Anda di halaman 1dari 5

A.

Identitas Kasus
Nama Anak : An. M
No. Catatan Medik : 40.59.06
Tanggal lahir/Umur : 05 Juni 2013 / 1 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak : Keempat

B. Anamnesis
Berdasarkan aloanamnesis dari ibu penderita (hari pertama, tanggal 10 Juni 2014)
didapatkan.

Keluhan Utama: Batuk
Batuk dialami sejak 1 bulan yang lalu. Batuk berdahak dan apabila dimuntahkan
bersama makanan, lendir berwarna jernih. Sesak (+) namun penderita tidak sampai biru
(sianosis).
Pasien juga mengalami demam sejak sembilan hari yang lalu. Demamnya bersifat
naik turun, pernah menggigil hingga kejang. Nafsu makan sejak 3 hari terakhir tampak
membaik. Namun, pasien masih sering mual dan muntah. BAB encer disertai ampas dan
lendir dialami sejak 4 hari yang lalu. BAB lebih dari 3 kali dalam sehari. BAK kesan
normal.

Riwayat Kelahiran:
Anak lahir normal cukup bulan (menurut ibu pasien 9 bulan 10 hari), hari pertama
haid terakhir lupa. Ini merupakan kehamilan anak keempat. Saat melahirkan, ibu bersalin
di Rumah Bersalin dan ditolong oleh bidan.

Riwayat Penyakit Terdahulu:
Sebelumnya pasien dirawat inap di RS Aliyah selama 1 minggu dengan diagnosis
bronkopneumonia.

Riwayat Pemberian Makanan:
Pasien diberi bubur dan biskuit, serta masih minum ASI.

Riwayat Imunisasi:
Sampai saat ini imunisasi yang pernah didapatkan hanya hepatitis B (HB0) dan BCG.

Riwayat Penyakit Keluarga:
Ibu pernah sakit dengan keluhan yang sama. Tidak terdapat riwayat asma dalam
keluarga.
C. Pemeriksaan Fisik
Umum
Keadaan umum : Sakit berat, sadar, gizi baik (90%)
Nadi : 140x/ menit
Pernapasan : 38x/ menit
Suhu : 38,3
o
C
BB : 10 kg
PB : 70 cm
Pucat : -
Sianosis : -
Ikterus : -
Turgor : Baik
Tonus : Normal
Busung/edema : -

Spesifik
Kepala
Bentuk : normosefal
Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah tercabut
Mata : mata cekung (-), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Hidung : Sekret tidak ada
Bibir : kering (-)
Lidah : Kotor (-), tremor (-)
Sel. Mulut : Stomatitis (-)
Leher : Kaku kuduk (-)
Telinga : sekret tidak ada
Tenggorok : dinding faring tidak hiperemis
Tonsil : T1-T1, tidak hiperemis
Paru-paru
Inspeksi : Simetris kiri=kanan, terdapat retraksi subcostal
Palpasi : sela iga kiri=kanan
Perkusi : redup pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Bronkial, ronchi basah kasar pada kedua lapangan paru

Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : thrill tidak teraba
Perkusi : redup (+)
Auskultasi : Bunyi S1 dan S2 murni reguler

Abdomen
Inspeksi : cembung, ikut gerak nafas
Palpasi : massa tumor (-)
Perkusi : Timpani (+), pekak hepar (+)
Auskultasi : Bising usus (+), kesan normal. Bruit (-)

Limpa : Tidak teraba
Hati : Tidak teraba
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
Alat kelamin : Tidak ada kelainan
Anggota gerak : Tidak ada kelainan
Kulit : Pustul (-), petechie (-), ruam (-)
Tasbeh : (-)
Col. Vertebralis : Gibbus (-), skoliosis(-)
Refleks : Babinski (-)




D. Ringkasan
Anak laki-laki usia 1 tahun masuk rumah sakit pada tanggal 10 juni 2014 dengan keluhan
utama batuk yang dialami sejak 1 bulan yang lalu. Batuk berdahak dan apabila dimuntahkan
bersama makanan, lendir berwarna jernih. Penderita terlihat sesak nafas
Ia juga mengalami demam sejak sembilan hari yang lalu. Demamnya bersifat naik turun,
pernah menggigil hingga kejang. Nafsu makan sejak 3 hari terakhir tampak membaik.
Namun, pasien masih sering mual dan muntah. BAB encer disertai ampas dan lendir dialami
sejak 4 hari yang lalu. BAB lebih dari 3 kali dalam sehari. BAK seperti biasa.
Anak lahir normal cukup bulan dan merupakan kehamilan anak keempat. Saat
melahirkan, ibu bersalin di Rumah Bersalin dan ditolong oleh bidan. Sampai saat ini
imunisasi yang pernah didapatkan hanya hepatitis B (HB0) dan BCG.
Ibunya pernah sakit dengan keluhan yang sama. Tidak terdapat riwayat asma dalam
keluarga. Semua saudaranya dalam keadaan sehat.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum sakit berat, sadar, nadi 140x/menit,
pernapasan 38x/menit, suhu 38,3
o
C. Bayi tampak sesak. Pada pemeriksaan toraks terlihat
retraksi subcostal, suara nafas bronkial, terdapat ronchi basah kasar pada kedua lapangan
paru.

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah Rutin (Hasil / nilai rujukan)
Hemoglobin (8,5 / 10,7-13,1 g/dl), Ht (26,7 / 35-43%), Eritrosit (4,15 / 3,6-5,2 10^6L),
MCV (64,3 / 74-102 fL), MCH (20,5 / 23-31 pg), Leukosit (52,02 / 6,0-17,010
3
/L).
2. Foto toraks
Pneumonia spesifik bilateral

F. Anjuran Pemeriksaan
- Kultur darah

G. Diagnosa Kerja
-Bronchopneumonia
-Kejang Demam
-Anemia
-Sepsis

H. Penatalaksanaan
a. O
2
l Lpm via nasal kanul
b. D5 NS 1000 ml dalam sehari, 14 gtt/menit
c. Luminal 7 ml bolus tiap 12 jam
d. Ampisilin 250 mg + Kloramfenikol 250 mg 4 kali sehari
e. Paracetamol 4x150 mg IV
f. Ranitidine 2x 50 mg IV









Follow up
Tanggal S O A P
16/06/2014 Keluhan: bayi
batuk
berlendir, sesak
,demam,
kejang, sesak
Ku: lemah,
tanda vital.
P:58x/m,
N:130x/m, S:
39,3
O
C. nafas
cuping hidung
Retraksi
subcostal,
ronchi basah
kasar.
Bronchopneumonia,
KD, sepsis
a. O
2
l Lpm via
nasal kanul

b. D5 NS
1000 ml
dalam
sehari, 14
gtt/menit

c. Luminal 7 ml
bolus tiap
12 jam
(sebagai
rumatan)


d.Ampisilin 250
mg 4 kali
sehari IV
e.Kloramfenikol
250 mg 4
g.Paracetamol
4x150 mg IV

h. Stesolid rectal
5 mg/2,5 ml bila
kejag
17/06/2014 Keluhan: bayi
batuk
berlendir, sesak
, demam,
kejang, sesak,
berkeringat
malam
Ku: lemah,
tanda vital.
P:34x/m,
N:138x/m, S:
38,0
O
C.
Retraksi
subcostal,
ronchi basah
kasar
Bronchopneumonia,
KD, sepsis
Lanjut
pengobatan
18/06/2014 Keluhan: bayi
batuk
berlendir, sesak
, demam,
kejang, sesak,
berkeringat
malam,
Ku: lemah,
tanda vital.
P:58x/m,
N:130x/m, S:
39,3
O
C.
Retraksi
subcostal,
ronchi
Bronchopneumonia
KD, anemia, sepsis.
Lanjut
pengobatan +
pertimbangkan
transfusi PRC




19/06/2014 Keluhan: bayi
batuk
berlendir, sesak
, demam,
Ku: lemah,
kesadaran
menurun, tanda
vital.
Bronchopneumonia
KD, anemia, sepsis.
Lanjut
pengobatan,
kultur darah
kejang, sesak,
berkeringat
malam,
P:50x/m,
N:140x/m,
S: 38,1
O
C
Retraksi
subcostal,
ronchi
20/06/2014 Keluhan: bayi
batuk
berlendir, sesak
, demam,
sesak,
berkeringat
malam,
Ku: lemah,
kesadaran
menurun, tanda
vital.
P:50x/m,
N:140x/m,
S: 38,1
O
C
Retraksi
subcostal,
ronchi
Bronchopneumonia
KD, anemia, sepsis.
Lanjut
pengobatan

I. Analisis Kasus
Pada kasus diatas terdapat berbagai masalah yang dapat dipilah satu-persatu. Seorang
anak berusia 1 tahun mengalami sindrom respon inflamasi berat yang ditandai oleh
peningkatan suhu tubuh >38
o
C, takipneu, takikardi, dan leukositosis. Keadaan ini bersama
dengan ditemukannya tanda infeksi oleh suatu mikroorganisme disebut sebagai sepsis.
Riwayat imunisasi yang tidak lengkap menjadi salah satu risiko infeksi saluran
pernafasan akut. Bronchopneumonia yang dialami dapat saja disebabkan oleh berbagai mikro
organisme antara lain virus, jamur dan bakteri. S.pneumoniae merupakan bakteri penyebab
tersering pada semua kelompok umur. Virus lebih sering ditemukan pada anak kurang dari 3
tahun. Pada umur yang lebih muda, adenovirus, parainfluenza virus, dan influenza virus juga
ditemukan. Mycoplasma pneumonia dan chlamydia pneumonia, lebih sering ditemukan pada
anak-anak dan biasanya merupakan penyebab tersering yang ditemukan pada anak lebih dari
10 tahun. Streptococcus pneumonia dan staphylococcus epidermidis merupakan bakteri yang
paling sering ditemukan pada apusan tenggorok pada pasien pneumonia umur 2-59 bulan..
Oleh karena itu, setelah beberapa hari tidak menunjuukan tanda perbaikan, pilihan terapi
antimikrobial empiris sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan kultur bakteri dari darah.
Anemia yang terjadi dapat berupa anemia terkait infeksi mengingat gajala penyakit telah
dirasakan selama beberapa minggu. Namun, keputusan untuk melakukan transfusi apabila
nilai hemoglobin <8 g/dl.
Kejang berulang yang terjadi selama perjalanan penyakit juga merupakan perhatian.
Instabilitas membran saraf saat terjadi saat suhu meningkat menimbulkan rangsangan atau
aktivasi neuron yang bermanifestasi sebagai kombinasi perubahan tingkat kesadaran dan
gangguan dalam fungsi motorik, sensorik, atau otonom.
Perawatan di rumah sakit dalam jangka waktu yang cukup panjang mengharuskan
perhitungan nutrisi yang lebih cermat. Makanan dapat diberikan lewat NGT atau intravena,
tetapi harus diingat bahwa pemasangan NGT dapat menekan pernapasan, khususnya pada
bayi/anak dengan ukuran lubang hidung kecil. Jika memang dibutuhkan, sebaiknya
menggunakan ukuran terkecil.

Anda mungkin juga menyukai