Anda di halaman 1dari 32

UNIVERSITAS INDONESIA

TEKNOLOGI OBAT DAN KOSMETIK



Antiseptic Talc








Nama: Muslimah
NPM: 1106017622
Program Studi: Teknologi Bioproses






DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2014
ii

ii

Daftar Isi

Daftar Gambar ...................................................................................................... iii
Daftar Tabel ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Definisi Kosmetik ................................................................................... 1
1.2 Definisi Antiseptic Talc .................................................................................. 3
1.2.1 Talc ......................................................................................................... 3
1.2.2 Antiseptic Talc ........................................................................................ 5
1.2 Tujuan Penggunaan Antiseptic Talc ............................................................... 7
BAB II ISI ............................................................................................................... 9
2.1 Bahan Baku Farmasi yang Digunakan untuk Antiseptic Talc........................ 9
2.2 Bahan Herbal yang Dapat Digunakan untuk Antiseptic Talc ...................... 15
2.3 Komposisi Bahan Farmasi untuk Antiseptic Talc ........................................ 16
2.4 Cara Pembuatan Antiseptic Talc .................................................................. 18
2.5 Cara Pemakaian Antiseptic Talc .................................................................. 20
2.6 Kestabilan Antiseptic Talc ........................................................................... 21
2.7 Pengemasan Antiseptic Talc ........................................................................ 22
2.8 Kerusakan Antiseptic Talc .................................................................... 24
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 27
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28



iii

iii

Daftar Gambar

Gambar 1. 1 Mineral Talc ........................................................................................ 3
Gambar 1. 2 Gambar a. Bakteri Staphylococcus epidermidis dan gambar ............... 7
Gambar 2. 1 Jenis-jenis kemasan antiseptic talc .................................................... 23

Daftar Tabel

Table 1. 1 Properti Mineral Talc dari Microfine Natural Microns ........................... 4
Table 1. 2 Spesifikasi Talc Berdasarkan Aturan Pharmacopeal .............................. 5
Table 1. 3 Rentang Kondisi Kulit Normal ................................................................ 8
Tabel 2. 1 Bahan yang Digunakan pada Sediaan Serbuk Topikal .......................... 11
Tabel 2. 2 Bahan Farmasi untuk Memproduksi Antiseptic Talc............................. 11
Tabel 2. 3 Bahan - bahan yang dilarang digunakan dalam kosmetik ..................... 14
Tabel 2. 4 Komposisi AsepticTalc (Bedak Salicyl) ............................................... 16
Tabel 2. 5 Formulasi Antiseptic Talc ..................................................................... 17
Tabel 2. 6 Contoh sediaan antiseptic talc ............................................................... 18
Tabel 2. 7 Batas Kadaluwarsa Beberapa Jenis Kosmetik ....................................... 25

1
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Definisi Kosmetik
Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmetikos yang mempunyai arti
keterampilan menghias atau mengatur. Pengertian kosmetik dalam Peraturan
Menkes RI no 445 tahun 1998 dijelaskan sebagai berikut :
Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan,
dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam,
dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk
membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa,
melindungi supaya tetap dalam keadaan baik memperbaiki bau badan tetapi tidak
dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.. (Depkes RI,
Undang-undang tentang Kosmetika dan Alat Kesehatan, 1976)
Dalam definisi kosmetik tersebut, terdapat kalimat tidak dimaksudkan untuk
mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit, pernyataan tersebut mengandung
pengertian bahwa penggunaan kosmetika tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi
struktur dan faal kulit. Pada tahun 1955, Lubowe menciptakan istilah Cosmedics
sebagai gabungan dari kosmetik dan obat yang sifatnya dapat mempengaruhi faal
kulit secara positif tetapi bukan obat, dan menyusul pada tahun 1982, Faust
mengemukakan istilah medicated cosmetics, yakni semacam kosmetik yang juga
bermanfaat untuk memperbaiki dan mempertahankan kesehatan kulit, seperti
preparat anti ketombe, deodorant, preparat antipespirant, preparat untuk
mempengaruhi warna kulit, dan preparat anti jerawat. Tujuan utama penggunaan
kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk kebersihan pribadi, meningkatkan
daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang,
melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar ultra violet, polusi dan faktor
lingkungan yang lain, mencegah penuaan, dan secara umum membantu seseorang
lebih menikmati dan menghargai hidup. (Retno Iswari, 2007:7).
Sementara kosmetika hipoalergik adalah kosmetika yang di dalamnya tidak
mengandung zat-zat yang dapat menyebabkan reaksi iritasi dan sensitasi.
Kosmetika jenis ini merupakan kosmetika yang lebih aman untuk kesehatan kulit.
Banyak bahan bahan yang sering menimbulkan reaksi iritasi dan sensitasi telah
dikeluarkan dari daftar kosmetika hipoalergik seperti arsenic compounds,
aluminium sulfat, aluminium klorida, balsam of peru, fenol, fern, formaldehide,
gum arabic, lanolin, mercury compounds, paraphenylennediamin, bismuth
2

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

compounds, oil of bergamot, oil of lavender, salicylic acid, resoisinol,
heksaklorofen dan lain-lain.
Kosmetika tradisional adalah kosmetika yang terdiri dari bahan-bahan yang
berasal dari alam dan diolah secara tradisional. Di samping itu, terdapat kosmetika
semi-tradisional, yaitu kosmetika tradisional yang pengolahannya dilakukan secara
modern dengan mencampurkan zat-zat kimia sintetik ke dalamnya.
Produk kosmetik diperlukan tidak hanya oleh kaum wanita tetapi juga oleh
kaum pria sejak lahir sampai akhir hayat. Produk kosmetik dapat digunakan setiap
hari maupun secara insidental atau berkala dan dipakai di seluruh tubuh dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Tidak semua bahan kosmetika cocok untuk setiap
kondisi kulit, jika terjadi ketidakcocokan, akan timbul iritasi pada kulit. Oleh
karena itu, perhatikan kandungan bahan kimia yang tercantum di kemasan tiap-tiap
produk.
Penggolongan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI berdasarkan
kegunaan dan lokalisasi pemakaian pada tubuh, kosmetika digolongkan menjadi 13
golonganyaitu:
1. Preparat untuk bayi; minyak bayi, bedak bayi, dan lain-lain.
2. Preparat untuk mandi; minyak mandi, bath capsules, dan lain-lain.
3. Preparat untuk mata; maskara, eye shadow, dan lain-lain.
4. Preparat wangi-wangian; parfum, toilet water dan lainlain.
5. Preparat untuk rambut; cat rambut, hairspray, pengeriting rambut dan lain-
lain.
6. Preparat pewarna rambut; cat rambut, hairbleach, dan lain-lain.
7. Preparat make up (kecuali mata); lipstik, rouge, bedak muka dan lain-lain.
8. Preparat untuk kebersihan mulut; mouth washes, pasta gigi, breath
freshener dan lain-lain.
9. Preparat untuk kebersihan badan; deodoran, feminism hygiene spray dan
lain-lain.
10. Preparat kuku; cat kuku, krem dan lotion kuku, dan lain-lain.
11. Preparat cukur; sabun cukur, after shave lotion, dan lain-lain.
12. Preparat perawatan kulit; pembersih, pelernbab, pelindung dan lain-lain.
13. Preparat untuk suntan dan sunscreen; suntan gel, sunscreen foundation
dan lainlain.
Penggolongan kosmetika menurut Nater YP et al berdasarkan kegunaannya
yaitru :
1. Higiene tubuh : sabun, sampo, cleansing.
2. Rias : make up, hair color.
3. Wangi-wangian : deodorant, parfum, after shave.
4. Proteksi : sunscreen dan lain-lain.
3

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

Komposisi utama dari kosmetik adalah bahan dasar yang berkhasiat, bahan
aktif dan ditambah bahan tambahan lain seperti : bahan pewarna, bahan pewangi,
pada pencampuran bahan-bahan tersebut harus memenuhi kaidah pembuatan
kosmetik ditinjau dari berbagai segi teknologi pembuatan kosmetik termasuk
farmakologi, farmasi, kimia teknik dan lainnya (Wasitaatmadja, 1997).
1.2 Definisi Antiseptic Talc
1.2.1 Talc

Talc biasa digunakan untuk beberapa jenis produk seperti produk antiseptik,
beberapa jenis bedak bayi, talcum powder, dan sebagai pengisi untuk beberapa
jenis kosmetik lainnya. Talc adalah semacam batuan mineral hydropolysilicate
yang melalui proses penambangan dan penggilingan sehingga berubah bentuk
menjadi butiran-butiran halus. Talc juga dikenal sebagai mineral terlunak di bumi.
bnyak ditemukan di Australia, Cina, Italia, India, Perancis, dan Amerika Serikat.
Tingkat kemurnian mineral ini juga berbeda-beda pada setiap negara. Misalnya
talc dari Italia dilaporkan mengandung kontaminan kalsium silikat, Indian
mengandung aluminium dan besi oksida, Perancis mengandung aluminium oksida,
dan Amerika mengandung kalsium karbonat (California), oksida besi (Montana),
serta aluminium.

Sifat mineral talc adalah translusen atau tembus cahaya dan memiliki kilap
seperti lemak atau sabun. Berfungsi sebagai antipruritic dan absorben serta sebagai
bahan dasar sediaan serbuk dan untuk melumasi kulit. Pada proses pengolahannya
setelah proses penumbukan, mineral talc harus dimurnikan. Pemurnian atau
disebut flotasi bertujuan untuk menghilangkan berbagai kotoran seperti asbes
(tremolite), karbon, dolomit, oksida besi, dan berbagai magnesium serta mineral
karbonat lainnya. Apabila pengotor ini masih terdapat dalam kosmetik yang
mengandung talc dapat memicu beberapa gangguan kulit atau bahkan kanker
ovarium saat bayi dewasa jika talc dikenakan pada sekitar kemaluan.


Gambar 1. 1 Mineral Talc
(Sumber: Biliton Company, 2001)

4

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

Rumus kimia talc adalah Mg
3
Si
4
O
10
(OH)
2
. Talc dengan rumus kimia
H
2
Mg
3
(SiO
3
)
4
terdiri dari 4,8% H
2
O, 31,7% MgO, and 63,5% SiO
2
. Terdapat
sejumlah industri yang mengolah mineral tacl dan mendistribusikannya sebagai
bahan baku industri-industri produk consumer goods. Beberapadiantaranya adalah
Microfine Natural Microns dan Shiv Talc PVT.LTD yang terdapat di India.
Mineral Talc yang diproduksi oleh Microfine Natural Microns memiliki
spesifikasi seperti pada tabel dibawah ini.

Table 1. 1 Properti Mineral Talc dari Microfine Natural Microns

(Sumber: Microfine Natural Microns, 2008)

Sedangkan berdasarkan hand book pharmaceutical exipients, 2009 properti
dari talc adalah sebagai beriku:
pH : 7-10 untuk 20%w/v dalam dispersi larutan.
Hardness : 1,0 -1,5
Moisture content : talc menyerap kelembaban hingga 90% pada
suhu 25
0
C
Solubility : tidak larut dalam larutan asam, alkali, dan air
Specific gravity : 2,7 2,8
Specific surface area : 2,41 2,42 m
2
/g
Untuk menggunakan talc sebagai bahan dalam obat maupun kosmetik,
terdapat beberapa ketentuan yang harus dipenuhi sesuai dengan aturan
pharmacopeal beberapa negara, diantara adalah sebagai berikut:

5

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

Table 1. 2 Spesifikasi Talc Berdasarkan Aturan Pharmacopeal

(Sumber: handbook of pharmaceutical exipients, 2009)

1.2.2 Antiseptic Talc
Antiseptic Talc merupakan salah satu bentuk sediaan pulvis. Secara lengkap
dapat didefinisikan bahwa Antiseptic Talc merupakan sediaan kosmetik atau obat
berbentuk serbuk yang mengandung mineral talc dan bahan antiseptik seperti zinc
oxide dan salicylic acid untuk aplikasi topikal. Antiseptic Talc umumnya terdiri
atas hydrous magnesium silicate, beberapa mengandung sedikit aluminium silikat
dengan tambahan agen antiseptik. Terdapat cukup banyak produk antiseptic talc
dengan tujuan penggunaan sebagai bahan penghambat pertumbuhan atau
pembunuh mikroorganisme yang mengganggu kesehatan. Produk ini banyak
diaplikasikan pada bayi maupun orang dewasa.

Antiseptic talc yang merupakan sediaan serbuk tabur harus bebas dari butiran
kasar. Talc, Kaolin dan bahan mineral lain yang digunakan untuk serbuk tabur
harus bebas dari bakteri Clostridium tetani, Welchii dan Bacillus anthracis.
Cara sterilisasi serbuk yang akan digunakan ialah dengan pemanasan kering pada
suhu 150
0
C selama 1 jam.

Pada umumnya antiseptic talc ataupun sediaan bedak tabur lainnya terdiri atas
berbagai macam bahan, yang mempunyai tugas tertentu didalam campuran yaitu
sebagai berikut:
6

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

1. Bahan Dasar (Vehikulum)
Bahan dasar sebagai pembawa atau merupakan tempat dasar bahan lain
sehingga umumnya menempati volume yang jauh lebih besar dari bahan
yang lainnya, contohnya talkum.

2. Bahan aktif (Active Ingredients)
Merupakan bahan kosmetika terpenting dan mempunyai daya kerja
diunggulkan dalam kosmetika tersebut sehingga memberikan nama daya
kerjanya pada seluruh campuran bahan tersebut. Konsentrasi bahan aktif
kosmetik pada umumnya kecil, namun dapat pula tinggi apabila bahan
aktif kosmetika tersebut sekaligus berperan sebagai bahan dasar.
Sesuai namanya, antiseptic talc diutamakan untuk fungsi pembunuh
bakteri atau penghambat pertumbuhan bakteri. Beberapa bahan yang
dapat dijadikan sebagai pembunuh bakteri diantaranya adalah:
a. Antiseptic : pembunuh kuman apatogen dan pathogen. Misalnya
heksaklorofen, triclosan, ammonium kwartener. Dengan adanya
antiseptic, deodorant termasuk kedalam kosmetik medic.
b. Antibiotic topical : pembunuh segala kuman, contoh neomisin.
Penggunaan antibiotic tidak dianjurkan karna dapat menimbulkan
resistensi dan sensitasi serta termasuk dalam golongan obat topical.
c. Antienzim yang berperan dalam pembentukan bau, misalnya asam
malonat. Dosis yang diperlukan terlalu tinggi sehingga dapat
menimbulkan efek samping.

3. Pelekat.
Bahan yang dapat melekatkan kosmetika ke kulit terutama pada
kosmetika yang tidak lengket ke kulit semacam bedak. Misalnya seng,
magnesium stearat.

4. Bahan pelengkap
Sebagai bahan pelengkap kosmetika yang berupa pengawet (perfumery),
maksudnya agar kosmetika segar baunya bila dipakai, dan pewarna
(coloring), agar kosmetika enak dipandang mata sebelum dan sewaktu
dipakai. Perfume yang merupakan campuran dari minyak esensial dan
komponenaroma, fiksatif dan pelarut digunakan untuk memberikan wangi yang
menyenangkan pada tubuh manusia. Triclosan yaitu bahan antifungi dan antibakteri
spektrum luas yang poten. Anti bakteri ini menghambat pertumbuhan bakteri gram (+)
pada ketiak, yang menyebab kan bau tak sedap. Pada kosmetika yang tujuannya
untuk mewangikan kulit atau mewarnai kulit (dekoratif), maka bhan
pelengkap ini menjadi bahan aktif dari kosmetika. (Wasitaatmadja, 1997).

7

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

1.2 Tujuan Penggunaan Antiseptic Talc

Tujuan penggunaan antiseptic talc diantanya adalah:

1. Mengurangi pertumbuhan mikroorganisme atau bakteri pengganggu
pada kulit.

Mekanisme kerjanya secara umum adalah menghambat sintesis dinding sel,
atau protein membran sel untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme
tersebut atau mengganggu pengolahan asam nukleat dari mikroorganisme
tersebut untuk mengendalikan mereka. Salah satu jenis bakteri yang biasa
menyebabkan gangguan pada kulit seperti ruam-ruam adalah
Staphylococcus epidermidis. Staphylococcus epidermidis bercampur
keringat menyebabkan iritasi (menusuk-nusuk), gatal dan ruam lepuh yang
sangat kecil, biasanya di daerah lokal dari kulit.


a

b
Gambar 1. 2 Gambar a. Bakteri Staphylococcus epidermidis dan gambar b. Gangguan kulit yang
ditibulkan
(Sumber: Divya. 2011. http://modmedmicrobes.wikispaces.com)

Bakteri ini tumbuh dengan baik pada suhu 37
0
C. Bakteri ini sensitif dengan
antibiotik vancomycin and rifampin. Jenis antibiotik ini dapat membunuh
bakteri dengan menginhibisi sintesis dinding sel bakteri.

2. Menyerap kelembaban berlebih pada kulit.

Kelembaban berlebih pada kulit dapat meningkatkan pertumbuhan jamur
dan bakteri yang menimbulkan gangguan pada kulit. Selain itu kulit yang
terlalu lembab menjadi melunak dan dapat memicu maserasi bila terkena
gesekan-gesekan. Berdasarkan hasil pengujian, kondisi kulit normal
hendaknya memenuhi standar seperti pada tabel di bawah ini.

8

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

Table 1. 3 Rentang Kondisi Kulit Normal
No Kondisi Kulit Rentang Normal
1 Tingkat Radikal Bebas Pada Kulit 0.124 - 3.453
2 Tingkat Kolagen Kulit 4.471 - 6.079
3 Kandungan Kelenjar Lemak Kulit 14.477 - 21.348
4 Tingkat Kekebalan Dikulit 1.035 - 3.230
5 Tingkat Kelembaban Kulit 0.218 - 0.953
6 Tingkat Kehilangan Kelembaban Kulit 2.214 - 4.158
7 Tingkat Jejak Darah Pada Kulit 0.824 - 1.942
8 Tingkat Elastisitas Kulit 2.717 - 3.512
9 Tingkat Melanin Kulit 0.346 - 0.501
10 Tingkat Sensivitas Kulit 0.842 - 1.858
(Sumber: Sumber: Divya. 2011. http://modmedmicrobes.wikispaces.com)

Berdasarkan data diatas maka kelembaban kulit normal adalah pada rentang
2,214-4,158.

3. Mengurangi maserasi.
Maserasi adalah ruam merah pada kulit. Maserasi biasanya terjadi pada area
kulit tertentu seperti pada daerah-daerah yang terdapat lipatan. Maserasi
dapat timbul karena kulit mengalami iritasi, baik disebabkan oleh bakteri
maupun kondisi fisik kulit yang kurang baik. Memberikan antiseptic talc
dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi gangguan ini. Meskipun
pemberian antiseptic talc ini juga beresiko menimbulkan inhalasi karena
gesekan yang ditimbulkan oleh butiran-butiran talc.

4. Mencegah bau badan yang disebabkan oleh bakteri.
Bau badan pada tubuh salah satu penyebabnya adalah tumbuhnya banyak
bakteri pada kulit. Bau badan timbul jika bakteri alami pada kulit memecah
protein sehingga menjadi asam. Penggunaan antiseptic talc dapat
mengurangi bakteri yang tumbuh sehingga jumlah asam tidak terlalu tinggi.

5. Menyegarkan dan melindungi kulit dari biang keringat.
Biang keringat juga dikenal dengan miliaria, yaitu ruam yang gatal, bintik-
bintik merah kecil timbul yang menyebabkan rasa menyengat atau tusukan
pada kulit. Biang keringat disebabkan oleh kulit tersumbat kulit mati
ataupun oleh bakteri. Antiseptic talc disini dapat mengatasi biang keringat
yang disebabkan oleh bakteri.

9
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

BAB II
ISI

2.1 Bahan Baku Farmasi yang Digunakan untuk Antiseptic Talc

Kosmetika biasanya terdiri dari bermacam-macam bahan dasar, bahan aktif
dan bahan pelengkap. Bahan-bahan tersebut mempunyai aneka fungsi antara lain
sebagai solvent (pelarut), emulsier (pencampur), pengawet, adhesive (pelekat),
pengencang, absortent (penyerap) dan desinfektan. Pada umumnya 95 % dari
kandungan kosmetika adalah bahan dasar dan 5 % bahan aktif atau kadang-kadang
tidak mengandung bahan aktif. Hal ini mengandung arti bahwa kosmetika, sifat
dan efeknya tidak ditentukan oleh bahan aktif tetapi terutama oleh bahan dasar
kosmetika. Bahan dasar kosmetika dikelompokkan sebagai berikut :

1. Solvent (Pelarut)
Solvent atau pelarut adalah bahan yang berfungsi sebagai zat pelarut
seperti air, alkohol, eter, dan minyak. Bahan yang dilarutkan dalam zat
pelarut terdiri atas 3 bentuk yaitu padat misalnya garam, cair misalnya
gliserin dan gas misalnya amoniak.

2. Emulsier (Pencampur)
Emulsier merupakan bahan yang memungkinkan dua zat yang berbeda
jenis dapat menyatu, misalnya lemak atau minyak dengan air menjadi satu
campuran merata (homogen). Emulgator, umumnya memiliki sifat
menurunkan tegangan permukaan antara dua cairan (surfactant). Contoh
emulgator yaitu lilin lebah, lanolin, alkohol atau ester asam-asam lemak.

3. Preservative (Pengawet)
Bahan pengawet digunakan untuk meniadakan pengaruh kumankuman
terhadap kosmetika, sehingga kosmetika tetap stabil tidak cepat
kadaluwarsa. Bahan pengawet yang aman digunakan biasanya yang
bersifat alami. Bahan pengawet untuk kosmetika dapat menggunakan
senyawa asam benzoat, alkohol, formaldehida dan lain-lain. Jenis
pengawet kimia efeknya pada kulit seringkali tidak baik.

Untuk mengetahui efek yang ditimbulkan, penggunaan kosmetik
sebaiknya dicoba dulu misalnya pada kulit di belakang telinga. Kosmetika
yang sudah kadaluwarsa sebaiknya tidak digunakan lagi. Batas
10

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

kadaluwarsa beberapa jenis kosmetik, sejak kemasan dibuka dapat dilihat
pada tabel berikut :
4. Adhesive (Pelekat)
Bahan yang biasanya terdapat dalam kosmetika seperti bedak, dengan
maksud agar bedak dapat dengan mudah melekat pada kulit dan tidak
mudah lepas. Bahan pelakat dalam bedak antara lain menggunakan
seng stearat dan magnesium stearat.

5. Astringent (Pengencang)
Merupakan bahan pengencang yang mempunyai daya untuk mengerutkan
dan menciutkan jaringan kulit. Bahan pengencang biasanya menggunakan
zat-zat yang bersifat asam lemah dalam kadar rendah, alkohol dan zat-zat
khusus lainnya.

6. Absorbent (Penyerap)
Bahan penyerap mempunyai daya mengabsorbsi cairan, misalnya kalsium
karbonat dalam bedak yang dapat menyerap keringat di kulit.

7. Desinfektan
Desinfektan berguna untuk melindungi kulit dan bagian-bagian tubuh lain
terhadap pengaruh-pengaruh mikroorganisme. Desinfektan dalam
kosmetika sering menggunakan ethyl alkohol, propilalkohol, asam borat
fenoldan senyawa-senyawa amonium kuaterner.

Sedangkan bahan aktif yang sering ditambahkan ke dalam kosmetika antara
lain vitamin, hormon ekstrak tumbuh-tumbuhan dan hewan, asam alpha hidroksil
(AHA), merkuri, tretinoin, hidrokinon, dan hidrogen peroksida. Manfaat preparat
tropikal yang mengandung bahan-bahan aktif adalah bahan aktif tersebut dapat
diabsorpsikan oleh kulit, tidak mudah teroksidasi, berkhasiat pada kulit, dan
pemberian secara oral atau dengan cara lain tidak mungkin dilakukan.

Kosmetika yang digunakan untuk perawatan kulit harus berfungsi untuk
memelihara kesehatan kulit, mempertahankan kondisi kulit agar tetap baik dan
mampu mencegah timbulnya kelainan pada kulit akibat proses usia, pengaruh
lingkungan dan sinar matahari. Kosmetika menurut penggunaannya dibagi
menjadi kosmetika untuk memelihara, merawat dan mempertahankan kulit, serta
kosmetika untuk mempercantik wajah yang dikenal dengan kosmetika tata rias.

Antiseptic talc sendiri merupakan kosmetik yang digunakan untuk menjaga
kondisi kulit agar tetap baik terutama terkait dengan jumlah bakteri dan
kelembaban. Secara umum terdapat beberapa bahan yang dapat digunakan dalam
11

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

pembuatan antisetic talc. Bahan-bahan tersebut dapat dilihat padatabel di bawah
ini.

Tabel 2. 1 Bahan yang Digunakan pada Sediaan Serbuk Topikal

(Sumber: Medical dictionary, 2009)

Namun komposisi antiseptic talc ini tergantung pada perusahaan yang
memproduksi. Selain bahan diatas beberapa bahan yang digunakan beserta
fungsinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. 2 Bahan Farmasi untuk Memproduksi Antiseptic Talc dan Properti Bahan
No Bahan Fungsi Sifat
1 Kaolin Adsorbent,
suspending agent
pH: 4,0 7,5
Hardness: 2,0
Hygroscopicity: kelembaban
relatif (15%-65%)
2 Zink stearat Lubricant
Densitas: 1,09 g/cm
3

Melting point: (120-122)
0
C
Solubility: tidak larut dalam etanol,
eter, dan air. Larut dalam asam,
benzen dan pelarut aromatik
lainnya.
3 Manesium
Oxide
Anticaking agent,
emulsifying agent,
glidant
pH: 10,3
Boiling point: 3600
0
C
Melting Point: 2800
0
C
Ukuran partikel: 45m
Kelarutan: larut dalam air dan
asam
12

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

4 Kalsium
Karbonat
Buffering agent,
coating agent,
colorant, opacifier
pH: 9
Densitas: 0,8g/cm
3

Hardness: 3,0
Kelarutan: tidak larut dalam air
dan etanol. Untuk meningkatkan
kelarutan dapat ditambah garam
atau CO
2

5 Strach (Pati) Thickening agent,
absorben
pH: 4-8
6 Talc Absorben,
Anticaking agent,
glidant
pH : 7-10 untuk 20%w/v dalam
dispersi larutan.
Hardness: 1,0 -1,5
Moisture content: talc menyerap
kelembaban hingga 90% pada
suhu 25
0
C
Solubility: tidak larut dalam
larutan asam, alkali, dan air
Specific gravity: 2,7 2,8
Specific surface area: 2,41 2,42
m
2
/g
7 Asam
salisilat
Anti jamur
Densitas: 1,44 g/cm
3

Titik lebur:159
0
C
Titik didih: 211
0
C
(Sumber: handbook of pharmaceutical exipients, 2009)

Setelah mengetahui deskripsi sifat fisika dan kimia dari masing-masing
bahan, terdapat beberapa ketentuan pula untuk masing-masing bahan untuk
digunakan dalam pembuatan antiseptic talc, yaitu:
1. Talc
Ukuran partikel dari talc adalah salah satu kriteria untuk standar
kualitasnya. Paling tidak 98% harus dapat melewati ayakan 200 mesh (
tidak lebih besar dari 74 mikro ) talk termikronisasi sekarang sudah tersedia
di mana ukuran partikel dapat dikurangi menjadi beberapa mikron.
Penggunaan dari talk termikronisasi dalam ukuran partikel dan nilai massa
besar yang diinginkan. Padatan dari massa besar adalah sangat penting
dalam talk, karena variasi sangat mempengaruhi kualitas sekaligus
pengepakan dari produk akhir.



13

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

2. Kaolin
Warna dari kaolin yang digunakan harus secerah mungkin. Bahan dasar
harus dimurnikan secara baik untuk memindahkan keseluruhan bahan tidak
murni dan partikel kasar. Tidak semua aluminium silikat dapat
diklasifikasikan sebagai kaolin, namun 3 kelompok di bawah ini secara
khusus memiliki formula yang sama ( Al
2
O
3.
2SiO
2.
2H
2
O) dan dapat disebut
kaolin : nacrite, dickite, dan kaolinite. Karena kaolin higroskopis
penggunaannya pada bedak wajah umumnya tidak melebihi 25%.

3. Kalsium Karbonat
Kalsium karbonat digunakan untuk mengurangi cahaya dari talc dan
memiliki kekuatan melapisi yang baik. Ini membantu untuk absorpsi parfum
dan juga tahan lemak. Dan menyerap keringat.

Kapur adalah basa lemah, putih, serbuk mikrokristal tak berbau, tidak
mengkilap, dan memiliki rasa kapur. Ketika bahan dasar ini digunakan
secara berlebihan, bedak dapat memberikan rasa kering, tapi penggunaan
yang layak adalah sangat membantu dalam formula bedak.

4. Zink Stearat
Zink dan magnesium stearat sejauh ini merupakan bahan yang paling sering
digunakan dari logam stearat. Untuk bedak, stearat harus memiliki kualitas
yang tinggi untuk mencegah timbulnya keasaman, bau yang tidak
diinginkan.

Sifat yang paling penting dari zink dan magnesium stearat adalah sifat
adhesif dan anti air. Zink stearat, yang paling sering digunakan juga
memiliki efek menenangkan. Penggunaan yang berlebihan, stearat dapat
menyebabkan noda dan efek jerawat pada kulit. Dalam jumlah yang cukup
(4-15%) zink stearat memberikan sifat adheren pada bedak.

5. Zink Oksida
Terdapat 2 bahan pengopak yang biasa digunakan dalam formulasi bedak
wajah : zink oksida dan titanium dioksida. Diketahui bahwa zink oksida
memiliki beberapa sifat terapeutik dan membantu menghilangkan kecacatan
pada kulit. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan kulit
kering.

Antiseptic talc khusus untuk bayi juga memiliki ketentuan penggunaan bahan
tersendiri. Asam borat biasa digunakan sebagai antiseptik dan sebagai buffer pada
bedak bayi baik digunakan di linkungan rumah maupun rumah sakit sejak tahun
14

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

1880. Kegunaan zat ini sebagai buffer sangat diperlukan karena suspense
campuran talc 10% memiliki pH sekitar 8,4 hingga 9,4. Johnstone dan timnya
menyatakan bahwa serbuk talc tanpa buffer dengan pH 9,3 lebih bersifat alkalis
pada kulit lembut bayi. Sekitar 3%-5% asam borat ditambahkan untuk menetralkan
alkalinitas dari talk yang biasanya berpusat pada lipatan-lipatan kulit bayi dan
menyebabkan iritasi jika tidak ditambahkan buffer.
Namun beberapa tahun terakhir diperoleh laporan sehingga paeditrician tidak
menyarankan penggunaan asam borat dalam produk bayi, lotion, dan ointment. Zat
ini tidak lagi digunakan untuk alasan komersial dan medis.

Selain mengetahui bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan antiseptic
talc juga penting diketahui bahan apa saja yang tidak boleh digunakan atau sudah
dilarang untuk digunakan. Bahan-bahan yang tidak boleh digunakan tersebut
Menurut Peraturan Kepala Badan POM Republik Indonesia Nomor :
HK.00.05.42.1018 Tentang Bahan Kosmetik dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. 3 Bahan - bahan yang dilarang digunakan dalam kosmetik

(Sumber: Peraturan Kepala Badan POM)
15

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

2.2 Bahan Herbal yang Dapat Digunakan untuk Antiseptic Talc

Selain menggunakan bahan kimia sintetis atau mineral alam, antiseptic talc
juga dapat diproduksi dengan menggunakan bahan herbal. Beberapa bahan herbal
diketahui dapat bekerja seperti halnya bahan-bahan kimia maupun mineral alam
dalam antiseptic talc. Bahan-bahan herbal tersebut diantaranya:
1. Beras
2. Cinnamomum zeylanicum
3. Lavender
4. Tepung coklat
5. Arrowoot
6. Tepung tapioka
7. Gandum
8. Kunyit
9. Pati jagung

Bahan-bahan ini merupakan pengganti bahan baku serbuk yang dapat
berfungsi sebagai absorben maupun pelumas kulit. Bahan ini juga dapat
menenangkan kulit bahkan kulit yang mengalami iritasi, menyerap kelembaban
berlebih dan membuat kulit menjadi lebih lembut.

Salah satu bahan yang cukup baik sebagai pengganti talc diantara bahan-
bahan tersebut adalah pati jagung. Bahan ini memiliki sifat tidak berdebu seperti
talc, absorben sehingga dapat bersifat sebagai moisturizer. Namun bahan yang
lebih sering digunakan adalah pati dari beras. Bahan ini dianggap dapat
memberikan sifat peach likepada kulit. Karena partikel sperisnya memberikan
rasa lembut pada kulit. Bahan ini memiliki sifat absorpsi dan memiliki sifat
menutupi yang baik. Bahan ini juga dapat menjadi lengket. Selain pati beras
terkadang juga digunakan pati singkong. Pati singkong dapat memberikan
kelembutan pada produk.
Penggunaan amilum namun memberikan masalah pada produk yang
dihasilkan yaitu mudah terdekomposisi oleh bakteri. Hal ini disebabkan karena
amilum mengandung nutrisi yang cocok untuk bakteri. Namun sifat menyerap
yang baik dari amilum cukup baik sebagai alternatif pengganti dari kalsium
karbonat yang biasanya digunakan pada bedak.

Saat ini juga banyak terdapat bahan pati termodifikasi (modified starch). Pati
ini tidak berbau dan tidak menggumpal jika dalam keadaan lembap namun
memilliki sifat absorptive untuk air dan minyak. Bahan ini dapat dijadikan sebagai
pengganti talc pada produk yang sama. Selain itu bahan ini meningkatkan estetis
pada formula dan berepran dalam absorbs minyak pada kulit, karena bahan ini
16

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

merupakan serbuk yang free-flowing dan mencegah caking. Bahan ini bersifat
transparan pada kulit dan mengurangi opasitas formulasi. Dan keuntungan lainnya,
adalah, tentunya karena bahan ini merupakan turunan alami.
Namun, kedua pati baik ini maupun yang dimodifikasi merupakan media
yang baik untuk pertumbuhan mikrobiologi; sehingga tahap sterilisasi merupakan
hal yang penting; dan diperlukan kondisi pembuatan yang sebersih mungkin untulk
mencegah kontaminasi bakteri dan jumlah zat pengawet yang sesuai dalam
formulasi.

Selain untuk bahan dasar serbuk, bahan antiseptiknya juga dapat berasal dari
bahan herbal. Beberapa bahan yang dapat digunakan diantaranya adalah:
1. Lemon
2. Madu
3. Nanas
4. Minyak daun teh
5. Lavender
6. Eucalyptus

Sebagai bahan antiseptik kulit yang diberikan secara topikal, bahan yang cukup
cocok adalah minyak daun teh dan lavender.
2.3 Komposisi Bahan Farmasi untuk Antiseptic Talc

Formulasi bedak bervariasi dari sekedar bedak dan parfum hingga formulasi
yang lebih kompleks lagi. Terutama untuk beberapa produk yang ditujukan untuk
penggunaan khusus. Untuk memperoleh efek lebih maksimal biasanya digunakan
bahan aditif seperti kalsium karbonat dan zink stearat serta dengan menambahkan
parfum pada konsentrasi tertentu. Antiseptic talc tradisional juga sudah
menggunakna bahan super absorben seperti cross linked carbomethyl cellulose dan
turunan berbasis pati.

Salah satu formulasi sediaan serbuk antiseptic talc beserta kegunaan dari
masing-masing bahan adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 4 Komposisi AsepticTalc (Bedak Salicyl)
No Bahan Kadar Kegunaan Bahan
1 Asam salisilat 3% Anti jamur
2 Amil Orizae 10% Zat tambahan
3 Talc 87% Zat tambahan
\(Sumber: FI III, 2002)

17

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

Setiap 25 gram campuran bahan diatas maka ditambahkan zinc oxyde sebanyak
5 gram sebagai antiseptik lokal. Formulasi ini dalam industri biasa dikenal dengan
bedak salicyl. Ini merupakan salah satu contoh formulasi, namun dalam industri
antiseptic talc masing-masing produsen memiliki formulasi sendiri-sendiri sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk memberikan aroma sesuai keinginan
konsumen dapat pula ditambah dengan parfum.

Selain formulasi diatas juga terdapat berbagai formulasi lain yang berbeda-beda
untuk masing-masing produsen. Salah satu formulasi lain adalah sebagai berikut.

Tabel 2. 5 Formulasi Antiseptic Talc
No Bahan Kadar (gram)
1 Zn Stearat 70
2 Zn Oxyd 100
3 CaCO
3
200
4 Talkum (Talc) 630
5 Parfum qs
6 Pewarna qs
(Sumber: Anonim. 2014. http://modmedmicrobes.wikispaces.com)

Selain kedua formulasi diatas, berdasarkan literatur lain disebutkan pula bentuk
formulasi lain seperti terlihat pada tabel dibawah ini.

18

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

Tabel 2. 6 Contoh sediaan antiseptic talc

(Sumber: Retno Iswari Tranggono.Ilmu pegangan kosmetik.2009)

2.4 Cara Pembuatan Antiseptic Talc

Tahap awal pada proses pembuatan untuk bedak tabur maupun bedak tekan
adalah sama, namun untuk bedak tekan diperlukan penambahan zat pengikat pada
tahap awal maupun akhir, ataupun dengan parfume. Pencampuran powder biasanya
dijalankan di dalam suatu wadah semi bundar yang dilengkapi dengan suatu
pengaduk spiral yang padanya dua pita menyebabkan campuran itu bergerak dalam
dua arahyang berbeda sehingga terjadi tubrukan-tubrukan.Mixer tipe ini sangat
baik untuk garam mandi dan bahan-bahan kristal lainnya dan sangat luas
digunakan untuk pembuatan face powder.

Meskipun pengalaman menunjukkan bahwa disperse yang lebih baik dengan
resiko pelukaan kulit yang lebih kecil akibat kasarnya butiran-butiran dapat dicapai
jika campuran bubuk itu akhirnya dipulverisasi dan digiling di dalam suatu ball
mill atau diperbaiki dengan cara lainnya.

Secara umum tahapan produksi untuk antisepic talc maupun bedak tabur pada
umumnya adalah sebagai berikut:
19

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

1. Bahan dasar putih pertama dicampur dalam blender stainless-steel ribbon-
type. Waktu pencampuran awal dapat selama 20 menit hingga 3 jam,
tergantung jenis mixer, kapasitas, dan ukuran batch.
2. Selanjutnya, penambahan warna dan pencampuran dengan dasar putih.
Campuran ini kemudan diaduk hingga homogen.
3. Pada bedak tabur, penambahan parfum ditambahkan pada saat terakhir.
Penambahan parfum dilakukan dengan penyemprotan pada pencampuran.
4. Selanjutnya warna diuji kembali sesuai standard dan dilakukan perbaikan,
jika perlu. Jika digunakan bahan dasar mica dalam formulasi maka maka
diperlukan kehati-hatian agar platelet yang mudah pecah tidak rusak saat
proses pembuatan.
5. Campuran yang telah selesai diperiksa kemudian dimasukkan pada
kantung polyethylene untuk penyimpanan, untuk memperoleh serbuk
bedak yang halus, diserbukkan. Serbuk telah siap dan memasuki tahap
selanjutnya, untuk bedak tabur dimasukkan pada kemasan.

Sedangkan berdasarkan komposisi bahan sediaan pertama maka cara
pembuatan antiseptic talc adalah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan alat seperti wadah pencampur, cawan porselin, pengaduk,
timbangan, dan lain-lain.
2. Menimbang bahan-bahan yang dibutuhkan.
3. Asam salisilat dilarutkan dengan spiritus fort q.5. hingga larut. Sambil
menunggu larut, menambahkan talc secukupnya sampai homogen dan
kering. Kemudian menyisikannya sebagai campuran (a).
4. Menimbang ZnO, dan menghaluskannya hingga benar-benar halus,
kemudian menambahkan amil orizae sedikit demi sedikit. Kemdian
menggerusnya secara bersama-sama hingga homogen. Campuran ini
menjadi campuran (b)
5. Mencampur campuran (a) dan (b) hingga homogen.
6. Menambahkan sisa talc sedikit demi sedikit hingga homogen.
7. Mengayaknya dengan ayakan B40.
8. Memasukkan ke dalam kemasan.

Kemudian untuk bahan sediaan kedua cara pembuatannya adalah sebagai
berikut:

1. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan
2. Mengayak ZnO terlebih dahulu
3. Menimbang bahan-bahan yang akan digunakan
20

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

4. Memasukkan ZnO terlebih dahulu ke dalam lumpang, kemudian
tambahkan sedikit talkum ,gerus homogen
5. Menambahkan Zn stearat dan gerus homogen
6. Menambahkan CaCO
3
dan sisa talkum ,gerus homogen
7. Menambahkan parfum tetes demi tetes, lalu mengaduk hingga merata
8. Mengayak campuran
9. Memasukkan ke dalam kemasan
10. Memasang etiket

Selain tahapan diatas, terdapat pula beberapa ketentuan khusus dalam
pembuatan sediaan pulvis ini. Serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar dan
dimaksudkan untuk obat luar.Talk,Kaolin dan bahan mineral lain yang digunakan
untuk serbuk tabur harus bebas dari bakteri Clostridium tetani dan Welchii dan
Bacillus anthracis.Cara sterilisasi serbuk tadi ialah dengan pemanasan kering pada
suhu 1500 C selama 1 jam. Dalam pembuatan serbuk hendaknya obat-obatan yang
berkhasiat dicampur dengan talk atau Bolus Alba tidak dengan Zinci oxydum.

Untuk cara pembuatan serbuk tabur dengan kandungan tertentu juga
terdapat beberapa ketentuan yaitu:

1. Produk yang mengandung Adeps lanae,Vaselinum,Plumbi Oxydi
Emplastrum.
Dengan melarutkna zat tersebut dalam eter atau aseton,lalu ditambah
sebagian talk dan diaduk sampai eter atau aseton menguap.
2. Produk yang mengandung Ichtyol.
Ichtyol diencerkan dulu dengan Ether cum spritu lalu diencerkan dengan
talk.
3. Produk yang mengandung Paraffinum liquidum dan Oleum Ricini.
Paraffinum liquidum dan Oleum Ricini dicampurkan dulu sama banyak
dengan Talk lalu ditambahkan Talk sedikit demi sedikit dan diaduk
4. Produk yang mengandung Minyak eteris dan Formaldehyd Solution.
Minyak eteris dan Formaldehyd Solution dicampurkan terakhir dengan
cara memasukkan zat tersebut dalam mortir lalu ditambah campuran
serbuk yang telah diayak sedikit demi sedikit.
2.5 Cara Pemakaian Antiseptic Talc
Antiseptic talc digunakan secara topikal dengan ditaburkan pada kulit. Saran
pemakaian yang diberikan oleh beberapa produk komersial biasanya adalah
sebagai berikut:
21

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

1. Ditaburkan secara merata pada tubuh dalam keadaan kering setelah
mandi. Bedak ditaburkan pada area tubuh yang sudah kering agar tidak
menggumpal.
2. Penggunaannya juga tidak boleh berlebih, cukup tipis saja namun merata.
Penggunaan yang berlebih justru meningkatkan gesekan pada kulit dan
dapat memicu iritasi.
3. Untuk bayi bedak sebaiknya tidak langsung ditaburkan pada tubuh bayi.
4. Sebaiknya bedak yang akan diberikan diletakkan pada telapak tangan ibu.
5. Jauhkan dari wajah bayi untuk menghindari bedak terhirup dan masuk ke
dalam paru-paru bayi.
6. Mengusapkan tipis dan merata terutama pada daerah lipatan kulit yang
telah kering dan bersih.
7. Hindari untuk menaburkan bedak secara berlebih pada area pantat dan
lipatan paha. Memberikan bedak berlebih pada area tersebut dapat
menyebabkan sirkulasi udara di area tersebut tertutup dan dapat memicu
timbulnya iritasi.
8. Tidak boleh menaburkan bedak pada daerah kemaluan bayi karena jika
bedak menutupi atau menyumbat alat kelamin, dapat menyebabkan
timbulnya infeksi pada kelamin dan saluran kencing.

Selain cara penggunaan yang harus baik dan benar, adapula larangan dalam
penggunaan antiseptic talc, diantaranya:
1. Tidak boleh digunakan pada luka terbuka.
2. Jika kulit tampak merah dan hangat saat disentuh, jangan berikan bedak
tabur karena bisa membuatnya tambah iritasi.
2.6 Kestabilan Antiseptic Talc
Berdasarkan Material Safety Data Sheet (MSDS) sifat fisiko kimia dari
antiseptic talc adalah sebagai berikut:

1. Tampilan : berupa bubuk berwarna putih
2. Aroma : memiliki aroma yang tidak terlalu kuat atau
menyengat
3. Boiling point : tidak ditentukan
4. Vapor pressure : tidak ditentukan
5. Vapor density : tidak ditentukan
6. Laju evaporasi : tidak ditentukan
7. Densitas : 2,7 g/m
3
pada suhu 20
0
C
8. Kelarutan dalam air : tidak larut
9. pH : tidak ditentukan

22

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

Berdasarkan sifat-sifat tersebut, maka stabilitas dan kereaktifannya adalah
sebagai berikut:
1. Stabilitas : materilnya stabil. Hazard
(bahaya) polimerisasi tidak ada.
2. Material yang harus dijauhi : tidak ditentukan
3. Bahaya dekomposisi produk : tidak ditentukan
4. Indikator hazard polimerisasi : tidak ada
5. Kondisi untuk menghindari polimerisasi : tidak ada

Selanjutnya untuk cara penanganan dan penyimpanannya adalah sebagai
berikut:
1. Pemisahan storage berdasarkan potensi bahaya: tidak ada
2. Tindakan khusus di dalam storage: penyimpanan di tempat yang kering.
Memperbaiki kardus yang rusak dengan segera. Mencegah ruang
penyimpanan berdebu. Dilakukan pelatihan untuk housekeeping agar
dapat bekerja dengan baik.
3. Kontrol untuk lingkungan kerja khusus: pemasangan ventilasi pada posisi
yang tepat. Memasang alat pembuangan udara untuk menjaga jumlah
debu dibawah level PEL
4. Lain-lain: Mengikuti peraturan regulasi daerah masing-masing.

Berdasarkan MSDS tersebut maka dapat disimpulkan bahwa material di
dalam antiseptic talc ini cukup stabil. Penyimpanannya tidak terlalu rumit, hanya
perlu disimpan pada tempat yang kering, tidak berdebu, dan dipastikan bahwa
pengemas dari produk tidak rusak sehingga tidak ada kontaminasi debu ke dalam
produk. Di dalam MSDS ini juga tidak dijelaskan mengenai suhu penyimpanan,
oleh karena itu produk dapat disimpan pada suhu ruang.

Sedangkan untuk potensi bahaya dari talcum powder sendiri menurut MSDS
adalah sebagai berikut:
1. Dapat menimbulkan iritasi pada kulit
2. Iritasi jika terkontak dengan mata
3. Bahaya bila tertelan
4. Menimbulkan inhalasi
5. Menurut penelitian yang sudah dilakukan belum ditemukan adanya efek
karsinogenik
2.7 Pengemasan Antiseptic Talc
Terdapat beberapa jenis kemasan yang biasa digunakan untuk mengemas
produk antiseptic talc. Dibawah ini adalah beberapa contoh gambar kemasan yang
sudah banyak digunakan.
23

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia



a

b

c

d
Gambar 2. 1 Jenis-jenis kemasan antiseptic talc
(Sumber:Anonim. http://www.thehealthcounter.com. 2009)

Berdasarkan gmbar diatas terlihat bahwa kemasan untuk antiseptic talc
diantaranya ada kemasan botol dengan tutup yang rapat, botol dengan tutup
berlubang yang hanya perlu diputar, maupun kemasan pot. Perbedaan jenis
kemasan ini tentu akan memberi pengaruh pada kualitas produk setelah dibuka,
karena bedak memiliki rentang waktu pemakaian yang lama. Karena produk ini
berbentuk serbuk dan digunakan secara topikal maka pada umumnya kemasan
yang digunakan sejenis botol berlubang lubang atau sejenis ayakan untuk
memudahkan penggunaan pada kulit. Namun kelemahan botoljenis ini adalah
kurang rapat penutupnya saat sudah dibuka. Meskipun memiliki kelebihan yaitu
lebih praktis, tidak mudah tumpah, dan bedak yang keluar jumlahnya tidak
berlebih.

Selain dari segi desain dan bentuk, kemasan untuk bedak tabur juga harus
terbuat dari bahan yang aman. Misal pemilihan jenis polimer untuk botol dan
24

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

bahan tambahan lainnya harus sesuai dengan ketentuan BPOM. Biasanya untuk
kemasan ini digunakan polimer PVC atau PET.

Selain itu untuk mencegah penggunaan produk kosmetik yang kurang tepat,
maka BPOM juga menetapkan peraturan tentang pelabelan kemasan. Peraturan
tercantum dalam PP No.69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Pada
bagian utama label minimal harus memuat: nama produk, berat bersih/isi
bersih/netto, nama dan alamat produsen/importir (minimal nama kota, kode pos
dan Indonesia atau alamat lengkap) dan nomor pendaftaran. Keterangan lain pada
label minimal memuat : komposisi bahan, golongan BTM, nama pemanis,
pengawet, pewarna lengkap dengan indeks warna (apabila digunakan), masa
kedaluarsa, kode produksi, tanggal produksi keterangan lain yang diwajibkan
dalam peraturan perundang-undangan.
2.8 Kerusakan Antiseptic Talc
Kerusakan antiseptic talc dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
utama yang menjai pemicu biasanya adalah faktor fisika seperti, kontaminasi debu,
disimpan pada ruang dengan udara yang terlalu lembab sehingga bedak menjadi
menggumpal, dan lain-lain. Hal ini biasanya terjadi karena produk yang sudah
dibuka tidak ditutup kembali dengan sempurna. Sehingga udara luar yang
membawa debu, uap air dan zat lainnya masuk ke dalam kemasan dan
mengkontaminasi produk. Kerusakan akibat bakteri juga dapat terjadi, terutama
karena zat antiseptik maupun anti jamur yang ada di dalam produk tidak bekerja
maksimal untuk semua jenis bakteri.

Batas kadaluarsa untuk produk jenis ini sendiri umumnya cukup panjang yaitu
sekitar dua tahun seperti ditunjukkan oleh salah satu sumber berikut.

25

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

Tabel 2. 7 Batas Kadaluwarsa Beberapa Jenis Kosmetik

(Sumber: Pipin FPTK UPI. 2009)
Saat produk ini sudah dibuka kemasannya maka sebaiknya dihabiskan dalam
beberapa bulan saja. Penyimpanan yang terlalu lama setelah kemasan dibuka
memungkinkan kontaminasi yang masuk semakin banyak sehingga kualitas produk
sudah tidak aman lagi untuk digunakan.

Untuk mencegah kerusakan pada produk ini maka dapat dilakukan beberapa
tindakan seperti:
- Menyimpan produk pada tempat yang kering
- Selalu menutup kemasan dengan rapat
- Segera menutup kemasan setela digunakan
- Menambahkan pengawet pada produk

Penambahan pengawet menjadi hal penting untuk menjaga produk tetap baik
dalam kurun waktu yang lebih lama. Tujuan utama penggunaan pengawet adalah
untuk menjaga kontaminsi prouk selama pembuatan dan juga selama digunakan
oleh konsumen, dimana mikroorganisme dapat mengkontaminasi prouk setiap kali
penggunaanya, baik dari tangannya atau dari alat yang digunakan. Bahan- bahan
yang digunakan harus menunjukkan terbebas dari mikroorganisme. Tipe
produk bedak biasanya berarti sangat susah terkontaminasi mikroba tapi
penggunaan air sebagai bahan tambahan, seperti ekstrak, dapat mengubahnya, dan
bahan ini harus sedapat mungkin dihindari (ekstrak berbasis minyak harus
digunakan sebelumnya). Juga harus dikontrol penggunaan bahan tambahan dalam
26

Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

bedak yang digunakan di sekitar daerah mata, pada umumnya, batasan mikroba
lebih diperhatikan untuk bahan yang digunakan dalam produk ini.

Selain pengawet dapat ditambahakan pula antioksidan. Penggunaan
antioksidan dibutuhkan untuk menjaga beberapa bahan tambahan dari degradasi
dan ketengikan. Sejumlah kecil butylatedhydroxy anisole (BHA), butylated
hydroxy toluene (BHT) atau vitamin E harus digunakan ketika diperlukan.

27
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan ulasan diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Antiseptic talc merupakan sediaan kosmetik atau obat berbentuk serbuk
yang mengandung mineral talc dan bahan antiseptik seperti zinc oxide
dan salicylic acid untuk aplikasi topikal.
2. Antiseptic Talc umumnya terdiri atas hydrous magnesium silicate,
beberapa mengandung sedikit aluminium silikat dengan tambahan agen
antiseptik.
3. Tujuan penggunaan antiseptic talc secara umum adalah untuk
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit.
4. Terdapat sejumlah bahan farmasi yang biasa digunakan untuk membuat
antiseptic talc seperti talc, asam salisilat, kaolin, kalium karbonat, zink
oxide, dan lain sebagainya.
5. Selain menggunakan bahan kimia sintetis atau mineral alam dapat pula
digunakan bahan herbal seperi pati, lavender, minyak daun teh, kunyit,
Arrowoot, beras dan lain sebagainya.
6. Terdapat beberapa ketentuan keamanan penggunaan antiseptic talc seperti
petunjuk untuk menghindarkan dari saluran pernafasan maupun
penggunaan secara berlebih.
7. Kestabilan antiseptic talc berdasarkan MSDS menunjukkan bahwa bahan
yang terkandung cukup stabil, tidak perlu penanganan khusus, hanya
membutuhkan penyimpanan pada tempat kering dan bebas dari debu.
8. Jenis kemasan yang biasa digunakan cukup beragam umumnya kemasan
yang digunakan sejenis botol berlubang lubang atau sejenis ayakan untuk
memudahkan penggunaan pada kulit.
9. Pemilihan jenis kemasan selain ditinjau dari segi fungsi juga ditinjau dari
komposisi bahan penyusunnya.
10. Faktor-faktor utama yang menjai pemicu biasanya adalah faktor fisika
seperti, kontaminasi debu, disimpan pada ruang dengan udara yang terlalu
lembab sehingga bedak menjadi menggumpal, dan lain-lain.


28
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Satu Polesan Begitu Berarti. Institut Teknologi Bandung.
www.chem.itb.ac.id, (diakses pada 24 Mei 2014 pukul 23:46).
Biliton Company. 2001. Talc. Egypt. http://www.bilitoneg.com/TALC.html,
(diakses pada: 24 Mei 2014 pukul 23:32).
Microfine Natural Microns. 2008. Microfine Talc. India,
http://www.microfinemicrons.com (diakses pada: 24 Mei 2014 pukul 00:04).
Rowe, C Raymond, Paul J, Marian E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Exipient
Six Edition. Whasington: Pharmaceutical Press.
Sheng Teai. 1998. Talc powder or talcum powder material savety data sheet
(MSDS). China. http://www.talc-powder.com/Talc_powder_msds.pdf
(Diakses pada 27 Mei 2014 pukul 08:56).
Sue YJ, Pinkert H. 2007. Baby powder, borates, and camphor. In: Shannon MW,
Borron SW, Burns MJ, eds. Haddad and Winchester's Clinical Management of
Poisoning and Drug Overdose. 4th ed. Philadelphia, Pa: Saunders
Elsevier;:chap 99.
Anief.Moh.1986.Ilmu Farmasi.Penerbit Ghalia Indonesia.Jakarta Timur.Halaman
77.
Anief,Moh.2000.Farmasetika.Cetakan kedua.Gajah Mada University
Press.Yogyakarta.Halaman 89.Joshita dan Juheini.Teknologi Kosmetik.Jurnal
Internet.
Santosa,D dan Didik Gunawan.2001.Ramuan Tradisional untuk Penyakit
Kulit.Jakarta;Penebar Swadaya.Halaman 41.

29
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

BIODATA



Nama : Muslimah
Alamat
Kos : Jl Masjid Alfurqon, NO 16, RT 001/RW 005, Pondok
Cina, Depok, 16424
Rumah : Sambek, RT 002/RW005 Wonosobo, Jawa tengah,
56312
Nomor Telepon : 089636441079
Email : muslimahst11@gmail.com
muslimah11@ui.ac.id
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Wonosobo, 01 April 1993
Agama : Islam
Program studi : Bioproses
Angkatan : 2011

Anda mungkin juga menyukai