Penyebab: satu dari empat serotipe flavivirus gigitan nyamuk
Aedes. Kejadian per tahun 50-100 juta kasus demam dengue & beberapa ratus ribu kasus demam berdarah dengue. Serangan epidemik 50-70% (ketika virus muncul di tengah- tengah populasi yang mudah terkena, biasanya oleh para wisatawan) Pendahuluan Demam dengue: demam bifasik, sakit kepala hebat, nyeri otot dan/atau nyeri sendi, gangguan rasa mengecap, leukopenia, trombositopenia ringan, limfadenopati dan petekie spontan dengan atau tanpa ruam Demam Berdarah Dengue (DBD): gejala utama: demam, nyeri otot dan sendi, didapatkan tanda-tanda perdarahan yang biasanya memburuk setelah 2 hari pertama Sindrom renjatan dengue: penyakit DBD yang disertai renjatan Etiologi Virus genus Flavivirus, famili Flaviviridae 4 serotipe: DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4 Melalui nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus Epidemiologi 110 negara tropis & subtropis di seluruh dunia berisiko terinfeksi dengue Setiap tahun, sekitar 50-100 juta orang terinfeksi dengan demam berdarah Setiap tahun, sekitar 500.000 orang dirawat di rumah sakit, dan 24.000 mengalami kematian yang disebabkan dengue di seluruh dunia Epidemiologi Tersebar diwilayah Asia Tenggara, Pasifik Barat dan Karibia. Indonesia wilayah endemis dengan sebaran diseluruh wilayah tanah air Insiden DBD di Indonesia: 6 hingga 15 per 100.000 penduduk (1989 - 1995) kejadian luar biasa 35 per 100.000 penduduk (1998) Mortalitas: menurun hingga 2% (1999) Epidemiologi Peningkatan kasus setiap tahun sanitasi lingkungan (tersedianya tempat perindukan nyamuk betina) Faktor yang mempengaruhi peningkatan transmisi biakan virus dengue: Vektor Pejamu Lingkungan Patogenesis Respon Humoral Pembentukan antibodi netralisasi virus, sitolisis, sitotoksisitas mempercepat replikasi virus Limfosit T T-helper interferon gamma, IL-2, limfokin T-sitotoksik IL-4, IL-5, IL- 6 dan IL-10 Monosit dan makrofag Fagositosis virus (opsonisasi antibodi) Aktivasi komplemen Terbentuknya C3a dan C5a kebocoran plasma Patogenesis Halstead (1973) Secondary Heterologous Infection DBD terjadi bila seseorang terinfeksi ulang virus dengue dengan tipe berbeda Kurane dan Ennis (1994) Infeksi virus dengue aktivasi makrofag fagositosis kompleks virus-antibodi aktivasi T-helper dan T-sitotoksik produksi limfokin, interferon gamma aktivasi monosit sekresi TNF-alfa, IL-1, PAF, IL-6, histamin disfungsi sel endotel & kebocoran plasma Respon Imun Tubuh terhadap Virus Virus Dengue
Nyamuk menggigit manusia Virus menembus barier kulit Virus dikenali PRM Fagositosis o/ makrofag, dendritic cell, sel B fagosom Virus menghancurkan fagosom menuju sitoplasma Envelope virus lisis, RNA menuju RER Produksi poliprotein virus, menuju nukleus Replikasi RNA, RNA menuju RER Pematangan virus dengue, virus dengue imatur menuju badan golgi Virus dengue mature & coated, menuju sitoplasma Menembus membran sel, siap menginfeksi sel lain Bila menginfeksi trombosit trombositopeni Imunitas terhadap Virus Dengue: Respon Imun Tubuh terhadap Virus Virus dalam sitoplasma makrofag & dendritic cell (APC) Limfonodus Nodulus limfatikus APC peptide virus MHC kelas 2 Sel Th0 aktivasi, proliferasi, diferensiasi Sekresi sitokin IL-12 dan IL-4 Sel Th1 menuju perifer sekresi IL- 1, IL-6, TNF, kemokin Demam, rash, sepsis Sel Th1 sekresi IL-2 aktifkan sel T CD 8 nave Aktif, proliferasi klonal & diferensiasi Sel T sitotoksik memori & CTLs Menuju tempat sel terinfeksi MHC kelas 1 mengekspresikan sel terinfeksi ke CTLs Virus dimatikan Sel Th2 sekresi sitokin IL-4 dan IL-5 menuju folikel Aktivasi sel B, proliferasi klonal, diferensiasi jadi sel Plasma dan sel B memori Sekresi antibodi IgM (bertahan pd minggu I) Setelah kebal switching jadi IgG Gambaran Klinis Demam Dengue: Bayi & anak kecil : undifferentiated febrile disease dengan ruam makulopapular. Anak besar & dewasa : demam tinggi mendadak ,sakit kepala, nyeri belakang mata ,nyeri otot dan sendi , ruam serta dapat timbul perdarahan kulit (uji tourniquet positif). Biasanya ditemukan leukopenia dan trombositopenia. Jarang terjadi kasus yang fatal. Gambaran Klinis Demam Berdarah Dengue Demam tinggi mendadak terus menerus 2-7 hari Manifestasi perdarahan : uji tourniquet positif, petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis atau melena Hepatomegali Trombositopenia (< 100.000/ ml) Hemokonsentrasi, nilai hematokrit masa akut > 20% Gambaran Klinis Dengue Syok Syndrome Seluruh kriteria DBD + kegagalan sirkulasi nadi yang lemah dan cepat, tekanan darah turun ( 20 mHg), hipotensi dibandingkan standar sesuai umur, kulit dingin dan lembab serta gelisah. Diagnosis (Kriteria WHO 1997) Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari biasanya bifasik. Terdapat minimal 1 manifestasi perdarahan berikut: uji bendung positif; petekie, ekimosis, atau purpura; perdarahan mukosa; hematemesis dan melena Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ ml) Terdapat minimal 1 tanda kebocoran plasma Diagnosis (Kriteria WHO 1997) Tanda kebocoran plasma: Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai umur dan jenis kelamin Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya Pertanda kebocoran plasma seperti: efusi pleura, asites, hipoproteinemia, hiponatremia 4 Derajat Spektrum Klinis DBD (WHO 1997) Kriteria Laboratoris Dx/ pasti isolasi virus dengue / deteksi antigen virus RNA dengan teknik RT-PCR Antibodi spesifik (antibodi total, IgM, IgG) Kriteria Laboratoris Lekosit Hari ke-3: limfositosis relatif, limfosit plasma biru Lekositosis Trombosit Hari ke 3-8 Trombositopeni karena agregasi trombosit Hematokrit Hemokonsentrasi > 20% akibat kebocoran plasma Hemostasis PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer, FDP curiga kelainan pembekuan darah Protein/albumin Hipoproteinemia akibat kebocoran plasma SGOT/SGPT Perdarahan kecil dalam hati enzim hati meningkat Elektrolit Parameter pemantaian pemberian cairan Golongan darah / cross match Bila transfusi Kriteria Laboratoris Membandingkan titer antibodi pada masa akut dan konvalesen Neutralizing test, Complement fixation test, Hemagglutination inhibition test Imunoserologi Kriteria Laboratoris Tabel Interpretasi Hasil Uji HI Titer Ab akut Titer Ab konvalesen Interpretasi < 1:20 < 1:20 1:20 1:1280 Naik 4x atau lebih (<1:1280) 1:2560 Naik 4x atau lebih Tidak perlu naik 4x atau lebih Infeksi primer Infeksi sekunder baru Infeksi sekunder baru Infeksi sekunder tersangka baru terjadi
Kriteria Laboratoris Dengue Blot IgG Sensitivitas pada infeksi sekunder tinggi, pada infeksi primer sangat rendah IgG positif infeksi sekunder / pernah terkena infeksi virus dengue Dengue Blot IgM Diketahui setelah hari ke 3-5 infeksi Dengue Dengan metode enzyme immunoassay Sensitivitas lebih baik, lebih mahal Kriteria Laboratoris Dengue IgG dan IgM Capture ELISA kadar IgG dan IgM kuantitatiff Dengue Rapid Strip IgG-IgM IgM Terdeteksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3, menghilang setelah 60-90 hari. IgG Pada infeksi primer, IgG mulai tedeteksi pada hari ke-14, pada infeksi sekunder IgG akan terdeteksi pada hari ke-2. 3
Pemeriksaan Rumple leed Munguji ketahanan kapiler Dengan sfigmomanometer pada lengan atas, pertahankan nilai diantara sistolik dan diastolik selama 10 menit, lepaskan bendungan sfigmomanometer, cari ptekie Dalam lingkaran berdiameter 5 cm, 4cm distal dari vena cubiti >10 ptekie : positif Pemeriksaan Radiologis Efusi Pleura karena kebocoran plasma D e r a j a t
P e n y a k i t
I n f e k s i
V i r u s
D e n g u e
Tabel 1. Klasifikasi Derajat Penyakit Infeksi Dengue DD/DBD Derajat Gejala Laboratorium DD Demam disertai 2 atau lebih tanda: sakit kepala, nyeri retro-orbital, mialgia, artralgia - Leukopenia - Trombositopenia, tidak ditemukan bukti kebocoran plasma Serologi Dengue Positif DBD I Gejala diatas ditambah uji bendung positif Trombositopenia (<100.000/l), bukti ada kebocoran plasma
DBD II Gejala di atas ditambah perdarahan spontan Trombositopenia (<100.000/l), bukti ada kebocoran plasma
DBD III Gejala di atas ditambah kegagalan sirkulasi (kulit dingin dan lembab serta gelisah) Trombositopenia (<100.000/l), bukti ada kebocoran plasma
DBD IV Syok berat disertai dengan tekanan darah dan nadi tidak terukur Trombositopenia (<100.000/l), bukti ada kebocoran plasma
Pemberantasan DBD Pengamatan dan penatalaksanaan penderita Pemberantasan vektor Abatisasi Penyuluhan terhadap masyarakat Penatalaksanaan Tidak ada terapi spesifik Terapi suportif untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi bermakna Kasus DBD yang diperkenankan berobat jalan Hanya mengeluh panas, intake baik paracetamol 10-15 mg/KgBB setiap 3- 4 jam, diulang jika masih demam Kasus DBD derajat I & II Penderita dengan Hari ke-3,4,5 demam risiko syok Ht meningkat > 20% dari nilai normal indikasi kebocoran plasma Gelisah, akral dingin, nyeri perut, urin sedikit Perdarahan dan hematokrit tinggi Rawat di RS cairan pengganti Kasus DBD derajat I & II Pemeriksaan hematokrit serial tiap 4-6 jam Volume dan cairan pengganti penderita DBD = penderita diare dehidrasi sedang (6- 10% kekurangan cairan) Pencatatan tanda vital Tabel 1. Kebutuhan cairan untuk dehidrasi sedang Berat waktu masuk (kg) Jumlah cairan ml/kg BB per hari < 7 220 7 11 165 12 18 132 > 18 88
Tabel 2. Kebutuhan cairan rumatan Berat badan (kg) Jumlah cairan (ml) 10 100 per kg BB 10 20 1000 + 50 x kg (diatas 10 kg) > 20 1500 + 20 x kg (diatas 20 kg)
Kasus DBD derajat III & IV Termasuk kasus kegawatan Didapatkan kelainan asam basa dan elektrolit DIC Kasus DBD derajat III & IV Penggantian cepat plasma yang hilang: Larutan garam isotonik (RL, D5% dalam RA, NaCL) 10-20 ml/KgBB/1 jam Derajat IV bolus 10 ml/KgBB (1 atau 2 kali) Jika syok berlangsung terus dengan Ht tinggi Larutan Koloidal 10-20 ml/KgBB/jam Cairan infus dilanjutkan dengan tetesan sesuai plasma yang hilang Kasus DBD derajat III & IV Koreksi elektrolit dan kelainan metabolik Obat penenang Terapi oksigen Transfusi darah Monitoring Tanda vital setiap 15-30 menit sampai syok teratasi Pemeriksaan kadar Ht tiap 4-6 jam sampai keadaan klinis pasien stabil Diuresis Kesimpulan Seseorang akan terinfeksi virus Dengue dan menderita demam berdarah apabila digigit oleh nyamuk Aedes Aegypti pembawa virus Dengue. Virus masuk bereplikasi dalam sel menetap dalam sitoplasma (dapat keluar dari sel) menginfeksi sel-sel lain Tubuh membentuk respon menghancurkan sel yang terinfeksi virus (trombosit) melisiskan sel trombositopenia Observasi di rumah sakit agar tidak terjadi perdarahan hebat Penanganan DBD secara suportif