Anda di halaman 1dari 4

Mengenal Asal Usul Sejarah 1 Januari

Sebagai Perayaan Tahun Baru



KHUTBAH PERTAMA :


Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Pada kesempatan yang mulia ini, di tempat yang mulia, dan di hari yang mulia ini, marilah kita selalu
menjaga dan meningkatkan mutu keimanan dan kualitas ketakwaan kita kepada Allah dengan sebenar-
benarnya, yaitu ketakwaan yang dibangun karena mengharap keridhaan Allah Subhanahu Wataala dan bukan
keridhaan manusia, ketakwaan yang dilandasi karena ilmu yang bersumber dari al-Qur`an dan Sunnah
Rasulullah, dan ketakwaan yang dibuktikan dengan amal perbuatan dengan cara menjalankan setiap perintah
Allah dan NabiNya karena mengharap rahmat Allah Subhanahu Wataala dan berusaha semaksimal mungkin
menjauhi dan meninggalkan setiap bentuk larangan Allah dan NabiNya karena hanya mengharap ridha Allah
SWT.
Shalawat dan salam senantiasa terlimpahkan terhadap Rasulullah SWT sebagai satu-satunya Rasul
yang membawa rahmat bagi seluruh alam, yang mampu merubah dari akhlak jahiliyah menjadi akhlak islamiyah.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Allah SWT berfirman dalam al-Quran surat al-Isra ayat 36 :

1. !. _,l ,l ., 'l. | _..l .,l :l _ ,.l` l .s :`.. ) : 63 )
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Isra : 36).

Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallambersabda :

( . )
Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka. (HR. Abu Daud no. 4031 dan
dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah: 1/676)

Merujuk pada Ayat dan hadits di atas, maka alangkah baiknya kalau kita seharusnya tabayun (kroscek) dahulu
asal muasal dari perayaan tahun baru masehi.
Kenapa harus 1 Januari? Dan budaya dari kaum apakah perayaan tersebut?
Hal itu dimaksudkan agar kita tidak terjebak oleh ketidaktahuan kita yang akan menyebabkan kita terlempar ke
dalam kesesatan.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Mengenai Sejarah Tahun Baru 1 Januari dapat kita buka The World Book Encyclopedia tahun 1984, volume 14,
halaman 237. Terjemahan bebasnya kurang lebih begini :
Penguasa Romawi Julius Caesar menetapkan 1 Januari sebagai hari permulaan tahun baru semenjak abad ke
46 SM. Orang Romawi mempersembahkan hari ini (1 Januari) kepada Janus, dewa segala gerbang, pintu-pintu,
dan permulaan (waktu). Bulan Januari diambil dari nama Janus sendiri, yaitu dewa yang memiliki dua wajah
sebuah wajahnya menghadap ke (masa) depan dan sebuahnya lagi menghadap ke (masa) lalu.

Bagaimana Perayaan Tahun di beberapa Negara terkait dengan Ritual Keagamaan?
Bulan Januari (bulannya Janus) juga ditetapkan setelah Desember dikarenakan Desember adalah pusat
Winter Soltice, yaitu hari-hari dimana kaum pagan penyembah Matahari merayakan ritual mereka saat musim
dingin. Pertengahan Winter Soltice jatuh pada tanggal 25 Desember, dan inilah salah satu dari sekian banyak
pengaruh Pagan pada budaya kristen selain penggunaan lambang Salib Tanggal 1 Januari sendiri adalah
seminggu setelah pertengahan Winter Soltice, yang juga termasuk dalam bagian ritual dan perayaan Winter
Soltice dalam Paganisme.
Tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara terkait dengan ritual keagamaan atau kepercayaan
merekayang tentu saja sangat bertentangan dengan Islam. Contohnya di Brazil. Pada tengah malam setiap
tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka
menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda
penghormatan terhadap sang dewa LemanjaDewa laut yang terkenal dalam legenda negara Brazil.
Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci
untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas
dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama
dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang).

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Pada mitologi kerajaan Romawi dikenal Sosok dewa J anus
Dewa Janus sendiri adalah sesembahan kaum Pagan Romawi, dan pada peradaban sebelumnya di
Yunani telah disembah sosok yang sama bernama dewa Chronos. Kaum Pagan, atau dalam bahasa kita
disebut kaum kafir penyembah berhala, hingga kini biasa memasukkan budaya mereka ke dalam budaya kaum
lainnya, sehingga terkadang tanpa sadar kita mengikuti mereka. Sejarah pelestarian budaya Pagan
(penyembahan berhala) sudah ada semenjak zaman Hermaic (3600 SM) di Yunani
Kaum Pagan sendiri biasa merayakan tahun baru mereka (atau Hari Janus) dengan mengitari api
unggun, menyalakan kembang api, dan bernyanyi bersama. Kaum Pagan di beberapa tempat di Eropa juga
menandainya dengan memukul lonceng atau meniup terompet.
Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka makan sisa hidangan pesta perayaan
New Years Eve di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh.
Bagi orang kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa , tahun baru masehi dikaitkan dengan
kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristen sering disebut agama Masehi. Masa
sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.
Bagi orang Persia yang beragama Majs (penyembah api), menjadikan tanggal 1 Januari sebagai hari
raya mereka yang dikenal dengan hari Nairuz atau Nurus.
Penyebab mereka menjadikan hari tersebut sebagai hari raya adalah, ketika Raja mereka, Tumarat
wafat, ia digantikan oleh seorang yang bernama Jamsyad, yang ketika dia naik tahta ia merubah namanya
menjadi Nairuz pada awal tahun. Nairuz sendiri berarti tahun baru. Kaum Majs juga meyakini, bahwa pada
tahun baru itulah, Tuhan menciptakan cahaya sehingga memiliki kedudukan tinggi.
Kisah perayaan mereka ini direkam dan diceritakan oleh al-Imm an-Nawaw dalam buku Nihyatul
Arob dan al-Muqriz dalam al-Khuthoth wats Tsr. Di dalam perayaan itu, kaum Majs menyalakan api dan
mengagungkannya karena mereka adalah penyembah api. Kemudian orang-orang berkumpul di jalan-jalan,
halaman dan pantai, mereka bercampur baur antara lelaki dan wanita, saling mengguyur sesama mereka
dengan air dan khomr (minuman keras). Mereka berteriak-teriak dan menari-nari sepanjang malam. Orang-
orang yang tidak turut serta merayakan hari Nairuz ini, mereka siram dengan air bercampur kotoran. Semuanya
dirayakan dengan kefasikan dan kerusakan.


KHUTBAH KEDUA:

:


Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Setelah kita mengetahui bahwa tradisi Perayaan 1 januari merupakan Perayaan yang terkait dengan ritual
keagamaan dan budaya dari kufar dan adanya larangan untuk menyerupai sebuah kaum.
Maka Sikap Kita, sebaiknya kita tidak perlu ikut ikutan merayakannya apalagi meniru budaya dari kaum kufar.
Semoga kita semua senantiasa ingat Firman Allah ini :

1. !. _,l ,l ., 'l. | _..l .,l :l _ ,.l` l .s :`.. ) : 63 )
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Isra : 36).



Hadts yang melarang menyepakati perayaan kaum kuffr banyak sekali. Diantaranya adalah :
:
: : .
: (

.
Dari Anas bin Mlik radhiyallhu anhu beliau berkata : Raslullh Shallllhu alahi wa Sallam tiba di Madnah
dan mereka memiliki dua hari yang mereka bermain-main di dalamnya. Lantas beliau bertanya, dua hari apa
ini?. Mereka menjawab, Hari dahulu kami bermain-main di masa jahiliyah. RaslullhShallllhu alaihi wa
Sallam mengatakan : Sesungguhnya Allah telah menggantikan kedua hari itu dengan dua hari yang lebih baik
bagi kalian, yaitu hari idul adhh dan idul fithri. [Shahh riwayat Imm Ahmad, Ab Dwud, an-Nas` dan
al-Hkim.]

Hadits yang menjelaskan bahwa hari Raya Kita Adalah Idul Fithri dan Idul Adhh serta hari Jumat
Di dalam hadts yang diriwayatkan oleh Ummul Muminn, `isyah ash-Shiddqah binti ash-
Shiddqradhiyallhu anhum, beliau menceritakan bahwa ayahanda beliau, Ab Bakr radhiyallhu anhu
mengunjungi Raslullh. Kemudian Ab Bakr mendengar dua gadis jriyah menyanyi dan mengingkarinya.
Mendengar hal ini, Raslullh Shallllhu alaihi wa Sallam bersabda :
!



Wahai Ab Bakr, sesungguhnya setiap kaum itu mempunyai hari raya dan hari raya kita adalah pada hari ini .
[HR Bukhr].

Dari hadts di atas, ada dua hal yang bisa kita petik :
Pertama, sabda Raslullh Shallllhu alaihi wa Sallam : Sesungguhnya setiap kaum itu mempunyai hari raya
menunjukkan bahwa setiap kaum itu memiliki hari raya sendiri-sendiri.

Hal ini sebagaimana firman Allah SWT :


Untuk tiap-tiap (ummat) diantara kalian ada aturan dan jalannya yang terang (tersendiri). [QS al-M`idah : 48].

Ayat di atas menunjukkan bahwa Allh memberikan aturan dan jalan sendiri-sendiri secara khusus. KataLm ()
pada kata Likullin () menunjukkan makna ikhtishsh (pengkhususan). Apabila orang Yahdi memiliki hari raya
dan orang Nashrni juga memiliki hari raya, maka hari-hari raya itu adalah khusus bagi mereka dan tidak boleh
bagi kita, kaum muslimin, ikut turut serta dalam perayaan mereka, sebagaimana kita tidak boleh ikut dalam
aturan dan jalan mereka.

Kedua, sabda Raslullh Shallllhu alaihi wa Sallam : (Dan hari raya kita adalah pada
hari ini), dalam bentuk marifah (definitif) dengan lm dan idhfah menunjukkan hasyr (pembatasan), yaitu
bahwa jenis hari raya kita dibatasi hanya pada hari itu yaitu hari raya Idul Fitri da hari raya Idul Adha.

Adapun Jumat, maka termasuk hari raya kaum muslimin yang berulang-ulang dalam tiap pekannya. Sehingga
dengannya telah cukup bagi kita dan tidak mencari hari-hari perayaan lainnya.

Dall hal ini adalah, sabda Nab yang mulia Shallllhu alahi wa Sallam :




Allah simpangkan dari hari Jumat umat sebelum kita, dahulu Yahudi memiliki (hari agung) pada hari Sabtu dan
Nashrani pada hari Ahad. Kemudian Allah datangkan kita dan Allah anugerahi kita dengan hari Jumat, lantas
Allah jadikan hari Jumat, Sabtu dan Ahad. Demikianlah, mereka adalah kaum yang akan mengekor kepada kita
pada hari kiamat sedangkan kita adalah umat yang terakhir dari para penduduk dunia namun umat yang awal
pada hari kiamat, yang diadili (pertama kali) sebelum makhluk-makhluk lainnya. [HR Muslim]

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam bersabda :

Sesungguhnya hari ini adalah hari Ied yang Allah jadikan bagi kaum Muslimin, barangsiapa yang mendapati
hari Jumat hendaknya ia mandi [HR Ibnu Majah dalam Shahih at-Targhib I/298].

Semoga dengan sedikit menjelasan ini kita bisa menentukan sikap dalam menyikapi perayaan 1 januari sebagai
tahun baru. Mudah-mudahan sikap kita bukan atas dasar sekedar ikut ikutan, tetapi pilihan kita adalah yang
berdasarkan pengetahuan. Karena kita sadar betul bahwa semuanya akan dimintai pertanggungan jawab di
Yaumil Hisab kelak.

Semoga kita yang hadir di majelis yang mulia ini, termasuk golongan yang akan mendapat penjagaan dari Allah
Subhanahu Wataala, sehingga hati-hati kita senantiasa selamat dan bersih dari segala sesuatu yang dapat
menodai dan merusaknya. Amin ya rabbal 'alamin.

Anda mungkin juga menyukai