Anda di halaman 1dari 4

Teknik Kimia UI 2010 |

1 LTM 1 PERPINDAHAN KALOR


1
Nama : Meyda Astria
NPM : 1006679743

KONSEP DASAR KONDUKSI

a. Konduksi

Konduksi merupakan suatu proses perpindahan kalor secara spontan tanpa disertai
perpindahan partikel media karena adanya perbedaan suhu, yaitu dari suhu yang tinggi ke suhu
yang rendah. Hal ini disebabkan oleh partikel-partikel pada bagian yang dipanaskan akan
bergetar lebih cepat karena suhunva naik. Partikel yang energi kinetiknva lebih besar akan
memberikan energinya kepada partikel disebelahnya melalui tumbukan.
Konduksi tersebut kemudian dapat dibagi menjadi dua berdasarkan berubah atau tidaknya
suhu terhadap waktu, yaitu konduksi tunak (steady) dan konduksi tak tunak (unsteady).
Konduksi tunak dapat dijelaskan sebagai konduksi dengan keadaan ketika suhu yang tidak
berubah terhadap waktu. Suhu pada keadaan tunak, hanya merupakan fungsi posisi dan
akumulasi. Sebaliknya, konduksi tak tunak jika suhu berubah terhadap waktu.

b. Hukum Fourier

Dalam perhitungan laju perpindahan kalor secara konduksi, digunakan hukum Fourier.
Hukum ini menunjukan bahwa waktu rata-rata perpindahan kalor melalui media sebanding
dengan gradien suhu dan daerah yang dilalui kalor tersebut.


. (1)


Dimana : q = laju perpindahan kalor (W atau J/s),
A =luas penampang yang tegak lurus arah arus kalor (m
2
)

= gradien suhu perpindahan kalor (


o
C/m)

Teknik Kimia UI 2010 |

2 LTM 1 PERPINDAHAN KALOR
2
k = konduktivitas termal benda atau media yang mengaliri kalor tersebut
(W/m
o
C)
Tanda negatif pada persamaan tersebut menunjukan bahwa kalor mengalir dari tempat yang
bersuhu lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah.
Penggunaan dari hukum ini dapat dilakukan dalam dua bentuk yang equivalen, yaitu integral
dan diferensial. Dengan bentuk integral, perhitungan dilakukan ketika sistem berada pada
keadaan tunak (steady). Bentuk integral hukum Fourier adalah

) (

. (2)


dengan syarat bahwa nilai k sama pada T
2
dan T
1
. Jika konduktivitas termal berbuah menurut
hubungan linear dengan suhu, maka persamaan kalor dapat diubah menjadi

[(

)]
. (3)


Untuk bentuk diferensial, hukum Fourier dilihat dari aliran atau fluks energi pada daerah
tertentu saja (local heat flux,

). Bentuk ini menghitung jumlah energi yang mengalir melalui


permukaan yang sangat kecil per satuan waktu. Panjang

diperoleh dari jumlah fluks energi


yang mengalir per satuan waktu, dan arahnya didapat dari vektor tegak lurus terhadap
permukaan. Persamaan vektor ini dapat ditulis sebagai


. (4)








Teknik Kimia UI 2010 |

3 LTM 1 PERPINDAHAN KALOR
3
c. Konduktivitas Termal

Konduktivitas termal adalah sifat suatu bahan atau media dalam menghantarkan panas.
Dengan kata lain, konduktivitas termal menunjukkan berapa cepat kalor mengalir dalam bahan
tertentu. Nilai konduktivitas termal dapat diperoleh dari persamaan umum konduksi, yaitu


. (5)


dimana adalah perbedaan suhu dan adalah ketebalan permukaan media yang memisahkan
dua suhu. Nilai konduktivitas panas didapat dari


. (6)


Konduktivitas termal dapat dijelaskan pula sebagai kuantitas panas (Q) yang diteruskan
pada waktu t melalui ketebalan media (x), dengan luas A, dengan perbedaan suhu T, pada
keadaan tunak dan ketika perpindahan panas hanya bergantung pada gradien suhu.



















Teknik Kimia UI 2010 |

4 LTM 1 PERPINDAHAN KALOR
4
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Heat conduction. http://en.wikipedia.org/wiki/Heat_conduction. (16 Februari 2009)
Anonim. Konduksi. http://soal.yavenu.info/?p=14. (16 Februari 2009)
Anonim. Thermal conductivity. http://en.wikipedia.org/wiki/Thermal_conductivity. (16 Februari
2009)
Holman, J. P. 1991. Perpindahan Kalor Edisi 6. Jakarta: Erlangga.
Kreith, Frank. 1997. Prinsip-prinsip Perpindahan Panas Edisi 3. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai