Anda di halaman 1dari 12

Laporan Kasus Perorangan

Pembimbing: dr. Imawan Hardiman, Sp. KK




1

BAB I
STATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. T Status Pernikahan: belum menikah
Usia : 21 tahun Jumlah Anak : -
Jenis Kelamin : L Agama : Katolik
Pekerjaan : mahasiswa Suku : Batak
Alamat : Kusau No RM : 106444
Pendidikan : SMA Tanggal : 14.08.14

ANAMNESIS
Keluhan Utama: keluar nanah dari kemaluan.

Keluhan Tambahan: -

Riwayat Perjalanan Penyakit:
Pasien datang ke poli klinik kulit dan kelamin RSUD Bangkinang dengan
keluhan keluar nanah dari kemaluan. Nanah keluar pertama kali sejak sebulan
yang lalu. Nanah berwarna putih dan agak kental, nanah tersebut keluar sedikit-
sedikit saat pagi hari setiap hari. Selain itu bila ditekan maka nanah tersebut akan
keluar. Nyeri saat buang air kecil tidak ada, rasa panas pada kemaluan tidak ada,
tidak ada tanda kemerahan pada kemaluan.
Pasien mengaku sebelumnya sekitar satu bulan yang lalu pernah
berhubungan badan dengan wanita PSK. Pasien melakukan hubungan badan
dengan cara genito-genital. Saat melakukan hubungan tidak memakai kondom.
Pasien mengaku baru pertama kali berhubungan badan dengan PSK.

Riwayat Penyakit Dahulu:
- Sebelumnya pasien tidak pernah sakit seperti ini.
- Tidak pernah sakit saluran kemih sebelumnya.
- Riwayat alergi tidak ada.
Laporan Kasus Perorangan
Pembimbing: dr. Imawan Hardiman, Sp. KK


2

Riwayat Penyakit Keluarga:
Keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti ini.

Riwayat Pengobatan:
Pasien sudah berobat ke dokter, diberi obat makan dan disuntik tapi pasien tidak
merasa ada perubahan.

Riwayat Psikoseksual:
Pasien belum menikah, pasien baru pertama kali melakukan hubungan badan
dengan wanita PSK.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata
Keadaan Umum : tampak tidak sakit
Tanda Vital
- TD : 120/70 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Respirasi : 20 x/menit
- Suhu : 36,9
0
C
Kesadaran : composmentis kooperativ
Keadaan Gizi : baik
Pem. Thorak : dalam batas normal
Pem. Abdomen : dalam batas normal

Status Venereologikus
a. Orificium uretra eksterna
- Eritema : tidak ada
- Edema : tidak ada
- Duh tubuh : ada sedikit, serosa, warna putih.
b. Muara kelenjar para uretra: tidak ada kelainan
c. Muara kelenjar tyson : tidak ada kelainan
d. Kelainan pada genital
Laporan Kasus Perorangan
Pembimbing: dr. Imawan Hardiman, Sp. KK


3

- Preputium : tidak ada kelainan
- Penis : tidak ada kelainan
- Skrotum : tidak ada kelainan
- Epididimis : tidak ada kelainan
- Prostat : tidak ada kelainan
e. Ulkus/erosi/vesikel/papul : tidak ada
f. Kelainan bentuk vegetasi : tidak ada kelainan
g. Nyeri tekan di daerah abdomen bawah: tidak ada
h. Kelainan di perineum : tidak ada kelainan
i. Kelainan di daerah perianal : tidak ada kelainan
j. Kelainan di daerah anal : tidak ada kelainan
k. Kelainan bawaan : tidak ada kelainan



Pemeriksaan Laboratorium
Tidak dilakukan pemeriksaan


Laporan Kasus Perorangan
Pembimbing: dr. Imawan Hardiman, Sp. KK


4

Resume
Pasien laki-laki usia 21 tahun datang ke poli klinik kulit dan kelamin
RSUD Bangkinang dengan keluhan keluar nanah dari kemaluan. Nanah keluar
pertama kali sejak sebulan yang lalu. Nanah berwarna putih dan agak kental,
nanah tersebut keluar sedikit-sedikit saat pagi hari setiap hari. Selain itu bila
ditekan maka nanah tersebut akan keluar. Nyeri saat buang air kecil tidak ada, rasa
panas pada kemaluan tidak ada, tidak ada tanda kemerahan pada kemaluan.
Pasien mengaku sebelumnya sekitar satu bulan yang lalu pernah
berhubungan badan dengan wanita PSK. Pasien melakukan hubungan badan
dengan cara genito-genital. Saat melakukan hubungan tidak memakai kondom.
Pasien mengaku baru pertama kali berhubungan badan dengan PSK.
Status venereologis: tampak keluar sekret mukopurulen berwarna putih
pada orifisium uretra eksterna, tidak tampak eritema dan tidak tampak edema.
Lain-lain tidak ada kelainan.


Diagnosis Banding
-

Diagnosis
Uretritis gonore

Terapi
1. Khusus
- Levofloksasin 250 mg
- Paracetamol 500 mg

2. Umum
- Edukasi pasien tentang penyakit menular seksual yang dideritanya, cara
penularannya, dan bahayanya bagi kesehatan pasien.
- Menjaga kebersihan pasien, terutama daerah kemaluan pasien harus rutin
mengganti celana dalam yang sudah terdapat bekas bercak nanah.
Laporan Kasus Perorangan
Pembimbing: dr. Imawan Hardiman, Sp. KK


5

- Menyarankan untuk berhenti berhubungan dengan wanita PSK.
- Minum obat secara rutin dan teratur sampai habis.
- Mengingatkan pasien bahwa perbuatanya selama ini merupakan dosa yang
sangat besar.
- Kontrol satu minggu lagi.

Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanationam : bonam
Quo ad functionam : bonam






















Laporan Kasus Perorangan
Pembimbing: dr. Imawan Hardiman, Sp. KK


6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENDAHULUAN
Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insiden yang tinggi di antara
PMS. Gonore dalam arti luas mencangkup semua penyakit yang disebabkan oleh
Neisseria gonorheae.
Infeksi gonore dapat juga didapat dari setiap kontak seksual, pharyngeal dan
anal gonorrheae tidak biasa. Gejala pharyngeal gonorrheae biasanya berupa nyeri
tenggorokan, anal gonorrheae dapat dirasakan lebih nyeri disertai sekret yang
bernanah. Angka tertinggi pada wanita dari semua ras adalah kelompok usia 15
sampai 19 tahun. Prevalensi gonore selama kehamilan bervariasi, tetapi dapat
mencapai 7% dan mencerminkan status resiko populasi. Faktor resiko antara lain
adalah lajang, remaja, kemiskinan, terbukti menyalahgunakan obat, prostitusi,
penyakit menular seksual lain dan tidak adanya perawatan prenatal.

B. EPIDEMIOLOGI
Gonore terdapat dimana-mana di seluruh dunia dan merupakan penyakit
kelamin yang terbanyak dewasa ini. Tidak ada imunitas bawaan maupun setelah
menderita penyakit. Juga tidak ada perbedaan mengenai kekebalan antara
berbagai suku bangsa atau jenis kelamin atau umur.
Diperkirakan setiap tahun tidak kurang dari 25 juta kasus baru ditemukan di
dunia. Beberapa strain kuman gonokok yang resisten terhadap penisilin,
quinolone dan antibiotik lainnya telah ditemukan beberapa tahun yang lalu dan
membawa persoalan dalam pengobatan, telah tersebar di beberapa negara.

C. ETIOLOGI
Penyebab gonore adalah gonokok yang ditemukan oleh NEISSER pada tahun
1879 dan baru diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut termasuk dalam
grup Neisseria dan dikenal ada 4 spesies, yaitu N. gonorrhoeae dan N.
meningitidis yang bersifat patogen serta N. catarrhalis dan N. pharyngis sicca
Laporan Kasus Perorangan
Pembimbing: dr. Imawan Hardiman, Sp. KK


7

yang bersifat komensal. Keempat spesies ini sukar dibedakan kecuali dengan tes
fermentasi.
Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi berukuran 0,8 u
dan panjang 1,6 u, bersifat tahan asam. Pada sediaan langsung dengan pewarnaan
Gram bersifat Gram negatif, terlihat di luar dan di dalam leukosit, tidak tahan
lama diudara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, tidak tahan suhu di atas
39
o
C, dan tidak tahan zat desinfektan.
Secara morfologi gonokok ini terdiri atas 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang
mempunyai pili yang bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang tidak mempunyai
pili dan bersifat nonvirulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan
menimbulkan reaksi radang.
Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah dengan mukosa epitel
kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang (immatur), yakni pada vagina
wanita sebelum pubertas.

D. GEJALA KLINIS
Masa tunas gonore sangat singkat, pada pria umumnya berkisar antara 2-5 hari, kadang-
kadang lebih lama dan hal ini disebabkan karena penderita telah mengobati diri sendiri,
tetapidengan dosis yang tidak cukup atau gejala sangat samar sehingga tidak
diperhatikan oleh penderita. Pada wanita masa tunas sulit untuk ditentukan
karena pada umumnya asimptomatik.

1. Pada Pria
- Uretritis
Yang paling sering adalah uretritis anterior akuta dan dapat menjalar ke proksimal, dan
mengakibatkan komplikasi lokal, asendens serta diseminata. Keluhan subyektif
berupa rasa gatal, panasdibagian distal uretra disekitar orifisium uretra eksternum, kemudian
disusul disuria, polakisuria, keluar duh tubuh dari ujung uretra yang kadang-kadang disertai
darah, dapat pula disertai nyeri pada waktu ereksi. Pada pemeriksaan tampak
orifisum uretra eksternum kemerahan, edema, dan ektropion. Tampak pula duh tubuh yang
mukopurulen. Pada beberapa kasus dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening
ingunal unilateral atau bilateral.
Laporan Kasus Perorangan
Pembimbing: dr. Imawan Hardiman, Sp. KK


8

- Tysonitis
Infeksi biasanya terjadi pada penderita dengan preputium yang sangat
panjang dan kebersihan yang kurang baik. Diagnosa dibuat berdasarkan
ditemukannya butir pus atau pembengkakan pada daerah fenikulum yang nyeri
tekan. Bila duktus tertutup akan timbul abses dan merupakan sumber infeksi
laten.
- Paarauretritis
Sering pada orang dengan orifisium uretra eksternum terbuka atau
hipospadia. Infeksi pada duktus ditandai dengan butir pus pada kedua muara
parauretra.
- Litritis
Tidak ada gejala khusus, hanya pada urin ditemukan benang-benang atau
butir-butir. Bila salah satu saluran tersumbat, dapat terjadi abses folikular.
- Cowperitis
Keluhan berupa nyeri dan adanya benjolan pada daerah perineum disertai
rasa penuh dan panas, nyeri pada waktu defekasi, dan disuria. Jika tidak diobati
abses akan pecah melalui kulit perineum, uretra, atau rektum dan mengakibatkan
proktitis.
- Prostatitis
Prostatitis akut ditandai dengan perasaan tidak enak pada daerah perineum
dan suprapubik, malese, demam, nyeri kencing sampai hematuria, spasme otot
uretra sehingga terjadi retensi urin, tenesmus ani, sulit buang air besar, dan
obstopasi.
Bila menjadi kronik, gejalanya ringan dan intermiten, tetapi kadang-kadang
menetap. Terasa tidak enak pada perineum bagian dalam dan rasa tidak enak bila
duduk terlalu lama. Pada pemeriksaan prostat terasa kenyal, berbentuk nodus,
dan sedikit nyeri pada penekanan. Pemeriksaan dengan pengurutan prostat
biasanya sulit menemukan kuman diplokok atau gonokok.
- Vesikulitis
Pada pemeriksaan melalui rektum dapat diraba vesikula seminalis yang
membengkak dan mengeras seperti sosis, memanjang di atas prostat. Ada
kalanya sulit menentukanbatas kelenjar prostat yang membesar.
Laporan Kasus Perorangan
Pembimbing: dr. Imawan Hardiman, Sp. KK


9

- Vas deferenititis atau funikulitis
Gejala berupa perasaan nyeri pada daerah abdomen bagian bawah pada sisi
yang sama.
- Epididimitis
Epididimitis akut biasanya unilateral, dan setiap epididimitis biasanya
disertai deferentitis. Epididimitis dan tali spermatika membengkak dan teraba
panas, juga testis, sehingga menyerupai hidrokel sekunder. Pada penekanan
terasa nyeri sekali. Bila mengenai kedua epididimis dapat mengakibatkan
sterilitas.
- Trigonitis
Infeksi asenden dari uretra posterior dapat mengenai trigonum vesika
urinaria. Trigonitis menimbulkan gejala poliuria, disuria terminal, dan
hematuria.

2. Pada Wanita
Gambaran klinis dan perjalanan penyakit pada wanita berbeda dengan pria.
Hal ini disebbkan oleh perbedaan anatomi dan fisiologi alat kelamin pria dan
wanita. Pada wanita, baik penyakitnya akut maupun kronik, gejala subyektif jarang
ditemukan dan hampir tidak pernah didapati kelainan obyektif. Pada umumnya
wanita datang berobat kalau sudah ada komplikasi. Sebagian besar penderita
ditemukan pada waktu pemeriksaan antenatal atau pemeriksaan keluarga
berencana.
Pada mulanya hanya serviks uteri yang terinfeksi. Duh tubuh yang
mukopurulen dan mengandung banyak gonokok mengalir keluar dan menyerang
uretra, duktus parauretra, kelenjar bartholini, rektum, dan dapat juga naik ke atas
sampai daerah kandung telur.

E. DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, dan
pemeriksaan pembantu yang terdiri atas lima tahap.


Laporan Kasus Perorangan
Pembimbing: dr. Imawan Hardiman, Sp. KK


10

1. Sediaan Langsung
Pada sediaan langsung dengan pewarnaan Gram akan ditemukan gonokok
Gram-negatif, intraseluler dan ekstraseluler. Bahan duh tubuh pada pria
diambil dari daerah fosa navikularis, sedangkan pada wanita diambil dari
uretra, muara kelenjar Bartholini, serviks, dan rektum.
2. Kultur
Untuk identifikasi perlu dilakukan pembiakan (kultur). Dua macam media
yang dapat digunakan:
a. Media tranpor
- Media stuart
- Media transgrow
b. Media pertumbuhan
- Mc Leods chocolate agar
- Media Thayr Martin
- Modified Thayer Martin agar
3. Tes Definitif
a. Tes oksidan
b. Tes fermentasi
4. Tes Beta-laktamase
Pemeriksaan beta-laktamase dengan menggunakan cefinase TM disc. BBL
961192 yang mengandung chromogenic cephalosporin, akan menyebabkan
perubahan warna dari kuning menjadi merah apabila kuman mengandung
enzim beta-laktamase.
5. Tes Thomson
Tes Thomson ini berguna untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah
berlangsung.
Pada tes ini ada syarat yang perlu diperhatikan:
- Sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi
- Urin dibagi dalam dua gelas
- Tidak boleh menahan kencing dari gelas I ke gelas II
Laporan Kasus Perorangan
Pembimbing: dr. Imawan Hardiman, Sp. KK


11

Syarat mutlak ialah kandung kencing harus mengandung air seni paling
sedikit 80-100 ml, jika air seni kurang dari 80 ml, maka gelas II sukar dinilai
karena baru menguras uretra anterior.

F. PENGOBATAN
Pada pengobatan yang perlu diperhatikan adalah evektifitas, harga, dan
sedikit mungkin efek toksiknya. Ternyata pilihan utama ialah penisilin +
probenesid, kecuali di daerah yang tinggi insiden Neisseria gonorrheae Penghasil
Penisilinase (NGPP). Secara epidemiologis pengobatan yang dianjurkan adalah
obat dengan dosis tunggal.
1. Penisilin
Yang efektif ialah penisilin G prokain akua. Dosis 4,8 juta unit + 1 gram
probenesid. Kontraindikasinya ialah alergi penisilin.
2. Ampisilin dan Amoksisilin
Ampisilin dosisnya ialah 3,5 gram + 1 gram probenesid, dan amoksisilin 3
gram + 1 gram probenesid. Kontraindikasinya ialah alergi penisilin.
3. Sefalosporin
Seftriakson (generasi ke-3) cukup efektif dengan dosis 250 mg i. m.
Sefoperazon dengan dosis 0,50 1,00 g secara i. m. Sefiksim 400 mg per oral
dosis tunggal memberi angka kesembuhan > 95%.
4. Spektinomisin
Dosisnya ialah 2 gram i.m. baik untuk penderita yang alergi penisilin, yang
mengalami kegagalan pengobatan dengan penisilin, dan terhadap penderita
yang juga tersangka menderita sifilis karena obat ini tidak menutupi gejala
sifilis.
5. Kanamisin
Dosisnya 2 gram i. m.
6. Tiamfenikol
Dosisnya 3,5 gram, oral. Tidak dianjurkan pemakaiannya pada kehamilan.
7. Kuinolon
Dari golongan kuinolon obat yang menjadi pilihan adalah ofloksasin 400 mg,
siprofloksasin 250-500 mg, dan norfloksasin 800 mg per oral.
Laporan Kasus Perorangan
Pembimbing: dr. Imawan Hardiman, Sp. KK


12

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, A. Hamzah, M. Aisah, S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi
Kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2009

Anda mungkin juga menyukai