0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan32 halaman
Dimana r adalah rasio bahan terlarut yang masih tertahan dalam cake setelah pencucian dengan bahan t erlarut mula-mula sebelum dicuci, n adalah volume larutan pencuci dibagi dengan volume cairan yang tertahan dalam cake, dan ε adalah efisiensi pencucian cake. Fraksi r bervariasi dari 0 sampai 1, makin kecil r makin efektif pencucian. Efisiensi 1 berarti r =1, dan berarti pula tidak akan ada bahan terlarut tertinggal dalam cakeberapapun volume pencuci yang digunakan.
Dimana r adalah rasio bahan terlarut yang masih tertahan dalam cake setelah pencucian dengan bahan t erlarut mula-mula sebelum dicuci, n adalah volume larutan pencuci dibagi dengan volume cairan yang tertahan dalam cake, dan ε adalah efisiensi pencucian cake. Fraksi r bervariasi dari 0 sampai 1, makin kecil r makin efektif pencucian. Efisiensi 1 berarti r =1, dan berarti pula tidak akan ada bahan terlarut tertinggal dalam cakeberapapun volume pencuci yang digunakan.
Dimana r adalah rasio bahan terlarut yang masih tertahan dalam cake setelah pencucian dengan bahan t erlarut mula-mula sebelum dicuci, n adalah volume larutan pencuci dibagi dengan volume cairan yang tertahan dalam cake, dan ε adalah efisiensi pencucian cake. Fraksi r bervariasi dari 0 sampai 1, makin kecil r makin efektif pencucian. Efisiensi 1 berarti r =1, dan berarti pula tidak akan ada bahan terlarut tertinggal dalam cakeberapapun volume pencuci yang digunakan.
Nama: Muslimah NPM: 1106017622 Program Studi: Teknologi Bioproses
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2014 ii
ii
Daftar Isi
Daftar Gambar ...................................................................................................... iii Daftar Tabel ........................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Definisi Kosmetik ................................................................................... 1 1.2 Definisi Antiseptic Talc .................................................................................. 3 1.2.1 Talc ......................................................................................................... 3 1.2.2 Antiseptic Talc ........................................................................................ 5 1.2 Tujuan Penggunaan Antiseptic Talc ............................................................... 7 BAB II ISI ............................................................................................................... 9 2.1 Bahan Baku Farmasi yang Digunakan untuk Antiseptic Talc........................ 9 2.2 Bahan Herbal yang Dapat Digunakan untuk Antiseptic Talc ...................... 15 2.3 Komposisi Bahan Farmasi untuk Antiseptic Talc ........................................ 16 2.4 Cara Pembuatan Antiseptic Talc .................................................................. 18 2.5 Cara Pemakaian Antiseptic Talc .................................................................. 20 2.6 Kestabilan Antiseptic Talc ........................................................................... 21 2.7 Pengemasan Antiseptic Talc ........................................................................ 22 2.8 Kerusakan Antiseptic Talc .................................................................... 24 BAB III PENUTUP .............................................................................................. 27 3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 27 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28
iii
iii
Daftar Gambar
Gambar 1. 1 Mineral Talc ........................................................................................ 3 Gambar 1. 2 Gambar a. Bakteri Staphylococcus epidermidis dan gambar ............... 7 Gambar 2. 1 Jenis-jenis kemasan antiseptic talc .................................................... 23
Daftar Tabel
Table 1. 1 Properti Mineral Talc dari Microfine Natural Microns ........................... 4 Table 1. 2 Spesifikasi Talc Berdasarkan Aturan Pharmacopeal .............................. 5 Table 1. 3 Rentang Kondisi Kulit Normal ................................................................ 8 Tabel 2. 1 Bahan yang Digunakan pada Sediaan Serbuk Topikal .......................... 11 Tabel 2. 2 Bahan Farmasi untuk Memproduksi Antiseptic Talc............................. 11 Tabel 2. 3 Bahan - bahan yang dilarang digunakan dalam kosmetik ..................... 14 Tabel 2. 4 Komposisi AsepticTalc (Bedak Salicyl) ............................................... 16 Tabel 2. 5 Formulasi Antiseptic Talc ..................................................................... 17 Tabel 2. 6 Contoh sediaan antiseptic talc ............................................................... 18 Tabel 2. 7 Batas Kadaluwarsa Beberapa Jenis Kosmetik ....................................... 25
1 Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Definisi Kosmetik Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmetikos yang mempunyai arti keterampilan menghias atau mengatur. Pengertian kosmetik dalam Peraturan Menkes RI no 445 tahun 1998 dijelaskan sebagai berikut : Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.. (Depkes RI, Undang-undang tentang Kosmetika dan Alat Kesehatan, 1976) Dalam definisi kosmetik tersebut, terdapat kalimat tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit, pernyataan tersebut mengandung pengertian bahwa penggunaan kosmetika tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi struktur dan faal kulit. Pada tahun 1955, Lubowe menciptakan istilah Cosmedics sebagai gabungan dari kosmetik dan obat yang sifatnya dapat mempengaruhi faal kulit secara positif tetapi bukan obat, dan menyusul pada tahun 1982, Faust mengemukakan istilah medicated cosmetics, yakni semacam kosmetik yang juga bermanfaat untuk memperbaiki dan mempertahankan kesehatan kulit, seperti preparat anti ketombe, deodorant, preparat antipespirant, preparat untuk mempengaruhi warna kulit, dan preparat anti jerawat. Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar ultra violet, polusi dan faktor lingkungan yang lain, mencegah penuaan, dan secara umum membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup. (Retno Iswari, 2007:7). Sementara kosmetika hipoalergik adalah kosmetika yang di dalamnya tidak mengandung zat-zat yang dapat menyebabkan reaksi iritasi dan sensitasi. Kosmetika jenis ini merupakan kosmetika yang lebih aman untuk kesehatan kulit. Banyak bahan bahan yang sering menimbulkan reaksi iritasi dan sensitasi telah dikeluarkan dari daftar kosmetika hipoalergik seperti arsenic compounds, aluminium sulfat, aluminium klorida, balsam of peru, fenol, fern, formaldehide, gum arabic, lanolin, mercury compounds, paraphenylennediamin, bismuth 2
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
compounds, oil of bergamot, oil of lavender, salicylic acid, resoisinol, heksaklorofen dan lain-lain. Kosmetika tradisional adalah kosmetika yang terdiri dari bahan-bahan yang berasal dari alam dan diolah secara tradisional. Di samping itu, terdapat kosmetika semi-tradisional, yaitu kosmetika tradisional yang pengolahannya dilakukan secara modern dengan mencampurkan zat-zat kimia sintetik ke dalamnya. Produk kosmetik diperlukan tidak hanya oleh kaum wanita tetapi juga oleh kaum pria sejak lahir sampai akhir hayat. Produk kosmetik dapat digunakan setiap hari maupun secara insidental atau berkala dan dipakai di seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tidak semua bahan kosmetika cocok untuk setiap kondisi kulit, jika terjadi ketidakcocokan, akan timbul iritasi pada kulit. Oleh karena itu, perhatikan kandungan bahan kimia yang tercantum di kemasan tiap-tiap produk. Penggolongan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI berdasarkan kegunaan dan lokalisasi pemakaian pada tubuh, kosmetika digolongkan menjadi 13 golonganyaitu: 1. Preparat untuk bayi; minyak bayi, bedak bayi, dan lain-lain. 2. Preparat untuk mandi; minyak mandi, bath capsules, dan lain-lain. 3. Preparat untuk mata; maskara, eye shadow, dan lain-lain. 4. Preparat wangi-wangian; parfum, toilet water dan lainlain. 5. Preparat untuk rambut; cat rambut, hairspray, pengeriting rambut dan lain- lain. 6. Preparat pewarna rambut; cat rambut, hairbleach, dan lain-lain. 7. Preparat make up (kecuali mata); lipstik, rouge, bedak muka dan lain-lain. 8. Preparat untuk kebersihan mulut; mouth washes, pasta gigi, breath freshener dan lain-lain. 9. Preparat untuk kebersihan badan; deodoran, feminism hygiene spray dan lain-lain. 10. Preparat kuku; cat kuku, krem dan lotion kuku, dan lain-lain. 11. Preparat cukur; sabun cukur, after shave lotion, dan lain-lain. 12. Preparat perawatan kulit; pembersih, pelernbab, pelindung dan lain-lain. 13. Preparat untuk suntan dan sunscreen; suntan gel, sunscreen foundation dan lainlain. Penggolongan kosmetika menurut Nater YP et al berdasarkan kegunaannya yaitru : 1. Higiene tubuh : sabun, sampo, cleansing. 2. Rias : make up, hair color. 3. Wangi-wangian : deodorant, parfum, after shave. 4. Proteksi : sunscreen dan lain-lain. 3
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Komposisi utama dari kosmetik adalah bahan dasar yang berkhasiat, bahan aktif dan ditambah bahan tambahan lain seperti : bahan pewarna, bahan pewangi, pada pencampuran bahan-bahan tersebut harus memenuhi kaidah pembuatan kosmetik ditinjau dari berbagai segi teknologi pembuatan kosmetik termasuk farmakologi, farmasi, kimia teknik dan lainnya (Wasitaatmadja, 1997). 1.2 Definisi Antiseptic Talc 1.2.1 Talc
Talc biasa digunakan untuk beberapa jenis produk seperti produk antiseptik, beberapa jenis bedak bayi, talcum powder, dan sebagai pengisi untuk beberapa jenis kosmetik lainnya. Talc adalah semacam batuan mineral hydropolysilicate yang melalui proses penambangan dan penggilingan sehingga berubah bentuk menjadi butiran-butiran halus. Talc juga dikenal sebagai mineral terlunak di bumi. bnyak ditemukan di Australia, Cina, Italia, India, Perancis, dan Amerika Serikat. Tingkat kemurnian mineral ini juga berbeda-beda pada setiap negara. Misalnya talc dari Italia dilaporkan mengandung kontaminan kalsium silikat, Indian mengandung aluminium dan besi oksida, Perancis mengandung aluminium oksida, dan Amerika mengandung kalsium karbonat (California), oksida besi (Montana), serta aluminium.
Sifat mineral talc adalah translusen atau tembus cahaya dan memiliki kilap seperti lemak atau sabun. Berfungsi sebagai antipruritic dan absorben serta sebagai bahan dasar sediaan serbuk dan untuk melumasi kulit. Pada proses pengolahannya setelah proses penumbukan, mineral talc harus dimurnikan. Pemurnian atau disebut flotasi bertujuan untuk menghilangkan berbagai kotoran seperti asbes (tremolite), karbon, dolomit, oksida besi, dan berbagai magnesium serta mineral karbonat lainnya. Apabila pengotor ini masih terdapat dalam kosmetik yang mengandung talc dapat memicu beberapa gangguan kulit atau bahkan kanker ovarium saat bayi dewasa jika talc dikenakan pada sekitar kemaluan.
Gambar 1. 1 Mineral Talc (Sumber: Biliton Company, 2001)
4
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Rumus kimia talc adalah Mg 3 Si 4 O 10 (OH) 2 . Talc dengan rumus kimia H 2 Mg 3 (SiO 3 ) 4 terdiri dari 4,8% H 2 O, 31,7% MgO, and 63,5% SiO 2 . Terdapat sejumlah industri yang mengolah mineral tacl dan mendistribusikannya sebagai bahan baku industri-industri produk consumer goods. Beberapadiantaranya adalah Microfine Natural Microns dan Shiv Talc PVT.LTD yang terdapat di India. Mineral Talc yang diproduksi oleh Microfine Natural Microns memiliki spesifikasi seperti pada tabel dibawah ini.
Table 1. 1 Properti Mineral Talc dari Microfine Natural Microns
(Sumber: Microfine Natural Microns, 2008)
Sedangkan berdasarkan hand book pharmaceutical exipients, 2009 properti dari talc adalah sebagai beriku: pH : 7-10 untuk 20%w/v dalam dispersi larutan. Hardness : 1,0 -1,5 Moisture content : talc menyerap kelembaban hingga 90% pada suhu 25 0 C Solubility : tidak larut dalam larutan asam, alkali, dan air Specific gravity : 2,7 2,8 Specific surface area : 2,41 2,42 m 2 /g Untuk menggunakan talc sebagai bahan dalam obat maupun kosmetik, terdapat beberapa ketentuan yang harus dipenuhi sesuai dengan aturan pharmacopeal beberapa negara, diantara adalah sebagai berikut:
5
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Table 1. 2 Spesifikasi Talc Berdasarkan Aturan Pharmacopeal
(Sumber: handbook of pharmaceutical exipients, 2009)
1.2.2 Antiseptic Talc Antiseptic Talc merupakan salah satu bentuk sediaan pulvis. Secara lengkap dapat didefinisikan bahwa Antiseptic Talc merupakan sediaan kosmetik atau obat berbentuk serbuk yang mengandung mineral talc dan bahan antiseptik seperti zinc oxide dan salicylic acid untuk aplikasi topikal. Antiseptic Talc umumnya terdiri atas hydrous magnesium silicate, beberapa mengandung sedikit aluminium silikat dengan tambahan agen antiseptik. Terdapat cukup banyak produk antiseptic talc dengan tujuan penggunaan sebagai bahan penghambat pertumbuhan atau pembunuh mikroorganisme yang mengganggu kesehatan. Produk ini banyak diaplikasikan pada bayi maupun orang dewasa.
Antiseptic talc yang merupakan sediaan serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar. Talc, Kaolin dan bahan mineral lain yang digunakan untuk serbuk tabur harus bebas dari bakteri Clostridium tetani, Welchii dan Bacillus anthracis. Cara sterilisasi serbuk yang akan digunakan ialah dengan pemanasan kering pada suhu 150 0 C selama 1 jam.
Pada umumnya antiseptic talc ataupun sediaan bedak tabur lainnya terdiri atas berbagai macam bahan, yang mempunyai tugas tertentu didalam campuran yaitu sebagai berikut: 6
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
1. Bahan Dasar (Vehikulum) Bahan dasar sebagai pembawa atau merupakan tempat dasar bahan lain sehingga umumnya menempati volume yang jauh lebih besar dari bahan yang lainnya, contohnya talkum.
2. Bahan aktif (Active Ingredients) Merupakan bahan kosmetika terpenting dan mempunyai daya kerja diunggulkan dalam kosmetika tersebut sehingga memberikan nama daya kerjanya pada seluruh campuran bahan tersebut. Konsentrasi bahan aktif kosmetik pada umumnya kecil, namun dapat pula tinggi apabila bahan aktif kosmetika tersebut sekaligus berperan sebagai bahan dasar. Sesuai namanya, antiseptic talc diutamakan untuk fungsi pembunuh bakteri atau penghambat pertumbuhan bakteri. Beberapa bahan yang dapat dijadikan sebagai pembunuh bakteri diantaranya adalah: a. Antiseptic : pembunuh kuman apatogen dan pathogen. Misalnya heksaklorofen, triclosan, ammonium kwartener. Dengan adanya antiseptic, deodorant termasuk kedalam kosmetik medic. b. Antibiotic topical : pembunuh segala kuman, contoh neomisin. Penggunaan antibiotic tidak dianjurkan karna dapat menimbulkan resistensi dan sensitasi serta termasuk dalam golongan obat topical. c. Antienzim yang berperan dalam pembentukan bau, misalnya asam malonat. Dosis yang diperlukan terlalu tinggi sehingga dapat menimbulkan efek samping.
3. Pelekat. Bahan yang dapat melekatkan kosmetika ke kulit terutama pada kosmetika yang tidak lengket ke kulit semacam bedak. Misalnya seng, magnesium stearat.
4. Bahan pelengkap Sebagai bahan pelengkap kosmetika yang berupa pengawet (perfumery), maksudnya agar kosmetika segar baunya bila dipakai, dan pewarna (coloring), agar kosmetika enak dipandang mata sebelum dan sewaktu dipakai. Perfume yang merupakan campuran dari minyak esensial dan komponenaroma, fiksatif dan pelarut digunakan untuk memberikan wangi yang menyenangkan pada tubuh manusia. Triclosan yaitu bahan antifungi dan antibakteri spektrum luas yang poten. Anti bakteri ini menghambat pertumbuhan bakteri gram (+) pada ketiak, yang menyebab kan bau tak sedap. Pada kosmetika yang tujuannya untuk mewangikan kulit atau mewarnai kulit (dekoratif), maka bhan pelengkap ini menjadi bahan aktif dari kosmetika. (Wasitaatmadja, 1997).
7
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
1.2 Tujuan Penggunaan Antiseptic Talc
Tujuan penggunaan antiseptic talc diantanya adalah:
1. Mengurangi pertumbuhan mikroorganisme atau bakteri pengganggu pada kulit.
Mekanisme kerjanya secara umum adalah menghambat sintesis dinding sel, atau protein membran sel untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme tersebut atau mengganggu pengolahan asam nukleat dari mikroorganisme tersebut untuk mengendalikan mereka. Salah satu jenis bakteri yang biasa menyebabkan gangguan pada kulit seperti ruam-ruam adalah Staphylococcus epidermidis. Staphylococcus epidermidis bercampur keringat menyebabkan iritasi (menusuk-nusuk), gatal dan ruam lepuh yang sangat kecil, biasanya di daerah lokal dari kulit.
a
b Gambar 1. 2 Gambar a. Bakteri Staphylococcus epidermidis dan gambar b. Gangguan kulit yang ditibulkan (Sumber: Divya. 2011. http://modmedmicrobes.wikispaces.com)
Bakteri ini tumbuh dengan baik pada suhu 37 0 C. Bakteri ini sensitif dengan antibiotik vancomycin and rifampin. Jenis antibiotik ini dapat membunuh bakteri dengan menginhibisi sintesis dinding sel bakteri.
2. Menyerap kelembaban berlebih pada kulit.
Kelembaban berlebih pada kulit dapat meningkatkan pertumbuhan jamur dan bakteri yang menimbulkan gangguan pada kulit. Selain itu kulit yang terlalu lembab menjadi melunak dan dapat memicu maserasi bila terkena gesekan-gesekan. Berdasarkan hasil pengujian, kondisi kulit normal hendaknya memenuhi standar seperti pada tabel di bawah ini.
8
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Table 1. 3 Rentang Kondisi Kulit Normal No Kondisi Kulit Rentang Normal 1 Tingkat Radikal Bebas Pada Kulit 0.124 - 3.453 2 Tingkat Kolagen Kulit 4.471 - 6.079 3 Kandungan Kelenjar Lemak Kulit 14.477 - 21.348 4 Tingkat Kekebalan Dikulit 1.035 - 3.230 5 Tingkat Kelembaban Kulit 0.218 - 0.953 6 Tingkat Kehilangan Kelembaban Kulit 2.214 - 4.158 7 Tingkat Jejak Darah Pada Kulit 0.824 - 1.942 8 Tingkat Elastisitas Kulit 2.717 - 3.512 9 Tingkat Melanin Kulit 0.346 - 0.501 10 Tingkat Sensivitas Kulit 0.842 - 1.858 (Sumber: Sumber: Divya. 2011. http://modmedmicrobes.wikispaces.com)
Berdasarkan data diatas maka kelembaban kulit normal adalah pada rentang 2,214-4,158.
3. Mengurangi maserasi. Maserasi adalah ruam merah pada kulit. Maserasi biasanya terjadi pada area kulit tertentu seperti pada daerah-daerah yang terdapat lipatan. Maserasi dapat timbul karena kulit mengalami iritasi, baik disebabkan oleh bakteri maupun kondisi fisik kulit yang kurang baik. Memberikan antiseptic talc dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi gangguan ini. Meskipun pemberian antiseptic talc ini juga beresiko menimbulkan inhalasi karena gesekan yang ditimbulkan oleh butiran-butiran talc.
4. Mencegah bau badan yang disebabkan oleh bakteri. Bau badan pada tubuh salah satu penyebabnya adalah tumbuhnya banyak bakteri pada kulit. Bau badan timbul jika bakteri alami pada kulit memecah protein sehingga menjadi asam. Penggunaan antiseptic talc dapat mengurangi bakteri yang tumbuh sehingga jumlah asam tidak terlalu tinggi.
5. Menyegarkan dan melindungi kulit dari biang keringat. Biang keringat juga dikenal dengan miliaria, yaitu ruam yang gatal, bintik- bintik merah kecil timbul yang menyebabkan rasa menyengat atau tusukan pada kulit. Biang keringat disebabkan oleh kulit tersumbat kulit mati ataupun oleh bakteri. Antiseptic talc disini dapat mengatasi biang keringat yang disebabkan oleh bakteri.
9 Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
BAB II ISI
2.1 Bahan Baku Farmasi yang Digunakan untuk Antiseptic Talc
Kosmetika biasanya terdiri dari bermacam-macam bahan dasar, bahan aktif dan bahan pelengkap. Bahan-bahan tersebut mempunyai aneka fungsi antara lain sebagai solvent (pelarut), emulsier (pencampur), pengawet, adhesive (pelekat), pengencang, absortent (penyerap) dan desinfektan. Pada umumnya 95 % dari kandungan kosmetika adalah bahan dasar dan 5 % bahan aktif atau kadang-kadang tidak mengandung bahan aktif. Hal ini mengandung arti bahwa kosmetika, sifat dan efeknya tidak ditentukan oleh bahan aktif tetapi terutama oleh bahan dasar kosmetika. Bahan dasar kosmetika dikelompokkan sebagai berikut :
1. Solvent (Pelarut) Solvent atau pelarut adalah bahan yang berfungsi sebagai zat pelarut seperti air, alkohol, eter, dan minyak. Bahan yang dilarutkan dalam zat pelarut terdiri atas 3 bentuk yaitu padat misalnya garam, cair misalnya gliserin dan gas misalnya amoniak.
2. Emulsier (Pencampur) Emulsier merupakan bahan yang memungkinkan dua zat yang berbeda jenis dapat menyatu, misalnya lemak atau minyak dengan air menjadi satu campuran merata (homogen). Emulgator, umumnya memiliki sifat menurunkan tegangan permukaan antara dua cairan (surfactant). Contoh emulgator yaitu lilin lebah, lanolin, alkohol atau ester asam-asam lemak.
3. Preservative (Pengawet) Bahan pengawet digunakan untuk meniadakan pengaruh kumankuman terhadap kosmetika, sehingga kosmetika tetap stabil tidak cepat kadaluwarsa. Bahan pengawet yang aman digunakan biasanya yang bersifat alami. Bahan pengawet untuk kosmetika dapat menggunakan senyawa asam benzoat, alkohol, formaldehida dan lain-lain. Jenis pengawet kimia efeknya pada kulit seringkali tidak baik.
Untuk mengetahui efek yang ditimbulkan, penggunaan kosmetik sebaiknya dicoba dulu misalnya pada kulit di belakang telinga. Kosmetika yang sudah kadaluwarsa sebaiknya tidak digunakan lagi. Batas 10
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
kadaluwarsa beberapa jenis kosmetik, sejak kemasan dibuka dapat dilihat pada tabel berikut : 4. Adhesive (Pelekat) Bahan yang biasanya terdapat dalam kosmetika seperti bedak, dengan maksud agar bedak dapat dengan mudah melekat pada kulit dan tidak mudah lepas. Bahan pelakat dalam bedak antara lain menggunakan seng stearat dan magnesium stearat.
5. Astringent (Pengencang) Merupakan bahan pengencang yang mempunyai daya untuk mengerutkan dan menciutkan jaringan kulit. Bahan pengencang biasanya menggunakan zat-zat yang bersifat asam lemah dalam kadar rendah, alkohol dan zat-zat khusus lainnya.
6. Absorbent (Penyerap) Bahan penyerap mempunyai daya mengabsorbsi cairan, misalnya kalsium karbonat dalam bedak yang dapat menyerap keringat di kulit.
7. Desinfektan Desinfektan berguna untuk melindungi kulit dan bagian-bagian tubuh lain terhadap pengaruh-pengaruh mikroorganisme. Desinfektan dalam kosmetika sering menggunakan ethyl alkohol, propilalkohol, asam borat fenoldan senyawa-senyawa amonium kuaterner.
Sedangkan bahan aktif yang sering ditambahkan ke dalam kosmetika antara lain vitamin, hormon ekstrak tumbuh-tumbuhan dan hewan, asam alpha hidroksil (AHA), merkuri, tretinoin, hidrokinon, dan hidrogen peroksida. Manfaat preparat tropikal yang mengandung bahan-bahan aktif adalah bahan aktif tersebut dapat diabsorpsikan oleh kulit, tidak mudah teroksidasi, berkhasiat pada kulit, dan pemberian secara oral atau dengan cara lain tidak mungkin dilakukan.
Kosmetika yang digunakan untuk perawatan kulit harus berfungsi untuk memelihara kesehatan kulit, mempertahankan kondisi kulit agar tetap baik dan mampu mencegah timbulnya kelainan pada kulit akibat proses usia, pengaruh lingkungan dan sinar matahari. Kosmetika menurut penggunaannya dibagi menjadi kosmetika untuk memelihara, merawat dan mempertahankan kulit, serta kosmetika untuk mempercantik wajah yang dikenal dengan kosmetika tata rias.
Antiseptic talc sendiri merupakan kosmetik yang digunakan untuk menjaga kondisi kulit agar tetap baik terutama terkait dengan jumlah bakteri dan kelembaban. Secara umum terdapat beberapa bahan yang dapat digunakan dalam 11
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
pembuatan antisetic talc. Bahan-bahan tersebut dapat dilihat padatabel di bawah ini.
Tabel 2. 1 Bahan yang Digunakan pada Sediaan Serbuk Topikal
(Sumber: Medical dictionary, 2009)
Namun komposisi antiseptic talc ini tergantung pada perusahaan yang memproduksi. Selain bahan diatas beberapa bahan yang digunakan beserta fungsinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. 2 Bahan Farmasi untuk Memproduksi Antiseptic Talc dan Properti Bahan No Bahan Fungsi Sifat 1 Kaolin Adsorbent, suspending agent pH: 4,0 7,5 Hardness: 2,0 Hygroscopicity: kelembaban relatif (15%-65%) 2 Zink stearat Lubricant Densitas: 1,09 g/cm 3
Melting point: (120-122) 0 C Solubility: tidak larut dalam etanol, eter, dan air. Larut dalam asam, benzen dan pelarut aromatik lainnya. 3 Manesium Oxide Anticaking agent, emulsifying agent, glidant pH: 10,3 Boiling point: 3600 0 C Melting Point: 2800 0 C Ukuran partikel: 45m Kelarutan: larut dalam air dan asam 12
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Hardness: 3,0 Kelarutan: tidak larut dalam air dan etanol. Untuk meningkatkan kelarutan dapat ditambah garam atau CO 2
5 Strach (Pati) Thickening agent, absorben pH: 4-8 6 Talc Absorben, Anticaking agent, glidant pH : 7-10 untuk 20%w/v dalam dispersi larutan. Hardness: 1,0 -1,5 Moisture content: talc menyerap kelembaban hingga 90% pada suhu 25 0 C Solubility: tidak larut dalam larutan asam, alkali, dan air Specific gravity: 2,7 2,8 Specific surface area: 2,41 2,42 m 2 /g 7 Asam salisilat Anti jamur Densitas: 1,44 g/cm 3
Titik lebur:159 0 C Titik didih: 211 0 C (Sumber: handbook of pharmaceutical exipients, 2009)
Setelah mengetahui deskripsi sifat fisika dan kimia dari masing-masing bahan, terdapat beberapa ketentuan pula untuk masing-masing bahan untuk digunakan dalam pembuatan antiseptic talc, yaitu: 1. Talc Ukuran partikel dari talc adalah salah satu kriteria untuk standar kualitasnya. Paling tidak 98% harus dapat melewati ayakan 200 mesh ( tidak lebih besar dari 74 mikro ) talk termikronisasi sekarang sudah tersedia di mana ukuran partikel dapat dikurangi menjadi beberapa mikron. Penggunaan dari talk termikronisasi dalam ukuran partikel dan nilai massa besar yang diinginkan. Padatan dari massa besar adalah sangat penting dalam talk, karena variasi sangat mempengaruhi kualitas sekaligus pengepakan dari produk akhir.
13
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
2. Kaolin Warna dari kaolin yang digunakan harus secerah mungkin. Bahan dasar harus dimurnikan secara baik untuk memindahkan keseluruhan bahan tidak murni dan partikel kasar. Tidak semua aluminium silikat dapat diklasifikasikan sebagai kaolin, namun 3 kelompok di bawah ini secara khusus memiliki formula yang sama ( Al 2 O 3. 2SiO 2. 2H 2 O) dan dapat disebut kaolin : nacrite, dickite, dan kaolinite. Karena kaolin higroskopis penggunaannya pada bedak wajah umumnya tidak melebihi 25%.
3. Kalsium Karbonat Kalsium karbonat digunakan untuk mengurangi cahaya dari talc dan memiliki kekuatan melapisi yang baik. Ini membantu untuk absorpsi parfum dan juga tahan lemak. Dan menyerap keringat.
Kapur adalah basa lemah, putih, serbuk mikrokristal tak berbau, tidak mengkilap, dan memiliki rasa kapur. Ketika bahan dasar ini digunakan secara berlebihan, bedak dapat memberikan rasa kering, tapi penggunaan yang layak adalah sangat membantu dalam formula bedak.
4. Zink Stearat Zink dan magnesium stearat sejauh ini merupakan bahan yang paling sering digunakan dari logam stearat. Untuk bedak, stearat harus memiliki kualitas yang tinggi untuk mencegah timbulnya keasaman, bau yang tidak diinginkan.
Sifat yang paling penting dari zink dan magnesium stearat adalah sifat adhesif dan anti air. Zink stearat, yang paling sering digunakan juga memiliki efek menenangkan. Penggunaan yang berlebihan, stearat dapat menyebabkan noda dan efek jerawat pada kulit. Dalam jumlah yang cukup (4-15%) zink stearat memberikan sifat adheren pada bedak.
5. Zink Oksida Terdapat 2 bahan pengopak yang biasa digunakan dalam formulasi bedak wajah : zink oksida dan titanium dioksida. Diketahui bahwa zink oksida memiliki beberapa sifat terapeutik dan membantu menghilangkan kecacatan pada kulit. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan kulit kering.
Antiseptic talc khusus untuk bayi juga memiliki ketentuan penggunaan bahan tersendiri. Asam borat biasa digunakan sebagai antiseptik dan sebagai buffer pada bedak bayi baik digunakan di linkungan rumah maupun rumah sakit sejak tahun 14
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
1880. Kegunaan zat ini sebagai buffer sangat diperlukan karena suspense campuran talc 10% memiliki pH sekitar 8,4 hingga 9,4. Johnstone dan timnya menyatakan bahwa serbuk talc tanpa buffer dengan pH 9,3 lebih bersifat alkalis pada kulit lembut bayi. Sekitar 3%-5% asam borat ditambahkan untuk menetralkan alkalinitas dari talk yang biasanya berpusat pada lipatan-lipatan kulit bayi dan menyebabkan iritasi jika tidak ditambahkan buffer. Namun beberapa tahun terakhir diperoleh laporan sehingga paeditrician tidak menyarankan penggunaan asam borat dalam produk bayi, lotion, dan ointment. Zat ini tidak lagi digunakan untuk alasan komersial dan medis.
Selain mengetahui bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan antiseptic talc juga penting diketahui bahan apa saja yang tidak boleh digunakan atau sudah dilarang untuk digunakan. Bahan-bahan yang tidak boleh digunakan tersebut Menurut Peraturan Kepala Badan POM Republik Indonesia Nomor : HK.00.05.42.1018 Tentang Bahan Kosmetik dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2. 3 Bahan - bahan yang dilarang digunakan dalam kosmetik
(Sumber: Peraturan Kepala Badan POM) 15
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
2.2 Bahan Herbal yang Dapat Digunakan untuk Antiseptic Talc
Selain menggunakan bahan kimia sintetis atau mineral alam, antiseptic talc juga dapat diproduksi dengan menggunakan bahan herbal. Beberapa bahan herbal diketahui dapat bekerja seperti halnya bahan-bahan kimia maupun mineral alam dalam antiseptic talc. Bahan-bahan herbal tersebut diantaranya: 1. Beras 2. Cinnamomum zeylanicum 3. Lavender 4. Tepung coklat 5. Arrowoot 6. Tepung tapioka 7. Gandum 8. Kunyit 9. Pati jagung
Bahan-bahan ini merupakan pengganti bahan baku serbuk yang dapat berfungsi sebagai absorben maupun pelumas kulit. Bahan ini juga dapat menenangkan kulit bahkan kulit yang mengalami iritasi, menyerap kelembaban berlebih dan membuat kulit menjadi lebih lembut.
Salah satu bahan yang cukup baik sebagai pengganti talc diantara bahan- bahan tersebut adalah pati jagung. Bahan ini memiliki sifat tidak berdebu seperti talc, absorben sehingga dapat bersifat sebagai moisturizer. Namun bahan yang lebih sering digunakan adalah pati dari beras. Bahan ini dianggap dapat memberikan sifat peach likepada kulit. Karena partikel sperisnya memberikan rasa lembut pada kulit. Bahan ini memiliki sifat absorpsi dan memiliki sifat menutupi yang baik. Bahan ini juga dapat menjadi lengket. Selain pati beras terkadang juga digunakan pati singkong. Pati singkong dapat memberikan kelembutan pada produk. Penggunaan amilum namun memberikan masalah pada produk yang dihasilkan yaitu mudah terdekomposisi oleh bakteri. Hal ini disebabkan karena amilum mengandung nutrisi yang cocok untuk bakteri. Namun sifat menyerap yang baik dari amilum cukup baik sebagai alternatif pengganti dari kalsium karbonat yang biasanya digunakan pada bedak.
Saat ini juga banyak terdapat bahan pati termodifikasi (modified starch). Pati ini tidak berbau dan tidak menggumpal jika dalam keadaan lembap namun memilliki sifat absorptive untuk air dan minyak. Bahan ini dapat dijadikan sebagai pengganti talc pada produk yang sama. Selain itu bahan ini meningkatkan estetis pada formula dan berepran dalam absorbs minyak pada kulit, karena bahan ini 16
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
merupakan serbuk yang free-flowing dan mencegah caking. Bahan ini bersifat transparan pada kulit dan mengurangi opasitas formulasi. Dan keuntungan lainnya, adalah, tentunya karena bahan ini merupakan turunan alami. Namun, kedua pati baik ini maupun yang dimodifikasi merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikrobiologi; sehingga tahap sterilisasi merupakan hal yang penting; dan diperlukan kondisi pembuatan yang sebersih mungkin untulk mencegah kontaminasi bakteri dan jumlah zat pengawet yang sesuai dalam formulasi.
Selain untuk bahan dasar serbuk, bahan antiseptiknya juga dapat berasal dari bahan herbal. Beberapa bahan yang dapat digunakan diantaranya adalah: 1. Lemon 2. Madu 3. Nanas 4. Minyak daun teh 5. Lavender 6. Eucalyptus
Sebagai bahan antiseptik kulit yang diberikan secara topikal, bahan yang cukup cocok adalah minyak daun teh dan lavender. 2.3 Komposisi Bahan Farmasi untuk Antiseptic Talc
Formulasi bedak bervariasi dari sekedar bedak dan parfum hingga formulasi yang lebih kompleks lagi. Terutama untuk beberapa produk yang ditujukan untuk penggunaan khusus. Untuk memperoleh efek lebih maksimal biasanya digunakan bahan aditif seperti kalsium karbonat dan zink stearat serta dengan menambahkan parfum pada konsentrasi tertentu. Antiseptic talc tradisional juga sudah menggunakna bahan super absorben seperti cross linked carbomethyl cellulose dan turunan berbasis pati.
Salah satu formulasi sediaan serbuk antiseptic talc beserta kegunaan dari masing-masing bahan adalah sebagai berikut:
Tabel 2. 4 Komposisi AsepticTalc (Bedak Salicyl) No Bahan Kadar Kegunaan Bahan 1 Asam salisilat 3% Anti jamur 2 Amil Orizae 10% Zat tambahan 3 Talc 87% Zat tambahan \(Sumber: FI III, 2002)
17
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Setiap 25 gram campuran bahan diatas maka ditambahkan zinc oxyde sebanyak 5 gram sebagai antiseptik lokal. Formulasi ini dalam industri biasa dikenal dengan bedak salicyl. Ini merupakan salah satu contoh formulasi, namun dalam industri antiseptic talc masing-masing produsen memiliki formulasi sendiri-sendiri sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk memberikan aroma sesuai keinginan konsumen dapat pula ditambah dengan parfum.
Selain formulasi diatas juga terdapat berbagai formulasi lain yang berbeda-beda untuk masing-masing produsen. Salah satu formulasi lain adalah sebagai berikut.
Tahap awal pada proses pembuatan untuk bedak tabur maupun bedak tekan adalah sama, namun untuk bedak tekan diperlukan penambahan zat pengikat pada tahap awal maupun akhir, ataupun dengan parfume. Pencampuran powder biasanya dijalankan di dalam suatu wadah semi bundar yang dilengkapi dengan suatu pengaduk spiral yang padanya dua pita menyebabkan campuran itu bergerak dalam dua arahyang berbeda sehingga terjadi tubrukan-tubrukan.Mixer tipe ini sangat baik untuk garam mandi dan bahan-bahan kristal lainnya dan sangat luas digunakan untuk pembuatan face powder.
Meskipun pengalaman menunjukkan bahwa disperse yang lebih baik dengan resiko pelukaan kulit yang lebih kecil akibat kasarnya butiran-butiran dapat dicapai jika campuran bubuk itu akhirnya dipulverisasi dan digiling di dalam suatu ball mill atau diperbaiki dengan cara lainnya.
Secara umum tahapan produksi untuk antisepic talc maupun bedak tabur pada umumnya adalah sebagai berikut: 19
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
1. Bahan dasar putih pertama dicampur dalam blender stainless-steel ribbon- type. Waktu pencampuran awal dapat selama 20 menit hingga 3 jam, tergantung jenis mixer, kapasitas, dan ukuran batch. 2. Selanjutnya, penambahan warna dan pencampuran dengan dasar putih. Campuran ini kemudan diaduk hingga homogen. 3. Pada bedak tabur, penambahan parfum ditambahkan pada saat terakhir. Penambahan parfum dilakukan dengan penyemprotan pada pencampuran. 4. Selanjutnya warna diuji kembali sesuai standard dan dilakukan perbaikan, jika perlu. Jika digunakan bahan dasar mica dalam formulasi maka maka diperlukan kehati-hatian agar platelet yang mudah pecah tidak rusak saat proses pembuatan. 5. Campuran yang telah selesai diperiksa kemudian dimasukkan pada kantung polyethylene untuk penyimpanan, untuk memperoleh serbuk bedak yang halus, diserbukkan. Serbuk telah siap dan memasuki tahap selanjutnya, untuk bedak tabur dimasukkan pada kemasan.
Sedangkan berdasarkan komposisi bahan sediaan pertama maka cara pembuatan antiseptic talc adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan alat seperti wadah pencampur, cawan porselin, pengaduk, timbangan, dan lain-lain. 2. Menimbang bahan-bahan yang dibutuhkan. 3. Asam salisilat dilarutkan dengan spiritus fort q.5. hingga larut. Sambil menunggu larut, menambahkan talc secukupnya sampai homogen dan kering. Kemudian menyisikannya sebagai campuran (a). 4. Menimbang ZnO, dan menghaluskannya hingga benar-benar halus, kemudian menambahkan amil orizae sedikit demi sedikit. Kemdian menggerusnya secara bersama-sama hingga homogen. Campuran ini menjadi campuran (b) 5. Mencampur campuran (a) dan (b) hingga homogen. 6. Menambahkan sisa talc sedikit demi sedikit hingga homogen. 7. Mengayaknya dengan ayakan B40. 8. Memasukkan ke dalam kemasan.
Kemudian untuk bahan sediaan kedua cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan 2. Mengayak ZnO terlebih dahulu 3. Menimbang bahan-bahan yang akan digunakan 20
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
4. Memasukkan ZnO terlebih dahulu ke dalam lumpang, kemudian tambahkan sedikit talkum ,gerus homogen 5. Menambahkan Zn stearat dan gerus homogen 6. Menambahkan CaCO 3 dan sisa talkum ,gerus homogen 7. Menambahkan parfum tetes demi tetes, lalu mengaduk hingga merata 8. Mengayak campuran 9. Memasukkan ke dalam kemasan 10. Memasang etiket
Selain tahapan diatas, terdapat pula beberapa ketentuan khusus dalam pembuatan sediaan pulvis ini. Serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar.Talk,Kaolin dan bahan mineral lain yang digunakan untuk serbuk tabur harus bebas dari bakteri Clostridium tetani dan Welchii dan Bacillus anthracis.Cara sterilisasi serbuk tadi ialah dengan pemanasan kering pada suhu 1500 C selama 1 jam. Dalam pembuatan serbuk hendaknya obat-obatan yang berkhasiat dicampur dengan talk atau Bolus Alba tidak dengan Zinci oxydum.
Untuk cara pembuatan serbuk tabur dengan kandungan tertentu juga terdapat beberapa ketentuan yaitu:
1. Produk yang mengandung Adeps lanae,Vaselinum,Plumbi Oxydi Emplastrum. Dengan melarutkna zat tersebut dalam eter atau aseton,lalu ditambah sebagian talk dan diaduk sampai eter atau aseton menguap. 2. Produk yang mengandung Ichtyol. Ichtyol diencerkan dulu dengan Ether cum spritu lalu diencerkan dengan talk. 3. Produk yang mengandung Paraffinum liquidum dan Oleum Ricini. Paraffinum liquidum dan Oleum Ricini dicampurkan dulu sama banyak dengan Talk lalu ditambahkan Talk sedikit demi sedikit dan diaduk 4. Produk yang mengandung Minyak eteris dan Formaldehyd Solution. Minyak eteris dan Formaldehyd Solution dicampurkan terakhir dengan cara memasukkan zat tersebut dalam mortir lalu ditambah campuran serbuk yang telah diayak sedikit demi sedikit. 2.5 Cara Pemakaian Antiseptic Talc Antiseptic talc digunakan secara topikal dengan ditaburkan pada kulit. Saran pemakaian yang diberikan oleh beberapa produk komersial biasanya adalah sebagai berikut: 21
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
1. Ditaburkan secara merata pada tubuh dalam keadaan kering setelah mandi. Bedak ditaburkan pada area tubuh yang sudah kering agar tidak menggumpal. 2. Penggunaannya juga tidak boleh berlebih, cukup tipis saja namun merata. Penggunaan yang berlebih justru meningkatkan gesekan pada kulit dan dapat memicu iritasi. 3. Untuk bayi bedak sebaiknya tidak langsung ditaburkan pada tubuh bayi. 4. Sebaiknya bedak yang akan diberikan diletakkan pada telapak tangan ibu. 5. Jauhkan dari wajah bayi untuk menghindari bedak terhirup dan masuk ke dalam paru-paru bayi. 6. Mengusapkan tipis dan merata terutama pada daerah lipatan kulit yang telah kering dan bersih. 7. Hindari untuk menaburkan bedak secara berlebih pada area pantat dan lipatan paha. Memberikan bedak berlebih pada area tersebut dapat menyebabkan sirkulasi udara di area tersebut tertutup dan dapat memicu timbulnya iritasi. 8. Tidak boleh menaburkan bedak pada daerah kemaluan bayi karena jika bedak menutupi atau menyumbat alat kelamin, dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada kelamin dan saluran kencing.
Selain cara penggunaan yang harus baik dan benar, adapula larangan dalam penggunaan antiseptic talc, diantaranya: 1. Tidak boleh digunakan pada luka terbuka. 2. Jika kulit tampak merah dan hangat saat disentuh, jangan berikan bedak tabur karena bisa membuatnya tambah iritasi. 2.6 Kestabilan Antiseptic Talc Berdasarkan Material Safety Data Sheet (MSDS) sifat fisiko kimia dari antiseptic talc adalah sebagai berikut:
1. Tampilan : berupa bubuk berwarna putih 2. Aroma : memiliki aroma yang tidak terlalu kuat atau menyengat 3. Boiling point : tidak ditentukan 4. Vapor pressure : tidak ditentukan 5. Vapor density : tidak ditentukan 6. Laju evaporasi : tidak ditentukan 7. Densitas : 2,7 g/m 3 pada suhu 20 0 C 8. Kelarutan dalam air : tidak larut 9. pH : tidak ditentukan
22
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Berdasarkan sifat-sifat tersebut, maka stabilitas dan kereaktifannya adalah sebagai berikut: 1. Stabilitas : materilnya stabil. Hazard (bahaya) polimerisasi tidak ada. 2. Material yang harus dijauhi : tidak ditentukan 3. Bahaya dekomposisi produk : tidak ditentukan 4. Indikator hazard polimerisasi : tidak ada 5. Kondisi untuk menghindari polimerisasi : tidak ada
Selanjutnya untuk cara penanganan dan penyimpanannya adalah sebagai berikut: 1. Pemisahan storage berdasarkan potensi bahaya: tidak ada 2. Tindakan khusus di dalam storage: penyimpanan di tempat yang kering. Memperbaiki kardus yang rusak dengan segera. Mencegah ruang penyimpanan berdebu. Dilakukan pelatihan untuk housekeeping agar dapat bekerja dengan baik. 3. Kontrol untuk lingkungan kerja khusus: pemasangan ventilasi pada posisi yang tepat. Memasang alat pembuangan udara untuk menjaga jumlah debu dibawah level PEL 4. Lain-lain: Mengikuti peraturan regulasi daerah masing-masing.
Berdasarkan MSDS tersebut maka dapat disimpulkan bahwa material di dalam antiseptic talc ini cukup stabil. Penyimpanannya tidak terlalu rumit, hanya perlu disimpan pada tempat yang kering, tidak berdebu, dan dipastikan bahwa pengemas dari produk tidak rusak sehingga tidak ada kontaminasi debu ke dalam produk. Di dalam MSDS ini juga tidak dijelaskan mengenai suhu penyimpanan, oleh karena itu produk dapat disimpan pada suhu ruang.
Sedangkan untuk potensi bahaya dari talcum powder sendiri menurut MSDS adalah sebagai berikut: 1. Dapat menimbulkan iritasi pada kulit 2. Iritasi jika terkontak dengan mata 3. Bahaya bila tertelan 4. Menimbulkan inhalasi 5. Menurut penelitian yang sudah dilakukan belum ditemukan adanya efek karsinogenik 2.7 Pengemasan Antiseptic Talc Terdapat beberapa jenis kemasan yang biasa digunakan untuk mengemas produk antiseptic talc. Dibawah ini adalah beberapa contoh gambar kemasan yang sudah banyak digunakan. 23
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
a
b
c
d Gambar 2. 1 Jenis-jenis kemasan antiseptic talc (Sumber:Anonim. http://www.thehealthcounter.com. 2009)
Berdasarkan gmbar diatas terlihat bahwa kemasan untuk antiseptic talc diantaranya ada kemasan botol dengan tutup yang rapat, botol dengan tutup berlubang yang hanya perlu diputar, maupun kemasan pot. Perbedaan jenis kemasan ini tentu akan memberi pengaruh pada kualitas produk setelah dibuka, karena bedak memiliki rentang waktu pemakaian yang lama. Karena produk ini berbentuk serbuk dan digunakan secara topikal maka pada umumnya kemasan yang digunakan sejenis botol berlubang lubang atau sejenis ayakan untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Namun kelemahan botoljenis ini adalah kurang rapat penutupnya saat sudah dibuka. Meskipun memiliki kelebihan yaitu lebih praktis, tidak mudah tumpah, dan bedak yang keluar jumlahnya tidak berlebih.
Selain dari segi desain dan bentuk, kemasan untuk bedak tabur juga harus terbuat dari bahan yang aman. Misal pemilihan jenis polimer untuk botol dan 24
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
bahan tambahan lainnya harus sesuai dengan ketentuan BPOM. Biasanya untuk kemasan ini digunakan polimer PVC atau PET.
Selain itu untuk mencegah penggunaan produk kosmetik yang kurang tepat, maka BPOM juga menetapkan peraturan tentang pelabelan kemasan. Peraturan tercantum dalam PP No.69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Pada bagian utama label minimal harus memuat: nama produk, berat bersih/isi bersih/netto, nama dan alamat produsen/importir (minimal nama kota, kode pos dan Indonesia atau alamat lengkap) dan nomor pendaftaran. Keterangan lain pada label minimal memuat : komposisi bahan, golongan BTM, nama pemanis, pengawet, pewarna lengkap dengan indeks warna (apabila digunakan), masa kedaluarsa, kode produksi, tanggal produksi keterangan lain yang diwajibkan dalam peraturan perundang-undangan. 2.8 Kerusakan Antiseptic Talc Kerusakan antiseptic talc dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor utama yang menjai pemicu biasanya adalah faktor fisika seperti, kontaminasi debu, disimpan pada ruang dengan udara yang terlalu lembab sehingga bedak menjadi menggumpal, dan lain-lain. Hal ini biasanya terjadi karena produk yang sudah dibuka tidak ditutup kembali dengan sempurna. Sehingga udara luar yang membawa debu, uap air dan zat lainnya masuk ke dalam kemasan dan mengkontaminasi produk. Kerusakan akibat bakteri juga dapat terjadi, terutama karena zat antiseptik maupun anti jamur yang ada di dalam produk tidak bekerja maksimal untuk semua jenis bakteri.
Batas kadaluarsa untuk produk jenis ini sendiri umumnya cukup panjang yaitu sekitar dua tahun seperti ditunjukkan oleh salah satu sumber berikut.
25
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Tabel 2. 7 Batas Kadaluwarsa Beberapa Jenis Kosmetik
(Sumber: Pipin FPTK UPI. 2009) Saat produk ini sudah dibuka kemasannya maka sebaiknya dihabiskan dalam beberapa bulan saja. Penyimpanan yang terlalu lama setelah kemasan dibuka memungkinkan kontaminasi yang masuk semakin banyak sehingga kualitas produk sudah tidak aman lagi untuk digunakan.
Untuk mencegah kerusakan pada produk ini maka dapat dilakukan beberapa tindakan seperti: - Menyimpan produk pada tempat yang kering - Selalu menutup kemasan dengan rapat - Segera menutup kemasan setela digunakan - Menambahkan pengawet pada produk
Penambahan pengawet menjadi hal penting untuk menjaga produk tetap baik dalam kurun waktu yang lebih lama. Tujuan utama penggunaan pengawet adalah untuk menjaga kontaminsi prouk selama pembuatan dan juga selama digunakan oleh konsumen, dimana mikroorganisme dapat mengkontaminasi prouk setiap kali penggunaanya, baik dari tangannya atau dari alat yang digunakan. Bahan- bahan yang digunakan harus menunjukkan terbebas dari mikroorganisme. Tipe produk bedak biasanya berarti sangat susah terkontaminasi mikroba tapi penggunaan air sebagai bahan tambahan, seperti ekstrak, dapat mengubahnya, dan bahan ini harus sedapat mungkin dihindari (ekstrak berbasis minyak harus digunakan sebelumnya). Juga harus dikontrol penggunaan bahan tambahan dalam 26
Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
bedak yang digunakan di sekitar daerah mata, pada umumnya, batasan mikroba lebih diperhatikan untuk bahan yang digunakan dalam produk ini.
Selain pengawet dapat ditambahakan pula antioksidan. Penggunaan antioksidan dibutuhkan untuk menjaga beberapa bahan tambahan dari degradasi dan ketengikan. Sejumlah kecil butylatedhydroxy anisole (BHA), butylated hydroxy toluene (BHT) atau vitamin E harus digunakan ketika diperlukan.
27 Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan ulasan diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: 1. Antiseptic talc merupakan sediaan kosmetik atau obat berbentuk serbuk yang mengandung mineral talc dan bahan antiseptik seperti zinc oxide dan salicylic acid untuk aplikasi topikal. 2. Antiseptic Talc umumnya terdiri atas hydrous magnesium silicate, beberapa mengandung sedikit aluminium silikat dengan tambahan agen antiseptik. 3. Tujuan penggunaan antiseptic talc secara umum adalah untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit. 4. Terdapat sejumlah bahan farmasi yang biasa digunakan untuk membuat antiseptic talc seperti talc, asam salisilat, kaolin, kalium karbonat, zink oxide, dan lain sebagainya. 5. Selain menggunakan bahan kimia sintetis atau mineral alam dapat pula digunakan bahan herbal seperi pati, lavender, minyak daun teh, kunyit, Arrowoot, beras dan lain sebagainya. 6. Terdapat beberapa ketentuan keamanan penggunaan antiseptic talc seperti petunjuk untuk menghindarkan dari saluran pernafasan maupun penggunaan secara berlebih. 7. Kestabilan antiseptic talc berdasarkan MSDS menunjukkan bahwa bahan yang terkandung cukup stabil, tidak perlu penanganan khusus, hanya membutuhkan penyimpanan pada tempat kering dan bebas dari debu. 8. Jenis kemasan yang biasa digunakan cukup beragam umumnya kemasan yang digunakan sejenis botol berlubang lubang atau sejenis ayakan untuk memudahkan penggunaan pada kulit. 9. Pemilihan jenis kemasan selain ditinjau dari segi fungsi juga ditinjau dari komposisi bahan penyusunnya. 10. Faktor-faktor utama yang menjai pemicu biasanya adalah faktor fisika seperti, kontaminasi debu, disimpan pada ruang dengan udara yang terlalu lembab sehingga bedak menjadi menggumpal, dan lain-lain.
28 Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Satu Polesan Begitu Berarti. Institut Teknologi Bandung. www.chem.itb.ac.id, (diakses pada 24 Mei 2014 pukul 23:46). Biliton Company. 2001. Talc. Egypt. http://www.bilitoneg.com/TALC.html, (diakses pada: 24 Mei 2014 pukul 23:32). Microfine Natural Microns. 2008. Microfine Talc. India, http://www.microfinemicrons.com (diakses pada: 24 Mei 2014 pukul 00:04). Rowe, C Raymond, Paul J, Marian E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Exipient Six Edition. Whasington: Pharmaceutical Press. Sheng Teai. 1998. Talc powder or talcum powder material savety data sheet (MSDS). China. http://www.talc-powder.com/Talc_powder_msds.pdf (Diakses pada 27 Mei 2014 pukul 08:56). Sue YJ, Pinkert H. 2007. Baby powder, borates, and camphor. In: Shannon MW, Borron SW, Burns MJ, eds. Haddad and Winchester's Clinical Management of Poisoning and Drug Overdose. 4th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier;:chap 99. Anief.Moh.1986.Ilmu Farmasi.Penerbit Ghalia Indonesia.Jakarta Timur.Halaman 77. Anief,Moh.2000.Farmasetika.Cetakan kedua.Gajah Mada University Press.Yogyakarta.Halaman 89.Joshita dan Juheini.Teknologi Kosmetik.Jurnal Internet. Santosa,D dan Didik Gunawan.2001.Ramuan Tradisional untuk Penyakit Kulit.Jakarta;Penebar Swadaya.Halaman 41.
29 Makalah Teknologi Obat dan Kosmetik Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
BIODATA
Nama : Muslimah Alamat Kos : Jl Masjid Alfurqon, NO 16, RT 001/RW 005, Pondok Cina, Depok, 16424 Rumah : Sambek, RT 002/RW005 Wonosobo, Jawa tengah, 56312 Nomor Telepon : 089636441079 Email : muslimahst11@gmail.com muslimah11@ui.ac.id Jenis Kelamin : Perempuan Tempat, Tanggal Lahir : Wonosobo, 01 April 1993 Agama : Islam Program studi : Bioproses Angkatan : 2011