Anda di halaman 1dari 21

STATUTA PSSI JAWA TENGAH 1

STATUTA
ASOSIASI PSSI PROVINSI
JAWA TENGAH

BAB I
U M U M
Pasal 1
Ketentuan Umum

1. Anggota adalah anggota Asosiasi PSSI Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari Asosiasi PSSI
Kabupaten/Kota, klub sepakbola profesional, klub sepakbola amatir, klub futsal, klub
sepakbola wanita, Asosiasi Wasit, Asosiasi Pelatih dan Asosiasi Pemain di wilayah Jawa
Tengah
2. Badan Peradilan adalah badan peradilan Asosiasi PSSI Provinsi Jawa Tengah yang
terdiri dari Komisi Disiplin dan Komisi Banding.
3. Ketua adalah Ketua Asosiasi PSSI Provinsi Jawa Tengah
4. Klub adalah klub sepakbola anggota PSSI.
5. Kode Disiplin adalah Kode Disiplin Asosiasi PSSI Provinsi Jawa Tengah.
6. Komite Eksekutif adalah Komite Eksekutif PSSI Jawa Tengah.
7. Kongres adalah kongres biasa Asosiasi PSSI Provinsi Jawa Tengah.
8. Kongres Luar Biasa adalah kongres luar biasa Asosiasi PSSI Provinsi Jawa Tengah.
9. Ofisial adalah seluruh pengurus Asosiasi PSSI Provinsi Jawa Tengah termasuk
pelatih,manajer, pengawas pertandingan, wasit kehormatan, wasit, inspektur wasit, asisten
wasit serta orang yang ditunjuk bertanggungjawab terhadap hal teknis, medis dan
administratif ke PSSI, Anggota dan Klub di wilayah provinsi Jawa Tengah.
10. Pemain adalah atlit sepakbola yang berstatus profesional dan amatir yang terdaftar di PSSI.
11. Provinsi adalah Provinsi Jawa Tengah.
12. PSSI adalah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia yang merupakan satu-satunya organisasi
sepakbola nasional di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
13. PSSI Jawa Tengah adalah Asosiasi PSSI Provinsi Jawa Tengah yang merupakan anggota PSSI.
14. PSSI Kabupaten/Kota adalah Asosiasi PSSI Kabupaten/Kota yang merupakan badan pelaksana
organisasi ditingkat Kabupaten/Kota.
15. Sekretaris adalah Sekretaris Asosiasi PSSI Provinsi Jawa Tengah.
16. Statuta adalah Statuta Asosiasi PSSI Provinsi Jawa Tengah.

Pasal 2
Nama, Tempat dan Waktu

1. Organisasi ini diberi nama Asosiasi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia Provinsi Jawa
Tengah dan selanjutnya disebut PSSI Jawa Tengah.
2. PSSI Jawa Tengah adalah anggota PSSI dan tunduk pada Statuta PSSI.
3. PSSI Jawa Tengah berada di ibukota Provinsi.
4. Bendera PSSI Jawa Tengah adalah bendera PSSI dengan nama Provinsi dibawahnya.
5. Emblem PSSI Jawa Tengah adalah lambang daerah provinsi dengan logo organisasi PSSI di
dalamnya.

STATUTA PSSI JAWA TENGAH 2

Pasal 3
Dasar, Azas, Status, Prinsip dan Wewenang

1. PSSI Jawa Tengah didirikan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
2. PSSI Jawa Tengah berazaskan persatuan dan kesatuan bangsa dengan dilandasi semangat
pengabdian dan berpegang teguh pada nilai-nilai sportivitas dan profesionalisme untuk
menghasilkan prestasi sepakbola daerah yang berkualitas agar dapat mendukung
peningkatan mutu sepakbola nasional.
3. PSSI Jawa Tengah adalah satu-satunya organisasi sepakbola di wilayah Provinsi yang
bersangkutan yang berwenang mengatur, mengurus dan menyelenggarakan semua kegiatan
atau kompetisi sepakbola di wilayahnya sesuai regulasi dan/atau peraturan yang ditetapkan
oleh PSSI.
4. PSSI Jawa Tengah berada dalam posisi netral secara politik, suku, agama dan ras serta tidak
mengenal perbedaan gender, dan menolak setiap bentuk diskriminasi terhadap suatu
negara, daerah, kelompok minoritas, perorangan, gender, bahasa, suku, agama, ras dan
politik.

Pasal 4
Tujuan dan Kegiatan

1. PSSI Jawa Tengah bertujuan untuk:
a. Mengorganisir dan mempromosikan sepakbola secara terus menerus, mengatur dan
mengawasinya di seluruh wilayah Provinsi dengan semangat fair play dan menyatukannya
melalui pendidikan, pelatihan dan pengembangan sepakbola khususnya sepakbola usia
dini;
b. Mengorganisir dan mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan kompetisi danturnamen resmi
yang bersifat lokal, serta pertandingan lainnya yang diselenggarakan di wilayahnya;
c. Melindungi kepentingan Anggota;
d. Menyusun peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan
sepakbola di Provinsi dan memastikan penegakannya;
e. Mencegah segala bentuk dan cara yang dapat merusak integritas pertandingan/kompetisi
atau pelecehan terhadap peraturan sepakbola;
f. Mencegah segala pelanggaran Statuta PSSI, Statuta, peraturan-peraturan, instruksi dan
keputusan-keputusan yang dikeluarkan FIFA, AFC dan PSSI serta Laws of the Game dan
memastikan bahwa semua peraturan tersebut dipatuhi oleh seluruh Anggota;
g. Membentuk metode dan sistem yang tepat untuk mencegah terjadinya intervensi dari
pihak manapun yang mengakibatkan terciderainya nilai-nilai sportivitas dalam sepakbola;
h. Memelihara hubungan internal di wilayah Provinsi, antar Provinsi, antar anggota PSSI dan
lembaga/badan/mitra kerja PSSI Jawa Tengah.
2. Untuk mencapai tujuan tersebut, PSSI Jawa Tengah melaksanakan usaha-usaha sebagai
berikut:
a. menyusun peraturan dan ketetapan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembinaan
sepakbola di Provinsi sesuai dengan program PSSI serta memastikan hal tersebut
dilaksanakan sesuai peraturan;
b. melaksanakan kompetisi antar klub amatir di tingkat Provinsi sesuai dengan regulasi,
peraturan dan/atau pedoman yang ditetapkan oleh PSSI;
c. mengawasi kompetisi antar klub amatir tingkat nasional yang diselenggarakan di
wilayahnya;

STATUTA PSSI JAWA TENGAH 3
d. mengembangkan sistem sepakbola yang maju, modern dan profesional serta mencegah
perilaku yang dapat merusak nilai sportivitas dan prinsip fair play;
e. melakukan segala upaya untuk mencegah serta menentang penyalahgunaan narkotika dan
obat-obatan terlarang lainnya dalam persepakbolaan;
f. mencari sumber-sumber pendanaan yang sah untuk kelancaran program kerja dan
menjaga semua hak komersial serta inventaris yang menjadi milik PSSI Jawa Tengah
3. PSSI Jawa Tengah akan meningkatkan dan mengembangkan hubungan persahabatan antara
Anggota, Pemain, Ofisial, dan masyarakat.

Pasal 5
Keharusan Mematuhi

PSSI Jawa Tengah harus mematuhi Statuta PSSI, regulasi organisasi PSSI, peraturan-peraturan,
intruksi, keputusan dan Kode Etik yang dikeluarkan FIFA, AFC, dan PSSI dalam melaksanakan
kegiatan sepakbola.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 6
Pengesahan, Skorsing dan Pemecatan
1. Kongres adalah lembaga yang berwenang menetapkan apakah akan mengakui atau
mengesahkan, menghentikan sementara atau menskorsing atau memberhentikan Anggota.
2. Penetapan sebagai Anggota dapat diberikan jika pemohon memenuhi persyaratan-
persyaratan yang dikeluarkan PSSI Jawa Tengah.
3. Keanggotaan dapat berakhir melalui pengunduran diri atau pemberhentian. Kehilangan hak
keanggotaan tidak membebaskan Anggota yang diberhentikan dari kewajiban keuangannya
terhadap PSSI Jawa Tengah atau kepada Anggota PSSI lainnya, sebaliknya menyebabkan
pembatalan atas semua hak keanggotannya secara otomatis.

Pasal 7
Pengesahan Keanggotaan

1. Anggota PSSI Jawa Tengah adalah:
a. Asosiasi PSSI Kabupaten/Kota yang berada di wilayah Provinsi;
b. Klub profesional yang berada wilayah Provinsi;
c. Klub amatir yang berada wilayah Provinsi
d. Asosiasi futsal Provinsi;
e. Asosiasi sepakbola wanita anggota PSSI yang berada di wilayah Provinsi;
f. Asosiasi Wasit yang berada di wilayah Provinsi.
g. Asosiasi Pelatih yang berada di wilayah Provinsi
h. Asosiasi Pemain yang berada di wilayah Provinsi
2. Setiap entitas sebagaimana disebutkan di dalam pasal (1) yang berniat untuk menjadi
anggota PSSI Jawa Tengah harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Sekretariat
PSSI Jawa Tengah untuk kemudian ditembuskan ke PSSI.


STATUTA PSSI JAWA TENGAH 4
Pasal 8
Permohonan dan Prosedur untuk menjadi Anggota

1. Prosedur untuk pengesahan menjadi anggota diatur dalam peraturan khusus yang dibuat
setelah disetujui Komite Eksekutif.
2. Komite Eksekutif harus meminta Kongres untuk memutuskan apakah Kongres akan
mengesahkan atau tidak mengesahkan Pemohon sebagai Anggota. Pemohon dapat pula
menyatakan alasan permohonannya kepada Kongres.
3. Anggota baru memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajiban keanggotaannya pada saat
keanggotaanya disahkan. Delegasi anggota baru tersebut langsung mempunyai hak untuk
mengeluarkan suara dan dipilih.

Pasal 9
Hak Anggota

1. Anggota PSSI Jawa Tengah memiliki hak-hak sebagai berikut:
a. ikut serta dalam Kongres, mendapatkan informasi mengenai agenda rapat sebelumnya,
diberikan panggilan untuk hadir pada Kongres yang disampaikan dalam waktu yang
ditentukan dan melaksanakan hak pilihnya;
b. menyusun proposal untuk dimasukkan ke dalam agenda Kongres;
c. mengusulkan calon-calon untuk dipilih pada semua badan-badan PSSI Jawa Tengah;
d. mendapat informasi mengenai aktifitas PSSI Jawa Tengah melalui badan-badan resmi
PSSI Jawa Tengah;
e. Ikut serta dalam kompetisi-kompetisi dan/atau kegiatan sepakbola lainnya yang
diadakan oleh PSSI Jawa Tengah.
f. menjalankan semua hal-hal yang terdapat pada dan lahir dari Statuta ini dan regulasi
organisasi PSSI Jawa Tengah serta regulasi PSSI.
2. Pelaksanaan hak-hak tersebut tunduk pada ketentuan-ketentuan lain yang terdapat pada
Statuta ini dan peraturan-peraturan lain yang berlaku.

Pasal 10
Kewajiban Anggota

1. Para Anggota mempunyai kewajiban-kewajiban sebagai berikut:
a. mematuhi secara keseluruhan statuta PSSI, regulasi organisasi PSSI, Statuta, regulasi
PSSI Jawa Tengah, peraturan-peraturan, instruksi dan keputusan-keputusan FIFA, AFC,
PSSI dan PSSI Jawa Tengah serta memastikan bahwa semua peraturan tersebut juga
dilaksanakan oleh anggota-anggotanya;
b. memastikan bahwa pemilihan dilakukan oleh badan pembuat keputusan;
c. ikut serta dalam kompetisi dan kegiatan sepakbola lainnya yang diadakan oleh PSSI dan
PSSI Jawa Tengah;
d. membayar iuran anggota;
e. membuat ketentuan khusus di dalam Statuta yang menyatakan bahwa setiap
perselisihan yang memerlukan penyelesaian melalui pengadilan arbitrase yang
melibatkan dirinya atau salah satu Anggotanya dalaim kaitannya dengan statuta PSSI,
Statuta, seluruh peraturan, instruksi dan keputusan-keputusan FIFA, AFC, PSSI dan PSSI
Jawa Tengah harus diajukan hanya pada yurisdiksi yang tunduk pada ketentuan FIFA,
AFC dan PSSI dan dilarang mengajukan perselisihan tersebut kepada pengadilan Negara
dan/atau badan arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa lainnya;

STATUTA PSSI JAWA TENGAH 5
f. memberitahukan kepada PSSI Jawa Tengah dan PSSI setiap ada perubahan statuta dan
peraturan-peraturan lainnya serta daftar Ofisial atau pihak penandatangan yang
berwenang dan berhak untuk menandatangani perjanjian yang mengikat secara hukum
dengan pihak ketiga;
g. mematuhi Laws of the Game yang ditentukan oleh International Football Association
Board dan memastikan bahwa peraturan-peraturan tersebut juga dihormati oleh
Anggotanya yang sifatnya wajib;
h. tidak menjalin hubungan keolahragaan dengan pihak yang tidak dikenal atau dengan
Anggota yang diskorsing atau dikeluarkan;
i. menjalankan prinsip-prinsip loyalitas, integritas dan perilaku sportif yang mencerminkan
prinsip fair play yang diatur secara khusus dalam suatu ketentuan di dalam Statuta atau
akta pendiriannya;
j. mengelola daftar Anggota dan memperbaharuinya secara berkala;
k. mematuhi semua kewajiban-kewajiban lainnya yang terdapat pada Statuta dan
regulasi/peraturan lainnya yang dikeluarkan FIFA, AFC, PSSI dan PSSI Jawa Tengah.
2. Pelanggaran atas kewajiban-kewajiban tersebut di atas yang dilakukan oleh setiap anggota
dapat dijatuhi sanksi sebagaimana diatur dalam Statuta ini.

Pasal 11
Skorsing

1. Kongres berwenang menskorsing anggota. namun demikian, Komite Eksekutif dapat pula
menskorsing langsung anggota yang secara serius dan terus menerus melakukan pelanggaran
atas kewajiban-kewajibannya sebagai anggota yang pemberlakuannya efektif sejauh saat
skorsing dijatuhkan. Skorsing yang dikenakan berlangsung sampai Kongres berikutnya,
kecuali Komite Eksekutif telah mencabut skorsing tersebut.
2. Skorsing harus disetujui dalam Kongres berikutnya oleh (tiga perempat) dari pemilik hak
suara yang hadir. Jika persetujuan tidak mencapai jumlah suara tersebut, maka skorsing
secara otomatis dibatalkan.
3. Anggota yang diskorsing kehilangan hak keanggotaannya. Anggota-anggota lain tidak dapat
melakukan kegiatan pertandingan sepakbola dengan Anggota yang diskorsing. Komite Disiplin
dapat menjatuhkan sanksi lebih lanjut.
4. Anggota-anggota yang tidak turut serta dalam kegiatan kompetisi atau turnamen sepakbola
yang diselenggarakan oleh PSSI Jawa Tengah dalam jangka waktu 2 (dua) tahun berturut-
turut akan kehilangan hak suaranya dalam pemungutan suara pada Kongres dan wakil-
wakilnya tidak dapat dipilih atau ditunjuk sebelum terpenuhi kewajiban-kewajibannya
terhadap hal-hal yang menyebabkan terjadinya skorsing.

Pasal 12
Pemberhentian

1. Kongres dapat memberhentikan Anggota jika:
a. Anggota tidak memenuhi kewajiban keuangannya kepada PSSI Jawa Tengah;
b. Anggota secara serius telah melanggar Statuta PSSI, Statuta, regulasi organisasi PSSI,
regulasi organisasi PSSI Jawa Tengah, peraturan-peraturan, instruksi atau keputusan-
keputusan yang dikeluarkan FIFA, AFC, PSSI dan PSSI Jawa Tengah.
2. Pemberhentian menjadi sah apabila Kongres dihadiri oleh suara terbanyak mutlak (50%+1)
dari Anggota yang mempunyai hak suara dan (tiga perempat) dari yang hadir menyetujui
pemberhentian tersebut.

STATUTA PSSI JAWA TENGAH 6

Pasal 13
Pengunduran Diri

1. Anggota dapat mengundurkan diri dari PSSI Jawa Tengah yang berlaku sejak akhir tahun
kalender. Pemberitahuan pengunduran diri harus disampaikan kepada Sekretariat selambat-
lambatnya enam bulan sebelum akhir tahun kalender.
2. Pengunduran diri tidak berlaku sampai Anggota yang bermaksud untuk mengundurkan diri
telah memenuhi semua kewajiban keuangannya kepada PSSI Jawa Tengah dan/atau kepada
Anggota PSSI lainnya.
Pasal 14
Status Klub

1. Klub yang berafiliasi pada PSSI Jawa Tengah diakui dan berada dalam otoritas PSSI Jawa
Tengah. Statuta ini menjelaskan lingkup kewenangan serta hak dan kewajiban Klub. Statuta
dan peraturan Klub tersebut harus disetujui dan disahkan oleh Komite Eksekutif.
2. Klub yang berafiliasi pada PSSI Jawa Tengah harus mengambil keputusan secara independen
atas hal-hal mengenai keanggotaannya terhadap badan lainnya. Kewajiban ini berlaku tanpa
memandang susunan dan struktur kepengurusan yang ada.
3. Dalam keadaan apapun, tidak seorangpun atau badan hukum termasuk induk perusahaan dan
anak perusahaannya dapat mengendalikan lebih dari satu Klub yang menyebabkan integritas
suatu pertandingan sepakbola diragukan.

BAB III
KETUA DAN ANGGOTA KEHORMATAN
Pasal 15
Ketua dan Anggota Kehormatan

1. Kongres dapat menganugerahi gelar Ketua Kehormatan atau Anggota Kehormatan kepada
siapapun atau kepada mereka yang berjasa pada sepakbola.
2. Pencalonan Ketua dan Anggota Kehormatan diajukan oleh Komite Eksekutif.
3. Ketua kehormatan dan Anggota Kehormatan dapat ikut serta dalam Kongres dan memiliki
hak bicara tetapi tidak memiliki hak suara.

BAB IV
ORGANISASI
Pasal 16
Struktur Oganisasi

1. Kongres merupakan badan tertinggi dan legislatif.
2. Komite Eksekutif merupakan badan eksekutif.
3. Komite Tetap dan Komite Adhoc membantu memberi saran dan pendapat Komite Eksekutif
dalam menjalankan kewajibannya. Kewajiban-kewajiban Komite Tetap dan Komite Adhoc,
komposisi dan fungsinya ditentukan dalam Statuta ini dan/atau regulasi khusus yang dibuat
oleh Komite Eksekutif.
4. Sekretariat merupakan badan administratif.
5. Badan Peradilan terdiri dari Komisi Disiplin dan Komisi Banding.


STATUTA PSSI JAWA TENGAH 7
Pasal 17
Kongres

1. Kongres merupakan forum pertemuan Anggotayang dilaksanakan secara berkala. Kongres
merupakan badan supremasi dan legislatif tertinggi PSSI Jawa Tengah. Hanya Kongres yang
dilaksanakan secara berkala yang mempunyai kewenangan mengambil keputusan-keputusan.
2. Kongres terdiri dari Kongres biasa dan Kongres Luar Biasa.
3. Ketua memimpin pelaksanaan Kongres sesuai dengan Peraturan Tata Tertib Kongres yang
ditetapkan oleh PSSI.
4. Kongres dapat mengundang peninjau untuk ikut serta dalam Kongres tanpa hak berbicara
atau hak memilih.
5. Ketua kehormatan atau anggota kehormatan dapat ikut serta dalam Kongres, memiliki hak
bicara, tetapi tidak memiliki hak suara.

Pasal 18
Peserta Kongres

Peserta Kongres adalah sebagai berikut:
a. PSSI Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi;
b. Anggota Komite Eksekutif PSSI yang ditugaskan untuk itu;
c. Anggota Komite Eksekutif;
d. Klub profesional, Klub amatir, Asosiasi sepakbola wanita, Asosiasi Wasit, Asosiasi Futsal,
Asosiasi Pelatih dan Asosiasi Pemain di wilayah Provinsi;
e. Ketua dan Anggota Kehormatan PSSI Jawa Tengah;
f. Peninjau yang terlebih dahulu telah ditetapkan.

Pasal 19
Hak Suara Untuk Memilih Dalam Kongres

1. Ketentuan Peserta Kongres adalah sebagai berikut:
a. Komite Eksekutif PSSI memiliki hak bicara dan tidak memiliki hak suara;
b. Komite Eksekutif memiliki hak bicara dan tidak memiliki hak suara;
c. Klub profesional di wilayah Provinsi memiliki hak bicara dan tidak memiliki hak suara;
d. Klub amatir di wilayah Provinsi memiliki satu hak suara dan hak bicara;
e. Asosiasi Sepakbola Wanita di wilayah provinsi memiliki satu hak suara dan hak bicara;
f. Asosiasi Wasit di wilayah provinsi memiliki satu hak suara dan hak bicara;
g. Asosiasi Futsal di wilayah provinsi memiliki satu hak suara dan hak bicara;
h. Asosiasi Pelatih di wilayah provinsi memiliki satu hak suara dan hak bicara;
i. Asosiasi Pemain di wilayah provinsi memiliki satu hak suara dan hak bicara;
j. Pengurus PSSI Jawa Tengah memiliki hak bicara dan tidak memiliki hak suara;
k. Pengurus Asosiasi PSSI Kabupaten/Kota yang aktif melaksanakan kompetisi memiliki hak
bicara dan memiliki satu hak suara;
l. Ketua dan Anggota Kehormatan PSSI Jawa Tengah memiliki hak bicara dan tidak
memiliki hak suara;
m. Peninjau memiliki hak bicara dan tidak memiliki hak suara.

STATUTA PSSI JAWA TENGAH 8
2. Hak untuk memilih tidak dapat diwakilkan meskipun secara tertulis.
3. Peserta yang memiliki hak suara untuk memilih harus diberitahukan kepada Sekretariat
dengan mencantumkan hak suaranya dalam surat tertulis yang sah.

Pasal 20
Kewenangan

1. Kongres memiliki kewenangan sebagai berikut:
a. mengusulkan perubahan Statuta, membuat atau merubah regulasi mengenai
pelaksanaan Statuta dan Peraturan Tata Tertib Kongres;
b. memilih 2 (dua) Anggota untuk memeriksa notulen dan menyetujui notulen rapat
terakhir;
c. memilih Ketua dan Wakil Ketua serta anggota-anggota Komite Eksekutif;
d. menunjuk petugas pemeriksa pungutan suara;
e. menyetujui laporan keuangan;
f. menyetujui anggaran;
g. menyetujui laporan Ketua;
h. menunjuk auditor independen sesuai usulan dari Komite Eksekutif.
i. menetapkan iuran keanggotaan;
j. memutuskan mengenai penganugerahan gelar Ketua kehormatan atau anggota
kehormatan berdasarkan pencalonan dari Komite Eksekutif;
k. mengesahkan, menskorsing atau memberhentikan Anggota;
l. membatalkan wewenang seorang atau beberapa anggota badan PSSI Jawa Tengah;
m. membuat keputusan berdasarkan permintaan dari Anggota sesuai ketentuan Statuta ini;
n. mensahkan Program Kerja 4 (empat) tahun;
o. memberikan penghargaan kepada pihak yang dianggap berjasa kepada persepakbolaan
di wilayah provinsi.

Pasal 21
Kuorum Kongres

1. Keputusan yang dibuat oleh Kongres hanya sah jika dihadiri oleh suara terbanyak sederhana
(50%+1) dari Anggota yang berhak untuk memilih.
2. Jika kuorum tidak terpenuhi, maka diadakan Kongres kedua dalam waktu 24 (dua puluh
empat) jam setelah Kongres yang pertama, dengan agenda yang sama.

Pasal 22
Keputusan Kongres

1. Kecuali ditentukan sebaliknya dalam Statuta, keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak dari anggota yang berhak memilih. Jumlah suara sah yang dihitung yang akan
memutuskan suara sederhana (50%+1). Kertas suara yang rusak atau kosong atau bentuk
yang tidak memberikan suara lainnya dianggap tidak sah dalam perhitungan suara
terbanyak.
2. Keputusan yang memerlukan pemungutan suara harus diputuskan dengan mengangkat
tangan atau dengan alat hitung elektronik. Jika pengangkatan tangan tidak menghasilkan
suara terbanyak yang pasti/jelas untuk memutuskan hal yang diusulkan, maka pemungutan
suara harus dilakukan dengan cara memanggil secara giliran sesuai urutan abjad.

STATUTA PSSI JAWA TENGAH 9

Pasal 23
Pemilihan

1. Tata cara pemilihan Ketua, Wakil Ketua dan anggota-anggota Komite Eksekutif diatur dalam
regulasi dan/atau peraturan yang sesuai dengan Statuta dan Kode Pemilihan PSSI.
2. Pemilihan dilangsungkan dengan pemungutan suara secara rahasia.
3. Untuk pemilihan yang berkaitan dengan orang, keputusannya harus berdasarkan suara
terbanyak sederhana (50%+1) dan sah pada saat pemungutan suara yang pertama. Pada
pemungutan suara yang kedua dan setiap pemungutan suara selanjutnya yang dibutuhkan,
maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dari hak pilih yang terdaftar.
4. Jika terdapat lebih dari dua calon untuk satu posisi yang tersedia, maka calon yang meraih
jumlah suara terendah dieleminasi dari pemungutan suara kedua sehingga hanya tersisa dua
calon saja.
Pasal 24
Kongres Biasa

1. Kongres biasa dilangsungkan setiap tahun.
2. Komite Eksekutif menentukan tempat dan tanggal Kongres. Para anggota akan diberitahukan
mengenai hal tersebut secara tertulis dalam waktu selambat-lambatnya 8 (delapan) minggu
sebelumnya.
3. Pemanggilan resmi dilakukan secara tertulis selambat-lambatnya 4 (empat) minggu sebelum
tanggal Kongres. Pemanggilan ini harus menyebutkan agenda, laporan kegiatan Ketua,
laporan keuangan dan laporan auditor serta dokumen-dokumen terkait lainnya.

Pasal 25
Agenda Kongres Biasa

1. Sekretaris harus menyusun agenda berdasarkan usulan dari Komite Eksekutif dan para
Anggota. Setiap usulan yang ingin disampaikan oleh seorang Anggota kepada Kongres harus
disampaikan kepada Sekretariat secara tertulis yang disertai dengan penjelasan singkat,
dikirimkan selambat-lambatnya 6 (enam) minggu sebelum tanggal pelaksanaan Kongres.
2. Agenda Kongres harus mencantumkan beberapa hal materi penting antara lain sebagai
berikut:
a. Pernyataan yang menyatakan bahwa Kongres telah diadakan dan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan Statuta;
b. Persetujuan atas agenda;
c. Pidato Ketua;
d. Penunjukan Anggota-anggota untuk memeriksa notulen;
e. Penunjukan petugas pemeriksa pemungutan suara;
f. Skorsing atau pemberhentian Anggota (jika ada);
g. Persetujuan terhadap notulen Kongres sebelumnya;
h. Laporan kegiatan Ketua (mengenai kegiatan-kegiatan sejak kongres terakhir);
i. Presentasi atas neraca keuangan yang telah dikonsolidasi dan diperbaiki serta laporan
laba rugi;
j. Persetujuan atas laporan keuangan;
k. Persetujuan atas anggaran;

STATUTA PSSI JAWA TENGAH 10
l. Iuran keanggotaan (jika ada);
m. Pemungutan suara atas usulan perubahan Statuta, regulasi dan/atau peraturan-
peraturan pelaksana Statuta dan Peraturan Tata Cara Kongres (jika ada);
n. Diskusi atas acuan yang diajukan oleh Para Anggota dan Komite Eksekutif;
o. Pemilihan auditor independen (jika ada) berdasarkan usulan Komite Eksekutif;
p. Pembubaran orang atau badan (jika ada);
q. Pemilihan Ketua, Wakil Ketua dan Anggota-anggota Komite Eksekutif (jika ada);
r. Mensahkan Program kerja jangka panjang dan jangka pendek;
s. Hal-hal lainnya yang diusulkan oleh para Anggota dan Komite Eksekutif.
3. Agenda dari Kongres biasa dapat diubah dengan ketentuan bahwa 2/3 (dua pertiga) dari
para Anggota yang hadir pada Kongres dan berhak untuk memberikan hak pilih setuju atas
usulan tersebut.
4. Kongres tidak dapat membuat keputusan atas hal-hal yang tidak termasuk dalam agenda.

Pasal 26
Kongres Luar Biasa

1. Komite Eksekutif dapat melakukan permintaan untuk melakukan Kongres Luar Biasa setiap
saat.
2. Komite Eksekutif akan mengadakan Kongres Luar Biasa apabila diminta secara tertulis oleh
2/3 (dua per tiga) Anggota dan telah mendapatkan persetujuan dari PSSI. Permintaan
persetujuan kepada PSSI harus mencantumkan agenda yang akan dibicarakan. Kongres Luar
Biasa harus diadakan selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah diterimanya
persetujuan dari PSSI. Apabila Kongres Luar Biasa tidak diadakan, Anggota yang memintanya
dapat mengadakan Kongres sendiri. Sebagai usaha terakhir, Anggota bisa meminta bantuan
dari PSSI.
3. Anggota akan diberitahukan mengenai tempat, tanggal dan acara Kongres sekurang-
kurangnya 4 (empat) minggu sebelum tanggal Kongres Luar Biasa.
4. Apabila Kongres Luar Biasa diadakan atas inisiatif Komite Eksekutif, maka Komite Eksekutif
harus menyusun agenda Kongres. Apabila Kongres Luar Biasa diadakan atas permintaan
Anggota, acara tersebut harus mencantumkan materi yang diajukan oleh Anggota tersebut.
5. Agenda acara Kongres Luar Biasa tidak dapat diubah.

Pasal 27
Notulen

Sekretaris bertanggung jawab untuk mencatat notulen Kongres. Notulen akan diperiksa ulang
oleh anggota yang ditunjuk untuk itu dan disetujui dalam Kongres berikutnya.

Pasal 28
Berlakunya Keputusan

Keputusan yang dikeluarkan oleh Kongres berlaku efektif bagi Anggota dalam waktu 60 (enam
puluh) hari setelah ditutupnya Kongres, kecuali Kongres memutuskan tanggal lain yang pasti
untuk berlakunya suatu keputusan Kongres.


STATUTA PSSI JAWA TENGAH 11
BAB V
KOMITE EKSEKUTIF
Pasal 29
Susunan

1. Komite Eksekutif terdiri dari 9 (sembilan) anggota yaitu:
a. 1 (satu) Ketua;
b. 1 (satu) wakil ketua;
c. 7 (tujuh) anggota yang merupakan representasi dari Asosiasi PSSI Kabupaten/Kota yang
diatur melalui regulasi organisasi PSSI Jawa Tengah
2. Ketua, wakil ketua dan anggota Komite Eksekutif dipilih oleh Kongres. Setiap calon dalam
pemilihan anggota Komite Eksekutif harus diusulkan oleh sekurang-kurangnya 1 (satu)
Anggota.
3. Jabatan Ketua, wakil ketua dan anggota Komite Eksekutif adalah 4 (empat) tahun dan dapat
dipilih kembali.
4. Anggota Komite Eksekutif harus sudah berusia lebih dari 30 (tiga puluh) tahun, harus telah
aktif di sepakbola sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun, harus tidak pernah dinyatakan
bersalah melakukan suatu tindakan kriminal serta berdomisili di wilayah Provinsi.
5. Calon-calon tersebut harus dikirim ke Sekretaris. Daftar resmi calon harus disampaikan
kepada anggota bersamaan dengan acara Kongres yang akan melakukan pemilihan Komite
Eksekutif tersebut.
6. Anggota Komite Eksekutif tidak boleh menjadi anggota dari suatu badan peradilan di PSSI di
waktu yang bersamaan.
7. Apabila sebuah posisi lowong, Komite Eksekutif akan mengisi posisi tersebut sampai dengan
Kongres Biasa berikutnya, dimana penggantian akan dilakukan untuk sisa jangka waktu
jabatan.

Pasal 30
Rapat

1. Komite Eksekutif harus melakukan rapat sekurang-kurangnya 4 (empat) kali dalam setahun.
2. Ketua harus melakukan pemanggilan rapat Komite Eksekutif. Apabila 50% (lima puluh
persen) dari anggota Komite Eksekutif meminta diadakan rapat, maka Ketua harus
melakukan rapat tersebut paling lambat dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah
permintaan rapat.
3. Ketua harus menyiapkan agenda rapat. Masing-masing anggota Komite Eksekutif berhak
mengusulkan materi rapat untuk dimasukkan dalam agenda rapat. Anggota Komite Eksekutif
harus menyerahkan kepada Sekretariat materi rapat yang ingin dimasukkan dalam agenda
rapat sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum rapat. Agenda rapat harus dikirim
ke anggota Komite Eksekutif sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat diadakan.
4. Sekretaris akan turut serta dalam rapat Komite Eksekutif dan berperan sebagai pendukung
administrasi dan peran konsultasi.
5. Rapat Komite Eksekutif tidak diselenggarakan secara terbuka. Namun, Komite Eksekutif bisa
mengundang pihak ketiga untuk menghadirinya. Pihak Ketiga tersebut tidak mempunyai hak
untuk mengeluarkan suara, dan hanya bisa memberikan pendapat dengan persetujuan dari
Komite Eksekutif.

STATUTA PSSI JAWA TENGAH 12
Pasal 31
Kekuasaan Komite Eksekutif

1. Komite Eksekutif berwenang:
a. mengambil keputusan atas seluruh kasus yang bukan merupakan lingkup tanggung jawab
Kongres atau yang tidak diberikan kepada badan lain sebagaimana diatur dalam Statuta
ini;
b. mempersiapkan dan meminta untuk diadakan Kongres biasa dan Kongres Luar Biasa;
c. menunjuk ketua, wakil ketua dan anggota Komite Tetap;
d. menunjuk ketua, wakil ketua dan anggota Badan Peradilan;
e. memutuskan untuk menetapkan Komite Ad-Hoc apabila diperlukan setiap saat.
f. menyusun regulasi tentang organisasi Komite Tetap dan Komite Ad-Hoc;
g. mengangkat atau memberhentikan Sekretaris atas usulan dari Ketua. Sekretaris harus
menghadiri rapat-rapat Komite sesuai tanggung jawab jabatannya;
h. mengusulkan auditor independen kepada Kongres;
i. memutuskan tempat, tanggal dan jumlah tim yang berpartisipasi dalam kompetisi yang
diselenggarakan oleh PSSI Jawa Tengah;
j. menunjuk pelatih untuk tim daerah dan staf teknis lainnya;
k. menyetujui regulasi yang mengatur bagaimana PSSI Jawa Tengah diorganisasikan secara
internal;
l. menjamin bahwa Statuta dilaksanakan dan dipatuhi sebagai persyaratan-persyaratan yang
diperlukan untuksuatu pemohonan menjadi anggota;
m. memberhentikan seseorang atau badan atau Anggota sampai Kongres berikutnya.

Pasal 32
Keputusan

1. Komite Eksekutif tidak dapat mengambil keputusan penting kecuali apabila 2/3 (dua
pertiga) dari anggotanya hadir.
2. Komite Eksekutif mengambil keputusan dengan suara terbanyak dari anggota yang hadir.
Dalam hal terjadi suara berimbang, Ketua berhak mengambil keputusan akhir. Pemungutan
suara dengan kuasa atau dengan surat tidak diperkenankan.
3. Setiap anggota Komite Eksekutif harus mengundurkan diri dari musyawarah dan pengambilan
keputusan apabila ada risiko atau kemungkinan konflik kepentingan.
4. Keputusan yang dikeluarkan akan dicatat dalam notulen rapat.
5. Keputusan yang dikeluarkan oleh Komite Eksekutif segera berlaku efektif, kecuali apabila
Komite Eksekutif menetapkan lain.

Pasal 33
Pemberhentian Seseorang atau suatu Badan

1. Kongres dapat memberhentikan seseorang atau suatu badan. Komite Eksekutif dapat
mencantumkan pemberhentian seseorang atau badan pada acara Kongres. Komite Eksekutif
dapat juga melakukan skorsing terhadap seseorang atau badan. Setiap anggota Komite
Eksekutif dapat menyampaikan usulan untuk pembubaran badan tersebut dalam agenda
Komite Eksekutif atau Kongres.
2. Usulan pemberhentian harus disertai alasan yang cukup. Usul pemberhentian harus dikirim
ke Anggota bersamaan dengan agenda acara.

STATUTA PSSI JAWA TENGAH 13
3. Seseorang atau badan yang sedang dipermasalahkan statusnya tersebut mempunyai hak
untuk menjawab atau melakukan pembelaan.
4. Apabila usul pemberhentian diterima dan dikuatkan, Kongres atau Komite Eksekutif harus
mengeluarkan keputusan dengan cara melakukan pemungutan suara secara tertutup,
berdasarkan suara terbanyak 2/3 (dua per tiga) dari suara sah.
5. Orang atau badan yang diberhentikan sementara tersebut harus segera dilepaskan dari
jabatannya pada saat skorsing dijatuhkan.

BAB VI
KETUA dan WAKIL KETUA
Pasal 34
Ketua

1. Ketua secara sah mewakili PSSI Jawa Tengah.
2. Tanggungjawab utama Ketua adalah untuk:
a. melaksanakan keputusan yang dikeluarkan Kongres dan Komite Eksekutif melalui
Sekretaris;
b. memastikan bahwa PSSI Jawa Tengah sebagai organisasi dapat mencapai tujuannya
secara efektif sebagaimana diatur dalam Statuta;
c. melakukan pengawasan pekerjaan Sekretaris;
d. memelihara hubungan baik antara PSSI Jawa Tengah dengan para Anggotanya dan PSSI
serta badan pemerintahan dan organisasi-organisasi lainnya.
3. Hanya Ketua yang dapat mengusulkan pengangkatan atau pemberhentian Sekretaris.
4. Ketua memimpin Kongres, rapat Komite Eksekutif dan rapat Komite Darurat serta komite-
komite dimana ia telah ditunjuk sebagai Ketua.
5. Ketua mempunyai hak suara biasa pada Komite Eksekutif dan, pada ketika pemilihan suara
hasilnya berimbang, maka Ketua dapat mengambil keputusannya sendiri.
6. Apabila Ketua tidak ada atau berhalangan, maka wakil ketua akan menggantikannya.

Pasal 35
Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua

1. Ketua dan wakil ketua akan dipilih oleh Kongres untuk jangka waktu 4 (empat) tahun.
Jabatan tersebut akan dimulai setelah berakhirnya Kongres yang memilihnya. Ketua dan
wakil ketua dapat dipilih kembali.
2. Untuk pemilihan Ketua dan wakil ketua, diperlukan kuorum 2/3 (dua pertiga) dari suara
yang tercatat dan sah dalam pemungutan suara pertama. Dalam pemungutan suara yang
kedua dan pemungutan suara yang dipersyaratkan lainnya, cukup diperlukan suara terbanyak
mutlak (50%+1). Apabila ada lebih dari dua calon, calon yang memperoleh jumlah suara yang
terendah disisihkan dari pemungutan suara kedua, sehingga hanya tertinggal dua calon.
3. Hanya Anggota yang berhak memilih calon untuk jabatan Ketua dan wakil ketua. Para
Anggota harus memberitahukan secara tertulis mengenai nama calon Ketua kepada
Sekretariat dalam waktu selambat-lambatnya 6 (enam) minggu sebelum tanggal Kongres.
4. Masing-masing anggota hanya berhak mengusulkan satu calon untuk posisi yang dipilih
5. Sekretariat akan memberitahukan anggota-anggota mengenai nama-nama calon yang
diusulkan dalam waktu 4 (empat) minggu sebelum tanggal Kongres.
6. Apabila Ketua secara permanen atau sementara terhalang dalam melaksanakan tugas
resminya, wakil ketua akan mewakilinya sampai dengan Kongres berikutnya.

STATUTA PSSI JAWA TENGAH 14
Pasal 36
Perwakilan dan Tanda Tangan

Ketua secara sah mewakili PSSI Jawa Tengah dan berhak untuk menandatangani dokumen
organisasi. Komite Eksekutif dapat menetapkan regulasi internal mengenai tanda tangan
bersama dari para pejabat, khususnya, dalam hal tidak hadirnya Ketua dan mengenai segala hal
yang berkaitan dengan kegiatan penting PSSI Jawa Tengah.

BAB VII
KOMITE DARURAT
Pasal 37
Komite Darurat

1. Komite Darurat menangani segala hal yang memerlukan penyelesaian segera antara dua
rapat Komite Eksekutif. Komite akan terdiri dari Ketua dan wakil ketua dan empat anggota
yang dipilih dari Anggota PSSI Jawa Tengah dan ditunjuk oleh Komite Eksekutif untuk jangka
waktu 2 (dua) tahun.
2. Ketua melaksanakan rapat Komite Darurat. Apabila rapat tidak dapat diadakan dalam
periode waktu yang tepat, keputusan dapat dikeluarkan melalui cara komunikasi lainnya.
Keputusan tersebut segera berlaku efektif dan mempunyai kekuatan hukum. Ketua akan
memberitahukan Komite Eksekutif segera mengenai keputusan yang dikeluarkan oleh Komite
Darurat.
3. Seluruh keputusan yang dikeluarkan oleh Komite Darurat harus disahkan oleh Komite
Eksekutif dalam rapat berikutnya.
4. Apabila Ketua tidak dapat menghadiri rapat, wakil ketua akan menggantikannya.

BAB VIII
KOMITE-KOMITE
Pasal 38

1. Komite-komite tetap PSSI Jawa Tengah terdiri dari:
a. Komite Keuangan;
b. Komite Audit Internal;
c. Komite Kompetisi ;
d. Komite Teknis dan Pengembangan ;
e. Komite Wasit ;
f. Komite Hukum;
g. Komite Sepakbola Wanita;
h. Komite Pengembangan Sepakbola Usia Muda;
i. Komite Futsal;
j. Komite Medis;
k. Komite Fair Play dan Tanggung-jawab Sosial;
l. Komite Media;
m. Komite Sepakbola;
n. Komite Studi Strategis;
o. Komite Marketing dan Penasehat Televisi;
p. Komite Keamanan.

STATUTA PSSI JAWA TENGAH 15
2. Ketua dan wakil ketua dari Komite Tetap merupakan anggota Komite Eksekutif dengan
pengecualian untuk Komite Audit Internal, yang tidak dapat menjadi Komite Eksekutif.
Anggota setiap Komite Tetap akan ditunjuk oleh Komite Eksekutif dalam usulan Anggota
atau Ketua PSSI. Ketua, wakil ketua dan anggota Komite Tetap diangkat untuk jangka waktu
jabatan 4 (empat) tahun.
3. Masing-masing ketua Komite akan menetapkan tanggal rapat bekerja sama dengan
Sekretaris, dan memastikan bahwa seluruh tugas dilaksanakan dan dilaporkan kembali
kepada Komite Eksekutif.
4. Masing-masing Komite dapat mengusulkan kepada Komite Eksekutif perubahan peraturan.
5. Masing-masing ketua Komite akan mewakili komitenya dan menjalankan kegiatannya sesuai
dengan organisasi terkait yang dibuat oleh Komite Eksekutif.

Pasal 39
Komite Keuangan

1. Komite Keuangan bertanggungjawab untuk mengawasi pengelolaan keuangan dan
memberikan masukan kepada Komite Eksekutif berkenaan dengan keuangan dan pengelolaan
aset, melakukan analisa anggaran dan laporan keuangan yang disiapkan oleh Sekretaris yang
harus diserahkan dan disetujui oleh Komite Eksekutif.
2. Komite Keuangan terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua dan 3 (tiga) orang anggota.

Pasal 44
Komite Hukum

1. Komite Hukum bertanggungjawab menganalisa hal-hal yang berkaitan dengan aspek hukum,
khususnya yang terkait dengan sepakbola, dan membuat usulan perubahan regulasi
organisasi dan keanggotaan untuk diserahkan kepada Komite Eksekutif.
2. Komite Hukum terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua dan 3 (tiga) orang anggota.

Pasal 45
Komite Sepakbola Wanita

1. Komite Sepakbola Wanita bertanggungjawab mengatur kompetisi sepakbola wanita dan
semua hal yang berkaitan dengan sepakbola wanita.
2. Komite Sepakbola Wanita terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua dan 3 (tiga) orang
anggota.
Pasal 46
Komite Pengembangan Sepakbola Usia Muda

1. Komite Pengembangan Sepakbola Usia Muda bertanggungjawab mengatur kompetisi-
kompetisi sepakbola usia muda dan semua pengembangan yang berkaitan dengan sepakbola
usia muda di wilayah Provinsi.
2. Komite Pengembangan Sepakbola Usia Muda melakukan pembibitan, pembinaan dan
pemantauan pemain sepakbola usia muda pada sekolah-sekolah sepakbola di wilayah
Provinsi.
3. Komite Pengembangan Sepakbola Usia Muda terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua
dan 3 (tiga) orang anggota.


STATUTA PSSI JAWA TENGAH 16
Pasal 47
Komite Futsal

1. Komite Futsal mengatur kompetisi futsal dan bertanggung-jawab terhadap semua hal-hal
yang berkaitan dengan futsal.
2. Komite Futsal terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua dan 3 (tiga) orang anggota.

Pasal 48
Komite Medis

1. Komite Medis bertanggungjawab terhadap semua hal yang berkaitan dengan aspek medis
dalam sepakbola.
2. Komite Medis terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua dan 3 (tiga) orang anggota.

Pasal 49
Komite Fair Play dan Tanggung-Jawab Sosial

1. Komite Fair Play dan Tanggung Jawab Sosial bertugas menangani hal-hal yang bersifat
keolahragaan dalam persepakbolaan dunia, memantau kepatuhan atas fair play serta
mendukung dan mengawasi perilaku setiap orang yang terlibat dalam sepakbola.
2. Komite Fair Play dan Tanggung Jawab Sosial terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua
dan 3 (tiga) orang anggota.

Pasal 50
Komite Media

1. Komite Media bertanggungjawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan oleh PSSI Jawa
Tengah yang berkaitan dengan media.
2. Komite Media terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua dan 3 (tiga) orang anggota.

Pasal 51
Komite Sepakbola

1. Komite Sepakbola bertanggungjawab terhadap semua hal-hal umum yang berkaitan dengan
Sepakbola, khususnya hal-hal yang terkait dengan struktur dan Klub di wilayah Provinsi.
2. Komite Sepakbola terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua dan 3 (tiga) orang
anggota.

Pasal 52
Komite Promosi dan Marketing

1. Komite Promosi dan Marketing bertanggungjawab untuk memberikan saran kepada Komite
Eksekutif mengenai pembuatan dan pelaksanaan kontrak antara PSSI Jawa Tengah dan
marketing/partner televisi dan menganalisa rancangan pemasaran dan strategi televisi yang
telah disusun.
2. Komite Promosi dan Marketing terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua dan 3 (tiga)
orang anggota.

STATUTA PSSI JAWA TENGAH 17
Pasal 53
Komite Keamanan

1. Komite Kemanan bertanggungjawab memberikan saran kepada Komite Eksekutif tentang
keamanan dalam pelaksanaan kompetisi dan turnamen-turnamen yang diselenggarakan oleh
PSSI Jawa Tengah.
2. Komite Keamanan terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua dan 3 (tiga) orang
anggota.

Pasal 54
Komite Ad-Hoc

1. Jika diperlukan, Komite Eksekutif dapat membentuk Komite Ad-Hoc dengan tugas khusus
dalam batas waktu tertentu.
2. Tugas dan fungsi Komite Ad-Hoc ditentukan di dalam peraturan khusus yang disusun oleh
Komite Eksekutif.
3. Komite Ad-Hoc bertanggungjawab secara langsung kepada Komite Eksekutif.
4. Komite Ad-Hoc terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua dan anggota-anggota yang
ditunjuk oleh Komite Eksekutif.

BAB IX
KESEKRETARIATAN
Pasal 55
Fungsi, Tugas Pokok, Tata Kerja

Fungsi, tugas pokok, tata kerja serta mekanisme kerja PSSI Jawa Tengah akan diatur dan
ditetapkan dengan regulasi organisasi PSSI Jawa Tengah.

Pasal 56
Kesekretariatan

Sekretariat bertugas melakukan semua pekerjaan administrasi PSSI Jawa Tengah di bawah
arahan Sekretaris. Para anggota Sekretariat terikat pada regulasi dan/atau peraturan
internal organisasi dan harus melaksanakan tugas-tugas yang diberikan dengan sebaikbaiknya.

Pasal 57
Sekretaris

1. Sekretaris merupakan pemimpin dari kesekretariatan.
2. Sekretaris ditunjuk berdasarkan suatu kontrak dan harus memiliki kualifikasi profesional
yang diperlukan.
3. Sekretaris bertanggungjawab atas hal-hal:
a. melaksanakan keputusan Kongres dan Komite Eksekutif berdasarkan instruksi Ketua;
b. menghadiri Kongres dan rapat-rapat Komite Eksekutif, Komite Darurat dan Komite Tetap
dan Ad-Hoc;
c. menyelenggarakan kegiatan Kongres dan rapat-rapat Komite Eksekutif dan badanbadan
lainnya;
d. mengumpulkan notulen-notulen rapat-rapat Kongres, Komite Eksekutif, Komite Darurat,
dan Komite Tetap dan Ad-Hoc;

STATUTA PSSI JAWA TENGAH 18
e. mengelola dan memelihara rekening PSSI Jawa Tengah sebaik-baiknya;
f. melakukan korespondensi atas nama PSSI Jawa Tengah;
g. menjalin hubungan dengan para Anggota, komite-komite dan PSSI;
h. mengelola kesekretariatan umum;
i. mengusulkan pegangkatan dan pemberhentian pegawai pelaksana kepada Ketua;
j. melakukan pengangkatan dan pemberhentian pegawai yang bekerja di
k. kesekretariatan umum setelah mendapat persetujuan Ketua.
4. Sekretaris tidak boleh menjadi delegasi ke Kongres atau anggota dari badan di PSSI dan atau
PSSI Jawa Tengah.

BAB X
BADAN PERADILAN
Pasal 58
Badan Peradilan

1. Badan Peradilan terdiri adalah Komisi Disiplin dan Komisi Banding yang diatur melalui Kode
Disiplin.
2. Tanggungjawab dan fungsi Komisi Disiplin diatur dalam Kode Disiplin, yang harus sesuai
dengan Kode Disiplin PSSI, FIFA dan AFC.
3. Kekuasaan untuk membuat keputusan dari komite-komite lainnya tetap berlaku.
4. Para anggota Komisi Disiplin dan Komisi Banding tidak boleh secara sekaligus menjabat
sebagai anggota dari Komite-komite PSSI Jawa Tengah dan/atau PSSI pada waktu yang
bersamaan.

Pasal 59
Komisi Disiplin

1. Komisi Disiplin terdiri dari ketua, wakil ketua dan sejumlah anggota sesuai kebutuhan. Ketua
dan wakil ketua harus memiliki kualifikasi dalam bidang hukum.
2. Fungsi dari komisi ini diatur dalam Kode Disiplin. Komisi hanya dapat membuat keputusan
hanya jika dihadiri oleh sedikitnya 3 (tiga) anggota. Dalam keadaan tertentu, Ketua dapat
memutuskan sendiri penerapan peraturan berdasarkan Kode Disiplin.
3. Komisi dapat mejatuhkan sanksi sebagaimana tercantum pada Statuta dan Kode Disiplin
terhadap Anggota, Ofisial, Pemain, Klub serta Agen pertandingan dan pemain.
4. Ketentuan-ketentuan mengenai Komisi ini tunduk pada ketentuan mengenai kekuasaan
kedisiplinan suatu Kongres dan Komite Eksekutif khususnya atas hal mengenai skorsing dan
pemecatan Anggota.
5. Terhadap Keputusan Komisi Disiplin PSSI Jawa Tengah dapat dimintakan banding kepada
Komisi Banding PSSI sesuai dengan Kode Disiplin PSSI
6. Kode Disiplin harus mendapatkan pengesahan dari PSSI.


STATUTA PSSI JAWA TENGAH 19
Pasal 60
Komisi Banding

1. Komisi Banding terdiri dari ketua, wakil ketua dan sejumlah anggota sesuai kebutuhan.
Ketua dan wakil ketua harus memiliki kualifikasi dalam bidang hukum.
2. Fungsi dari komisi ini diatur dalam Kode Disiplin PSSI. Komisi ini dapat membuat keputusan
hanya jika dihadiri oleh sedikitnya 3 (tiga) anggota. Dalam keadaan tertentu, ketua dapat
memutuskan sendiri penerapan peraturan berdasarkan Kode Disiplin.
3. Komisi Banding bertanggungjawab untuk mendengarkan kesaksian banding terhadap
keputusan-keputusan Komisi Disiplin yang belum final.

Pasal 61
Jurisdiksi

1. PSSI Jawa Tengah, Anggota, Pemain, Ofisial, serta agen pemain dan agen pertandingan tidak
diperkenankan mengajukan permasalahan perselisihan internal ke Pengadilan ataupun forum
lain selain badan arbitrase yang telah ditetapkan oleh PSSI.
2. PSSI mempunyai yuridiksi kewenangan untuk menyelesaikan perselisihan internal seperti
sengketa antara PSSI Jawa Tengah dan pihak-pihak lain yang tergabung dalam PSSI.

BAB XI
KEUANGAN
Pasal 62
Tahun Anggaran

1. Pengurus PSSI Jawa Tengah mempertanggungjawabkan keuangannya kepada Kongres.
2. Pengelolaan keuangan dijalankan secara terbuka sesuai ketentuan regulasi dan/atau
peraturan-peraturan yang berlaku.
3. Tahun anggaran dimulai pada tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember.
4. Pendapatan dan pengeluaran harus diatur sedemikian rupa sehingga neraca keuangan
menjadi seimbang pada akhir periode keuangan. Pelaksanaan tugas utama PSSI Jawa Tengah
dikemudian hari harus dijamin melalui pengadaan dana cadangan.
5. Sekretaris bertanggungjawab dalam penyusunan konsolidasi Laporan Keuangan tahunan
dengan jajarannya per tanggal 31 Desember.

Pasal 63
Pendapatan

Pendapatan PSSI Jawa Tengah secara khusus berasal dari:
a. Iuran Tahunan Keanggotaan;
b. Penerimaan yang dihasilkan dari hak marketing yang menjadi kewenangan PSSI Jawa
Tengah;
c. Denda yang dijatuhkan oleh badan-badan yang berwenang;
d. Iuran dan penerimaan lainnya yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai PSSI Jawa
Tengah.


STATUTA PSSI JAWA TENGAH 20
Pasal 64
Pengeluaran

PSSI Jawa Tengah bertanggungjawab:
a. pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan sesuai anggaran;
b. pengeluaran-pengeluaran lainnya yang disahkan oleh Kongres dan pengeluaran-pengeluaran
yang boleh dikeluarkan oleh Komite Eksekutif dalam lingkup kewenangannya;
c. semua pengeluaran lainnya yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh PSSI Jawa
Tengah.

Pasal 65
Auditor Independen

Auditor independen yang ditunjuk oleh Kongres melakukan audit terhadap rekening yang
disetujui oleh Komite Keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi dan menyampaikan laporan atas
hal tersebut kepada Kongres. Auditor tersebut ditunjuk untuk masa 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang kembali.

Pasal 66
Iuran Keanggotaan

1. Iuran keanggotaan adalah wajib dibayarkan pada saat penerimaan anggota. Iuran tahunan
untuk anggota baru harus dibayarkan dalam waktu 30 hari sejak penutupan Kongres dimana
anggota baru tersebut mendaftar.
2. Kongres akan menentukan nilai iuran tahunan setiap dua tahun sekali berdasarkan
rekomendasi dari Komite Eksekutif. Iuran keanggotaan berlaku sama untuk setiap anggota
dan jumlahnya tidak lebih dari Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah).

Pasal 67
Pembayaran Pungutan

PSSI Jawa Tengah dapat memungut pembayaran pungutan (levy) kepada anggotanya atas setiap
pertandingan yang diselenggarakan yang besarnya ditetapkan oleh Komite Eksekutif.

BAB XIII
PENUTUP
Pasal 68
Keadaan Kahar (Kejadian yang tidak dapat diperkirakan)

Komite Eksekutif harus menentukan keputusan akhir atas setiap hal yang tidak diatur dalam
Statuta atau dalam hal terjadi keadaan kahar (Force Majeure).

Pasal 69
Peraturan Tambahan

1. Hal-hal yang tidak atau belum cukup diatur sepenuhnya dalam Statuta ini akan diatur lebih
lanjut dalam regulasi organisasi PSSI Jawa Tengah sebagai peraturan pelaksana.
2. Semua ketentuan-ketentuan yang diatur sebelumnya dan bertentangan dengan Statuta ini
dinyatakan batal demi hukum dan tidak berlaku.


STATUTA PSSI JAWA TENGAH 21
Pasal 70
Ketentuan Peralihan

Atas kekosongan jabatan anggota Komite Eksekutif pada saat Statuta ini diberlakukan, Ketua
mengangkat wakil ketua dan anggota Komite Eksekutif yang masa jabatannya berakhir sampai
kongres berikutnya dilaksanakan.

Pasal 71
Pelaksanaan

Statuta ini ditetapkan pada saat Musyawarah Daerah PSSI Jawa Tengah pada tanggal 14
Desember 2013 di Kab. Semarang dan berlaku efektif sejak tanggal ditetapkan.


Ditetapkan di : Kabupaten Semarang
Pada tanggal : 14 Desember 2013

PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH DAERAH PSSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Anda mungkin juga menyukai