Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN KEGIATAN

FAMILY ORIENTED MEDICAL


EDUCATION (FOME)
TERHADAP TN. MR UMUR 39 TAHUN
DENGAN DM DAN ULKUS DIABETIKUM


PEMBIMBING: ARSITA EKA PRASETYAWATI,
dr, M.Kes
PUSKESMAS
KEBAKKRAMA
T I
Disusun oleh:
Kelompok 472 A


Ferika Brillian Sabania G99131084
Dicky Budi Nurcahya G99131032
Diwiasti F. Yasmin G99131034
Antonius Bagus Budi G99131019
Annisa Budiastuti G99131017
Tahap I.
Karakteristik Demografi Keluarga
No. Nama Keduduk
an
L/P Umur Pendidikan
Terakhir
Pekerjaa
n
Pasien
Klinik
Ket.
1. Tn. M KK L 39 th STM - Ya Penderita
DM
2. Ny. A Istri P 37 th SMP - Tidak -
3. An. D Anak L 17 th SMP Swasta Tidak -
4. An. R Anak L 9 th Belum selesai
SD
Pelajar Tidak -
5. An. F Anak L 1,5 th Belum
Sekolah
- Tidak -
Identitas Penderita
Nama : Tn. M
Umur : 39 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : -
Pendidikan terakhir : STM
Alamat : Macanan RT 03/RW 05, Kebakkramat
Agama : Islam
Tanggal periksa pertama : 8 April 2014
Anamnesis
Keluhan utama
Luka yang tidak kunjung sembuh
pada jari kaki kiri.
Riwayat Penyakit Sekarang
6 tahun
yang lalu
Keluhan berupa polidipsi, poliuri, dan polifagi mulai muncul. Pasien juga
mengeluh berat badan menurun drastis sebanyak 28 kg hingga sekarang
walaupun pasien melakukan aktivitas seperti biasa dan tidak melakukan diet
secara khusus. Akhirnya pasien memeriksakan diri ke puskesmas dan
didapatkan GDS pertama kali 317 mg/dl. Setelah itu pasien rutin kontrol ke
puskesmas satu minggu sekali dan rutin meminum obat metformin dan
glibenclamide sampai saat ini.
3 tahun
yang lalu
Pasien sempat mondok di RSUD Karanganyar saat komplikasi ulkus pertama
kali muncul di daerah siku kiri. Pasien mondok selama 14 hari dan sepulang dari
rumah sakit pasien rutin membersihkan lukanya di puskesmas setiap hari. Saat
ini luka di siku kiri sudah sembuh dan mengering.
8 bulan
yang lalu
Ulkus kedua muncul di daerah jari kaki kiri pasien. Telunjuk jari kaki kirinya
sudah terlanjur membusuk. Pasien mondok di RSUD Karanganyar untuk kedua
kalinya untuk amputasi jari telunjuk kaki kiri. Hingga saat ini, pasien rutin
membersihkan luka dan mengganti perban setiap hari ke puskesmas karena
lukanya masih bernanah dan jaringan kulitnya belum terbentuk sempurna.
Riwayat sakit gula
(+) sejak 6 tahun yang
lalu
Riwayat sakit
jantung
Disangkal
Riwayat
hipertensi
Disangkal
Riwayat stroke Disangkal
Riwayat
mondok
(+) 3 tahun dan 8 bulan
yang lalu
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit gula
(+) bapak dan saudara
pasien
Riwayat sakit
jantung
Disangkal
Riwayat hipertensi Disangkal
Riwayat alergi
Disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat merokok
(+) satu hari satu bungkus saat
masih bekerja sebagai satpam
pabrik
Riwayat Alkohol Disangkal
Riwayat olahraga Tidak teratur
Riwayat kopi &
suplemen
(+) terutama saat masih bekerja
sebagai satpam pabrik
Riwayat Kebiasaan
Pasien dan semua anggota keluarga menjalin
hubungan baik dengan masyarakat sekitar.

Saat ini penghasilan keluarga Tn. M bergantung
pada anak pertama yang masih bekerja
serabutan dengan penghasilan tidak menentu.
Total penghasilan sekitar Rp 1.000.000,00
perbulan untuk mencukupi kebutuhan 5 anggota
keluarga.

Riwayat Sosial Ekonomi
Penderita makan 3 kali sehari, makan setengah
porsi nasi dengan lauk pauk tempe, tahu, kadang
telur, sering mengkonsumsi sayur-sayuran, dan
jarang mengkonsumsi buah-buahan.

Riwayat Gizi
Sistem saraf pusat : nyeri kepala (-)

Sistem Indera
- Mata : berkunang-kunang (-), pandangan dobel
(-), penglihatan kabur (-), pandangan
berputar (-)

- Hidung : mimisan (-), pilek (-)

- Telinga : pendengaran berkurang (-), keluar
cairan (-), darah (-), nyeri (-)

-Mulut : sariawan (-), gusi berdarah (-),
mulut kering (-), bicara pelo (-)
Anamnesis Sistemik
- Tenggorokan : sakit menelan (-), serak (-),
gatal (-)

-Sistem respirasi : sesak nafas (-), batuk (-), batuk darah
(-), mengi (-)

- Sistem kardiovaskuler : sesak nafas saat beraktivitas (-),
nyeri dada (-), berdebar-debar (-
)

- Sistem gastrointestinal : mual (-), muntah (-), nyeri ulu
hati (-), perut sebah (-), kembung (-),
nafsu makan berkurang (-), BAB dalam
batas normal
Anamnesis Sistemik


-Sistem muskuloskeletal : nyeri otot (-), nyeri sendi (-),
kaku (-)

- Sistem genitourinaria : mengompol (-), sulit
mengontrol kencing (-), nyeri BAK (-),
BAK Pasir (-)

- Ekstremitas atas : lemas (-/-), luka (-/-), tremor (-/-
), ujung jari terasa dingin (-/-),
kesemutan (-/-)
Anamnesis Sistemik
- Ekstremitas bawah : lemas (-/-), luka (-/+),
nyeri (-/+)
tremor (-/-), ujung jari terasa
dingin (-/-), kesemutan (+/+)


- Sistem neuropsikiatri : kejang (-), gelisah (-),
mengigau(-), emosi tidak stabil (-)

- Sistem Integumentum :kulit sawo matang, pucat
(-), kering (-), peteki (-).
Anamnesis Sistemik
8 April 2014

Keadaan Umum : baik
Kesadaran : Composmentis (E4V5M6)
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
Pernafasan : 18x/menit
Suhu tubuh : 36,8C
BB : 68 kg
TB : 169 cm
BMI : 23,8
Status Gizi : Normoweight
Pemeriksaan Fisik
Bunyi jantung I-II intensitas
normal, reguler, bising (-)
batas jantung kanan kiri
kesan tidak melebar
Mata : konjungtiva pucat -/-
Sklera ikterik -/-

Mulut : stomatitis (-),
bibir pecah-pecah (-
)
Leher : JVP tidak
KGB tidak teraba
Abdomen: Dalam batas normal
Paru: dalam batas normal
oedem (-/-), akral dingin (-/-)
Clubbing finger (-/-)
Pemeriksaan Fisik



STATUS NEUROLOGIS

GCS : E
4
V
5
M
6

Fx luhur : dalam batas normal
Fx vegetatif : dalam batas normal
Fx sensorik : dalam batas
normal
Fx motorik : dalam batas
normal
Nervus cranialis (n.I n.XII) : tak ada kelainan
Meningeal sign : (-)


Pemeriksaan Fisik
Tgl Subjective Objective Rencana Terapi Tindak lanjut
8 April
2014
Kaki
bekas
amputasi
bernanah
dan bau
Tanda vital
Tensi:120-80;
Nadi : 88x;
RR : 18x;
Suhu : 36,7
o
C
Medikamentosa :
Melanjutkan terapi
metformin 2x500mg,
glibenclamide 1x5mg,
vitamin B plex 1x1

Non medikamentosa :
Preventif & Promotif :
Edukasi mengenai penyakit diabetes
mellitus dan cara mengantisipasi
kegawatan yang mungkin terjadi
Anjuran untuk memperbaiki gaya
hidup, pola makan, dan kebiasaan
olahraga

Kuratif dan Rehabilitatif :
Edukasi cara perawatan luka dirumah
Support pasien untuk melakukan
kegiatan seperti sedia kala sebelum
sakit
Target :
- Pasien tidak
jatuh dalam
status
hipoglikemi
- luka membaik
dalam perawatan
- anjuran
pengaturan diet
makanan
dijalankan
-pasien mau
berolahraga,
menjalankan
kegiatan sehari-
hari seperti sedia
kala
Planning :
kunjungan kedua

Flowsheet Kunjungan
Pertama
11
April
2014
Pasien
merasa
lukanya
sudah agak
membaik,
masih
bernanah
namun
sudah tidak
begitu bau,
setiap hari
dimedikasi
Tanda vital
Tensi:1110/70;
Nadi : 80x;
RR : 16x;
Suhu : 36,8
o
C
Medikamentosa :
Melanjutkan terapi

Non medikamentosa :
Preventif & Promotif :
Mengajarkan cara pengaturan diet
Membuat jadwal latihan yang harus
dilakukan pasien

Kuratif dan Rehabilitatif :
Mengatur jadwal minum obat dan
medikasi
Edukasi untuk menambah asupan
protein untuk membantu
penyembuhan luka

Target :
- luka
membaik
dalam
perawatan
- pasien
merasa lebih
sehat, lebih
berharga,
bahagia, dan
dapat
menjalankan
fungsi dirinya
dengan baik

Planning :
kunjungan
ketiga
Flowsheet Kunjungan
Kedua
14
April
2014
Penyembuhan luka
sudah semakin baik
lagi, sudah ada
pembentukan
jaringan baru, luka
sudah tidak begitu
dalam, masih
bernanah tetapi
sudah tidak berbau,
medikasi setiap hari
masih terus
dilakukan.
Tanda vital
Tensi:110/80;
Nadi : 80x;
RR : 16x;
Suhu : 36,5
o
C
Medikamentosa :
Melanjutkan terapi

Non medikamentosa :
Preventif & Promotif :
edukasi pasien untuk dapat
melaksanakan fungsi dirinya
dengan baik

Kuratif dan Rehabilitatif :
Edukasi untuk terus melanjutkan
medikasinya hingga luka benar-
benar sembuh optimal
Target :
Luka dapat
sembuh
optimal

Tidak
menambah
komplikasi

Flowsheet Kunjungan
Ketiga


Fungsi Biologis
Nuclear family yang terdiri atas 5 orang.
Istri dari Tn. M yaitu Ny. A yang berusia 37 tahun.
Pasangan ini mempunyai tiga anak:
An.D (17 tahun), An.R (9 tahun), dan An.F (1,5
tahun).
Semuanya tinggal bersama serumah.
Secara umum keluarga ini tampak sehat, bahagia,
saling menyayangi dan saling mendukung.



Fungsi Holistik
Fungsi Holistik
Fungsi Psikologis
Hubungan antaranggota keluarga terjalin
cukup baik, akrab, luwes dan tidak terjadi
perselisihan, terbukti dengan komunikasi
yang hidup antar anggota keluarga.

Fungsi Sosial
Keluarga ini cukup aktif berpartisipasi
mengikuti kegiatan kemasyarakatan seperti
pertemuan PKK, arisan, pengajian, TPA dan
acara desa lainnya.


Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Saat ini baik Tn.M dan Ny.A sama-sama tidak bekerja. Tn.M
sudah berhenti bekerja dari 3 tahun yang lalu sejak muncul
gangrene di siku kirinya, sedangkan Ny.A sudah berhenti
bekerja kurang lebih dari 1,5 tahun yang lalu sejak anak
ketiga lahir dan tidak ada yang merawat.
Sehingga, penghasilan keluarga Tn.M bergantung pada anak
pertama yang saat ini masih bekerja serabutan dengan
penghasilan tidak menentu. Total penghasilan sekitar Rp
1.000.000,00 perbulan untuk mencukupi kebutuhan 5
anggota keluarga.


Fungsi Holistik
Fungsi Penguasaan Masalah dan
Kemampuan Beradaptasi
Keputusan penting keluarga dipegang oleh
pasien sebagai kepala keluarga. Cara
menyelesaikan masalah dengan keluarga yaitu
dengan diskusi. Hubungan dengan masyarakat
sekitarnya baik.

Fungsi Holistik
Fungsi Holistik
Kesimpulan :
Fungsi holistik dari keluarga Tn. M masih
cukup baik dengan ditemukan masalah
pada fungsi ekonomi dan pemenuhan
kebutuhannya.
Fungsi Fisiologis
Kode APGAR Tn.M Ny.A An.D An.R
A
(Adaptation
)
Saya puas bahwa saya dapat kembali
ke keluarga saya bila saya mendapat
masalah.
2 2 2 2
P
(Partnershi
p)
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah
dengan saya.
2 2 2 2
G
(Growth)
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan
saya untuk melakukan kegiatan baru
atau arah hidup yang baru.
2 2 2 2
A
(affection)
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya
dan merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll.
2 2 2 2
R
(resolve)
Saya puas dengan cara keluarga saya
dan saya membagi waktu bersama
2 2 2 2
Total (kontribusi) 10 10 10 10
Fungsi Patologis
Sumber Patologi Ket.
Social Interaksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan masyarakat -
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik. Keluarga ini
menggunakan budaya jawa, termasuk dalam bahasa sehari-hari.
-
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama,
ketaatan ibadah cukup baik
-
Economic Total penghasilan keluarga masih kurang untuk memenuhi
kebutuhan keluarga sehari-hari
+
Education Pendidikan Tn. M dan Ny. A tergolong rendah, yaitu pendidikan
terakhir STMdan SMP
+
Medical Pengetahuan mengenai pentingnya perilaku hidup sehat dan peran
lingkungan dalam terjadinya penyakit kurang. Kesadaran berobat
jika terjadi penyakit cukup baik. Pasien dan keluarga memilih
berobat di puskesmas jika sakit.
-
Genogram
An. F An. R An.D
Tn.M
Ny. A
Pola Interaksi Keluarga
Tn. M
An. F
An. R
An. D
Ny. A
Faktor Perilaku
Pengetahuan
mengenai
kesehatan
masih kurang
Pasien masih
suka bersepeda
dan tidak
ditemukan jentik
nyamuk pada
bak mandi.
Faktor Non Perilaku
Lingkungan
Kebersihan lingkungan
rumah masih kurang
terjaga dengan baik,
tetapi pencahayaan
ruangan dan ventilasi
sudah cukup memadai.
Pelayanan
Kesehatan
Ketersediaan sarana dan
prasarana pelayanan
kesehatan sebenarnya
sudah cukup baik, tetapi
letak puskesmas masih
cukup jauh dari rumah
pasien.
Keluarga pasien
sebelumnya
menggunakan asuransi
kesehatan jamkesmas.
Namun saat ini baru
Tn.M yang terdaftar
sebagai peserta BPJS.
Keturunan
Bapak pasien, serta
kakak perempuan yang
pertama dan ketiga juga
mempunyai riwayat DM.
Lingkungan Indoor
Luas rumah sekitar 9 x 7 m
2
Rumah sudah berdinding tembok.
Lantai rumah sebagian sudah plester,
sebagian lain masih berupa lantai tanah.
Ventilasi udara dan pencahayaan rumah baik.
Keluarga ini sudah mempunyai kamar mandi
dan WC permanen dengan septiktang di
bagian belakang rumah berjarak 9 meter dari
sumber air.
Sumber air menggunakan sumur dan pompa.

Denah Rumah
10 9
7 8
5
4
6
3 2
1
11
Lingkungan Outdoor
Batas sebelah kiri dan kanan tidak menempel
dengan rumah tetangga.
Selokan rumah tangga yang terletak di depan
rumah masih kurang terawat.
Lingkungan rumah sudah memiliki tanaman yang
cukup.
Rumah memiliki tempat pembuangan sampah di
kebun belakang, cara pemusnahan sampah
dengan dibakar.




Diagnosi Holistik
Diagnosis Biologis
Tn.M usia 39 tahun dengan Diabetes Mellitus tipe 2 dan Ulkus
Diabetikum.
Diagnosis Psikologis
Hubungan Tn.M dengan istri dan anaknya saling mendukung dan
saling memperhatikan.
Diagnosis Sosial Ekonomi dan Budaya
Kondisi lingkungan dan rumah yang masih kurang sehat, dengan
pengetahuan tentang lingkungan dan perilaku sehat sudah cukup
baik. Tingkat pendidikan pasien rendah. Hubungan dengan
tetangga berlangsung baik, pasien aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan.




Pembahasan
Family oriented medical education (FOME)
dilakukan melalui kegiatan kunjungan rumah
terhadap pasien Tn. M (39 tahun) dengan
keluhan utama luka yang tidak kunjung sembuh
pada jari kaki kirinya.

Didapatkan bahwa Tn. M menderita Diabates
Mellitus tipe 2 yang sudah berkomplikasi ke
Ulkus Diabetikum.

Pembahasan
Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan salah satu jenis penyakit tidak
menular yang ditandai dengan hiperglikemi akibat berkurangnya
sensitivitas sel terhadap insulin atau kegagalan relatif sel dalam
menghasilkan insulin.

Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap
diabetes. Umumnya DM tipe 2 sering muncul setelah usia 30 tahun
ke atas dan pada mereka yang berat badannya berlebihan
sehingga tubuhnya tidak peka terhadap insulin (Arifin, 2009).

Seseorang yang menderita DM tipe 2 biasanya mengalami poliuri,
polifagi, polidipsi, cepat lelah dan merasa tidak fit. Gejala-gejala
tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai keletihan
akibat kerja.

DM tipe 2 bisa menimbulkan komplikasi ke berbagai organ tubuh.
Seperti: katarak, glaukoma, kebutaan akibat retinopati, serangan
jantung koroner, gagal ginjal akibat nefropati, serangan stroke, juga
munculnya gangrene pada ekstremitas.

Pembahasan
Pada kasus Tn.M (39 tahun), ditemukan gejala trias DM berupa
polidipsi, polifagi dan poliuri sejak 6 tahun yang lalu, serta
ditemukan penurunan berat badan yang drastis sebanyak 28 kg
walaupun pasien beraktivitas seperti biasa dan tidak melakukan
diet secara khusus. Saat pemeriksaan GDS pertama kali
didapatkan hasil 317 mg/dl dan pada tanggal 14 April 2014
didapatkan GDS 425 mg/dl.
Pada kasus ini, perlu diperhatikan bahwa faktor risiko berupa
obesitas dan riwayat DM pada keluarga juga sedikit banyak
berpengaruh pada munculnya penyakit diabetes pada pasien,
ditambah kebiasaan merokok dan tidak suka berolahraga.
Sejak 3 tahun yang lalu, komplikasi pertama mulai muncul berupa
ulkus pada siku kiri pasien. Luka tersebut mulai mengering dan
sembuh sempurna satu tahun kemudian.
Lalu komplikasi kedua muncul sekitar 8 bulan yang lalu berupa
ulkus di jari kaki kiri pasien yang menyebabkan jari telunjuk kaki
harus diamputasi. Luka bekas amputasi meluas dan masih
mengeluarkan nanah sampai saat ini sehingga mangharuskan
pasien setiap hari ke puskesmas untuk memedikasi lukanya.

Pembahasan
Ulkus diabetik sendiri merupakan komplikasi
kronik dari diabetes mellitus sebagai penyebab
utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan
penderita diabetes. Kadar LDL yang tinggi
memainkan peranan penting untuk terjadinya
ulkus diabetik melalui pembentukan plak
atherosklerosis pada dinding pembuluh darah
(Hastusi, 2008).
Melaui kegiatan kunjungan rumah ini, diharapkan
dapat terjalin komunikasi yang baik antara tenaga
kesehatan dengan pasien dan keluarganya,
sehingga diagnosis dan penatalaksanaan pasien
dapat dilakukan secara holistik dan komprehensif.



Promotif & Preventif
Pengontrolan berat badan.
Pengaturan diet sehat dan gizi seimbang.
Latihan jasmani. Berupa latihan yang bersifat
aerobik, minimal 30 menit setiap latihan, dan 3-4x
aktivitas/minggu.
Menghentikan kebiasaan merokok.
Rutin mengecek tekanan darah, kadar gula, dan
kadar kolesterol.
Edukasi tentang kegawatan dan komplikasi-
komplikasi yang mungkin terjadi, baik akut
maupun kronis, tentang cara pencegahannya
serta cara penanganan awalnya.

Kuratif
Pasien diedukasi untuk tetap rutin kontrol ke
puskesmas dan meneruskan pengobatannya.
Pasien dianjurkan untuk membersihkan luka
dan mengganti perban kakinya setiap hari ke
puskesmas, menjaga kebersihan kakinya dan
menjaga kakinya tetap kering.
Mengkonsumsi makanan tinggi protein guna
mempercepat proses penyembuhan luka.

Rehabilitatif
Dukungan dan nasehat yang positif
Libatkan keluarga dalam proses pengobatan
Pasien dianjurkan untuk tetap menjalankan
aktivitas seperti biasa secara bertahap tetap
mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
di lingkungannya guna menghindari
munculnya perasaan depresi dan rendah diri.

Daftar Pustaka
Arifin, Augusta. 2009. Panduan Terapi Diabetes Mellitus
Tipe 2 Terkini. Bandung: Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran.

Hastuti, Rini. 2008. Faktor-Faktor Risiko Ulkus Diabetika
pada Penderita Diabetes Mellitus. Semarang:
Universitas Diponegoro.

Lynda H, David P. 2004. Perawatan Ulkus Diabetik.
Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2011. Pengelolaan
dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia.
Jakarta.

Dokumentasi
Halaman depan rumah
Dokumentasi
Ruang tamu & ruang keluarga
Dokumentasi
Kamar tidur utama
Dokumentasi
Kamar tidur anak
Dokumentasi
Kamar mandi
Dokumentasi
Dapur
Dokumentasi
Sumur belakang rumah

Anda mungkin juga menyukai