Anda di halaman 1dari 6

Analisis Pb

Pelaksanaan penentuan kadar Pb dalam sampel darah dengan Spektrofotometri UV-Vis dapat
dilaksanakan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut.
a) Pengambilan sampel darah.
Sampel darah diambil dari obyek (hewan atau manusia) sejumlah volume dengan menggunakan
Venoject vacuum yang telah mengandung antikoagulan C) sebelumheparin. Sampel darah
disimpan dalam suhu dingin (46 dilakukan penentuan kadar.
b) Preparasi Sampel
Sampel darah secara total dihidrolisis melalui pengasaman dengan menambahkan asam nitrat
(hingga pH 2) untuk melepaskan Pb dalam bentuk ion.
Untuk menghilangkan bahan-bahan pengganggu seperti gumpalan atau endapan protein, dan
lain-lain akibat proses hidrolisis, perlu dilakukan pemisahan (dengan cara sentrifugasi atau
penyaringan).
Karena bentuk ion tidak larut dalam pelarut organic non polar, maka ion Pb tersebut harus
diubah menjadi bentuk tidak bermuatan dengan cara mengubahnya menjadi bentuk kompleks
yang secara mudah akan larut dalam pelarut organic non polar tersebut. Dithizone dapat
membentuk kompleks dengan ion Pb pada pH tertentu (Menurut Hidayati, 2004; pH optimalnya
adalah 10). Untuk itu, larutan atau filtrate yang masih bersifat asam tersebut harus ditambah
dengan buffer alkali (hingga pH 10), dan selanjutnya ditambah dengan dithizone yang dilarutkan
dalam pelarut kloroform.
Campuran filtrate dan larutan dithizon kemudian diekstraks dengan cara memforteks, dan
memisahkan fase kloroform dari sampel untuk selanjutnya dilakukan pengukuran dengan
menggunakan Spektrofotometer UV-Vis.
c) Pengukuran
Tahapan pengukuran kadar Pb dengan menggunakan Spektrofotometri UV-Vis diawali dengan
mengatur panjang gelombang alat sesuai dengan nilai saerapan yang diinginkan, dan secara
berturut-turut diikuti dengan memasukkan blanko, melakukan kalibrasi, memasukkan dan
membaca nilai serapan sampel standart untuk membuat kurva kalibrasi, memasukkan sampel
untuk diukur, dan membaca nilai absorbansi sampel yang diukur.
d) Analisis data
Memasukkan nilai hasil serapan dari sampel standart untuk mendapatkan rumus atau persamaan
hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi dari sampel standar, memasukkan nilai
absorbansi dari sampel yang diukur pada persamaan garis yang sudah didapatkan berdasarkan
sampel standart.
Analisis As
3.3.2 Analisis Arsen
Sebelum sampel diuji, dibuat larutan induk As dengan konsentrasi 1000 ppm.Diambil sebanyak 0
(blanko); 0,01; 0,02; 0,03 mL dimasukkan ke dalam labuukur 1000 mL lalu ditambahkan dengan aquades
sehingga diperoleh kadar logam0;0,01; 0,02; 0,03 ppm. Larutan standar diukur dengan alat AAS. Hasil
yangdiperoleh dibuat kurva kalibrasi untuk setiap konsentrasi larutan standart.Sampel yang telah
disiapkan dikocok terlebih dahulu dan diambil sebanyak 50mL kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer 100 mL. Sebanyak 5 mL asamnitrat pekat ditambahkan kedalam sampel dan dipanaskan
perlahan-lahansehingga volumenya menjadi 15 - 20 mL. Kemudian ditambahkan lagi 5 mL asamnitrat
pekat, lalu dipanaskan. Kemudian ditambahkan lagi 2 mL asam nitrat dandipanaskan kira-kira 10 menit
kemudian sampel dipindahkan kedalam labu ukur50 mL, diencerkan sampai tanda batas.Alat AAS diatur
dan dioptimalkan untuk pengukuran As sesuai petunjuk penggunaan alat. Sampel yang siap diuji
ditambahkan 5 mL HCl dan 5 mL NaBH4, kemudian diukur dengan alat AAS dan dicatat serapannya.
Analisis Hg
aas
untuk di atomkan dan

Analisis Cd
1. 1. Pengenceran Larutan Induk Cd 100 ppm
Mengencerkan Larutan induk Cd 100 mg/L menjadi 10 mg/L dalam 100 ml larutan. Kemudian
membuat larutan standar dari larutan Cd 10 ppm pada konsentrasi 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 dan 1 mg/L
yang diencerkan dengan asam nitrat.
1. 2. Pengenceran Larutan Induk Cu 1000 ppm
Larutan induk Cu 1000 ppm diencerkan menjadi 100 ppm dan 10 ppm dalam 100 ml larutan.
Kemudian dibuat larutan standar dari larutan Pb 100 ppm pada konsentrasi 0,5 ; 1 ; 1,5 ; 2 dan
2,5 ppm yang diencerkan dengan asam nitrat.
1. 3. Pengukuran Absorbans Dengan AAS
Larutan standar Cd dan larutan standar Cu serta sampel yang mengandung Cd dan Cu, diukur
absorbansnya.

Hg

Cemaran salmonella
Salmonella tidak hanya menyerang hewan ternak tetapi juga menyerang hewan
piaraan dan dapat diisolasi dari bahan autopsi yang terdiri dari organ, darah dan
feses (PAHO 2003). Penularan salmonellosis dapat terjadi
secara vertikal. Pencemaran silang oleh Salmonella dapat terjadi dalam suatu
peternakan pembibitan. Kuman Salmonella dapat ditemukan pada pengumpulan
contoh dari peternakan asal atau dari kotak pengangkutan unggas/burung.
Peneguhan adanya pencemaran Salmonella dapat diambil dari contoh lingkungan
tanpa menyebabkan unggas mengalami cekaman (Zancan et al. 2000).
Cemaran E.coli
Diantara sekian banyak bahan pencemar air ada yang beracun dan berbahaya dan dapat menyebabkan
kematian. Telah anda pelajari bahwa bahan pencemar air antara lain ada yang berupa logam-logam
berat seperti arsen (As), kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga (Cu), fluor (F), timbal (Pb), air
raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn), ada yang berupa oksida-oksida karbon (CO dan CO2), oksidaoksida
nitrogen (NO dan NO2), oksida-oksida belerang (SO2 dan SO3), H2S, asam sianida (HCN), senyawa/ion
klorida, partikulat padat seperti asbes, tanah/lumpur, senyawa hidrokarbon seperti metana, dan
heksana. Bahan-bahan pencemar ini terdapat dalam air, ada yang berupa larutan ada pula yang berupa
partikulat-partikulat, yang masuk melalui bahan makanan yang terbawa ke dalam pencernaan atau
melalui kulit.
Air merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan di muka bumi terutama bagi manusia. Oleh
karena itu apabila air yang akan digunakan mengandung bahan pencemar akan mengganggu
kesehatan manusia, menyebabkan keracunan bahkan sangat berbahaya karena dapat
menyebabkan kematian apabila bahan pencemar itu tersebut menumpuk dalam jaringan tubuh
manusia. Bahan pencemar yang menumpuk dalam jaringan organ tubuh dapat meracuni organ
tubuh tersebut, sehingga organ tubuh tidak dapat berfungsi lagi dan dapat menyebabkan
kesehatan terganggu bahkan dapat sampai meninggal.
Selain bahan pencemar air seperti tersebut di atas ada juga bahan pencemar berupa bibit penyakit
(bakteri/virus) misalnya bakteri coli, disentri, kolera, typhus, para typhus, lever, diare dan
bermacammacam penyakit kulit. Bahan pencemar ini terbawa air permukaan seperti air sungai
dari buangan air rumah tangga, air buangan rumah sakit, yang membawa kotoran manusia atau
kotoran hewan.
Cemaran botulinum
Disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh bakteri an-
aerob pembentuk spora, yaitu Clostridium botulinum yang ber-
sumber di tanah. Pencemaran bahan makanan oleh bakteri ini
biasanya pada makanan yang dikemas dalam kaleng yang proses
pengolahannya kurang baik, makanan yang tak mengandung
asam, dan ikan asap yang proses pengolahannya kurang baik.
Sating terlihat perubahan dalam kemasan kalengan, kaleng
tampak berkarat dan menggembung. Bila hal ini terjadi, jangan
mencicipi makanan tersebut sebelum dilakukan perebusan se-
lama kurang lebih 15 menit yang mampu menghancurkan
toksinnya. Sebaiknya makanan tersebut dibuang.
Gejala yang timbul biasanya tampak 12 36 jam setelah
mhkan-makanan tercemar, antara lain mual, muntah, lemah,
pandangan kabur, sulit bernafas, diare disusul paralisis akibat
pengaruh eksotoksin Cl. botulinum terhadap susunan saraf
pusat dan perifer. Korban dapat meninggal dunia akibat
paralisis otot pemafasan.
Keracunan Makanan oleh Clostridium perfringens
Pencemaran oleh organisme ini selalu berhubungan
dengan penggunaan produk daging dan ayam, terutama
potongan daging panggang dalam ukuran besar atau daging
kalkun yang diisi bumbu-bumbu dan ayam yang dimasak
kurang sempuma dan dibiarkan dingin perlahan-lahan atau
disimpan dalam suhu kamar. Pada beberapa kasus wabah juga
disebabkan oleh pemanasan kembali daging atau kaldunya.
Gejala-gejala keracunan bahan pangan yang tercemar oleh
Clostridiumperfringens akan nampak 8 22 jam setelah memakan
bahan pangan yang tercemar, dengan gejala utama sakit perut
dan diare. Mungkin disertai demam dan rasa mual, tetapi jarang
disertai muntah. Angka kematiannya termasuk rendah.
Perlu diingat bahwa Clostridium perfringens terdapat luas
di alam sekitar (pernah dilaporkan terdapat dalam debu, tanah,
lantai dapur) dan mungkin merupakan bakteri patogen yang
paling luas penyebanannya. Oleh sebab itu maka faktor kontrol
amatlah penting dilakukan, terutama pada tahap persiapan
bahan pangan dan penyimpanannya.

Anda mungkin juga menyukai

  • Susu
    Susu
    Dokumen15 halaman
    Susu
    Rianty Hedianti
    100% (1)
  • Sni Kecap Kedelai
    Sni Kecap Kedelai
    Dokumen16 halaman
    Sni Kecap Kedelai
    Stella Shen
    100% (3)
  • Penentuan Umur Simpan
    Penentuan Umur Simpan
    Dokumen12 halaman
    Penentuan Umur Simpan
    Rianty Hedianti
    100% (2)
  • Metabolisme Sel
    Metabolisme Sel
    Dokumen20 halaman
    Metabolisme Sel
    Jack Wan
    100% (2)
  • Anggaran Biaya Mabim Dalem (Revisi)
    Anggaran Biaya Mabim Dalem (Revisi)
    Dokumen4 halaman
    Anggaran Biaya Mabim Dalem (Revisi)
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • SRT Pendanaan Hibah PKM 2013 Jilid 4
    SRT Pendanaan Hibah PKM 2013 Jilid 4
    Dokumen1 halaman
    SRT Pendanaan Hibah PKM 2013 Jilid 4
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • DX 2
    DX 2
    Dokumen11 halaman
    DX 2
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • SRT Pendanaan Hibah PKM 2013 Jilid 4
    SRT Pendanaan Hibah PKM 2013 Jilid 4
    Dokumen1 halaman
    SRT Pendanaan Hibah PKM 2013 Jilid 4
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • Cover Tugas Besar
    Cover Tugas Besar
    Dokumen1 halaman
    Cover Tugas Besar
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • Pemanis Nutritif
    Pemanis Nutritif
    Dokumen4 halaman
    Pemanis Nutritif
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pembuatan Wafer
    Laporan Pembuatan Wafer
    Dokumen1 halaman
    Laporan Pembuatan Wafer
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • Daftar Hadir
    Daftar Hadir
    Dokumen2 halaman
    Daftar Hadir
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • Cover Tugas Besar
    Cover Tugas Besar
    Dokumen1 halaman
    Cover Tugas Besar
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • Hehehe
    Hehehe
    Dokumen2 halaman
    Hehehe
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • Perpindahan Panas
    Perpindahan Panas
    Dokumen39 halaman
    Perpindahan Panas
    Rianty Hedianti
    100% (1)
  • Pemanis Nutritif
    Pemanis Nutritif
    Dokumen4 halaman
    Pemanis Nutritif
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • Buah Dan Sayur
    Buah Dan Sayur
    Dokumen27 halaman
    Buah Dan Sayur
    Rianty Hedianti
    50% (2)
  • Perpindahan Panas
    Perpindahan Panas
    Dokumen39 halaman
    Perpindahan Panas
    Rianty Hedianti
    100% (1)
  • Umbi
    Umbi
    Dokumen8 halaman
    Umbi
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • Cover Tugas Besar
    Cover Tugas Besar
    Dokumen1 halaman
    Cover Tugas Besar
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • Cover Tugas Besar
    Cover Tugas Besar
    Dokumen1 halaman
    Cover Tugas Besar
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • Surat PMTP
    Surat PMTP
    Dokumen1 halaman
    Surat PMTP
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • Manfaat Air
    Manfaat Air
    Dokumen2 halaman
    Manfaat Air
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Rianty Hedianti
    Belum ada peringkat