Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling
mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi
jalannya suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga (Friedman
,2000). Keluarga merupakan jaringan yang mempunyai hubungan erat dan
bersifat mandiri, dimana masalah-masalah seorang individu dapat
mempengaruhi anggota keluarga yang lain dan seluruh system
(Friedman,2000). Keluarga memiliki pengaruh yang penting sekali terhadap
pembentukan identitas seorang individu dan perasaan harga diri (Friedman,
2000). Keluarga memainkan suatu peran yang bersifat mendukung selama
masa penyembuhan dan pemulihan klien. Apabila dukungan semacam ini
tidak ada, maka keberhasilan penyembuhan/pemulihan (rehabilitasi) sangat
berkurang (Friedman, 2000).
Stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak fokal maupun global
akut dengan tanda dan gejala sesuai bagian otak yang terkena tanpa peringatan
dan dapat sembuh secara sempurna atau sembuh dengan cacat atau bahkan
kematian akibat gangguan aliran darah ke otak karena perdarahan ataupun non
perdarahan (Iskandar. J, 2004).
Pada saat ini stroke menempati urutan ketiga sebagai penyakit
mematikan setalah penyakit jantung dan kanker (Mulyatsih, E, 2003).
Indonesia belum ada data epidemiologi tentang stroke yang lengkap, tetapi
proporsi pasien stroke dari tahun ke tahun cenderung meningkat, terlihat dari
laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI di berbagai rumah sakit
di 27 provinsi di Indonesia, yang menunjukkan terjadinya peningkatan antara
1984 sapai 1986, dari 0,72 per 100 pasien pada tahun 1984 menjadi 0,89 per
100 pasien pada tahun 1986. (Hariyono, 2004, Tinjauan Pustaka Hipertensi
dan Stroke). Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk
terkena serangan stroke, dan sekitar 25% atau 125.000 orang meninggal dan
sisanya mengalami cacat ringan atau berat. Dinas Keshatan Provinsi Jawa
Tengah tahun 2005 mencatat bahwa kasus tertinggi stroke terdapat di Kota
Semarang yaitu sebesar 4.516 (17,36 %) dibanding dengan jumlah
keseluruhan kasus stroke di kabupaten / kota lain di Jawa Tengah. Dikatakan
bahwa hal ini mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan kasus
yang terjadi pada tahun 2004 yaitu 3.986 kasus (17,11 %) Dinas Kesehatan
Jawa Tengah tahun 2005.
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dokter Kariadi Semarang selama
6 bulan terakhir dari bulan Januari 2009 sampai dengan bulan Juni 2009
merawat 501 pasien , dengan rata rata 84 pasien setiap bulannya yang
dirawat di ruang B1 Saraf (ruang perawatan neurologi) .Dari pasien yang
dirawat ada 281 pasien atau 56 % adalah pasien stroke baik stroke non
hemoragi maupun stroke hemoragi. Sedangkan ruang BI Saraf mempunyai
kapasitas 29 tempat tidur, terdiri dari 11 tempat tidur kelas II dan 18 tempat
tidur kelas III dengan bor75%, juga merupakan rumah sakit rujukan Provinsi
Jawa Tengah.Dengan melihat data tersebut sangat terbatas sekali ruangan
untuk kelas II dan III, sehingga pasien kadang kadang ditempatkan di ruang
lain selain ruang B1 Saraf.
Stroke atau bencana aliran darah otak (serangan otak/brain attack),
dapat memicu terjadinya kecacatan (disabilitas) dan invaliditas utama pada
kelompok usia diatas 45 tahun. Namun saat ini perubahan pola hidup yang
tidak sehat menjadikan orang yang usianya lebih muda juga bisa terserang
stroke (Lumbantobing, 2001).
Serangan stroke dibagi dalam dua kategori yaitu stroke iskemik dan
stroke hemoragik. Stroke iskemik menyebabkan gangguan vascular berupa
iskemia sehingga aliran darah ke sebagian jaringan otak berkurang atau
berhenti. Stroke ini disebabkan oleh sumbatan (thrombus atau embolus atau
kelainan pada jantung yang mengakibatkan curah jantung berkurang,
sedangkan stroke hemoragik disebabkan bocornya darah dari pembuluh darah
intra cranial, sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah
merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya (Lumbantobing,
2001). Semakin lama suplai darah terputus akan membuat banyak sel otak
menjadi rusak, sehingga semakin lama pasien stroke tidak mendapat
pertolongan, maka resiko kematianpun semakin tinggi.
Pasien paska stroke biasanya juga mengalami berbagai macam
disfungsi tergantung dari daerah kerusakan sistem persarafan yang dialaminya.
Seperti disfungsi motorik, disfungsi sensorik, gangguan kognitif, gangguan
komunikasi dan kemampuan menelan serta gannguan eliminasi urin dan fekal
(Hudak dan Gallo, 1996). Disfungsi ini akan menimbulkan dampak psikologis
maupun sosial bagi pasien itu sendiri dan juga pada keluarganya. Pada
dasarnya pasien yang mengalami disfungsi sebelumnya tanpa persiapan dan
tidak dikehendaki baik oleh dirinya maupun keluarganya yang terjadi secara
tiba tiba sehingga baik pasien maupun keluarganya mau tidak mau harus
menerima kenyataan yang telah ada tersebut.dan sangat dibutuhkan dukungan
keluarga.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang dukungan keluarga pada pasien stroke di ruang B1 Saraf (ruang
perawatan neurologi) RSUP Dokter Kariadi Semarang, dimana ada kalanya
pasien stroke ditinggalkan begitu saja oleh keluarganya.

B. Rumusan Masalah
Pada penderita stroke, dukungan keluarga berperan sangat penting
untuk menjaga dan memaksimalkan pemulihan fisik dan kognitif. Selain itu
pemulihan fisik juga dapat dilakukan oleh pihak keluarga yang telah belajar
dari tenaga kesehatan. Sumber dukungan yang paling sering dan umum adalah
diperoleh dari pasangan hidup, anggota keluarga, teman dekat, dan sanak
saudara yang akrab dan memiliki hubungan yang harmonis (Kuntjoro, 2006).
Berdasarkan latar belakang diatas perumusan masalah penelitian ini
adalah: Bagaimanakah Dukungan keluarga pada pasien stroke di ruang BI
Saraf RSUP Dokter Kariadi Semarang.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui fenomena dukungan keluarga pada penderita stroke di
ruang BI Saraf RSUP Dokter Kariadi Semarang.
2. Tujuan khusus
a. Mendiskripsikan besarnya dukungan pada pasien stroke di ruang B1
Saraf RSUP Dokter Kariadi Semarang
b. Mendiskripsikan macam-macam dukungan pada pasien stroke.di
ruang B1 Saraf RSUP Dokter Kariadi Semarang
c. Mendiskripsikan cara keluarga memberi dukungan keluarga pada
pasien stroke di ruang B1 Saraf RSUP Dokter Kariadi Semarang.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman langsung dalam merencanakan, melaksanakan
serta menyusun suatu hasil penelitian secara ilmiah dan praktis serta
menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang dukungan keluarga
pada pasien stroke.
2. Bagi Institusi
Dapat memberikan sumbangan materi tentang dukungan keluarga pada
pasien stroke.
3. Bagi Profesi Keperawatan
Memberikan konseling dan pendidikan kesehatan pada keluarga yang
menderita stroke.
4. Bagi Peneliti lain
Sebagai bahan atau sumber data bagi peneliti selanjutnya, bahan
pembanding bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan penelitian
sejenis yang lebih kompleks.
5. Bagi Keluarga
Dapat memberikan informasi dan saran bagi keluarga mengenai manfaat
dukungan keluarga pada pasien stroke

Anda mungkin juga menyukai