Disusun Oleh : Nama : Rudini Mulya N.I.M : 41610010035
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2014
Universitas Mercu Buana ii LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul : Pemanfaatan Ekstrak Teh Hijau Untuk Bahan Pengawet Ikan. 2. Bidang : Karya Tulis Ilmiah bidang IPA 3. Pelaksana a. Nama : Rudini Mulya b. NIM : 41610010035 c. Jurusan : Teknik Industri d. Universitas : Mercu Buana e. Alamat : JL. Raden Fatah, No 74, RT 001/005, Gg. Swadaya Kec. Cildeug-Tangerang 15153. f. Telepon : 0857 7575 9617
4. Dosen Pembimbing a. Nama Lengkap : Ir. Atep Afia Hidayat, MP.M.Si b. NIP : 192660068 c. Jabatan : Pembina mahasiswa d. Alamat : Komplek Sekretariat Negara D.9 No. 28 Tangerang 15143. Disahkan di : Jakarta Tanggal : 7-01-2014 Dosen Pembimbing Penulis
Ir. Atep Afia Hidayat, MP.M.Si
Rudini Mulya
NIP. 192660068 Universitas Mercu Buana iii CURRICULUM VITAE
Data Pribadi
Nama : Rudini Mulya Nama Panggilan : Rudini Tempat, Tanggal Lahir : Manambin ( Medan), 12 April 1991 Alamat : Jl. Raden Fatah No.75 RT 001 / 005, Gg. Swadaya, Kec.Ciledug-Tangerang 15153 Jenis Kelamin : Laki-Laki Status : Belum Menikah Kewarganegaraan : WNI No. HP : 0857 7575 9617 E Mail : Rudinimenteri@gmail.com Hobi : Organisasi, Meneliti dan Musik.
Latar Belakang Pendidikan
Universitas Mercu Buana, Fakultas Teknologi Industri. Program Studi Teknik Industri (Semester VI) 2010 2014 SMA N 1 Megang Sakti, Palembang 2006 2009 SMP N 2 Batin / VIII, Jambi 2003 2006
Universitas Mercu Buana iv KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan program Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa yang diadakan oleh Direktorat Kemahasiswaan Universitas Mercubuana (DIRMAWA). Dalam pengerjaan Karya Tulis ini penulis mengambil bidang ilmu IPA dengan memilih topik yang berjudul Pemanfaatan Ekstrak Teh Hijau Untuk Bahan Pengawet Ikan . Karya Tulis ini tidak dapat penulis selesaikan dengan baik tanpa bantuan dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya yang telah diberikan 2. Orangtua dan keluarga penulis atas doa, nasehat dan bimbingan moral maupun materil. 3. Ir. Atep Afia Hidayat, MP.M.Si Selaku Dosen Pembimbing. 4. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Harapan penulis semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis ini masih jauh dari kata sempurna, karena dalam Karya Tulis ini masih banyak sekali kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan segala saran dan kritik bagi para pembaca, yang sifatnya membangun guna kesempurnaan Karya Tulis ini.
Jakarta, 7 Januari 2014 Penulis
Universitas Mercu Buana v DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KARYA ILMIAH ...................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................ ii KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv DAFTAR ISI .............................................................................................................. v DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... vii RINGKASAN ........................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah........................................................................ 3 1.3 Gagasan ...................................................................................... 3 1.3.1 Ekstrak Teh Hijau Sebagai Bahan Pengawet Ikan ......... 3 1.3.2 Karakteristik dan Komposisi Ikan ... ............................ 4 1.4 Tujuan dan Mamfaat Penulisan ................................................... 5
BAB II TELAAH PUSTAKA .......................................................................... 7 2.1 Teh Hijau (Camellia sinensis) ...................................................... 7 2.2 Botani Tanaman Teh (Camellia sinensis)...................................... 7 2.3 Struktur Teh Hijau ....................................................................... 8 Universitas Mercu Buana vi 2.4 Jenis-Jenis Teh Hijau ................................................................... 8 2.5 Ikan dan Pengawet ..................................................................... 10 2.6 Pengawetan Ikan ......................................................................... 10 2.7 Pengawetan dengan Es .................................................................. 11 2.8 Pengawetan dengan Pengasapan.................................................... 12 2.9 Pemanfaatan Teh Hijau ............................................................... 13 2.10 Pemanfaatan Teh Hijau pada Ikan................................................. 15
BAB III METODE PENULISAN ............................................................................. 16
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS ................................................................... 18 4.1 Teh Hijau. ................................................................................. 18 4.2 Tanda-Tanda Ikan yang Sudah Busuk ......................................... 18 4.3 Tanda-Tanda Ikan yang Masih Segar ........................................... 19 4.4 Kelemahan Pengawetan Ikan dengan Es ...................................... 19 4.5 Kelemahan Pengawetan Ikan dengan Pengasapan ....................... 19 4.6 Ekstraksi Teh Hijau ..................................................................... 20
BAB V PENUTUP.................................................................................................. 23 5.1 Simpulan......................................................................................... 23 5.2 Saran..... .......................................................................................... 23 DAFTAR PUSTAKA....... .......................................................................................... 24 LAMPIRAN..................... .......................................................................................... L-ix Universitas Mercu Buana vii DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN Tabel 1.1 Kandungan Ikan Segar ...........................................................5 Tabel 2.1 Klasifikasi Ilmiah .....................................................................7 Tabel 3.1 Kandungan Dalam Teh Hijau . ............................................... 20
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN Gambar 2.2 Teh Hijau (Camellia sinensis) ............................................... 7
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN 1. Gambar Pengawetan Ikan secara Tradisional oleh Nelayan ................... L-ix 2. Gambar Pengawetan ikan dengan Es ................................................. .... L-ix 3. Gambar Pengawetan Ikan dengan Pengapasan ...................................... L-x 4. Gambar Pengolahan Teh Hijau ................................................................ L-x
Universitas Mercu Buana viii RINGKASAN
Wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak diantara dua benua yaitu, benua Asia dan Australia. Hal inilah yang membuat indonesia memiliki banyak keanekaragam jenis ikan. Bagi masyarakat indonesia ikan merupakan sumber makanan yang banyak dikomsumsi dalam kehidupan sehari- hari. Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi di antaranya mengandung mineral, vitamin, dan lemak tak jenuh. Tetapi, banyak masyarakat yang mengawetkan ikan dengan menggunakan es dan pengasapan. Karna pengawetan tersebut memiliki kelemahan. Seperti pada pengawetan es memiliki kendala yaitu mudahnya pencairan es dikarenakan iklim di Indonesia yang tropis. Sedangkan pada pengasapan membuat tekstur ikan menjadi keras. Untuk menghindari hal-hal tersebut, maka diadakan terobosan baru untuk mengawetkan ikan. Terobosan tersebut adalah menggunakan ekstrak teh hijau untuk mengawetkan ikan. Ditinjau dari segi kandungan gizinya, Teh hijau (Camellia sinensis) banyak mengandung komponen volatile sejumlah 230 macam. Teh hijau memiliki antioksidan yang tinggi dan terdapat 3 kandungan vitamin yang berguna bagi tubuh yaitu vitamin C,E dan K. Selain itu pada the hijau juga terdapat B-carotene, kalsium , zinc dan zat-zat lain yang bermanfaat bagi tubuh. Selain itu, menurut hasil penelitian dari U.S National Research Institute pada Tahun 2012 menyebutkan bahwa, Teh hijau mengandung katekin yang bersifat anti mikroba. Sehingga dapat menjadi pengawet pada ikan. Jenis daun teh hijau yang digunakan untuk pengawetan ikan adalah Sencha, teh hijau yang biasa diminum sehari-hari, dibuat dari daun yang dibiarkan terpapar sinar matahari. Teh jenis Sencha ini dapat tumbuh didaerah indonesia serta mudah didapatkan.
Universitas Mercu Buana 1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kepulauan yang terletak pada 6 LU-11 LS, 95 BT-141 BT dan diapit oleh dua benua yaitu, benua Asia dan Australia. Maka memungkinkan Indonesia memilki jenis-jenis ikan yang beraneka ragam. Ikan yang segar kita tahu selalu dicari dan diminati para konsumen. Ikan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat sebagai lauk pauk adalah ikan bandeng, ikan mujair, ikan dorang, ikan asin, dll. Ikan banyak dikonsumsi karena gizinya tinggi serta harga yang terjangkau untuk semua kalangan. Masyarakat laut yang menggantungkan hidupnya sebagai nelayan sebagian besar mengelola sendiri ikan-ikannya tersebut. Termasuk para penambak ikan. Ikan sendiri memiliki cara pembudidayaan, pengolaan ataupun penyakit yang berbeda satu sama lain. Penyakit ikan ada yang disebabkan oleh parasit, ada yang non parasiter, ada pula penyakit yang disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, parasit Learnea Cyprinaceae, dan penyakit bintih putih (white spot). Tak jarang pula tangan nakal para produsen ikan yang memberi tambahan zat kimia pada ikan dengan alasan guna menambah ikan supaya menjadi awet. Padahal jika dilihat dari tingkat bahayanya, penambahan zat kimia terhadap ikan itu sangat berbahaya. Seperti isu pada bulan-bulan lalu marak, pemakaian formalin pada jenis ikan konsumsi yang ada di Indonesia yang dilakukan oleh produsen nakal. Maka dari itu karya tulis ini dilatar belakangi oleh salah satunya hal-hal diatas. Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi di antaranya mengandung mineral, vitamin, dan lemak tak jenuh. Protein dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan pengganti sel-sel tubuh kita Universitas Mercu Buana 2 yang telah rusak. Selain air, protein merupakan bagian utama dari susunan (komposisi) tubuh kita. Protein dalam ikan berguna untuk : a. Mempercepat pertumbuhan badan (baik tinggi maupun berat). b. Meningkatkan daya tahan tubuh. c. Mencerdaskan otak/mempertajam pikiran. d. Meningkatkan generasi/keturunan yang baik.
Di samping kelebihan tersebut, ikan memiliki kelemahan yakni mudah membusuk. Ikan relatif lebih cepat mengalami pembusukan daripada daging unggas dan mamalia karena pada saat ditangkap ikan selalu berontak sehingga banyak kehilangan glikogen dan glukosa. Glikogen dan glukosa pada hewan yang mati dapat mengalami glikolisis menjadi asam piruvat yang selanjutnya diubah menjadi asam laktat. Apabila ikan terlalu banyak berontak pada saat ditangkap maka akan banyak kehilangan glikogen dan glukosa sehingga kandungan asam laktat ikan menjadi rendah. Dengan demikian nilai pH-nya relatif mendekati normal.Nilai pH yang mendekati normal ini sangat cocok untuk pertumbuhan bakteri, sehingga ikan segar harus segera diolah dengan baik agar layak untuk dikonsumsi.
Teh hijau telah digunakan sebagai pendukung pengobatan sejak 4.000 tahun yang lalu di Cina. Dan saat ini para peneliti nutrisi telah menemukan bahwa teh hijau sangat bermanfaat bagi kesehatan. Belakangan ini, bukti baru telah ditemukan bahwa minum teh secara rutin bisa menurunkan kadar kolesterol darah, dan menyeimbangkan kadar tersebut. Penelitian tentang teh hijau terus dilakukan hingga pada tahun 2004 diketahuilah secara menyeluruh adanya komponen- komponen dalam teh hijau sebagai antioksidan kuat, yaitu yang mampu menangkal serangan radikal bebas yang menyebabkan gangguan degenerasi pada organ-organ manusia, termasuk timbulnya berbagai jenis kanker, di antaranya di esofagus (saluran masuk makanan ke lambung), lambung, pankreas, usus, dubur, kandung kemih, prostat, bahkan juga paru-paru dan payudara. Universitas Mercu Buana 3 1.2. Perumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengawetkan ikan tanpa bahan pengawet yang berbahaya? 2. Apakah ekstrak teh hijau dapat dikembangkan secara luas oleh industri di Indonesia ? 3. Bagaimana cara membuat pengawet alami dari ekstrak teh hijau ? 4. Bagaimana pengaruh penggunaan ekstrak teh hijau terhadap kesehatan ?
1.3. Gagasan 1.3.1 Ekstrak Teh Hijau sebagai bahan pengawet ikan. Teh hijau adalah nama teh yang dibuat dari daun tanaman teh (Camellia sinensis) yang dipetik dan mengalami proses pemanasan untuk mencegah oksidasi, atau bisa juga berarti minuman yang dihasilkan dari menyeduh daun teh tersebut. Berdasarkan berbagai hasil penelitian, berikut mamfaat teh hijau :
1. Dapat mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi 2. Mencegah timbulnya kadar gula darah yang tinggi 3. Menurunkan kadar kolesterol 4. Menurunkan resiko terkena berbagai penyakit hati 5. Menurunkan resiko terkena stroke 6. Membantu tubuh dalam melawan virus (seperti virus influenza) 7. Dapat menghambat penurunan fungsi syaraf 8. Memperbaiki fungsi kognitif 9. Bermanfaat bagi kesehatan gusi 10. Mencegah sesak nafas 11. Mengurangi stress 12. Menghilangkan kelelahan dan keletihan 13. Mampu mencegah timbulnya penyakit kanker Universitas Mercu Buana 4 14. Mampu mengendalikan pertumbuhan tumor 15. Membantu penyembuhan penyakit kanker 16. Membantu menurunkan berat badan 17. Mengurangi resiko timbulnya radang sendi dan reumatik 18. Berfungsi sebagai anti radang tenggorokan 19. Mencegah osteoforosis 20. Mencegah timbulnya alergi 21. Melindungi lever 22. Mencegah hepatitis 23. Membantu menghalangi penyebaran virus HIV 24. Mengurangi bahaya merokok 25. Memperlambat penuaan 26. Baik dikonsumsi untuk penderita diabetes 27. Mampu mencegah keracunan makanan (Diambil dari berbagai sumber)
1.3.2 Karakteristik dan komposisi ikan.
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat mengalami proses pembusukan. Oleh sebab itu pengawetan ikan perlu diketahui semua lapisan masyarakat. Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak. Untuk mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi diperlukan perlakuan yang baik selama proses pengawetan seperti: menjaga kebersihan bahan dan alat yang digunakan, menggunakan ikan yang masih segar, serta garam yang bersih. Ada bermacam-macam pengawetan ikan, antara lain dengan cara: penggaraman, pengeringan, pemindangan, pengasapan, peragian, dan pendinginan ikan, berikut Tabel 1.1 data kandungan ikan segar : Universitas Mercu Buana 5 Tabel 1.1 : Data Kandungan ikan segar Komposisi Ikan segar per 100 gram Kandungan Air 76 % Protein 17 % Lemak 4,5 % Miniral dan Vitamin 2,52-4,5 % Sumber: kandungan Ikan (Afrianto & Liviawaty 2005)
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa ikan mempunyai nilai protein tinggi, dan kandungan lemaknya rendah sehingga banyak memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh manusia. Manfaat makan ikan sudah banyak diketahui orang, seperti di negara Jepang dan Taiwan ikan merupakan makanan utama dalam lauk sehari-hari yang memberikan efek awet muda dan harapan hidup lebih tinggi dari negara lainnya. Penggolahan ikan dengan berbagai cara dan rasa menyebabkan orang mengkonsumsi ikan lebih banyak.
1.4. Tujuan dan Mamfaat Penulisan Peningkatan nilai guna dan nilai ekonomis dilakukan dengan memanfaatkan ekstrak teh hijau menjadi pengawet ikat yang bermamfaat bagi kesehatan. Selain itu, hasil melalui teknologi membran ini akan menghasilkan kualitas air yang terbebas dari kandungan logam berat sehingga dapat menjamin keselamatan ekosistem perairan serta tidak membahayakan manusia. Selain itu bagi berbagai pihak, seperti pemerintah, industri gula, industri kimia, kalangan industri pada umumnya, masyarakat, dan bagi akademisi. Manfaat tersebut di antaranya :
Universitas Mercu Buana 6 a. Pengoptimalan manfaat daun teh hijau. b. Memberikan alternatif baru dalam menjaga kesehatan dengan produk olahan yang alami dan minim efek samping. c. Memanfaatkan teh hijau sebagai alternatif pengawet Ikan yang berguna bagi kesehatan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat dengan biaya yang terjangkau. d. Menumbuhkan budaya kewirausahaan di kalangan mahasiswa untuk mendorong terciptanya wirausaha baru dengan menerapkan IPTEK. e. Mengetahui bahwa tanaman Teh (Camellia sinensis) yang lebih dikenal sebagai tanaman yang dijadikan minuman, ternyata dapat dibuat menjadi bahan pengawet alternatif yang menyehatkan. f. Meningkatkan karya kreativitas inovatif mahasiswa dalam rangka bereksperimen dan menemukan hasil karya yang bermanfaat dan tepat guna bagi masyarakat. g. Mengetahui kandungan dan manfaat dari teh hijau dan ikan. h. Memantapkan jati diri intelektual mahasiswa sebagai cerminan masyarakat ilmiah.
Universitas Mercu Buana 7 BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1 Teh Hijau (Camellia sinensis) Tanaman teh merupakan tumbuhan perdu atau pohon kecil dari famili (Theaceae), teh memiliki akar tunggang yang kuat. Bunganya kuning-putih yang berdiameter 2,5-4 cm dengan 7 hingga 8 petal. Daunnya memiliki panjang 415 cm dan lebar 25 cm. Daun segar mengandung kafein sekitar 4%. Daun muda yang berwarna hijau muda lebih disukai untuk produksi teh; daun-daun itu mempunyai rambut-rambut pendek putih di bagian bawah daun. Daun tua berwarna lebih gelap. Daun dengan umur yang berbeda menghasilkan kualitas teh yang berbeda-beda, karena komposisi kimianya yang berbeda. Biasanya, pucuk dan dua hingga tiga daun pertama dipanen untuk permrosesan. Pemetikan dengan tangan ini diulang setiap dua minggu. Tanaman ini dapat dibudidayakan didaerah beriklim tropis dan subtropis.
2.2 Botani Tanaman Teh ( Camellia Sinensis ) Klasifikasi botani tanaman tebu adalah sebagai berikut (Sumber;Wikipedia): Klasifikasi Ilmiah Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Ericales Famili : Theaceae Genus : Camellia Spesies : Camellia Sinensis Nama Binomial: C. Sinensis
Gambar 2.1 ; Teh Hijau Universitas Mercu Buana 8 Ekstrak teh telah menjadi perhatian karena diketahui mempunyai aktivitas antibakteri. Pengawetan makanan organik yang diproses serta pengobatan infeksi bakteri yang menetap sedang diselidiki. Daun teh hijau dan ekstraknya telah ditunjukkan efektif terhadap bakteri yang menyebabkan napas buruk. Komponen kimia teh yang disebut epikatekin galat di sedang diteliti karena eksprerimen in-vitro menunjukkan bahwa ia dapat membalikkan kekebalan bakteri terhadap antibiotik metisilin pada bakteri seperti Staphylococcus aureus. Dikonfirmasi bahwa jika dikombinasikan meminum bersama ekstrak teh yang mengandung komponen ini akan meningkatkan efektifitas pengobatan dengan metisilin terhadap bakteri yang kebal.
2.3 Struktur Teh Hijau Daunnya kecil-kecil. Warna air tehnya kuning pucat, seperti warna emas cair yang encer. Teh hijau ini dikenal dua macam menurut asalnya, yakni teh hijau Cina dan Jepang. Hampir semua teh yang diminum di Cina adalah teh hijau. Begitu pula dengan di Jepang. Aromanya lembut agak asam.Teh hijau yang beraroma paling lembut adalah teh Long Jing dari daratan China.
2.4 Jenis-Jenis Teh Hijau
a. Gyokuro Teh terpilih dari daun kelas atas yang disebut tencha. Teh dinamakan gyokuro karena warna hijau pucat yang keluar dari daun teh. Daun harus dilindungi dari terpaan/panas sinar matahari sehingga mempunyai aroma yang sangat harum.
Universitas Mercu Buana 9 b. Matcha Teh hijau berkualitas tinggi yang digiling menjadi bubuk teh dan dipakai untuk upacara minum teh. Matcha mempunyai aroma yang harum sehingga digunakan sebagai perasa untuk es krim rasa teh hijau, berbagai jenis kue tradisional Jepang (wagashi), berbagai permen dan coklat.
c. Sencha Teh hijau yang bisa diminum sehari-hari, dibuat dari daun yang dibiarkan supaya terpapar/dipanaskan dengan menggunakan sinar matahari.
d. Genmaica Teh jenis bancha dengan campuran butiran yang belum disosoh (genmai) yang dibuat menjadi berondong. Teh mempunyai aroma wangi seperti butiran beras yang setengah gosong.
e. Kabusecha Teh jenis sencha yang daunnya dilindungi untuk beberapa lama dari terpaan sinar matahari sebelum dipanen. Aroma teh kabusecha sedikit lebih lembut bila kita pegang dibandingkan dengan teh sencha.
f. Bancha Teh kasar yang dibuat dari panenan yang kedua antara usim panas dan musim gugur. Daun teh untuk teh bancha biasanya lebih besar dari daun teh sancha dan aromanya tidak begitu harum.
g. Hojicka Teh yang cara pembuatanya dengan cara digonseng diatas penggorengan atau didalam mesin pemanas (oven). Pembuatan Teh hojicka dapat dibuat dngan sederhana tanpa memerlukan mesin.
Universitas Mercu Buana 10 h. Kukicha Teh yang cara pembuatannya dengan sederhana sehingga teh berkualitas rendah yang merupakan gabungan dari daun teh bercmpur tangkai daun teh.
2.5 Ikan dan Pengawet Ikan (Chanos-chanos forsk) merupakan bahan pangan yang mudah mengalami kerusakan (perishable food), karena mempunyai susunan jaringan tubuh yang longgar, kandungan air yang cukup tinggi dan mengandung nutrisi yang lengkap, sehingga mikroba dengan mudah menggunakannya sebagai media pertumbuhan. Untuk itu diperlukan suatu penanganan yang khusus supaya ikan bandeng segar tidak cepat mengalami kerusakan/pembusukan.
2.6 Pengawetan Ikan Pengawetan merupakan usaha manusia untuk mempertinggi daya tahan dan daya simpan ikan dengan tujuan agar kualitas ikan dapat dipertahankan tetap dalam kondisi baik. Cara pengawetan dan pengolahan ikan pascapanen dilakukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
1. Tubuh ikan mengandung protein dan air cukup tinggi, sehingga merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri pembusuk dan mikroorganisme yang lain. 2. Produksi ikan bersifat musiman, terutama ikan laut. Dengan kondisi demikian pada suatu saat produksi ikan sangat melimpah sedangkan pada saat lain sangat rendah. Oleh karena itu diperlukan cara-cara pengawetan dan pengolahan yang mampu memproses ikan dengan cepat dan cermat terutama pada saat produksi sedang melimpah. 3. Kebutuhan manusia akan ikan tidak pernah mengenal musim. Setiap saat manusia dapat membutuhkan ikan. Dengan dikembangkannya cara-cara Universitas Mercu Buana 11 pengawetan dan pengolahan yang cepat dan cermat, daya tahan dan daya simpan ikan dapat lebih lama sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia setiap saat. Proses pengolahan dan pengawetan ikan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti : a. Menggunakan suhu tinggi. b. Menggunakan suhu rendah c. Mengurangi kadar air d. Menggunakan zat antiseptik
2.7 Pengawetan dengan Es
Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang bersifat highly perishable, terutama pada kondisi tropis ikan lebih cepat mengalami kemunduran mutu. Hal ini merupakan suatu fakta yang dapat ditangani dengan cara menurunkan suhu tubuh ikan agar kesegarannya tetap maksimal. Penurunan suhu tubuh ikan dapat dilakukan dengan media pendingin yang berfungsi untuk menarik atau memindahkan panas dari dalam tubuh ikan ke bahan lain sehingga suhu tubuh ikan rendah (Afrianto & Liviawaty 2005).
Penggunaan suhu rendah berupa pendinginan dan pembekuan dapat memperlambat proses-proses biokimia yang berlangsung dalam tubuh ikan yang mengarah pada kemunduran mutu ikan. Prinsip proses pendinginan dan pembekuan adalah mengurangi atau menginaktifkan enzim dan bakteri pembusuk dalam tubuh ikan. Penanganan ikan dengan menggunakan suhu rendah membutuhkan media pemindah panas atau yang lebih dikenal dengan refrigerant. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai media pendingin untuk penanganan ikan di antaranya es batu atau es balok, es kering, air dingin, es ditambah garam, air laut yang didinginkan dengan es, air laut yang didinginkan secara mekanis, dan udara dingin (Junianto 2003). Universitas Mercu Buana 12 Salah satu cara yang paling sederhana dan biasa dilakukan untuk memperpanjang daya simpan/keawetan ikan bandeng segar adalah dengan menambah es batu/pecahan es batu untuk menurunkan suhu tubuh ikan; karena dengan suhu yang rendah pertumbuhan bakteri yang menyebabkan pembusukan dapat dihambat perkembangbiakannya dan proses autolisis dapat dihambat pula sehingga kesegaran ikan dapat terjaga baik.
2.8 Pengawetan dengan Pengasapan Ikan asap adalah hasil pengawetan ikan secara tradisional yang pengerjaannya merupakan gabungan dari penggaraman (perendaman dalam air garam) dan pengasapan sehingga memberikan rasa yang khas. Selama pengasapan berlangsung senyawa mikroba yang ada didalam kayu dapat menjadikan ikan lebih tahan lama serta awet karna faktor penggaraman. Berbagai cara pengapasan tergantung kepada faktor-faktor berikut :
a. Jenis ikan yang diasap b. Besar kecilnya ikan yang diasap.
Ikan yang diolah dengan pengasapan dapat menjadi awet disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya berkurangnya kadar air ikan sampai di bawah 40%, adanya senyawa-senyawa di dalam asap kayu yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk, dan terjadinya koagulasi protein pada permukaan ikan yang mengakibatkan jaringan pengikat menjadi lebih kuat dan kompak sehingga tahan terhadap serangan mikroorganisme. Senyawa-senyawa anti mikroba yang terdapat di dalam asap kayu misalnya berbagai macam aldehida, alkohol, keton, asam dan sebagainya. Pengasapan juga dapat memperbaiki penampakan ikan karena permukaan ikan menjadi mengkilat.Ikan yang diawetkan dengan pengasapn hanya mempunyai daya awet yang relative singkat,tergantung kepada kesegaran ikan yang dipakai,lama pengasapan, banyaknya asap yang terserap, serta kadar garam dan kadar air pada produk akhir. Universitas Mercu Buana 13 Untuk memperpanjang daya awet dapat dilakukan dengan cara mengkombinasikannya dengan cara-cara pengawetan lainnya, misalnya menggunakan zat-zat pengawet (preservative), penggalengan atau penyimpanan pada suhu renda. Menurut hasil percobaan yang dilakukan di Lembaga Penelitian Teknologi Perikanan, ikan bandeng yang diasap dengan cara kombinasi pengasapan panas dan dinginbila disimpan pada suhu kamar hanya tahan sampai 7 hari, sedangkan bila disimpan pada suhu rendah (+30 C) dapat tahan lebih dari 150 hari. Kadar garam dan kadar air bandeng asap tersebut masing-masing 4% 57%. Untuk mendapatkan ikan asap yang bermutu baik, maka hal-hal yang harus diperhatikan ialah : a. Kesegaran dan kondisi ikan yang akan diasap b. Konsentrasi dan kebersihan larutan garam c. Jenis kayu yang digunakan sebagai sumber asap dan d. Kontrol terhadap suhu dan jumlah asap dalam kamar pengasap.
2.9 Pemanfaatan Teh Hijau Minum teh sudah menjadi kebiasaan manusia sejak berabad-abad yang lalu. Bahkan di Jepang, acara minum teh sudah menjadi sebuah acara ritual tersendiri. Menurut legenda, teh berasal dari daratan China, tepatnya di propinsi Yunan, pada masa pemerintahan Kaisar Shen Nung yang memerintah di tahun 2737 SM. Waktu itu Kaisar sedang merebus air untuk minum dan tanpa disengaja, beberapa helai daun tertiup angin dan masuk ke baskom berisi air mendidih, itulah pertama kalinya Kaisar mencicipi air coklat dengan aroma harum yang kemudian dinamakan Jia yang artinya tanaman yang rasanya pahit.
Pada tahun 780, seorang sastrawan dari China bernama Lu Yu menulis sebuah buku berjudul Ch'a Ching atau dalam bahasa Inggris berarti Classic of Tea, membahas mengenai sejarah teh, cara menanam teh, cara membuat dan menikmati teh. Buku ini kemudian menjadi buku panduan bagi orang-orang di Universitas Mercu Buana 14 luar negara China dalam menanam teh.Pada masa itu, teh dibuat dengan cara merebus daun teh kering sampai mendidih lalu disajikan.Teh mulai masuk ke Jepang sekitar tahun 500, oleh seorang biarawan China yang datang ke Jepang menyebarkan agama Zen. Selama masa pemerintahan Kaisar Han, Tang, Soon dan Yuan, komoditas teh diperkenalkan ke dunia luar melalui pertukaran kebudayaan menyeberangi Asia Tengah menyelusuri Jalur Sutra .
Pada tahun 1644, East India Company yaitu perusahaan perdagangan Inggris dibawah pemerintahan Ratu Elizabeth I membuka kantor di Xiamen, pada masa itulah daun teh dikenal oleh umum sebagai minuman yang diseduh air panas. Teh dikenal di Indonesia sejak tahun 1686, ketika seorang Belanda bernama Dr. Andreas Cleyer membawanya ke Indonesia sebagai tanaman hias. Usaha perkebunan teh dipelopori pertama kali oleh Jacobson pada tahun 1828 dan menjadi salah satu tanaman yang harus ditanam rakyat melalui politik Tanam Paksa (Culture Stetsel).
Keberadaan teh celup berasal dari kejadian yang tidak disengaja. Seorang pengimpor teh dari New York bernama Thomas Sullivan (pendiri pabrik teh merek Lipton) mengirimkan contoh teh kepada para pelanggannya dalam kantung sutera kecil, ternyata cara ini kemudian dikembangkan untuk menyajikan teh dalam kemasan teh celup yang lebih praktis seperti yang saat ini kita nikmati. Hingga kini teh China tetap dipercaya memiliki berbagai macam khasiat yang sangat berguna untuk tubuh. Teh yang dalam bahasa latinnya disebut Camelia Sinensis, tumbuh di daerah yang beriklim tropis dengan ketinggian 200-2000 meter diatas permukaan laut dengan suhu cuaca antara 14-25 derajat Celcius.
Masyarakat laut yang menggantungkan hidupnya sebagai nelayan sebagian besar mengelola sendiri ikan-ikannya tersebut. Termasuk para penambak ikan. Ikan sendiri memiliki cara pembudidayaan, pengolaan ataupun penyakit yang berbeda satu sama lain. Universitas Mercu Buana 15 2.10 Pemanfaatan Teh Hijau pada ikan.
Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi di antaranya mengandung mineral, vitamin, dan lemak tak jenuh. Protein dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan pengganti sel-sel tubuh kita yang telah rusak. Selain air, protein merupakan bagian utama dari susunan (komposisi) tubuh kita. Protein dalam ikan berguna untuk : e. Mempercepat pertumbuhan badan (baik tinggi maupun berat). f. Meningkatkan daya tahan tubuh. g. Mencerdaskan otak/mempertajam pikiran. h. Meningkatkan generasi/keturunan yang baik.
Di samping kelebihan tersebut, ikan memiliki kelemahan yakni mudah membusuk. Ikan relatif lebih cepat mengalami pembusukan daripada daging unggas dan mamalia karena pada saat ditangkap ikan selalu berontak sehingga banyak kehilangan glikogen dan glukosa. Glikogen dan glukosa pada hewan yang mati dapat mengalami glikolisis menjadi asam piruvat yang selanjutnya diubah menjadi asam laktat. Apabila ikan terlalu banyak berontak pada saat ditangkap maka akan banyak kehilangan glikogen dan glukosa sehingga kandungan asam laktat ikan menjadi rendah. Dengan demikian nilai pH-nya relatif mendekati normal.Nilai pH yang mendekati normal ini sangat cocok untuk pertumbuhan bakteri, sehingga ikan segar harus segera diolah dengan baik agar layak untuk dikonsumsi. Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak. Untuk mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi diperlukan perlakuan yang baik selama proses pengawetan seperti: menjaga kebersihan bahan dan alat yang digunakan, menggunakan ikan yang masih segar, serta garam yang bersih.
Universitas Mercu Buana 16 BAB III METODE PENULISAN
Penulisan karya tulis ini dimulai dengan pencarian data-data dan informasi berupa pengamatan secara langsung serta data sekunder yang berasal dari surat kabar, buku-buku teks, jurnal-jurnal, laporan hasil penelitian, dan artikel-artikel dari internet. Dalam menyelesaikan masalah, karya tulis ini didekati dengan studi literatur dan komunikasi personal agar didapatkan gambaran yang nyata tentang permasalahan. Adapun langkah-langkah penulisan karya tulis adalah berikuti ini: a. Inventarisasi ide atau gagasan. Sebuah ide dapat dimunculkan melalui berbagai jalan antara lain dengan imajinasi, membaca, komunikasi pribadi denagn para ahlia,focus group discussion, menghadiri seminar, atau cara-cara yang lebih spektakuler seperti mimpi.
b. Memilih ide atau gagasan memilih ide manakah yang harus kita kembangkan menjadi topic yang hangat serta up to date untuk kita wacanakan ke depannya nanti.
c. Membuat rancangan tulisan. Kerangka ini berguna sebagai pedoman agar tidak menulis sesuatu yang di luar topik . Sesuaikan kerangka dengan judul atau topik yang kami pilih. Di bagian ini kami merancang bagaimana sumber-sumber bacaan nantinya di kumpulkan dan disusun. Apakah kami akan menyajikannya dalam bentuk tabel, gambar, ilustrasi atau kombinasinya.
d. Menghimpun sumber bacaan yang sesuai, berdasarkan kerangka tulisan. mencari bahan bacaan yang sesuai dengan topik tulisan kami yang telah dirangkum dalam bentuk kerangka tulisan. Baca sumber bacaan secara Universitas Mercu Buana 17 efisien agar kami tidak banyak kehilangan waktu hanya membaca bahan bacaan yang sebenarnya kurang begitu kami perlukan.
e. Menyusun intisari-intisari ke dalam sub judul sesuai kerangka tulisan. Intisari-intisari yang telah kami buat disusun ke dalam sub-sub judul yang sesuai dalam kerangka tulisan. Intisari tersebut dirangkai sehingga kalimat yang satu saling berkesinambungan.
f. Mengolah data, fakta atau informasi Disini kami menafsirkan dan mengintisarikan suatu tulisan ilmiah. Pada tahap ini kami harus hati-hati menafsirkan sebuah tulisan. Hasil analisis data tersebut kami jelaskan secara singkat, padat dan akurat pada bagian analisis dan sintesis.
g. Metode analisis dan sintetis Anda disini dapat membuat perbandingan-perbandingan antara satu sumber bacaan dengan sumber bacaan lainnya. Anda dapat mengulas kelemahan-kelemahan yang anda temukan dalam sumber-sumber bacaan. Anda dapat mengulas pula kelebihan-kelebihan yang anda temukan, dan manfaat yang dapat dipetik dari sumber tulisan yang ada.
j. Menyimpulkan Hasil Analisis dan Sintetis Hasil analisis dan sintesis tersebut disimpulkan yang dap at berupa fakta, data atau informasi, konsep, temuan, ide, gagasan, hipotesis dll.
Universitas Mercu Buana 18 BABA IV ANALISIS DAN SINTETIS
4.1 Teh Hijau Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses oksidasi dihentikan dengan pemanasan (cara tradisional Jepang dengan menggunakan uap atau cara tradisional Tiongkok dengan menggongseng di atas wajan panas). Teh yang sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk lembaran daun teh atau digulung rapat berbentuk seperti bola-bola kecil (teh yang disebut gun powder).
Teh hijau dibuat dari daun teh yang tidak difermentasi sehingga mengandung polyphenols konsentrat tinggi. Teh hijau sering dimanfaatkan untuk mengurangi risiko kanker dan penyakit jantung, menurunkan kolesterol, menurunkan berat badan (terutama lemak perut). Teh hijau juga memberi manfaat dalam menurunkan risiko diabetes dan Alzheimers. Komponen kimia teh yang disebut epikatekin galat di sedang diteliti karena eksprerimen in-vitro menunjukkan bahwa ia dapat membalikkan kekebalan bakteri terhadap antibiotik metisilin pada bakteri seperti Staphylococcus aureus. Dikonfirmasi bahwa jika dikombinasikan meminum bersama ekstrak teh yang mengandung komponen ini akan meningkatkan efektifitas pengobatan dengan metisilin terhadap bakteri yang kebal.
4.2 Tanda-Tanda Ikan Yang Sudah Busuk :
a. mata suram dan tenggelam; b. sisik suram dan mudah lepas; c. warna kulit suram dengan lendir tebal; d. insang berwarna kelabu dengan lendir tebal; e. warna keseluruhan suram dan berbau busuk. Universitas Mercu Buana 19 4.3 Tanda-Tanda Ikan Yang Masih Segar
a. daging kenyal; b. mata jernih menonjol; c. sisik kuat dan mengkilat; d. sirip kuat; e. warna keseluruhan termasuk kulit cemerlang; f. insang berwarna merah; g. dinding perut kuat; h. bau ikan segar.
4.4 Kelemahan Pengawetan Ikan dengan Es
Penggunaan es dapat berfungsi dengan baik apabila faktor suhu lingkungan mendukung; apabila suhu lingkungan tinggi (panas) maka es akan cepat mencair, sehingga fungsi es sebagai penghambat perkembangan bakteri pembusuk dan proses autolisis tidak dapat bekerja dengan maksimal; apalagi mengingat Indonesia merupakan daerah dengan iklim tropis yang suhu udaranya cenderung selalu tinggi (panas).Berdasar hal tersebut maka diperlukan cara lain yang dapat diaplikasikan sebagai bahan pengawet ikan segar.
4.5 Kelemahan Pengawetan Ikan dengan Pengasapan
Dalam Pengasapan ikan mempunyai beberapa kelemahan, antara lain: tekstur ikan dapat berubah menjadi keras terutama jika pengasapan dilakukan pada suhu rendah dalam waktu lama. proses pengasapan secara sempurna memerlukan waktu yang cukup lama. ikan asap yang teksturnya menjadi sangat keras diperlukan proses rehidrasi (pembasahan kembali) sebelum ikan tersebut dapat dikonsumsi langsung oleh manusia terutama dalam kehidupan sehari-hari. Universitas Mercu Buana 20 Ikan yang telah diasap harus disimpan di tempat yang kering dan tertutup rapat. Kerusakan yang sering terjadi pada ikan asap adalah terjadinya pertumbuhan jamur atau kapang, karena jamur dapat tumbuh pada makanan dengan kadar air rendah. Pertumbuhan jamur pada ikan asap dapat menyebabkan terjadinya perubahan bau menjadi tengik dan perubahan tekstur.
4.6 Ekstraksi Teh Hijau Teh hijau (Camellia sinensis) mengandung Mengandung komponen volatile sejumlah 230 macam.
Tabel 4.1 : Kandungan zat gizi dalam teh hijau.
No. Nama Zat Presentase dan Jumlah Yang Dikandung Teh Hijau 1. Polyphenol 10 - 25 % 2. Tannic acids 9 - 20 % 3. Vitamin C 150 - 250 mg % 4. Vitamin E 25 - 70 mg % 5. Vitamin K 300 - 500 IU/g 6. B-carotene 13 - 20 % 7. Kalium 1795 mg % 8. Magnesium 192 mg % 9. Mangan 300 - 600 ug/ml 10. Flour 0.1 - 4.2 mg/L 11. Zinc 5.4 mg % 12. Selenium 1 - 1.8 ppm % 13. Copper 0.01 mg % 14. Iron 33 mg % 15. Kalsium 7 mg % 16. Caffein 45 - 50 mg% Universitas Mercu Buana 21 Ditinjau dari segi kandungan gizinya, teh hijau mengandung banyak sekali zat yang bermanfaat bagi tubuh.Teh hijau memiliki antioksidan yang tinggi dan terdapat 3 kandungan vitamin yang berguna bagi tubuh yaitu vitamin C,E dan K. Selain itu pada the hijau juga terdapat B-carotene, kalsium , zinc dan zat-zat lain yang bermanfaat bagi tubuh.
Manfaat Teh Hijau Teh Hijau secara spesifik mempunyai manfaat-manfaat antara lain:
1. Membantu perlindungan terhadap kanker.
Menurut U.S. National Cancer Institute, kandungan katekin dalam polifenol yang terdapat pada teh hijau memiliki peranan penting dalam pencegahan kanker. Penelitian selanjutnya menyimpulkan bahwa oksidan tak aktif polifenol, mengurangi jumlah dan ukuran tumor, serta menghalangi pertumbuhan sel kanker, kemih,ovarium, esofagus dari organ kerongkongan ke perut), paru-paru, pankreas, prostat, kulit dan perut. 2. Membantu mencegah aterosklerosis. Antioksidan yang terdapat dalam teh hijau juga dipercaya untuk mencegah penumpukkan lemak di dalam pembuluh darah dengan menekan proses oksidasi LDL (kolesterol jahat). Antioksidan ini juga mengurangi kemungkinan penggumpalan darah dan membantu arteri (pembuluh darah) menjadi rileks sehinga dapat melancarkan aliran darah. 3. Menjaga kadar kolesterol baik. Penelitian menyatakan bahwa teh hijau menurunkan kolesterol secara keseluruhan dan meningkatkan HDL (kolesterol baik) pada hewan dan manusia. Polifenol dalam teh hijau membantu menghadang proses penyerapan usus dan melancarkan pengeluarannya dari dalam tubuh. Universitas Mercu Buana 22 4. Membantu mengendalikan diabetes. Teh hijau telah digunakan secara tradisional untuk mengendalikan gula darah dalam tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa teh hijau dapat membantu pengaturan glukosa dalam tubuh. membantu mengendalikan diabetes.
5. Membantu melawan penyakit pada hati Teh hijau sepertinya melindungi hati dari efek buruk senyawa beracun seperti alcohol. 6. Penurunan berat badan. Ekstrak teh hijau mampu meningkatkan metabolisme dan membantu membakar lemak. Beberapa peneliti menduga polifenol, khususnya katekin yang bertanggung jawab dalam proses pembakaran lemak. 7. Rileksasi. Minum secangkir teh hijau hangat dapat membantu menghasilkan perasaan rileks dan meningkatkan daya ingat karena kandungan asam amino L-teanin di dalamnya. 8. Meningkatkan sistem daya tahan tubuh. Penelitian yang dilakukan The Brigham and Womens Hospital menyebutkan bahwa kandungan teanin dalam teh hijau meningkatkan kapasitas sel Gamma Delta T untuk melawan penyakit dan membantu tubuh melawan infeksi. 9. Memperkuat sistem pencernaan dan pernafasan karena kandungan bioflavonoid. Anti bakterial dan membantu mencegah lubang di gigi.
Universitas Mercu Buana 23 BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Ikan yang segar kita tahu selalu dicari dan diminati para konsumen.Ikan banyak dikonsumsi karena gizinya tinggi serta harga yang terjangkau untuk semua kalangan. 2. Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi di antaranya mengandung mineral, vitamin, dan lemak tak jenuh. 3. Sistem pengawetan yang sudah dikenal seperti menggunakan es batu dan pengasapan sudah merupakan cara yang sudah aman. Namun, masih memiliki kelemahan yang lebih sulit untuk diatasi dibandingkan dengan menggunakan teh. 4. The hijau memiliki senyawa katekin yang terkandung 30 40% di dalam teh. Senyawa tersebutlah yang menjadi pengawet pada teh. 5. Teh hijau yang digunakan adalah the hijau berjenis Sencha yang mudah didapatkan dan tumbuh di Indonesia. 6. Teh hijau dapat diaplikasikan menjadi pengawet ikan yang lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan es dan pengasapan.
5.2 Saran
1. Penyuluhan kepada para nelayan dan pengelola ikan mengenai cara pengawetan ikan yang lebih baik dan aman yaitu, dengan menggunakan teh hijau. 2. Lebih mendalami lagi penelitian menganai alternative pengawetan ikan yang lebih efisien dan efektif. 3. Membuat usaha teh hijau untuk pengawetan ikan agar para nelayan dan pengelola ikan lebih mudah dalam mendapatkan teh hijau tersebut. Universitas Mercu Buana 24 DAFTAR PUSTAKA
Chowdhury SR, Alisia MP, Dave HAB, Johan E. 2006. Influence of porous substrate on mesopore structure and water permeability of surfactant template mesoporous research. Journal of article technology modern process Green Tea. 277: 6-10. Forlink. 2000. Paket Terapan Produksi Bersih pada Industri Kecil. [terhubung berkala] forlink.dml.or.id.(13 Oktober 2010). Goering, P, P. Norberg-Hodge and J. Page. 1993. From the Ground Up. Rethinking Industrial Agriculture.Bristol-Berkeley. Zed Books i.a.w. International Society for Ecology and Culture. Soerjani, M, A. Yuwono dan Dedi Fardiaz. 2006. Lingkungan Hidup, Pendidikan, Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan. Yayasan Institut Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan (IPPL), Jakarta.
http: //repository.usu.ac.id/ diaskes 12 Desember 2013 http: /id.wikipedia.org/ diaskes 14 Desember 2013 http: //jenis teh dan manfaatnya fantasmiclovers.htm/ diaskes 17 Desember 2013 http: //ekstrak teh hijau-pasuruan-kecantikan.htm/ diaskes 19 Desember 2013 http: /yunias19ocean-teh hijau alami.htm/ diaskes 21 Desember 2013 http: //www.ristek.go.id/index.php?mod=News&conf=. diaskes 25 Desember 2013 http: //id.wikipedia.org/wiki/Manusia diaskes 2 Januari 2014 http: //www.organicwearapparel.com/index.page&id=5 diaskes 4 Januari 2014 http: //www.natural-living-for-women.com/html diaskes 5 Januari 2014 http: //www.technologyindonesia.com/news.php? diaskes 6 Januari 2014
Universitas Mercu Buana L - ix
LAMPIRAN
Gambar L-1 : Pengawetan Ikan secara Tradisional Oleh Nelayan
Gambar L-2 : Pengawetan ikan dengan es
Universitas Mercu Buana L - x
Gambar L-3 : Pengawetan ikan dengan pengasapan
Gambar L-4 : Serbuk Teh HIjau yang dipakai untuk Bahan Pengawet