Anda di halaman 1dari 34

PEMANFAATAN EKSTRAK TEH HIJAU

UNTUK BAHAN PENGAWET IKAN






Disusun Oleh :
Nama : Rudini Mulya
N.I.M : 41610010035



PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2014

Universitas Mercu Buana ii
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul : Pemanfaatan Ekstrak Teh Hijau Untuk Bahan
Pengawet Ikan.
2. Bidang : Karya Tulis Ilmiah bidang IPA
3. Pelaksana
a. Nama : Rudini Mulya
b. NIM : 41610010035
c. Jurusan : Teknik Industri
d. Universitas : Mercu Buana
e. Alamat : JL. Raden Fatah, No 74, RT 001/005, Gg.
Swadaya Kec. Cildeug-Tangerang 15153.
f. Telepon : 0857 7575 9617

4. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap : Ir. Atep Afia Hidayat, MP.M.Si
b. NIP : 192660068
c. Jabatan : Pembina mahasiswa
d. Alamat : Komplek Sekretariat Negara D.9 No. 28
Tangerang 15143.
Disahkan di : Jakarta
Tanggal : 7-01-2014
Dosen Pembimbing Penulis



Ir. Atep Afia Hidayat, MP.M.Si



Rudini Mulya


NIP. 192660068
Universitas Mercu Buana iii
CURRICULUM VITAE

Data Pribadi

Nama : Rudini Mulya
Nama Panggilan : Rudini
Tempat, Tanggal Lahir : Manambin ( Medan), 12 April 1991
Alamat : Jl. Raden Fatah No.75 RT 001 / 005, Gg.
Swadaya, Kec.Ciledug-Tangerang 15153
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : WNI
No. HP : 0857 7575 9617
E Mail : Rudinimenteri@gmail.com
Hobi : Organisasi, Meneliti dan Musik.



Latar Belakang Pendidikan

Universitas Mercu Buana, Fakultas Teknologi Industri.
Program Studi Teknik Industri (Semester VI) 2010 2014
SMA N 1 Megang Sakti, Palembang 2006 2009
SMP N 2 Batin / VIII, Jambi 2003 2006



Universitas Mercu Buana iv
KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
program Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa yang diadakan oleh Direktorat
Kemahasiswaan Universitas Mercubuana (DIRMAWA).
Dalam pengerjaan Karya Tulis ini penulis mengambil bidang ilmu IPA
dengan memilih topik yang berjudul Pemanfaatan Ekstrak Teh Hijau Untuk
Bahan Pengawet Ikan . Karya Tulis ini tidak dapat penulis selesaikan dengan baik
tanpa bantuan dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak, baik secara
moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini perkenankanlah
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya yang telah diberikan
2. Orangtua dan keluarga penulis atas doa, nasehat dan bimbingan moral
maupun materil.
3. Ir. Atep Afia Hidayat, MP.M.Si Selaku Dosen Pembimbing.
4. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.

Harapan penulis semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Penulis menyadari bahwa
Karya Tulis ini masih jauh dari kata sempurna, karena dalam Karya Tulis ini
masih banyak sekali kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan segala saran dan kritik bagi para pembaca, yang sifatnya
membangun guna kesempurnaan Karya Tulis ini.

Jakarta, 7 Januari 2014
Penulis


Universitas Mercu Buana v
DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL KARYA ILMIAH ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... vii
RINGKASAN ........................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah........................................................................ 3
1.3 Gagasan ...................................................................................... 3
1.3.1 Ekstrak Teh Hijau Sebagai Bahan Pengawet Ikan ......... 3
1.3.2 Karakteristik dan Komposisi Ikan ... ............................ 4
1.4 Tujuan dan Mamfaat Penulisan ................................................... 5

BAB II TELAAH PUSTAKA .......................................................................... 7
2.1 Teh Hijau (Camellia sinensis) ...................................................... 7
2.2 Botani Tanaman Teh (Camellia sinensis)...................................... 7
2.3 Struktur Teh Hijau ....................................................................... 8
Universitas Mercu Buana vi
2.4 Jenis-Jenis Teh Hijau ................................................................... 8
2.5 Ikan dan Pengawet ..................................................................... 10
2.6 Pengawetan Ikan ......................................................................... 10
2.7 Pengawetan dengan Es .................................................................. 11
2.8 Pengawetan dengan Pengasapan.................................................... 12
2.9 Pemanfaatan Teh Hijau ............................................................... 13
2.10 Pemanfaatan Teh Hijau pada Ikan................................................. 15

BAB III METODE PENULISAN ............................................................................. 16

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS ................................................................... 18
4.1 Teh Hijau. ................................................................................. 18
4.2 Tanda-Tanda Ikan yang Sudah Busuk ......................................... 18
4.3 Tanda-Tanda Ikan yang Masih Segar ........................................... 19
4.4 Kelemahan Pengawetan Ikan dengan Es ...................................... 19
4.5 Kelemahan Pengawetan Ikan dengan Pengasapan ....................... 19
4.6 Ekstraksi Teh Hijau ..................................................................... 20

BAB V PENUTUP.................................................................................................. 23
5.1 Simpulan......................................................................................... 23
5.2 Saran..... .......................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA....... .......................................................................................... 24
LAMPIRAN..................... .......................................................................................... L-ix
Universitas Mercu Buana vii
DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN
Tabel 1.1 Kandungan Ikan Segar ...........................................................5
Tabel 2.1 Klasifikasi Ilmiah .....................................................................7
Tabel 3.1 Kandungan Dalam Teh Hijau . ............................................... 20

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN
Gambar 2.2 Teh Hijau (Camellia sinensis) ............................................... 7

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN
1. Gambar Pengawetan Ikan secara Tradisional oleh Nelayan ................... L-ix
2. Gambar Pengawetan ikan dengan Es ................................................. .... L-ix
3. Gambar Pengawetan Ikan dengan Pengapasan ...................................... L-x
4. Gambar Pengolahan Teh Hijau ................................................................ L-x




Universitas Mercu Buana viii
RINGKASAN

Wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak diantara dua
benua yaitu, benua Asia dan Australia. Hal inilah yang membuat indonesia
memiliki banyak keanekaragam jenis ikan. Bagi masyarakat indonesia ikan
merupakan sumber makanan yang banyak dikomsumsi dalam kehidupan sehari-
hari. Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi
yang tinggi di antaranya mengandung mineral, vitamin, dan lemak tak jenuh.
Tetapi, banyak masyarakat yang mengawetkan ikan dengan menggunakan
es dan pengasapan. Karna pengawetan tersebut memiliki kelemahan. Seperti pada
pengawetan es memiliki kendala yaitu mudahnya pencairan es dikarenakan iklim
di Indonesia yang tropis. Sedangkan pada pengasapan membuat tekstur ikan
menjadi keras. Untuk menghindari hal-hal tersebut, maka diadakan terobosan baru
untuk mengawetkan ikan. Terobosan tersebut adalah menggunakan ekstrak teh
hijau untuk mengawetkan ikan.
Ditinjau dari segi kandungan gizinya, Teh hijau (Camellia sinensis)
banyak mengandung komponen volatile sejumlah 230 macam. Teh hijau memiliki
antioksidan yang tinggi dan terdapat 3 kandungan vitamin yang berguna bagi
tubuh yaitu vitamin C,E dan K. Selain itu pada the hijau juga terdapat B-carotene,
kalsium , zinc dan zat-zat lain yang bermanfaat bagi tubuh.
Selain itu, menurut hasil penelitian dari U.S National Research Institute
pada Tahun 2012 menyebutkan bahwa, Teh hijau mengandung katekin yang
bersifat anti mikroba. Sehingga dapat menjadi pengawet pada ikan. Jenis daun teh
hijau yang digunakan untuk pengawetan ikan adalah Sencha, teh hijau yang biasa
diminum sehari-hari, dibuat dari daun yang dibiarkan terpapar sinar matahari. Teh
jenis Sencha ini dapat tumbuh didaerah indonesia serta mudah didapatkan.

Universitas Mercu Buana 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki kepulauan yang terletak pada 6
LU-11 LS, 95 BT-141 BT dan diapit oleh dua benua yaitu, benua Asia dan
Australia. Maka memungkinkan Indonesia memilki jenis-jenis ikan yang beraneka
ragam. Ikan yang segar kita tahu selalu dicari dan diminati para konsumen. Ikan
yang sering dikonsumsi oleh masyarakat sebagai lauk pauk adalah ikan bandeng,
ikan mujair, ikan dorang, ikan asin, dll. Ikan banyak dikonsumsi karena gizinya
tinggi serta harga yang terjangkau untuk semua kalangan.
Masyarakat laut yang menggantungkan hidupnya sebagai nelayan sebagian
besar mengelola sendiri ikan-ikannya tersebut. Termasuk para penambak ikan.
Ikan sendiri memiliki cara pembudidayaan, pengolaan ataupun penyakit yang
berbeda satu sama lain.
Penyakit ikan ada yang disebabkan oleh parasit, ada yang non parasiter, ada
pula penyakit yang disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, parasit Learnea
Cyprinaceae, dan penyakit bintih putih (white spot). Tak jarang pula tangan nakal
para produsen ikan yang memberi tambahan zat kimia pada ikan dengan alasan
guna menambah ikan supaya menjadi awet. Padahal jika dilihat dari tingkat
bahayanya, penambahan zat kimia terhadap ikan itu sangat berbahaya. Seperti isu
pada bulan-bulan lalu marak, pemakaian formalin pada jenis ikan konsumsi yang
ada di Indonesia yang dilakukan oleh produsen nakal. Maka dari itu karya tulis ini
dilatar belakangi oleh salah satunya hal-hal diatas.
Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi
yang tinggi di antaranya mengandung mineral, vitamin, dan lemak tak jenuh.
Protein dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan pengganti sel-sel tubuh kita
Universitas Mercu Buana 2
yang telah rusak. Selain air, protein merupakan bagian utama dari susunan
(komposisi) tubuh kita. Protein dalam ikan berguna untuk :
a. Mempercepat pertumbuhan badan (baik tinggi maupun berat).
b. Meningkatkan daya tahan tubuh.
c. Mencerdaskan otak/mempertajam pikiran.
d. Meningkatkan generasi/keturunan yang baik.

Di samping kelebihan tersebut, ikan memiliki kelemahan yakni mudah
membusuk. Ikan relatif lebih cepat mengalami pembusukan daripada daging
unggas dan mamalia karena pada saat ditangkap ikan selalu berontak sehingga
banyak kehilangan glikogen dan glukosa. Glikogen dan glukosa pada hewan yang
mati dapat mengalami glikolisis menjadi asam piruvat yang selanjutnya diubah
menjadi asam laktat. Apabila ikan terlalu banyak berontak pada saat ditangkap
maka akan banyak kehilangan glikogen dan glukosa sehingga kandungan asam
laktat ikan menjadi rendah. Dengan demikian nilai pH-nya relatif mendekati
normal.Nilai pH yang mendekati normal ini sangat cocok untuk pertumbuhan
bakteri, sehingga ikan segar harus segera diolah dengan baik agar layak untuk
dikonsumsi.

Teh hijau telah digunakan sebagai pendukung pengobatan sejak 4.000 tahun
yang lalu di Cina. Dan saat ini para peneliti nutrisi telah menemukan bahwa teh
hijau sangat bermanfaat bagi kesehatan. Belakangan ini, bukti baru telah
ditemukan bahwa minum teh secara rutin bisa menurunkan kadar kolesterol darah,
dan menyeimbangkan kadar tersebut. Penelitian tentang teh hijau terus dilakukan
hingga pada tahun 2004 diketahuilah secara menyeluruh adanya komponen-
komponen dalam teh hijau sebagai antioksidan kuat, yaitu yang mampu
menangkal serangan radikal bebas yang menyebabkan gangguan degenerasi pada
organ-organ manusia, termasuk timbulnya berbagai jenis kanker, di antaranya di
esofagus (saluran masuk makanan ke lambung), lambung, pankreas, usus, dubur,
kandung kemih, prostat, bahkan juga paru-paru dan payudara.
Universitas Mercu Buana 3
1.2. Perumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengawetkan ikan tanpa bahan pengawet yang
berbahaya?
2. Apakah ekstrak teh hijau dapat dikembangkan secara luas oleh industri di
Indonesia ?
3. Bagaimana cara membuat pengawet alami dari ekstrak teh hijau ?
4. Bagaimana pengaruh penggunaan ekstrak teh hijau terhadap kesehatan ?


1.3. Gagasan
1.3.1 Ekstrak Teh Hijau sebagai bahan pengawet ikan.
Teh hijau adalah nama teh yang dibuat dari daun tanaman teh (Camellia
sinensis) yang dipetik dan mengalami proses pemanasan untuk mencegah
oksidasi, atau bisa juga berarti minuman yang dihasilkan dari menyeduh daun teh
tersebut. Berdasarkan berbagai hasil penelitian, berikut mamfaat teh hijau :

1. Dapat mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi
2. Mencegah timbulnya kadar gula darah yang tinggi
3. Menurunkan kadar kolesterol
4. Menurunkan resiko terkena berbagai penyakit hati
5. Menurunkan resiko terkena stroke
6. Membantu tubuh dalam melawan virus (seperti virus influenza)
7. Dapat menghambat penurunan fungsi syaraf
8. Memperbaiki fungsi kognitif
9. Bermanfaat bagi kesehatan gusi
10. Mencegah sesak nafas
11. Mengurangi stress
12. Menghilangkan kelelahan dan keletihan
13. Mampu mencegah timbulnya penyakit kanker
Universitas Mercu Buana 4
14. Mampu mengendalikan pertumbuhan tumor
15. Membantu penyembuhan penyakit kanker
16. Membantu menurunkan berat badan
17. Mengurangi resiko timbulnya radang sendi dan reumatik
18. Berfungsi sebagai anti radang tenggorokan
19. Mencegah osteoforosis
20. Mencegah timbulnya alergi
21. Melindungi lever
22. Mencegah hepatitis
23. Membantu menghalangi penyebaran virus HIV
24. Mengurangi bahaya merokok
25. Memperlambat penuaan
26. Baik dikonsumsi untuk penderita diabetes
27. Mampu mencegah keracunan makanan
(Diambil dari berbagai sumber)

1.3.2 Karakteristik dan komposisi ikan.

Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak
dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat
mengalami proses pembusukan. Oleh sebab itu pengawetan ikan perlu diketahui
semua lapisan masyarakat.
Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk mengurangi kadar air
dalam tubuh ikan, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk
berkembang biak. Untuk mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi
diperlukan perlakuan yang baik selama proses pengawetan seperti: menjaga
kebersihan bahan dan alat yang digunakan, menggunakan ikan yang masih segar,
serta garam yang bersih. Ada bermacam-macam pengawetan ikan, antara lain
dengan cara: penggaraman, pengeringan, pemindangan, pengasapan, peragian,
dan pendinginan ikan, berikut Tabel 1.1 data kandungan ikan segar :
Universitas Mercu Buana 5
Tabel 1.1 : Data Kandungan ikan segar
Komposisi Ikan segar per 100 gram
Kandungan
Air 76 %
Protein 17 %
Lemak 4,5 %
Miniral dan Vitamin 2,52-4,5 %
Sumber: kandungan Ikan (Afrianto & Liviawaty 2005)

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa ikan mempunyai nilai protein tinggi,
dan kandungan lemaknya rendah sehingga banyak memberikan manfaat kesehatan
bagi tubuh manusia.
Manfaat makan ikan sudah banyak diketahui orang, seperti di negara Jepang
dan Taiwan ikan merupakan makanan utama dalam lauk sehari-hari yang
memberikan efek awet muda dan harapan hidup lebih tinggi dari negara lainnya.
Penggolahan ikan dengan berbagai cara dan rasa menyebabkan orang
mengkonsumsi ikan lebih banyak.


1.4. Tujuan dan Mamfaat Penulisan
Peningkatan nilai guna dan nilai ekonomis dilakukan dengan
memanfaatkan ekstrak teh hijau menjadi pengawet ikat yang bermamfaat bagi
kesehatan. Selain itu, hasil melalui teknologi membran ini akan menghasilkan
kualitas air yang terbebas dari kandungan logam berat sehingga dapat menjamin
keselamatan ekosistem perairan serta tidak membahayakan manusia. Selain itu
bagi berbagai pihak, seperti pemerintah, industri gula, industri kimia, kalangan
industri pada umumnya, masyarakat, dan bagi akademisi. Manfaat tersebut di
antaranya :

Universitas Mercu Buana 6
a. Pengoptimalan manfaat daun teh hijau.
b. Memberikan alternatif baru dalam menjaga kesehatan dengan produk
olahan yang alami dan minim efek samping.
c. Memanfaatkan teh hijau sebagai alternatif pengawet Ikan yang
berguna bagi kesehatan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat
dengan biaya yang terjangkau.
d. Menumbuhkan budaya kewirausahaan di kalangan mahasiswa untuk
mendorong terciptanya wirausaha baru dengan menerapkan IPTEK.
e. Mengetahui bahwa tanaman Teh (Camellia sinensis) yang lebih
dikenal sebagai tanaman yang dijadikan minuman, ternyata dapat
dibuat menjadi bahan pengawet alternatif yang menyehatkan.
f. Meningkatkan karya kreativitas inovatif mahasiswa dalam rangka
bereksperimen dan menemukan hasil karya yang bermanfaat dan tepat
guna bagi masyarakat.
g. Mengetahui kandungan dan manfaat dari teh hijau dan ikan.
h. Memantapkan jati diri intelektual mahasiswa sebagai cerminan
masyarakat ilmiah.














Universitas Mercu Buana 7
BAB II
TELAAH PUSTAKA


2.1 Teh Hijau (Camellia sinensis)
Tanaman teh merupakan tumbuhan perdu atau pohon kecil dari famili
(Theaceae), teh memiliki akar tunggang yang kuat. Bunganya kuning-putih yang
berdiameter 2,5-4 cm dengan 7 hingga 8 petal. Daunnya memiliki panjang 415
cm dan lebar 25 cm. Daun segar mengandung kafein sekitar 4%. Daun muda
yang berwarna hijau muda lebih disukai untuk produksi teh; daun-daun itu
mempunyai rambut-rambut pendek putih di bagian bawah daun. Daun tua
berwarna lebih gelap. Daun dengan umur yang berbeda menghasilkan kualitas
teh yang berbeda-beda, karena komposisi kimianya yang berbeda. Biasanya,
pucuk dan dua hingga tiga daun pertama dipanen untuk permrosesan. Pemetikan
dengan tangan ini diulang setiap dua minggu. Tanaman ini dapat dibudidayakan
didaerah beriklim tropis dan subtropis.

2.2 Botani Tanaman Teh ( Camellia Sinensis )
Klasifikasi botani tanaman tebu adalah sebagai berikut (Sumber;Wikipedia):
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ericales
Famili : Theaceae
Genus : Camellia
Spesies : Camellia Sinensis
Nama Binomial: C. Sinensis

Gambar 2.1 ; Teh Hijau
Universitas Mercu Buana 8
Ekstrak teh telah menjadi perhatian karena diketahui mempunyai aktivitas
antibakteri. Pengawetan makanan organik yang diproses serta pengobatan infeksi
bakteri yang menetap sedang diselidiki.
Daun teh hijau dan ekstraknya telah ditunjukkan efektif terhadap bakteri
yang menyebabkan napas buruk.
Komponen kimia teh yang disebut epikatekin galat di sedang diteliti
karena eksprerimen in-vitro menunjukkan bahwa ia dapat membalikkan
kekebalan bakteri terhadap antibiotik metisilin pada bakteri seperti
Staphylococcus aureus. Dikonfirmasi bahwa jika dikombinasikan
meminum bersama ekstrak teh yang mengandung komponen ini akan
meningkatkan efektifitas pengobatan dengan metisilin terhadap bakteri
yang kebal.

2.3 Struktur Teh Hijau
Daunnya kecil-kecil. Warna air tehnya kuning pucat, seperti warna emas
cair yang encer. Teh hijau ini dikenal dua macam menurut asalnya, yakni teh hijau
Cina dan Jepang. Hampir semua teh yang diminum di Cina adalah teh hijau.
Begitu pula dengan di Jepang. Aromanya lembut agak asam.Teh hijau yang
beraroma paling lembut adalah teh Long Jing dari daratan China.

2.4 Jenis-Jenis Teh Hijau

a. Gyokuro
Teh terpilih dari daun kelas atas yang disebut tencha. Teh dinamakan
gyokuro karena warna hijau pucat yang keluar dari daun teh. Daun harus
dilindungi dari terpaan/panas sinar matahari sehingga mempunyai aroma
yang sangat harum.

Universitas Mercu Buana 9
b. Matcha
Teh hijau berkualitas tinggi yang digiling menjadi bubuk teh dan dipakai
untuk upacara minum teh. Matcha mempunyai aroma yang harum
sehingga digunakan sebagai perasa untuk es krim rasa teh hijau, berbagai
jenis kue tradisional Jepang (wagashi), berbagai permen dan coklat.

c. Sencha
Teh hijau yang bisa diminum sehari-hari, dibuat dari daun yang dibiarkan
supaya terpapar/dipanaskan dengan menggunakan sinar matahari.

d. Genmaica
Teh jenis bancha dengan campuran butiran yang belum disosoh (genmai)
yang dibuat menjadi berondong. Teh mempunyai aroma wangi seperti
butiran beras yang setengah gosong.

e. Kabusecha
Teh jenis sencha yang daunnya dilindungi untuk beberapa lama dari
terpaan sinar matahari sebelum dipanen. Aroma teh kabusecha sedikit
lebih lembut bila kita pegang dibandingkan dengan teh sencha.

f. Bancha
Teh kasar yang dibuat dari panenan yang kedua antara usim panas dan
musim gugur. Daun teh untuk teh bancha biasanya lebih besar dari daun
teh sancha dan aromanya tidak begitu harum.

g. Hojicka
Teh yang cara pembuatanya dengan cara digonseng diatas penggorengan
atau didalam mesin pemanas (oven). Pembuatan Teh hojicka dapat dibuat
dngan sederhana tanpa memerlukan mesin.


Universitas Mercu Buana 10
h. Kukicha
Teh yang cara pembuatannya dengan sederhana sehingga teh berkualitas
rendah yang merupakan gabungan dari daun teh bercmpur tangkai daun
teh.

2.5 Ikan dan Pengawet
Ikan (Chanos-chanos forsk) merupakan bahan pangan yang mudah
mengalami kerusakan (perishable food), karena mempunyai susunan jaringan
tubuh yang longgar, kandungan air yang cukup tinggi dan mengandung nutrisi
yang lengkap, sehingga mikroba dengan mudah menggunakannya sebagai media
pertumbuhan. Untuk itu diperlukan suatu penanganan yang khusus supaya ikan
bandeng segar tidak cepat mengalami kerusakan/pembusukan.

2.6 Pengawetan Ikan
Pengawetan merupakan usaha manusia untuk mempertinggi daya tahan dan
daya simpan ikan dengan tujuan agar kualitas ikan dapat dipertahankan tetap
dalam kondisi baik. Cara pengawetan dan pengolahan ikan pascapanen dilakukan
berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

1. Tubuh ikan mengandung protein dan air cukup tinggi, sehingga
merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri pembusuk dan
mikroorganisme yang lain.
2. Produksi ikan bersifat musiman, terutama ikan laut. Dengan kondisi
demikian pada suatu saat produksi ikan sangat melimpah sedangkan pada
saat lain sangat rendah. Oleh karena itu diperlukan cara-cara pengawetan
dan pengolahan yang mampu memproses ikan dengan cepat dan cermat
terutama pada saat produksi sedang melimpah.
3. Kebutuhan manusia akan ikan tidak pernah mengenal musim. Setiap saat
manusia dapat membutuhkan ikan. Dengan dikembangkannya cara-cara
Universitas Mercu Buana 11
pengawetan dan pengolahan yang cepat dan cermat, daya tahan dan daya
simpan ikan dapat lebih lama sehingga dapat memenuhi kebutuhan
manusia setiap saat.
Proses pengolahan dan pengawetan ikan dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti :
a. Menggunakan suhu tinggi.
b. Menggunakan suhu rendah
c. Mengurangi kadar air
d. Menggunakan zat antiseptik

2.7 Pengawetan dengan Es

Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang bersifat highly perishable,
terutama pada kondisi tropis ikan lebih cepat mengalami kemunduran mutu. Hal
ini merupakan suatu fakta yang dapat ditangani dengan cara menurunkan suhu
tubuh ikan agar kesegarannya tetap maksimal. Penurunan suhu tubuh ikan dapat
dilakukan dengan media pendingin yang berfungsi untuk menarik atau
memindahkan panas dari dalam tubuh ikan ke bahan lain sehingga suhu tubuh
ikan rendah (Afrianto & Liviawaty 2005).

Penggunaan suhu rendah berupa pendinginan dan pembekuan dapat
memperlambat proses-proses biokimia yang berlangsung dalam tubuh ikan yang
mengarah pada kemunduran mutu ikan. Prinsip proses pendinginan dan
pembekuan adalah mengurangi atau menginaktifkan enzim dan bakteri
pembusuk dalam tubuh ikan. Penanganan ikan dengan menggunakan suhu
rendah membutuhkan media pemindah panas atau yang lebih dikenal dengan
refrigerant. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai media pendingin untuk
penanganan ikan di antaranya es batu atau es balok, es kering, air dingin, es
ditambah garam, air laut yang didinginkan dengan es, air laut yang didinginkan
secara mekanis, dan udara dingin (Junianto 2003).
Universitas Mercu Buana 12
Salah satu cara yang paling sederhana dan biasa dilakukan untuk
memperpanjang daya simpan/keawetan ikan bandeng segar adalah dengan
menambah es batu/pecahan es batu untuk menurunkan suhu tubuh ikan; karena
dengan suhu yang rendah pertumbuhan bakteri yang menyebabkan pembusukan
dapat dihambat perkembangbiakannya dan proses autolisis dapat dihambat pula
sehingga kesegaran ikan dapat terjaga baik.

2.8 Pengawetan dengan Pengasapan
Ikan asap adalah hasil pengawetan ikan secara tradisional yang
pengerjaannya merupakan gabungan dari penggaraman (perendaman dalam air
garam) dan pengasapan sehingga memberikan rasa yang khas. Selama pengasapan
berlangsung senyawa mikroba yang ada didalam kayu dapat menjadikan ikan
lebih tahan lama serta awet karna faktor penggaraman. Berbagai cara pengapasan
tergantung kepada faktor-faktor berikut :

a. Jenis ikan yang diasap
b. Besar kecilnya ikan yang diasap.

Ikan yang diolah dengan pengasapan dapat menjadi awet disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya berkurangnya kadar air ikan sampai di bawah 40%,
adanya senyawa-senyawa di dalam asap kayu yang menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk, dan terjadinya koagulasi protein pada permukaan
ikan yang mengakibatkan jaringan pengikat menjadi lebih kuat dan kompak
sehingga tahan terhadap serangan mikroorganisme. Senyawa-senyawa anti
mikroba yang terdapat di dalam asap kayu misalnya berbagai macam aldehida,
alkohol, keton, asam dan sebagainya. Pengasapan juga dapat memperbaiki
penampakan ikan karena permukaan ikan menjadi mengkilat.Ikan yang diawetkan
dengan pengasapn hanya mempunyai daya awet yang relative singkat,tergantung
kepada kesegaran ikan yang dipakai,lama pengasapan, banyaknya asap yang
terserap, serta kadar garam dan kadar air pada produk akhir.
Universitas Mercu Buana 13
Untuk memperpanjang daya awet dapat dilakukan dengan cara
mengkombinasikannya dengan cara-cara pengawetan lainnya, misalnya
menggunakan zat-zat pengawet (preservative), penggalengan atau penyimpanan
pada suhu renda. Menurut hasil percobaan yang dilakukan di Lembaga Penelitian
Teknologi Perikanan, ikan bandeng yang diasap dengan cara kombinasi
pengasapan panas dan dinginbila disimpan pada suhu kamar hanya tahan sampai 7
hari, sedangkan bila disimpan pada suhu rendah (+30 C) dapat tahan lebih dari
150 hari. Kadar garam dan kadar air bandeng asap tersebut masing-masing 4%
57%. Untuk mendapatkan ikan asap yang bermutu baik, maka hal-hal yang harus
diperhatikan ialah :
a. Kesegaran dan kondisi ikan yang akan diasap
b. Konsentrasi dan kebersihan larutan garam
c. Jenis kayu yang digunakan sebagai sumber asap dan
d. Kontrol terhadap suhu dan jumlah asap dalam kamar pengasap.

2.9 Pemanfaatan Teh Hijau
Minum teh sudah menjadi kebiasaan manusia sejak berabad-abad yang
lalu. Bahkan di Jepang, acara minum teh sudah menjadi sebuah acara ritual
tersendiri. Menurut legenda, teh berasal dari daratan China, tepatnya di propinsi
Yunan, pada masa pemerintahan Kaisar Shen Nung yang memerintah di tahun
2737 SM. Waktu itu Kaisar sedang merebus air untuk minum dan tanpa disengaja,
beberapa helai daun tertiup angin dan masuk ke baskom berisi air mendidih, itulah
pertama kalinya Kaisar mencicipi air coklat dengan aroma harum yang kemudian
dinamakan Jia yang artinya tanaman yang rasanya pahit.

Pada tahun 780, seorang sastrawan dari China bernama Lu Yu menulis
sebuah buku berjudul Ch'a Ching atau dalam bahasa Inggris berarti Classic of
Tea, membahas mengenai sejarah teh, cara menanam teh, cara membuat dan
menikmati teh. Buku ini kemudian menjadi buku panduan bagi orang-orang di
Universitas Mercu Buana 14
luar negara China dalam menanam teh.Pada masa itu, teh dibuat dengan cara
merebus daun teh kering sampai mendidih lalu disajikan.Teh mulai masuk ke
Jepang sekitar tahun 500, oleh seorang biarawan China yang datang ke Jepang
menyebarkan agama Zen. Selama masa pemerintahan Kaisar Han, Tang, Soon dan
Yuan, komoditas teh diperkenalkan ke dunia luar melalui pertukaran kebudayaan
menyeberangi Asia Tengah menyelusuri Jalur Sutra .

Pada tahun 1644, East India Company yaitu perusahaan perdagangan
Inggris dibawah pemerintahan Ratu Elizabeth I membuka kantor di Xiamen, pada
masa itulah daun teh dikenal oleh umum sebagai minuman yang diseduh air
panas. Teh dikenal di Indonesia sejak tahun 1686, ketika seorang Belanda
bernama Dr. Andreas Cleyer membawanya ke Indonesia sebagai tanaman hias.
Usaha perkebunan teh dipelopori pertama kali oleh Jacobson pada tahun 1828 dan
menjadi salah satu tanaman yang harus ditanam rakyat melalui politik Tanam
Paksa (Culture Stetsel).

Keberadaan teh celup berasal dari kejadian yang tidak disengaja. Seorang
pengimpor teh dari New York bernama Thomas Sullivan (pendiri pabrik teh
merek Lipton) mengirimkan contoh teh kepada para pelanggannya dalam kantung
sutera kecil, ternyata cara ini kemudian dikembangkan untuk menyajikan teh
dalam kemasan teh celup yang lebih praktis seperti yang saat ini kita nikmati.
Hingga kini teh China tetap dipercaya memiliki berbagai macam khasiat yang
sangat berguna untuk tubuh. Teh yang dalam bahasa latinnya disebut Camelia
Sinensis, tumbuh di daerah yang beriklim tropis dengan ketinggian 200-2000
meter diatas permukaan laut dengan suhu cuaca antara 14-25 derajat Celcius.

Masyarakat laut yang menggantungkan hidupnya sebagai nelayan sebagian
besar mengelola sendiri ikan-ikannya tersebut. Termasuk para penambak ikan.
Ikan sendiri memiliki cara pembudidayaan, pengolaan ataupun penyakit yang
berbeda satu sama lain.
Universitas Mercu Buana 15
2.10 Pemanfaatan Teh Hijau pada ikan.

Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi
yang tinggi di antaranya mengandung mineral, vitamin, dan lemak tak jenuh.
Protein dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan pengganti sel-sel tubuh kita
yang telah rusak. Selain air, protein merupakan bagian utama dari susunan
(komposisi) tubuh kita. Protein dalam ikan berguna untuk :
e. Mempercepat pertumbuhan badan (baik tinggi maupun berat).
f. Meningkatkan daya tahan tubuh.
g. Mencerdaskan otak/mempertajam pikiran.
h. Meningkatkan generasi/keturunan yang baik.

Di samping kelebihan tersebut, ikan memiliki kelemahan yakni mudah
membusuk. Ikan relatif lebih cepat mengalami pembusukan daripada daging
unggas dan mamalia karena pada saat ditangkap ikan selalu berontak sehingga
banyak kehilangan glikogen dan glukosa. Glikogen dan glukosa pada hewan yang
mati dapat mengalami glikolisis menjadi asam piruvat yang selanjutnya diubah
menjadi asam laktat. Apabila ikan terlalu banyak berontak pada saat ditangkap
maka akan banyak kehilangan glikogen dan glukosa sehingga kandungan asam
laktat ikan menjadi rendah. Dengan demikian nilai pH-nya relatif mendekati
normal.Nilai pH yang mendekati normal ini sangat cocok untuk pertumbuhan
bakteri, sehingga ikan segar harus segera diolah dengan baik agar layak untuk
dikonsumsi.
Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk mengurangi kadar air
dalam tubuh ikan, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk
berkembang biak. Untuk mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi
diperlukan perlakuan yang baik selama proses pengawetan seperti: menjaga
kebersihan bahan dan alat yang digunakan, menggunakan ikan yang masih segar,
serta garam yang bersih.

Universitas Mercu Buana 16
BAB III
METODE PENULISAN

Penulisan karya tulis ini dimulai dengan pencarian data-data dan informasi
berupa pengamatan secara langsung serta data sekunder yang berasal dari surat
kabar, buku-buku teks, jurnal-jurnal, laporan hasil penelitian, dan artikel-artikel
dari internet. Dalam menyelesaikan masalah, karya tulis ini didekati dengan studi
literatur dan komunikasi personal agar didapatkan gambaran yang nyata tentang
permasalahan. Adapun langkah-langkah penulisan karya tulis adalah berikuti ini:
a. Inventarisasi ide atau gagasan.
Sebuah ide dapat dimunculkan melalui berbagai jalan antara lain dengan
imajinasi, membaca, komunikasi pribadi denagn para ahlia,focus group
discussion, menghadiri seminar, atau cara-cara yang lebih spektakuler
seperti mimpi.

b. Memilih ide atau gagasan
memilih ide manakah yang harus kita kembangkan menjadi topic yang
hangat serta up to date untuk kita wacanakan ke depannya nanti.

c. Membuat rancangan tulisan.
Kerangka ini berguna sebagai pedoman agar tidak menulis sesuatu yang di
luar topik . Sesuaikan kerangka dengan judul atau topik yang kami pilih.
Di bagian ini kami merancang bagaimana sumber-sumber bacaan nantinya
di kumpulkan dan disusun. Apakah kami akan menyajikannya dalam
bentuk tabel, gambar, ilustrasi atau kombinasinya.

d. Menghimpun sumber bacaan yang sesuai, berdasarkan kerangka tulisan.
mencari bahan bacaan yang sesuai dengan topik tulisan kami yang telah
dirangkum dalam bentuk kerangka tulisan. Baca sumber bacaan secara
Universitas Mercu Buana 17
efisien agar kami tidak banyak kehilangan waktu hanya membaca bahan
bacaan yang sebenarnya kurang begitu kami perlukan.

e. Menyusun intisari-intisari ke dalam sub judul sesuai kerangka tulisan.
Intisari-intisari yang telah kami buat disusun ke dalam sub-sub judul yang
sesuai dalam kerangka tulisan. Intisari tersebut dirangkai sehingga kalimat
yang satu saling berkesinambungan.

f. Mengolah data, fakta atau informasi
Disini kami menafsirkan dan mengintisarikan suatu tulisan ilmiah. Pada
tahap ini kami harus hati-hati menafsirkan sebuah tulisan. Hasil analisis
data tersebut kami jelaskan secara singkat, padat dan akurat pada bagian
analisis dan sintesis.

g. Metode analisis dan sintetis
Anda disini dapat membuat perbandingan-perbandingan antara satu
sumber bacaan dengan sumber bacaan lainnya. Anda dapat mengulas
kelemahan-kelemahan yang anda temukan dalam sumber-sumber bacaan.
Anda dapat mengulas pula kelebihan-kelebihan yang anda temukan, dan
manfaat yang dapat dipetik dari sumber tulisan yang ada.

j. Menyimpulkan Hasil Analisis dan Sintetis
Hasil analisis dan sintesis tersebut disimpulkan yang dap at berupa fakta,
data atau informasi, konsep, temuan, ide, gagasan, hipotesis dll.







Universitas Mercu Buana 18
BABA IV
ANALISIS DAN SINTETIS

4.1 Teh Hijau
Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah
dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses oksidasi
dihentikan dengan pemanasan (cara tradisional Jepang dengan menggunakan uap
atau cara tradisional Tiongkok dengan menggongseng di atas wajan panas). Teh
yang sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk lembaran daun teh atau digulung
rapat berbentuk seperti bola-bola kecil (teh yang disebut gun powder).

Teh hijau dibuat dari daun teh yang tidak difermentasi sehingga
mengandung polyphenols konsentrat tinggi. Teh hijau sering dimanfaatkan untuk
mengurangi risiko kanker dan penyakit jantung, menurunkan kolesterol,
menurunkan berat badan (terutama lemak perut). Teh hijau juga memberi manfaat
dalam menurunkan risiko diabetes dan Alzheimers. Komponen kimia teh yang
disebut epikatekin galat di sedang diteliti karena eksprerimen in-vitro
menunjukkan bahwa ia dapat membalikkan kekebalan bakteri terhadap antibiotik
metisilin pada bakteri seperti Staphylococcus aureus. Dikonfirmasi bahwa jika
dikombinasikan meminum bersama ekstrak teh yang mengandung komponen ini
akan meningkatkan efektifitas pengobatan dengan metisilin terhadap bakteri yang
kebal.

4.2 Tanda-Tanda Ikan Yang Sudah Busuk :

a. mata suram dan tenggelam;
b. sisik suram dan mudah lepas;
c. warna kulit suram dengan lendir tebal;
d. insang berwarna kelabu dengan lendir tebal;
e. warna keseluruhan suram dan berbau busuk.
Universitas Mercu Buana 19
4.3 Tanda-Tanda Ikan Yang Masih Segar

a. daging kenyal;
b. mata jernih menonjol;
c. sisik kuat dan mengkilat;
d. sirip kuat;
e. warna keseluruhan termasuk kulit cemerlang;
f. insang berwarna merah;
g. dinding perut kuat;
h. bau ikan segar.

4.4 Kelemahan Pengawetan Ikan dengan Es

Penggunaan es dapat berfungsi dengan baik apabila faktor suhu
lingkungan mendukung; apabila suhu lingkungan tinggi (panas) maka es akan
cepat mencair, sehingga fungsi es sebagai penghambat perkembangan bakteri
pembusuk dan proses autolisis tidak dapat bekerja dengan maksimal; apalagi
mengingat Indonesia merupakan daerah dengan iklim tropis yang suhu udaranya
cenderung selalu tinggi (panas).Berdasar hal tersebut maka diperlukan cara lain
yang dapat diaplikasikan sebagai bahan pengawet ikan segar.


4.5 Kelemahan Pengawetan Ikan dengan Pengasapan

Dalam Pengasapan ikan mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
tekstur ikan dapat berubah menjadi keras terutama jika pengasapan dilakukan
pada suhu rendah dalam waktu lama. proses pengasapan secara sempurna
memerlukan waktu yang cukup lama. ikan asap yang teksturnya menjadi sangat
keras diperlukan proses rehidrasi (pembasahan kembali) sebelum ikan tersebut
dapat dikonsumsi langsung oleh manusia terutama dalam kehidupan sehari-hari.
Universitas Mercu Buana 20
Ikan yang telah diasap harus disimpan di tempat yang kering dan tertutup
rapat. Kerusakan yang sering terjadi pada ikan asap adalah terjadinya
pertumbuhan jamur atau kapang, karena jamur dapat tumbuh pada makanan
dengan kadar air rendah. Pertumbuhan jamur pada ikan asap dapat menyebabkan
terjadinya perubahan bau menjadi tengik dan perubahan tekstur.

4.6 Ekstraksi Teh Hijau
Teh hijau (Camellia sinensis) mengandung Mengandung komponen
volatile sejumlah 230 macam.

Tabel 4.1 : Kandungan zat gizi dalam teh hijau.



















No. Nama Zat
Presentase dan Jumlah Yang Dikandung
Teh Hijau
1. Polyphenol 10 - 25 %
2. Tannic acids 9 - 20 %
3. Vitamin C 150 - 250 mg %
4. Vitamin E 25 - 70 mg %
5. Vitamin K 300 - 500 IU/g
6. B-carotene 13 - 20 %
7. Kalium 1795 mg %
8. Magnesium 192 mg %
9. Mangan 300 - 600 ug/ml
10. Flour 0.1 - 4.2 mg/L
11. Zinc 5.4 mg %
12. Selenium 1 - 1.8 ppm %
13. Copper 0.01 mg %
14. Iron 33 mg %
15. Kalsium 7 mg %
16. Caffein 45 - 50 mg%
Universitas Mercu Buana 21
Ditinjau dari segi kandungan gizinya, teh hijau mengandung banyak sekali zat
yang bermanfaat bagi tubuh.Teh hijau memiliki antioksidan yang tinggi dan
terdapat 3 kandungan vitamin yang berguna bagi tubuh yaitu vitamin C,E dan K.
Selain itu pada the hijau juga terdapat B-carotene, kalsium , zinc dan zat-zat lain
yang bermanfaat bagi tubuh.

Manfaat Teh Hijau
Teh Hijau secara spesifik mempunyai manfaat-manfaat antara lain:

1. Membantu perlindungan terhadap kanker.

Menurut U.S. National Cancer Institute, kandungan katekin dalam
polifenol yang terdapat pada teh hijau memiliki peranan penting dalam
pencegahan kanker. Penelitian selanjutnya menyimpulkan bahwa oksidan
tak aktif polifenol, mengurangi jumlah dan ukuran tumor, serta
menghalangi pertumbuhan sel kanker, kemih,ovarium, esofagus dari organ
kerongkongan ke perut), paru-paru, pankreas, prostat, kulit dan perut.
2. Membantu mencegah aterosklerosis.
Antioksidan yang terdapat dalam teh hijau juga dipercaya untuk mencegah
penumpukkan lemak di dalam pembuluh darah dengan menekan proses
oksidasi LDL (kolesterol jahat). Antioksidan ini juga mengurangi
kemungkinan penggumpalan darah dan membantu arteri (pembuluh darah)
menjadi rileks sehinga dapat melancarkan aliran darah.
3. Menjaga kadar kolesterol baik.
Penelitian menyatakan bahwa teh hijau menurunkan kolesterol secara
keseluruhan dan meningkatkan HDL (kolesterol baik) pada hewan dan
manusia. Polifenol dalam teh hijau membantu menghadang proses
penyerapan usus dan melancarkan pengeluarannya dari dalam tubuh.
Universitas Mercu Buana 22
4. Membantu mengendalikan diabetes.
Teh hijau telah digunakan secara tradisional untuk mengendalikan gula
darah dalam tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa teh hijau
dapat membantu pengaturan glukosa dalam tubuh. membantu
mengendalikan diabetes.

5. Membantu melawan penyakit pada hati
Teh hijau sepertinya melindungi hati dari efek buruk senyawa beracun
seperti alcohol.
6. Penurunan berat badan.
Ekstrak teh hijau mampu meningkatkan metabolisme dan membantu
membakar lemak. Beberapa peneliti menduga polifenol, khususnya
katekin yang bertanggung jawab dalam proses pembakaran lemak.
7. Rileksasi.
Minum secangkir teh hijau hangat dapat membantu menghasilkan
perasaan rileks dan meningkatkan daya ingat karena kandungan asam
amino L-teanin di dalamnya.
8. Meningkatkan sistem daya tahan tubuh.
Penelitian yang dilakukan The Brigham and Womens Hospital
menyebutkan bahwa kandungan teanin dalam teh hijau meningkatkan
kapasitas sel Gamma Delta T untuk melawan penyakit dan membantu
tubuh melawan infeksi.
9. Memperkuat sistem pencernaan dan pernafasan karena kandungan
bioflavonoid. Anti bakterial dan membantu mencegah lubang di gigi.

Universitas Mercu Buana 23
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Ikan yang segar kita tahu selalu dicari dan diminati para konsumen.Ikan
banyak dikonsumsi karena gizinya tinggi serta harga yang terjangkau
untuk semua kalangan.
2. Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi
yang tinggi di antaranya mengandung mineral, vitamin, dan lemak tak
jenuh.
3. Sistem pengawetan yang sudah dikenal seperti menggunakan es batu dan
pengasapan sudah merupakan cara yang sudah aman. Namun, masih
memiliki kelemahan yang lebih sulit untuk diatasi dibandingkan dengan
menggunakan teh.
4. The hijau memiliki senyawa katekin yang terkandung 30 40% di dalam
teh. Senyawa tersebutlah yang menjadi pengawet pada teh.
5. Teh hijau yang digunakan adalah the hijau berjenis Sencha yang mudah
didapatkan dan tumbuh di Indonesia.
6. Teh hijau dapat diaplikasikan menjadi pengawet ikan yang lebih efektif
dan efisien dibandingkan dengan es dan pengasapan.

5.2 Saran

1. Penyuluhan kepada para nelayan dan pengelola ikan mengenai cara
pengawetan ikan yang lebih baik dan aman yaitu, dengan menggunakan
teh hijau.
2. Lebih mendalami lagi penelitian menganai alternative pengawetan ikan
yang lebih efisien dan efektif.
3. Membuat usaha teh hijau untuk pengawetan ikan agar para nelayan dan
pengelola ikan lebih mudah dalam mendapatkan teh hijau tersebut.
Universitas Mercu Buana 24
DAFTAR PUSTAKA

Chowdhury SR, Alisia MP, Dave HAB, Johan E. 2006. Influence of porous
substrate on mesopore structure and water permeability of surfactant
template mesoporous research. Journal of article technology modern
process Green Tea. 277: 6-10.
Forlink. 2000. Paket Terapan Produksi Bersih pada Industri Kecil. [terhubung
berkala] forlink.dml.or.id.(13 Oktober 2010).
Goering, P, P. Norberg-Hodge and J. Page. 1993. From the Ground Up.
Rethinking Industrial Agriculture.Bristol-Berkeley. Zed Books i.a.w.
International Society for Ecology and Culture.
Soerjani, M, A. Yuwono dan Dedi Fardiaz. 2006. Lingkungan Hidup, Pendidikan,
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan. Yayasan
Institut Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan (IPPL), Jakarta.

http: //repository.usu.ac.id/ diaskes 12 Desember 2013
http: /id.wikipedia.org/ diaskes 14 Desember 2013
http: //jenis teh dan manfaatnya fantasmiclovers.htm/ diaskes 17 Desember 2013
http: //ekstrak teh hijau-pasuruan-kecantikan.htm/ diaskes 19 Desember 2013
http: /yunias19ocean-teh hijau alami.htm/ diaskes 21 Desember 2013
http: //www.ristek.go.id/index.php?mod=News&conf=. diaskes 25 Desember 2013
http: //id.wikipedia.org/wiki/Manusia diaskes 2 Januari 2014
http: //www.organicwearapparel.com/index.page&id=5 diaskes 4 Januari 2014
http: //www.natural-living-for-women.com/html diaskes 5 Januari 2014
http: //www.technologyindonesia.com/news.php? diaskes 6 Januari 2014





Universitas Mercu Buana L - ix

LAMPIRAN



Gambar L-1 : Pengawetan Ikan secara Tradisional Oleh Nelayan



Gambar L-2 : Pengawetan ikan dengan es

Universitas Mercu Buana L - x


Gambar L-3 : Pengawetan ikan dengan pengasapan














Gambar L-4 : Serbuk Teh HIjau yang dipakai untuk Bahan Pengawet

Anda mungkin juga menyukai