KOTA KEDIRI
13 APRIL 2021
Untuk dapat memetik nilai-nilai positif di dalam futsal, serta memahami perkembangan
dan pembinaan Futsal secara merata di seluruh tanah air, maka dibutuhkan sebuah
organisasi pada tingkat Kota Kediri yang mengatur dan mengurus seluruh aktivitas futsal
secara sistematis. Selain itu, organisasi ini juga harus mampu mengakomodir seluruh
kebutuhan masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan dalam olahraga futsal di wilayah
terkait.
Dengan didasari pada pemikiran dan keinginan di atas, serta dilandaskan pada berkat dari
Tuhan Yang Maha Esa, maka dibentuklah Asosiasi Futsal Kota Kediri ini.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Definisi
1. Asosiasi Futsal Kota Kediri , yang selanjutnya disebut AFK , adalah satu-satunya
organisasi Futsal di wilayah Kota yang dibentuk oleh Askot. PSSI dan Asosiasi Futsal
Provinsi (AFP), yang kedudukannya berada di bawah koordinasi dan naungan Askot PSSI
dan AFP Jawa Timur, yang berwenang mengatur, mengurus dan menyelenggarakan
kegiatan olahraga futsal baik secara teknis, administratif, maupun keolahragaan di
wilayah Kota Kediri.
2. Asosiasi Futsal Provinsi, yang selanjutnya disebut AFP JAWA TIMUR, adalah satu-
satunya organisasi futsal di wilayah suatu Provinsi yang dibentuk oleh Asosiasi Provinsi
(Asprov) PSSI dan Federasi Futsal Indonesia (FFI), yang kedudukannya berada di bawah
koordinasi dan naungan Asprov PSSI, dan FFI, yang berwenang mengatur, mengurus dan
menyelenggarakan kegiatan olahraga futsal baik secara teknis, administratif, maupun
keolahragaan di wilayah provinsi terkait.
4. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia, yang selanjutnya disebut PSSI, adalah satu-
satu-nya organisasi sepak bola nasional di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
5. Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI, yang selanjutnya disebut Asprov. PSSI adalah Anggota
PSSI di wilayah suatu Provinsi.
6. Asosisasi Kota Kediri PSSI, yang selanjutnya disebut Askot. PSSI adalah Anggota Asprov.
PSSI di wilayah suatu Kota.
7. Liga, AFK berwenang dan berhak mengelola kompetisi futsal amatir dan beberapa
tingkat kelompok umur yang diakui oleh PSSI dan FFI, serta tunduk pada Statuta PSSI,
Statuta FFI, Statuta AFP Jawa Timur, Kode Disiplin, Kode Etik, Regulasi, Ketentuan dan
Instruksi atau Edaran yang dikeluarkan oleh PSSI dan FFI.
6. Arbitrase PSSI, adalah Badan independen yang dibentuk oleh PSSI yang bertujuan untuk
menyelesaikan sengketa atau perselisihan di luar Badan atau Lembaga Negara atau
ASOSIASI FUTSAL KOTA KEDIRI 2021-2025 3
Peradilan Umum (setelah sebelumnya menempuh upaya perdamaian secara internal
melalui Kesekretariatan Jenderal PSSI atau melalui Asosiasi Provinsi PSSI atau Asosiasi
Futsal Provinsi yang ditunjuk oleh Kesekretariatan Jenderal PSSI) dan Putusannya
bersifat final serta mengikat.
7. Asian Football Confederation, yang selanjutnya disebut AFC adalah Konfederasi Sepak
Bola Asia yang didirikan di Manila, Filipina pada Tanggal 8 Mei 1954.
8. Asean Football Federation, yang selanjutnya disebut AFF adalah Konfederasi Sepak Bola
Asia Tenggara ( ASEAN ) yang didirikan pada Tanggal 31 Januari 1984.
10. International Football Association Board, yang selanjutnya disebut IFAB adalah Badan
kepengurusan yang menentukan aturan Laws of The Game.
11. Court of Arbitration for Sport (Tribunal Arbitral du Sport), yang selanjutnya disebut
CAS adalah Badan independen yang dibentuk pada tahun 1984 yang bertujuan untuk
menyelesaikan sengketa dalam bidang olahraga melalui Arbitrase atau Mediasi dan
berkedudukan di Lausanne, Swiss.
12. Organ AFK adalah Kongres AFK, Komite Eksekutif AFK, dan Sekretariat AFK.
13. Kongres AFK adalah organ tertinggi dan berfungsi sebagai badan supremasi dan
legislatif.
14. Komite Eksekutif AFK adalah organ AFK yang berwenang dan bertanggungjawab penuh
atas pengurusan AFK, sesuai dengan tujuan AFK.
15. Sekretariat AFK adalah organ AFK yang mengurus segala perihal keadministrasian di
AFK.
17. Asosiasi Futsal Kecamatan, yang selanjutnya disebut AFKEC, adalah anggota AFK yang
merupakan badan pelaksana organisasi futsal di tingkat Kecamatan, dan memiliki
kewenangan untuk mengelola futsal di tingkat Kecamatan.
Pasal 2
Dasar
AFK berpegang teguh pada nilai-nilai sportivitas dan profesionalisme untuk menghasilkan
prestasi futsal daerah yang berkualitas agar dapat mendukung peningkatan mutu futsal
nasional.
2. AFK berada dalam posisi netral secara politik, suku, agama dan ras serta tidak
mengenal perbedaan gender, dan menolak setiap bentuk diskriminasi terhadap suatu
negara, daerah, kelompok minoritas, perorangan, gender, bahasa, suku, agama, ras dan
politik.
Pasal 3
Fungsi, Emblem, dan Bahasa
3. Emblem sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditentukan dalam Kongres AFK.
BAB II
TUJUAN dan KEGIATAN
Pasal 4
Tujuan
Pasal 5
Kegiatan
Untuk mencapai tujuan sebagaimana tertuang dalam Pasal 4, AFK melakukan kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
d. Membuat laporan secara berkala kepada Askot. PSSI dan AFP Jawa Timur.
BAB III
KONGRES AFK
Pasal 6
Ketentuan Kongres
1. Kongres AFK adalah organ tertinggi dari Kota di Jawa Timur yang merupakan forum
pertemuan Anggota AFK yang diadakan secara berkala.
2. Kongres AFK terdiri dari Kongres Biasa dan Kongres Luar Biasa.
3. Ketua AFK memimpin pelaksanaan Kongres AFK sesuai dengan Peraturan Tata Tertib
Kongres AFK yang ditetapkan oleh Komite Eksekutif AFK.
4. Jika Ketua AFK tidak dapat hadir dalam Kongres AFKOT, maka kedudukannya digantikan
oleh Wakil Ketua AFK.
5. Kongres AFK dapat mengundang peninjau untuk ikut serta dalam Kongres AFK tanpa hak
berbicara dan tanpa hak memilih.
Pasal 7
Kewenangan Kongres
a. Membuat dan mengubah Statuta AFK serta tata tertib kongres setelah mendapatkan
persetujuan dari Askab. PSSI dan AFP Jawa Timur.
e. Memilih 2 (dua) Anggota untuk memeriksa notulen dan menyetujui notulen rapat
terakhir.
2. Kongres AFK tidak dapat membuat keputusan atas hal-hal yang tidak termasuk dalam
agenda.
Pasal 8
Peserta Kongres
2. Asosiasi Futsal Kecamatan (AFKEC) memiliki hak bicara dan memiliki 1 (satu) hak suara.
3. Klub Futsal yang keanggotaanya telah disahkan dan dapat menjadi peserta kongres
memiliki hak bicara dan memiliki 1 (satu) hak suara.
4. Askot. PSSI dan AFP Jawa Timur memiliki hak bicara tapi tidak memiliki hak suara.
6. Delegasi harus merupakan Anggota AFK yang ditunjuk atau dipilih untuk mewakili
Anggota Badan yang berwenang. Mereka harus membuktikan penunjukkannya tersebut
di dalam surat mandat.
Pasal 9
Kuorum
1. Kongres AFK baru bisa dilaksanakan jika dihadiri oleh minimal 50% (lima puluh persen)
dari total keseluruhan anggota AFK.
2. Apabila kuorum tidak terpenuhi, maka Kongres kedua harus dilaksanakan dalam waktu 2
(dua) jam setelah Kongres yang pertama, dengan agenda yang sama.
3. Kuorum tidak diperlukan pada rapat Kongres kedua, kecuali jika salah satu agenda
adalah perubahan Statuta, Pemilihan Ketua, dan pembubaran satu atau beberapa orang
dari Badan, atau pemberhentian Anggota.
4. Setelah dinyatakan Kongres telah disusun dan dilaksanakan sesuai dengan Statuta, maka
kuorum tidak akan dipengaruhi oleh delegasi yang meninggalkan ruangan.
5. Keputusan yang dibuat oleh Kongres AFK hanya sah jika disetujui oleh suara terbanyak
sederhana (50%+1) dari anggota AFFK yang memiliki hak memilih. Kertas suara yang
rusak atau kosong atau bentuk lainnya seperti tidak memilih dianggap tidak sah dalam
perhitungan suara terbanyak.
1. Tata cara pemilihan AFK, diatur melalui peraturan yang ditetapkan oleh Komite
Eksekutif AFK.
2. Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan pemungutan suara
secara rahasia.
Pasal 11
Kongres Biasa
Pasal 12
Agenda Kongres
1. Sekretaris AFK harus Menyusun agenda berdasarkan usulan dari Komite Ekekutif AFK dan
anggota AFK. Agenda tersebut harus memuat jadwal, laporan kegiatan, laporan keuangan,
dan laporan pemeriksaan dokumen terkait lainnya.
2. Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Sekretariat AFK
secara tertulis dengan disertai penjelasan singkat selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu
sebelum tanggal pelaksanaan Kongres AFK.
3. Agenda dari Kongres Biasa dapat diubah dengan ketentuan bahwa 2/3 (dua pertiga) dari
anggota AFK yang memiliki hak memilih serta hadir dalam Kongres setuju atas usulan
tersebut.
Pasal 13
Kongres Luar Biasa
1. Kongres Luar Biasa (KLB) dapat dilakukan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk
kepentingan AFK.
3. Agenda Kongres sebagaimana diatur di dalam ayat (2) harus terlebih dahulu disetujui
oleh Askot. PSSI dan AFP Jawa Timur.
4. Permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan b diajukan kepada Komite
Eksekutif AFK dilakukan secara tertulis disertai dengan alasannya.
Apabila Kongres Luar Biasa dilakukan atas permintaan Komite Eksekutif, Komite
Eksekutif dapat langsung melaksanakan Kongres Luar Biasa.
6. Komite Eksekutif AFK wajib melakukan pemanggilan Kongres AFK dalam jangka waktu
paling lambat 4 (empat) minggu terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan
Kongres AFK diterima.
BAB IV
KOMITE EKSEKUTIF
Pasal 14
Komite Eksekutif
1. Komite Eksekutif AFK menjalankan pengurusan AFK sesuai dengan tujuan AFK.
Pasal 15
Susunan Komite Eksekutif
2. Ketua AFK dipilih oleh Kongres melalui mekanisme yang ditetapkan oleh Komite
Eksekutif AFK dan dengan persetujuan Askot. PSSI dan AFP Jawa Timur terlebih dahulu.
3. Wakil Ketua dan Anggota Komite Eksekutif AFK diangkat oleh Ketua AFK terpilih.
4. Jabatan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan Anggota Komite Eksekutif AFKOT adalah
4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali.
BAB V
KETUA dan KESEKRETARIATAN
Pasal 16
Tanggungjawab Ketua AFK
b. Memastikan bahwa AFK sebagai organisasi dapat mencapai tujuannya secara efektif
sebagaimana diatur dalam Statuta AFK
c. Memelihara hubungan baik antara AFK dan para anggotanya, AFP Jawa Timur, FFI,
FIFA, AFC, PSSI dan para anggotanya, serta badan pemerintahan dan organisasi-
organisasi lainnya.
3. Ketua AFK berwenang mengangkat dan memberhentikan Wakil Ketua AFK dan Anggota
Komite Eksekutif.
5. Ketua AFK memimpin kongres, rapat Komite Eksekutif dan rapat komite-komite dimana
ia telah ditunjuk sebagai ketua.
6. Ketua AFK mempunyai hak suara biasa pada Komite Eksekutif dan ketika pemilihan
suara hasilnya berimbang, maka Ketua AFK dapat mengambil keputusannya sendiri.
7. Ketua AFK dapat mengangkat seorang Bendahara, untuk menangani keuangan internal
AFK.
8. Apabila Ketua AFK tidak ada atau berhalangan, maka Wakil Ketua AFK dapat
mengantikan.
9. Setiap kekuasaan tambahan dari Ketua AFK harus diputuskan di dalam rapat Komite
Eksekutif.
Pasal 17
Calon Ketua AFK
1. Ketua AFK akan dipilih oleh Kongres untuk jangka waktu 4 (empat) tahun. Jabatan
tersebut akan dimulai setelah berakhirnya Kongres yang memilihnya. Ketua AFK yang
bersangkutan dapat dipilih kembali.
2. Calon Ketua AFK minimal telah 2 tahun berkecimpung dalam organisasi futsal, baik di
Klub/AFK ataupun asosiasi futsal lain diatasnya.
3. Untuk pemilihan Ketua AFK diperlukan kuorum 2/3 (dua pertiga) dari suara yang
tercatat dan sah dalam pemungutan suara pertama. Dalam pemungutuan suara yang
kedua dan pemungutan suara yang dipersyaratkan lainnya, cukup diperlukan suara
terbanyak mutlak (50%+1). Apabila ada lebih dari 2 (dua) orang calon, calon yang
memperoleh jumlah suara yang terendah disisihkan dari pemungutan suara kedua,
sehingga hanya tersisa dua orang calon untuk pemungutan suara kedua.
4. Hanya anggota AFK yang mempunyai hak suara yang berhak memilih calon untuk
jabatan Ketua AFK. Para Anggota harus memberitahukan secara tertulis mengenai
nama calon Ketua AFK kepada Sekretariat AFK dalam waktu selambat-lambatnya 4
(empat) minggu sebelum tanggal Kongres.
6. Sekretariat AFK akan memberitahukan anggota-anggota AFK, Askot. PSSI dan AFP
Jawa Timur mengenai nama-nama calon yang diusulkan dalam waktu 4 (empat)
minggu sebelum tanggal Kongres.
7. Apabila Ketua AFK secara permanen atau sementara terhalang dalam melaksanakan
tugas resminya, Wakil Ketua AFK akan mewakilinya sampai dengan Kongres
berikutnya. Kongres ini akan memilih Ketua AFK yang baru, jika perlukan.
Kandidat Ketua harus dikirimkan kepada Sekretariat AFK sekurang-kurangnya 20 (dua
puluh) hari sebelum pelaksanaan Kongres.
Pasal 18
Perwakilan dan Tanda Tangan
Ketua AFK secara hukum mewakili AFK dan berhak untuk menandatangani dokumen AFK.
Komite Eksekutif AFK dapat menetapkan peraturan organisasi internal mengenai tanda
Pasal 19
Sekretariat AFK
Sekretariat AFK bertugas melakukan semua pekerjaan administrasi AFK di bawah arahan
seorang Sekretaris AFK.
BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 20
Ketentuan Keanggotaan AFK
2. Penetapan sebagai Anggota dapat diberikan jika pemohon memenuhi persyaratan yang
dibuat oleh AFK.
Pasal 21
Anggota AFK
Pasal 22
Persyaratan
1. Setiap Klub Futsal dan/atau AFKEC yang bermaksud untuk menjadi Anggota AFK harus
mengajukan permohonan secara tertulis kepada Sekretariat AFK untuk diteruskan
kepada Komite Eksekutif AFK.
2. Setiap Klub Futsal yang bermaksud menjadi anggota AFK harus memenuhi persyaratan
yang ditetapkan oleh AFK.
3. Syarat dan Prosedur untuk pengesahan anggota AFK diatur dalam peraturan tersendiri
yang dibuat oleh Komite Eksekutif AFK setelah mendapatkan persetujuan dari Askot.
PSSI dan AFP Jawa Timur.
Pasal 23
Hak Anggota
d. Ikut serta dalam kompetisi yang diadakan oleh AFK atau kegiatan futsal lainnya yang
diadakan lembaga lainnya dan telah direkomendasi oleh AFK.
e. Menjalankan semua hal-hal yang terdapat pada dan lahir dari statuta ini dan regulasi
organisasi.
Pasal 24
Kewajiban Anggota
Pasal 25
Skorsing
3. Anggota klub yang tidak turut serta dalam kegiatan kompetisi atau turnamen futsal
yang diselenggarakan oleh AFK dalam jangka waktu 2 (dua) tahun berturut-turut akan
kehilangan hak suaranya dalam pemungutan suara pada kongres dan wakil-wakilnya
tidak dapat dipilih atau ditunjuk sebelum terpenuhi kewajiban-kewajibannya terhadap
hal-hal yang menyebabkan terjadinya skorsing.
Pasal 26
Pemberhentian
b. Anggota AFK yang telah melakukan pelanggaran serius terhadap Statuta, peraturan,
instruksi atau keputusan yang dikeluarkan oleh FIFA, AFC, AFF, ASKAB / ASKOT.
PSSI, dan AFP Jawa Timur.
2. Pemberhentian anggota AFK adalah sah jika Kongres AFK dihadiri oleh suara terbanyak
mutlak (50%+1) dari anggota pemilik hak suara dan disetujui oleh ¾ (tiga perempat)
dari peserta Kongres AFK yang hadir.
Pasal 27
ASOSIASI FUTSAL KOTA KEDIRI 2021-2025 12
Pengunduran Diri
1. Anggota AFK dapat mengajukan pengunduran diri sebagai anggota AFK setelah
menyelesaikan seluruh kewajiban keuangannya kepada AFK dan / atau anggota AFK
lainnya.
2. Pengunduran diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus diajukan kepada
Sekretariat AFK selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum akhir tahun kalender.
3. Pengunduran diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mulai berlaku sejak akhir tahun
kalender.
Pasal 28
Sanksi
BAB VII
KOMITE-KOMITE dan ORGAN
Pasal 29
Pembentukan Komite dan Organ AFK
AFK dapat membentuk komite-komite dan organ yang relevan dan sesuai dengan Tujuan
dan Kegiatan AFK.
BAB VIII
ASOSIASI FUTSAL KECAMATAN (AFKEC)
Pasal 30
Asosiasi Futsal Kecamatan (AFKEC)
2. Asosiasi Futsal Kecamatan (AFKEC) dibentuk dan disahkan melalui mekanisme Kongres
AFKEC setelah mendapatkan persetujuan dari Komite Eksekutif AFK.
3. Uraian jabatan yang menyangkut tugas dan mekanisme kerja Asosiasi Futsal Kecamatan
akan ditetapkan melalui Kongres AFK.
4. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Komite Eksekutif AFKEC disahkan oleh AFK.
BAB IX
BADAN PERADILAN
Pasal 31
Komisi Disiplin, Banding dan Etika
2. Tanggungjawab dan fungsi Komisi Disiplin dan Komisi Banding diatur dalam Kode
Disiplin AFK yang harus sesuai dengan Kode Disiplin FFI dan / atau PSSI.
3. Para Anggota Komisi Disiplin dan Komisi Banding tidak boleh secara sekaligus menjabat
sebagai anggota dari Komite-Komite AFK lainnya pada waktu yang bersamaan.
Pasal 32
Komisi Disiplin
1. Fungsi dari Komite Disiplin diatur oleh Kode Disiplin FFI dan / atau PSSI. Komite dapat
mengambil keputusan sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3 (tiga) orang anggota. Dalam
kasus tertentu, Ketua Komite Disiplin dapat mengambil keputusan sendiri.
2. Komite ini dapat memberikan sanksi yang dijelaskan dalam Statuta dan Kode Disiplin FFI
dan / atau PSSI tentang Anggota, Klub, Ofisial, Pemain, dan Pertandingan.
Ketentuan ini tunduk pada wewenang disiplin Kongres dan Komite Eksekutif sehubungan
dengan pemberhentian sementara (skorsing) dan pemberhentian anggota.
Pasal 33
Komisi Banding
1. Fungsi dari Komite Banding diatur oleh Kode Disiplin FFI dan / atau PSSI. Komite harus
mengeluarkan keputusan sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3 (tiga) orang Anggota. Dalam
kasus tertentu, Ketua Komite Banding dapat mengambil keputusan sendiri.
BAB X
YURIDIKSI
Pasal 34
Yuridiksi
Anggota AFK dan seluruh pelaku futsal dalam lingkungan AFK, dilarang mengajukan perkara
atau sengketa apapun yang terkait dengan futsal ke forum peradilan umum manapun,
selain kepada badan arbitrase yang ditetapkan oleh PSSI.
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 35
Ketentuan Peralihan
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 37
Tanggal Penetapan
Mengetahui