab.
0. ejauh mana pengawasan terhadap dokter dan ,.
CONTOH KASUS IV
eorang bapak ada tumor di usus lalu ditangani oleh dokter bedah dan
disarankan operasi segera. *ersiapan operasi dilakukan di rumah lalu masuk ,
langsung operasi. etelah operasi pasien mengeluh demam, mual, kembung
beberapa hari. Lalu dengan paksa pindah , dan dilakukan operasi ulang,
ditemukan lubang di usus akibat operasi pertama.
*ermasalahan pada kasus ini$
1. -pa benar operasi tumor pada usus cukup persiapan dirumah.
2. "okter tidak ada #* di , tetap operasi dilakukan.
0. -pakah , tidak punya peranan untuk ikut menentukan bila persiapan
operasi tidak cukup.
2. iapa saja yang bertanggung jawab dalam operasi tersebut.
7. 8agaimana pengawasan dokter yang praktik tetapi tidak memiliki #*.
KESIMPULAN
1. Untuk *en4apai p#aktik kedkte#an ,an$ baik) *aka pe#an
se#ta se!u#u" pi"ak ,an$ te#kait "a#us be#2a!an den$an baik.
&. Tan$$un$ 2a7ab atas adan,a pe!an$$a#an-pe!an$$a#an
da!a* pe*be#ian pe!a,anan p#aktik kedkte#an tidak se*ata-
*ata !e" dkte# tetapi !e" se!u#u" pi"ak te#kait tu#ut
be#tan$$un$ 2a7ab) k"ususn,a Ru*a" Sakit.
(. 3e#anan M'D'I seba$ai !e*ba$a pene$ak disip!in
kedkte#an ada!a" untuk *e*pe#ta"ankan dan *en2a$a *utu
pe!a,anan *edis.
Terima
Kasih
Click icon to add picture
Curiculum Vitae
Na-a : DR9 Sa+ir A08.= S>9 M>
A0a-a' : K,nsi0 Ke2,k'eran In2,nesia :MKDI;
Pen2i2ikan : S) Uni? >asanu22in
S2 UGM
S4 Uni? Air0an##a

Peker/aan : D,sen Te'ap Uni? >asanu2in

D,sen %uar Biasa :

Uni? $a.a+a.a $akar'a

Uni? >an#'ua& Sura+a.a

Uni? Uns,e2 Pur8eker',

@aki0 Ke'ua Ma/e0is Ke&,r-a'an Disip0in


Ke2,k'eran In2,nesia

Anda mungkin juga menyukai