Anda di halaman 1dari 12

Kalsium

Tubuh orang dewasa diperkirakan mengandung 1000 gram kalsium. Sekitar 99%
kalsium ini berada didalam tulang dalam bentuk hidroksiapatit dan 1% lagi berada didalam
cairan ekstraseluler dan jaringan lunak. Didalam cairan ekstraseluler, konsentrasi ion kalsium
(Ca2+) adalah 10-3 M, sedangkan didalam sitosol 10-6 M. Kalsium memegang 2 peranan
fisiologik yang penting didalam tubuh. Didalam tulang, garam-garam kalsium berperan
menjaga integritas struktur kerangka, sedangkan didalam cairan ekstraseluler dan sitosol, Ca2+
sangat berperan pada berbagai proses biokimia tubuh. Kedua kompartemen tersebut selalu
berada dalam keadaan yang seimbang.
Didalam serum, kalsium berada dalam 3 fraksi, yaitu Ca 2+
sekitar 50%, kalsium yang terikat albumin sekitar 40% dan
kalsium dalam bentuk kompleks, terutama sitrat dan fosfat
adalah 10%. Kalsium ion dan kalsium kompleks
mempunyai
sifat
dapat
melewati
membran
semipermeabel, sehingga akan difiltrasi di
glomerulus secara bebas. Reabsorpsi kalsium di
tubulus ginjal terutama terjadi di tubulus proksimal, yaitu
sekitar 70%, kemudian 20% di ansa Henle dan sekitar 8% di tubulus distal. Pengaturan
ekskresi kalsium di urin, terutama terjadi di tubulus distal. Sekitar 90% kalsium yang terikat
protein, terikat pada albumin dan sisanya terikat pada globulin. Pada pH 7,4, setiap gr/dl
albumin akan mengikat 0,8 mg/dl kalsium. Kalsium ini akan terikat pada gugus karboksil
albumin dan ikatannya sangat tergantung pada pH serum. Pada keadaan asidosis yang akut,
ikatan ini akan berkurang, sehingga kadar Ca + akan meningkat, dan sebaliknya pada
alkalosis akut.
Secara fisiologik, Ca2+ ekstraseluler memegang peranan yang sangat penting, yaitu :
Berperan sebagai kofaktor pada proses pembekuan darah, misalnya untuk faktor
VH, IX, X dan protrombin.
Memelihara mineralisasi tulang.
Berperan pada stabilisasi membran plasma dengan berikatan pada lapisan
fosfolipid dan menjaga permeabilitas membran plasma terhadap ion Na+.
Penurunan kadar Ca2+ serum akan meningkatkan permeabilitas membran plasma
terhadap Na+ dan menyebabkan peningkatan respons jaringan yang mudah
terangsang.
Kadar Ca2+ didalam serum diatur oleh 2 horrnon penting, yaitu PTH dan Vitamin D.
Didalam sel, pengaturan homeostasis kalsium sangat kompleks.Sekitar 90-99% kalsium
intraseluler, berada didalam mitokondria dan mikrosom. Rendahnya kadar Ca 2+ didalam
sitosol, diatur oleh 3 pompa yang terletak pada membran plasma, membran mikrosomal dan
membran mitokondria yang sebelah dalam. Pada otot rangka dan otot jantung, kalsium
berperan pada proses eksitasi dan kontraksi jaringan tersebut. Pada otot rangka, mikrosom
berkembang sangat baik menjadi retikulum sarkoplasmik dan merupakan gudang kalsium
yang penting didalam sel yang bersangkutan. Depolarisasi membran plasma akan diikuti
dengan rnasuknya sedikit Ca2+ ekstraseluler kedalam sitosol dan hal ini akan mengakibatkan
Peran Kalsium Pada Enzim Trombokinase Laila Desviana (1310247100)
7

terlepasnya Ca 2+ secara berlebihan dari retikulum sarkoplasmik kedalam sitosol. Kemudian


Ca2+ akan berinteraksi dengan troponin yang akan mengakibatkan interaksi aktin-miosin dan
terjadilah kontraksi otot. Proses relaksasi otot, akan didahului oleh reakumulasi Ca2+ oleh
vesikel retikulum secara cepat dari dalam sitosol, sehingga kadar Ca2+ didalam sitosol akan
kembali normal.
Sel utama kelenjar paratiroid sangat sensitif terhadap kadar Ca2+ didalam serum. Peran
PTH pada reabsorpsi Ca di tubulus distal, resorpsi tulang dan peningkatan absorpsi kalsium
di usus melalui peningkatan kadar Vitamin D, sangat penting untuk menjaga stabilitas kadar
Ca2+ didalam serum. Selain itu, peningkatan PTH akan menurunkan renal tubular phosphate
threshold (TmP/GFR) sehingga fosfat yang diserap dari usus dan dimobilisasi dari tulang
akan diekskresi oleh ginjal.

Trombokinase
Trombokinase adalah protein dengan jumlah asam amino 488. Dengan massa 54.732
Da. Trombokinase (bahasa Inggris: prothrombinase, tissue factor, platelet tissue factor, factor
III, CD142, TF, TFA, F3) adalah sebuah protein yang terdapat pada jaringan subendotelial, keping darah dan sel darah putih, dan penting untuk reaksi kimiawi yang
mengubah zimogen berupa protrombin menjadi trombin.
Kompleks
trombokinase terdiri
dari protein serin, Faktor Xa , dan
kofaktor protein, Faktor Va. Kompleks
merakit pada muatan negatif membran
fosfolipid di hadapan ion kalsium.
kompleks trombokinase mengkatalisis
konversi protrombin (faktor II), sebuah
zymogen aktif, untuk trombin (Factor
IIa), sebuah serin protease yang
aktif. Aktivasi trombin merupakan reaksi
penting dalam kaskade koagulasi , yang
berfungsi
untuk
mengatur hemostasis dalam
tubuh. Untuk menghasilkan trombin,
kompleks trombokinase membelah dua
ikatan peptida dalam protrombin, satu
setelah Arg271 dan yang lainnya setelah
Arg320. Meski telah menunjukkan bahwa Faktor Xa dapat mengaktifkan protrombin saat tidak
bergabung dengan kompleks trombokinase, tingkat pembentukan trombin ini sangat menurun
dalam keadaan seperti itu. Kompleks trombokinase dapat mengkatalisis aktivasi protrombin
pada tingkat 3 x 105 kali lipat lebih cepat dari pada faktor Xa saja. Dengan demikian,
kompleks trombokinase diperlukan untuk produksi efisien trombin dan juga untuk hemostasis
yang memadai.
Peran Kalsium Pada Enzim Trombokinase Laila Desviana (1310247100)
7

Fungsi
Faktor Xa adalah vitamin K tergantung glikoprotein yang mengubah protrombin untuk
trombin dengan adanya faktor Va , kalsium dan fosfolipid selama pembekuan darah .
Sisi Aktif
Sisi aktif enzim ini terletak pada asam amino ke 276 (Histidin), 322 (Asam aspartat), dan 419
(Serin).
Aktivasi
Kompleks trombokinase dirakit secara lengkap dengan mengkatalisis konversi dari
prothrombin zymogen ke trombin serin protease. Secara khusus, Faktor Xa memotong
protrombin di dua lokasi, berikut Arg271 dan Arg320 di protrombin manusia. Karena ada dua
peristiwa pembelahan, aktivasi protrombin dapat melanjutkan dengan dua jalur. Dalam satu
jalur, protrombin pertama dibelah di Arg271. Pembelahan ini menghasilkan Fragmen 1 2,
yang terdiri dari 271 residu pertama, dan menengah prethrombin 2, yang terdiri dari residu
272-579. Fragmen 1 2 dirilis sebagai aktivasi peptida, dan prethrombin 2 dibelah di
Arg320, menghasilkan trombin yang aktif. Dua rantai terbentuk setelah perpecahan di
Arg320,disebut rantai A dan B, dihubungkan oleh ikatan disulfida pada trombin yang aktif. Di
jalur alternatif untuk aktivasi trombin, protrombin pertama dibelah di Arg 320, menghasilkan
katalis aktif menengah disebut meizothrombin. Meizothrombin mengandung fragmen 1 2
Sebuah rantai terkait dengan rantai B oleh ikatan disulfida. Pembelahan berikutnya
meizothrombin oleh Faktor Xa di Arg271 memberikan Fragmen 1 2 dan trombin aktif yang
terdiri dari rantai A dan B dihubungkan oleh ikatan disulfida.

Molecular model of the human.


Trombokinase kompleks ( faktor Va dan faktor Xa ) pada membran hipotetis. Faktor Va
berwarna seperti yang ditunjukkan pada Gambar dengan pengecualian bahwa domain A2
berwarna oranye . Faktor Xa ditampilkan dalam cyan dengan situs aktif ditunjukkan .

Peran Kalsium Pada Enzim Trombokinase Laila Desviana (1310247100)


7

Urutan Sekuens
MGRPLHLVLLSASLAGLLLLGESLFIRREQANNILARVTRANSFLEEMKKGHLERECMEE
TCSYEEAREVFEDSDKTNEFWNKYKDGDQCETSPCQNQGKCKDGLGEYTCTCLEGFEGKN
CELFTRKLCSLDNGDCDQFCHEEQNSVVCSCARGYTLADNGKACIPTGPYPCGKQTLERR
KRSVAQATSSSGEAPDSITWKPYDAADLDPTENPFDLLDFNQTQPERGDNNLTRIVGGQE
CKDGECPWQALLINEENEGFCGGTILSEFYILTAAHCLYQAKRFKVRVGDRNTEQEEGGE
AVHEVEVVIKHNRFTKETYDFDIAVLRLKTPITFRMNVAPACLPERDWAESTLMTQKTGI
VSGFGRTHEKGRQSTRLKMLEVPYVDRNSCKLSSSFIITQNMFCAGYDTKQEDACQGDSG
GPHVTRFKDTYFVTGIVSWGEGCARKGKYGIYTKVTAFLKWIDRSMKTRGLPKAKSHAPE
VITSSPLK

HEMOSTASIS
Peran Kalsium Pada Enzim Trombokinase Laila Desviana (1310247100)
7

Definisi
Hemostasis adalah mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan karena trauma
dan mencegah perdarahan spontan. Hemostasis juga menjaga darah tetap cair. Mekanisme
hemostasis yang seimbang terjadi karena interaksi dari 4 faktor yaitu :
1. Faktor Vaskular .
2. Faktor Trombosit.
3. Faktor Koagulasi.
Adapun fungsi dari proses hemostasis ini adalah :
1. Mencegah keluarnya darah dari pembuluh darah yang utuh. Hal ini tergantung dari :
a. Intergritas Pembuluh darah.
b. Fungsi trombosit yang normal.
2. Menghentikan perdarahan dari pembuluh darah yang terluka.
Proses yang terjadi setelah adanya suatu luka adalah :
a. Vasokonstriksi pembuluh darah.
b. Pembentukan sumbat trombosit.
c. Proses pembekuan darah.
Bila terjadi suatu luka pada pembuluh darah, maka pembuluh darah tersebut akan
mengalami vasokonstriksi, sehingga aliran darah terhambat, dan darah yang dikeluarkan juga
sedikit, serta terjadi kontak antara trombosit dengan dinding pembuluh darah yang cukup
lama.
Mekanisme hemostasis
Jika ada luka yang mengenai
pembuluh darah sehingga terjadi
perdarahan,
maka
pembuluh
darah
akan
mengalami
vasokonstriksi. Dengan adanya
perlukaan
pembuluh
darah,
endotel terlepas maka jaringan
subendotel
terbuka
sehingga
trombosit melekat ke kolagen di
jaringan subendotel. Perlekatan
trombosit ke jaringan subendotel
disebut adhesi trombosit. Pada
adhesi trombosit faktor von Willebrand berperan sebagai jembatan antara trombosit dengan
kolagen di jaringan subendotel. Trombosit yang melekat ke subendotel akan mengeluarkan isi
granula seperti adenosine diphosphate (ADP) dan serotonin yang akan merangsang trombosit
lain untuk saling melekat atau beragregasi membentuk gumpalan yang akan menyumbat luka
pada dinding vaskuler. Trombosit yang beragregasi juga mengeluarkan isi granula seperti
ADP dan serotonin. Pengeluaran isi granula disebut reaksi pelepasan (release reaction).
Sumbat trombosit tersebut bersifat semi permeable, jadi tidak dapat dilewati eritrosit tetapi
dapat dilewati cairan.
Peran Kalsium Pada Enzim Trombokinase Laila Desviana (1310247100)
7

Perlukaan vaskuler juga menyebabkan sistem koagulasi diaktifkan sehingga akhirnya


terbentuk fibrin. Fibrin akan mengubah sumbat trombosit yang semi permeable menjadi non
permeable sehingga cairan juga tidak dapat melewati. Dengan demikian yang berperan
dalam hemostasis adalah vaskuler (dinding pembuluh darah), trombosit dan sistem
koagulasi.
Sistem koagulasi
Sistem koagulasi terdiri atas protein plasma, ion kalsium dan tromboplastin jaringan
atau tissue faktor (TF). Faktor koagulasi diberi angka romawi berdasarkan urutan
ditemukannya. Sebagian besar faktor koagulasi adalah proenzim yang akan berubah menjadi
enzim setelah diaktifkan. Beberapa faktor koagulasi membutuhkan vitamin K untuk proses
karboksilasi residu asam glutamate menjadi gamma karboksi glutamate yaitu protrombin, F
VII, F IX dan F X sehingga 4 faktor tersebut disebut vitamin K dependent faktors.
Proses koagulasi adalah reaksi
berantai perubahan proenzim menjadi
enzim. Proses koagulasi
dapat
dimulai dari jalur intrinsik maupun
jalur ekstrinsik yang kemudian
bergabung menjadi jalur bersama.
Yang berfungsi pada jalur intrinsik
adalah F XII, Prekalikrein, Kininogen
berat molekul tinggi, F XI, ion
kalsium, F IX, dan F VIII sedang pada
jalur ekstrinsik hanya F VII dan ion
kalsium yang berfungsi, dan pada
jalur bersama yang berfungsi adalah F
X, F V, protrombin (F II) dan
fibrinogen (F I). Trombosit juga ikut
berperan dalam proses koagulasi
karena menyediakan
permukaan
fosfolipid yang bermuatan negative
yang disebut platelet faktor 3 (Pf3),
tempat aktivasi faktor koagulasi.
Ada
dua
lintasan
yang
membentuk bekuan fibrin, yaitu lintasan instrinsik dan ekstrinsik. Kedua lintasan ini tidak
bersifat independen walau ada perbedaan artificial yang dipertahankan.
i.

Lintasan intrinsik
Lintasan Intrinsik : Pada lintasan ini semua bahan yang diperlukan untuk proses
pembekuan darah terdapat dalam aliran darah. Bahan-bahan tersebut biasanya beredar
dalam bentuk precursor yang inaktif (tidak aktif), dan beberapa diantaranya merupakan
proenzim dan kofaktor.
Lintasan intrinsik melibatkan faktor XII, XI, IX, VIII dan X di samping
prekalikrein, kininogen dengan berat molekul tinggi, ion Ca2+ dan fosfolipid trombosit.

Peran Kalsium Pada Enzim Trombokinase Laila Desviana (1310247100)


7

ii.

Lintasan ini membentuk faktor Xa (aktif). Lintasan ini dimulai dengan fase kontak
dengan prekalikrein, kininogen dengan berat molekul tinggi, faktor XII dan XI terpajan
pada permukaan pengaktif yang bermuatan negative. Secara in vivo, kemungkinan
protein tersebut teraktif pada permukaan sel endotel. Kalau komponen dalam fase kontak
terakit pada permukaan pengaktif, faktor XII akan diaktifkan menjadi faktor XIIa pada
saat proteolisis oleh kalikrein. Faktor XIIa ini akan menyerang prekalikrein untuk
menghasilkan lebih banyak kalikrein lagi dengan menimbulkan aktivasi timbale balik.
Begitu terbentuk, faktor XIIa mengaktifkan faktor XI menjadi XIa, dan juga melepaskan
bradikinin(vasodilator) dari kininogen dengan berat molekul tinggi.
Faktor XIa dengan adanya ion Ca2+ mengaktifkan faktor IX, menjadi enzim serin
protease, yaitu faktor IXa. Faktor ini selanjutnya memutuskan ikatan Arg-Ile dalam
faktor X untuk menghasilkan serin protease 2-rantai, yaitu faktor Xa. Reaksi yang
belakangan ini memerlukan perakitan komponen, yang dinamakan kompleks tenase,
pada permukaan trombosit aktif, yakni: Ca2+ dan faktor IXa dan faktor X. Perlu kita
perhatikan bahwa dalam semua reaksi yang melibatkan zimogen yang mengandung Gla
(faktor II, VII, IX dan X), residu Gla dalam region terminal amino pada molekul tersebut
berfungsi sebagai tempat pengikatan berafinitas tinggi untuk Ca 2+. Bagi perakitan
kompleks tenase, trombosit pertama-tama harus diaktifkan untuk membuka fosfolipid
asidik (anionic). Fosfatidil serin dan fosfatoidil inositol yang normalnya terdapat pada
sisi keadaan tidak bekerja. Faktor VIII, suatu glikoprotein, bukan merupakan precursor
protease, tetapi kofaktor yang berfungsi sebagai resepto untuk faktor IXa dan X pada
permukaan trombosit. Faktor VIII diaktifkan oleh thrombin dengan jumlah yang sangat
kecil hingga terbentuk faktor VIIIa, yang selanjutnya diinaktifkan oleh thrombin dalam
proses pemecahan lebih lanjut.
Lintasan Ekstrinsik
Pada lintasan ini diperlukan bahan yang berasal dari jaringan pembuluh darah yang
terluka/rusak (tissue factor/tissue tromboplastin). Lintasan ekstrinsik melibatkan faktor
jaringan, faktor VII,X serta Ca2+ dan menghasilkan faktor Xa. Produksi faktor Xa
dimulai pada tempat cedera jaringan dengan ekspresi faktor jaringan pada sel endotel.
Faktor jaringan berinteraksi dengan faktor VII dan mengaktifkannya; faktor VII
merupakan glikoprotein yang mengandung Gla, beredar dalam darah dan disintesis di
hati. Faktor jaringan bekerja sebagai kofaktor untuk faktor VIIa dengan menggalakkan
aktivitas enzimatik untuk mengaktifkan faktor X. faktor VII memutuskan ikatan Arg-Ile
yang sama dalam faktor X yang dipotong oleh kompleks tenase pada lintasan intrinsik.
Aktivasi faktor X menciptakan hubungan yang penting antara lintasan intrinsik dan
ekstrinsik.
Interaksi yang penting lainnya antara lintasan ekstrinsik dan intrinsik adalah bahwa
kompleks faktor jaringan dengan faktor VIIa juga mengaktifkan faktor IX dalam lintasan
intrinsik. Sebenarna, pembentukan kompleks antara faktor jaringan dan faktor VIIa kini
dipandang sebagai proses penting yang terlibat dalam memulai pembekuan darah secara
in vivo. Makna fisiologik tahap awal lintasan intrinsik, yang turut melibatkan faktor XII,
prekalikrein dan kininogen dengan berat molekul besar.

Peran Kalsium Pada Enzim Trombokinase Laila Desviana (1310247100)


7

iii.

iv.

Sebenarnya lintasan intrinsik bisa lebih penting dari fibrinolisis dibandingkan


dalam koagulasi, karena kalikrein, faktor XIIa dan XIa dapat memotong plasminogen,
dan kalikrein dapat mengaktifkanurokinase rantai-tunggal.
Lintasan Terakhir
Pada lintasan terskhir yang sama, faktor Xa yang dihasilkan oleh lintasan intrinsik
dan ekstrinsik, akan mengaktifkan protrombin(II) menjadi thrombin (IIa) yang kemudian
mengubah fibrinogen menjadi fibrin.Pengaktifan protrombin terjadi pada permukaan
trombosit aktif dan memerlukan perakitan kompelks trombokinase yang terdiri atas
fosfolipid anionic platelet, Ca2+, faktor Va, faktor Xa dan protrombin.
Faktor V yang disintesis dihati, limpa serta ginjal dan ditemukan didalam trombosit
serta plasma berfungsi sebagai kofaktor dengan kerja mirip faktor VIII dalam kompleks
tenase. Ketika aktif menjadi Va oleh sejumlah kecil thrombin, unsur ini terikat dengan
reseptor spesifik pada membrane trombosit dan membentuk suatu kompleks dengan
faktor Xa serta protrombin. Selanjutnya kompleks ini di inaktifkan oleh kerja thrombin
lebih lanjut, dengan demikian akan menghasilkan sarana untuk membatasi pengaktifan
protrombin menjadi thrombin.
Protrombin (72 kDa) merupakan glikoprotein rantai-tunggal yang disintesis di hati.
Region terminal-amino pada protrombin mengandung sepeuluh residu Gla, dan tempat
protease aktif yang bergantung pada serin berada dalam region-terminalkarboksil
molekul tersebut. Setelah terikat dengan kompleks faktor Va serta Xa pada membrane
trombosit, protrombin dipecah oleh faktor Xa pada dua tapak aktif untuk menghasilkan
molekul thrombin dua rantai yang aktif, yang kemudian dilepas dari permukaan
trombosit. Rantai A dan B pada thrombin disatukan oleh ikatan disulfide.
Konversi Fibrinogen menjadi Fibrin
Fibrinogen (faktor 1,340 kDa) merupakan glikoprotein plasma yang bersifat dapat
larut dan terdiri atas 3 pasang rantai polipeptida nonidentik (A,B)2 yang dihubungkan
secara kovalen oleh ikatan disulfda. Rantai B dan y mengandung oligosakarida
kompleks yang terikat dengan asparagin. Ketiga rantai tersebut keseluruhannya disintesis
dihati: tiga structural yang terlibat berada pada kromosom yang sama dan ekspresinya
diatur secara terkoordinasi dalam tubuh manusia. Region terminal amino pada keenam
rantai dipertahankan dengan jarak yang rapat oleh sejumlah ikatan disulfide, sementara
region terminal karboksil tampak terpisah sehingga menghasilkan molekol memanjang
yang sangat asimetrik. Bagian A dan B pada rantai Aa dan B, diberi nama
difibrinopeptida A (FPA) dan B (FPB), mempunyai ujung terminal amino pada rantainya
masing-masing yang mengandung muatan negative berlebihan sebagai akibat adanya
residu aspartat serta glutamate disamping tirosin O-sulfat yang tidak lazim dalam FPB.
Muatannegatif ini turut memberikan sifat dapat larut pada fibrinogen dalam plasma dan
juga berfungsi untuk mencegah agregasi dengan menimbulkan repulse elektrostatik
antara molekul-molekul fibrinogen.
Thrombin (34 kDa), yaitu protease serin yang dibentuk oleh kompleks
protrobinase, menghidrolisis 4 ikatan Arg-Gly diantara molekul-molekul fibrinopeptida
dan bagian serta pada rantai Aa dan B fibrinogen. Pelepasan molekul fibrinopeptida
oleh thrombin menghasilkan monomer fibrin yang memiliki struktur subunit ()2.
Karena FPA dan FPB masing-masing hanya mengandung 16 dab 14 residu, molwkul

Peran Kalsium Pada Enzim Trombokinase Laila Desviana (1310247100)


7

v.

fibrin akan mempertahankan 98% residu yang terdapat dalam fibrinogen. Pengeluaran
molekul fibrinopeptida akan memajankan tapak pengikatan yang memungkinkan
molekul monomer fibrin mengadakan agregasi spontan dengan susunan bergiliran secara
teratur hingga terbentuk bekuan fibrin yang tidak larut. Pembentukan polimer fibrin
inilah yang menangkap trombosit, sel darah merah dan komponen lainnya sehingga
terbentuk trombos merah atau putih. Bekuan fibrin ini mula-mula bersifat agak lemah
dan disatukan hanya melalui ikatan nonkovalen antara molekul-molekul monomer fibrin.
Selain mengubah fibrinogen menjadi fibrin, thrombin juga mengubah faktor XIII
menjadi XIIIa yang merupakan transglutaminase yang sangat spesifik dan membentuk
ikatan silan secara kovalen anatr molekul fibrin dengan membentuk ikatan peptide antar
gugus amida residu glutamine dan gugus -amino residu lisin, sehingga menghasilkan
bekuan fibrin yang lebih stabil dengan peningkatan resistensi terhadap proteolisis.
Regulasi Trombin
Begitu thrombin aktif terbentuk dalam proses hemostasis atau thrombosis,
konsentrasinya harus dikontrol secara cermat untuk mencegah pembentukan bekuan
lebih lanjut atau pengaktifan trombosit. Pengontrolan ini dilakukan melalui 2 cara yaitu:
Thrombin beredar dalam darah sebagai prekorsor inaktif, yaitu protrombin. Pada
setiap reaksinya, terdapat mekanisme umpan balik yang akan menghasilkan
keseimbangan antara aktivasi dan inhibisi.
Inaktivasi setiap thrombin yang terbentuk oleh zat inhibitor dalam darah.

Homeostasis
Di dalam tubuh kita terdapat
homeostasis
yang
mengatur
keseimbangan agar pembentukan
fibrin tidak berlebihan sehingga bisa
menutup aliran darah. Yang berperan
dalam homeostasis adalah:
1. Aliran darah
Aliran darah yang lancar
akan membawa pergi faktor
koagulasi yang teraktivasi
sehingga
tidak
terakumulasi di satu tempat.
Jika aliran darah tidak
lancar misalnya stasis maka
faktor koagulasi yang teraktivasi akan berkumpul di satu tempat sehingga bisa
terjadi thrombosis.
2. Inhibitor koagulasi
Di dalam darah terdapat beberapa protein yang berfungsi menghambat faktor
koagulasi yang sudah aktif yaitu antitrombin, protein C dan protein S dan Tissue
faktor pathway inhibitor (TFPI). Antitrombin akan menetralkan semua faktor
koagulasi aktif yang termasuk protease serin yaitu thrombin, F Xa, F XIIa, F XIa
dan F IXa. Heparin dapat meningkatkan aktivitas antitrombin, sebaliknya heparin
Peran Kalsium Pada Enzim Trombokinase Laila Desviana (1310247100)
7

tidak dapat bekerja tanpa antitrombin. Protein C diaktifkan oleh thrombin dengan
bantuan trombomodulin menjadi protein C aktif, selanjutnya protein C aktif dengan
bantuan protein S akan menginaktifkan F Va dan F VIIIa. Protein C dan protein S
termasuk vitamin K dependent protein. TFPI akan menghambat F Xa dan F VIIa.
3. Mekanisme pembersih (clearance mechanism). Sel hati dan reticulo endothelial
system (RES) akan membersihkan darah dari faktor koagulasi aktif.
Keterangan :
Faktor-Faktor Pembekuan Darah
o Faktor I
Fibrinogen: sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul protein plasma dan diubah
menjadi fibrin melalui aksi trombin. Kekurangan faktor ini menyebabkan masalah
pembekuan darah afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia.
o Faktor II
Prothrombin: sebuah faktor koagulasi yang merupakan protein plasma dan diubah
menjadi bentuk aktif trombin (faktor IIa) oleh pembelahan dengan mengaktifkan faktor
X (Xa) di jalur umum dari pembekuan. Fibrinogen trombin kemudian memotong ke
bentuk aktif fibrin. Kekurangan faktor menyebabkan hypoprothrombinemia.
o Faktor III
Jaringan Tromboplastin: koagulasi faktor yang berasal dari beberapa sumber yang
berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; Jaringan Tromboplastin penting dalam
pembentukan prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di Jalur koagulasi
ekstrinsik. Disebut juga faktor jaringan.
o Faktor IV
Kalsium: sebuah faktor koagulasi diperlukan dalam berbagai fase pembekuan darah.
o Faktor V
Proaccelerin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan panas, yang
hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik di jalur koagulasi intrinsik
dan ekstrinsik. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan prothrombin menjadi trombin
yang aktif. Kekurangan faktor ini, sifat resesif autosomal, mengarah pada kecenderungan
berdarah yang langka yang disebut parahemophilia, dengan berbagai derajat keparahan.
Disebut juga akselerator globulin.
o Faktor VI
Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk aktif faktor V, tetapi tidak
lagi dianggap dalam skema hemostasis.
o Faktor VII
Proconvertin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabildan panas dan
berpartisipasi dalam Jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh kontak dengan
kalsium, dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu faktor X. Defisiensi faktor
Proconvertin, yang mungkin herediter (autosomal resesif) atau diperoleh (yang
berhubungan dengan kekurangan vitamin K), hasil dalam kecenderungan perdarahan.
Disebut juga serum prothrombin konversi faktor akselerator dan stabil.
o Faktor VIII
Antihemophilic faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan
berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam konser dengan faktor
von Willebrand) sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor X. Defisiensi, sebuah resesif
Peran Kalsium Pada Enzim Trombokinase Laila Desviana (1310247100)
7

terkait-X sifat, penyebab hemofilia A. Disebut juga antihemophilic globulin dan faktor
antihemophilic A.
Faktor IX
Tromboplastin Plasma komponen, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif
stabil dan terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan. Setelah aktivasi, diaktifkan
Defisiensi faktor X. hasil di hemofilia B. Disebut juga faktor Natal dan faktor
antihemophilic B.
Faktor X
Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan berpartisipasi
baik jalur koagulasi intrinsik dan ekstrinsik, menyatukan mereka untuk memulai jalur
umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan, membentuk kompleks dengan kalsium,
fosfolipid, dan faktor V, yang disebut prothrombinase; hal ini dapat membelah dan
mengaktifkan prothrombin untuk trombin. Kekurangan faktor ini dapat menyebabkan
gangguan koagulasi sistemik. Disebut juga Prower Stuart-faktor. Disebut juga
thrombokinase.
Faktor XI
Tromboplastin plasma yg di atas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat dalam jalur
intrinsik dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu mengaktifkan faktor IX. Lihat juga
kekurangan faktor XI. Disebut juga faktor antihemophilic C.
Faktor XII
Hageman faktor: faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh kontak dengan kaca
atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari koagulasi dengan
mengaktifkan faktor XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan kecenderungan trombosis.
Faktor XIII
Fibrin-faktor yang menstabilkan, sebuah faktor koagulasi yang merubah fibrin monomer
untuk polimer sehingga mereka menjadi stabil dan tidak larut dalam urea, fibrin yang
memungkinkan untuk membentuk pembekuan darah. Kekurangan faktor ini memberikan
kecenderungan seseorang hemorrhagic. Disebut juga fibrinase dan protransglutaminase.
Bentuk yang diaktifkan juga disebut transglutaminase.

Peran kalsium dalam hemostasis


Kalsium (Ca2+) dalam hemostasis memiliki peran yang sangat penting. Berdasarkan
penjelasan diatas, kalsium berfungsi sebagai kofaktor pada enzim trombokinase. Selain itu
kalsium juga merupakan kofaktor pada proses pembentukan benang-benang fibrin dan
perubahan monomer fibrin menjadi polimernya. Tidak adanya keberadaan kalsium ini akan
merusak seluruh proses hemostasis. Karena trombokinase merupakan enzim yang berperan
mengaktifkan protrombin menjadi trombin yang nantinya akan menjadi enzim untuk
Peran Kalsium Pada Enzim Trombokinase Laila Desviana (1310247100)
7

mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin yang merupakan clot untuk menutup
luka. Ini merupakan reaksi enzim berantai. Yang mana ketika salah satu kerja enzim terhenti,
maka seluruh reaksi tidak akan berjalan.

Peran Kalsium Pada Enzim Trombokinase Laila Desviana (1310247100)


7

Anda mungkin juga menyukai