Anda di halaman 1dari 4

BAB I.

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kanker pada manusia berkembang ketika gen yang mengatur pembelahan sel
normal gagal berfungsi, yang diaktifkan pada waktu yang salah, atau diubah. Sebagai
konsekuensi sel mungkin tumbuh di luar kendali dan membentuk tumor . Gen-gen
mengendalikan pembelahan sel dapat rusak oleh mutasi spontan atau diganti oleh invasi
virus tumor. Tidak mengherankan, perubahan dalam gen perbaikan DNA yang
mengakibatkan peningkatan laju mutasi dapat sangat meningkatkan kerentanan individu
terhadap kanker. Cacat pada gen yang mengkode protein yang terlibat dalam perbaikan
pemotongan-nukleotida, perbaikan mismatch, perbaikan rekombinasi, dan translasi
rawan kesalahan sintesis DNA semuanya telah dikaitkan dengan kanker pada manusia.
Cacat genetik yang membuat perbaikan pemotongan-nukleotida tidak aktif telah
dikaitkan dengan beberapa penyakit genetik salah satunya adalah xeroderma
pigmentosum (XP). Orang dengan XP sangat sensitif terhadap cahaya dan mudah
terjangkit kanker kulit disebabkan-cahaya matahari. Kebanyakan orang dengan XP juga
memiliki kelainan neurologis, mungkin karena ketidakmampuan mereka untuk
memperbaiki lesi tertentu disebabkan oleh tingginya tingkat metabolisme oksidatif di
neuron. (Nelson and Cox)
1.2. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang ingin di bahas dalam makalah ini adalah : Mengapa paparan
sinar UV dapat menyebabkan penyakit xiroderma pigmentosum?
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui mengapa paparan sinar UV
dapat menyebabkan penyakit xiroderma pigmentosum.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perbaikan dengan Eksisi Nukleotida
Mekanisme ini digunakan untuk mengganti regio DNA yang rusak, dengan
panjang hingga 30 basa. Contoh kerusakan DNA yang sering ditemukan adalah paparan
sinar ultraviolet (UV), yang menginduksi pembentukan dimer primidin-pirimidin
siklobutana, dan merokok, yang menyebabkan pembentukan preparat aduksi
benzo[a]piren-guanin. Radiasi pengion, preparat kemotrapi kanker, dan sejumlah
senyawa kimia yang ditemukan di dalam lingkupan mnyebabkan modifikasi basa,
pemutusan untai DNA, pembentukan ikatan silang antarbasa pada untai yang berhadapan
atau antar DNA dengan protein dan sejumlah defek lain.

Semua keadaan ini akan diperbaiki oleh suatu


proses yang dinamakan dengan eksisi nukleotida.
Proses yang kompleks yang meliputi lebih banyak
produk gen dibandingkan kedua tipe perbaikan
terdahulu, pada hakikatnya melibatkan reaksi
hidrolisis dua ikatan fosfodiester pada untai yang
mengandung defek. Sebuah nuklease eksisi khusus
(eksinuklease), terdiri atas sedikitnya tiga subunit
pada E.Coli dan 16 polipeptida pada sel manusia,
akan melaksanakan tugas eksisi ini. Pada sel
eukariot, pada sisi 3 lesi, enzim memotong diantara
ikatan fosfodiester ke-3 dan ke-5, sedangkan pada
sisi 5, pemotongan dilakukan di suatu tempat
diantara ikatan ke-21 dan ke-25. Dengan demikian,
tereksisilah suatu fragmen DNA dengan panjang 2729 nukleotida. Setelah dibuang, untai tersebut diganti sekali lagi melalui pembentukan
pasangan basa yang tepat dengan kerja enzim polimerase yang lain, dan kedua ujungnya
disatukan dengan untai yang ada oleh enzim DNA ligase. (Murray, 2003)
2.2. Kanker
Semua atau hampir semua kasus kanker disebabkan oleh proses mutasi atau
aktivasi abnormal gen sel yang mengendalikan pertumbuhan sel dan mitosis sel. Gen
abnormal disebut onkogen. Sebanyak 100 onkogen yang berbeda telah ditemukan.
Di dalam semua sel juga ditemukan antionkogen, yang menekan aktivasi onkogen
tertentu. Oleh karena itu, hilangnya atau inaktifnya antionkogen tersebut dapat
memungkinkan aktivasi onkogen yang menyebabkan kanker.
Kemungkinan mutasi dapat ditingkatkan berkali-kali lipat bila seseorang terpajan
oleh faktor-faktor kimia, fisik, atau biologis tertentu, termasuk hal-hal berikut ini:
a. Diketahui dengan baik bahwa radiasi ionisasi, seperti sinar-X, sinar gama dan partikel
dari bahan radioaktif, dan bahkan sinar ultraviolet pun dapat menjadi faktor
predisposisi bagi seseorang terkena kanker.
b. Zat kimia dari beberapa jenis tertentu juga memiliki kecendrungan kuat untuk
menimbulkan mutasi.
c. Bahan iritan fisik juga dapat mengarah pada kanker, seperti abrasi yang terus
berlanjut pada saluran pencernaan oleh beberapa jenis makanan.
d. Pada banyak keluarga, ada kecendrungan herediter yang kuat terhadap kanker.
Keadaan ini disebabkan oleh kenyataan bahwa sebagian besar kanker membutuhkan
tidak hanya satu mutasi tetapi dua atau lebih mutasi sebelum terjadi kanker.
e. Pada hewan percobaan, beberapa virus dapat menyebabkan beberapa macam kanker,
termasuk leukimia.
Karakteristik Invasif Sel Kanker
Pebedaan utama antara sel kanker dan sel normal adalah sebagai berikut:
a. Sel kanker tidak mematuhi batas pertumbuan sel yang biasa.

b. Sel kanker sering kali jauh kurang melekat satu sama lain dibandingkan sel normal.
Oleh karena itu, sel kanker memiliki kecendrungan dapat mengembara ke seluruh
jaringan, memasuki aliran darah, dan terangkut keseluruh tubuh, tempat sel kanker
membentuk nidus untuk sejumlah pertumbuhan kanker yang baru.
c. Beberapa kanker juga menghasilkan faktor angiogenik yang menyebabkan pembuluh
darah baru tumbuh ke dalam jaringan kanker, sehingga menyuplai nutrisi yang
diperlukan untuk pertumbuhan sel kanker.
Jaringan kanker berkompetisi dangan jaringan normal dalam memperoleh nutrisi.
Karena sel kanker terus berproliferasi untuk jangka waktu yang tak dapat ditentukan,
jumlah sel kanker bertambah setiap hari, dan sel kanker akan segera membutuhkan
semua nutrisi yang tersedia untuk tumbuh atau untuk bagian penting tubuh. Sebagai
akibatnya, jaringan normal secara bertahap mengalami kematian akibat kekurangan
nutrisi. (Guyton and Hall, 2007)
2.3. Xeroderma Pigmentosum
Xeroderma Pigmentosum (XP) merupakan penyakit genetik yang bersifat resesif
autosom. Sindrom klinisnya mencakup kepekaan mencolok terhadap sinar matahari
(utraviolet) yang selanjutnya diikuti dengan pembentukan kanker kulit multiple serta
kematian dini. Resiko terjadinya kanker kulit, meningkat sebesar 1000-2000 kali lipat.
Defek yang diturunkan ini tampaknya melibatkan perbaikan terhadap DNA rusak,
khususnya dimer timin. Sel yang dikultur dari penderita XP memperlihatkan aktivitas
proses perbaikan dengan eksisi nukleotida yang rendah.(Murray, 2003)
BAB III. PEMBAHASAN
Xeroderma pigmentosa (XP) adalah
suatu kondisi resesif autosom langka dengan
defek pada mekanisme perbaikan DNA nyasetelah perusakan dengan iradiasi UV. Hal
ini terjadi akibat mutasi di dalam gen yang
mengkodekan komponen lintasan eksesi
nukleotida
pada
sistem
perbaikan.
Kerusakan utama yang terjadi pada DNA
akibat radiasi UV adalah pembentukan
dimer timin, disertai pembentukan ikatan
kovalen di antara atom karbon 5 dengan 5
dan atom karbon 6 dengan 6 residu timin
yang berdekatan di dalam rantai. Tipe
kerusakan lain dapat terjadi. Pada E.Coli,
pemecahan endonukleatik yang dikatalisis
oleh enzim endonuklease UV spesifik terjadi
pada kedua sisi kerusakan tersebut, melepas
12- hingga 13- basa oligonukleatida. Tahap

polimerisasi melibatkan DNA polimerase ( atau , dengan yang mungkin juga


terlibat), dan tahap akhir disegel oleh DNA ligase. Lintasan ini dinamakan perbaikan
eksisi nukleotida (NER, nucleotida excision repair). Sedikitnya tujuh buah gen (gen yang
mengkode XPA melalui XPG diperlihatkan pada gambar) diimplikasikan pada NER
manusia. Mutasi pada sembarang gen ini dapat menyebabkan xeroderma pigmentosa.
Keterlibatan gen-gen ini diperlihatkan dalam cara sebagai berikut. Bila sel yang
dikultur dari penderita xeroderma pigmentosa menjalani kokultur bersama sel dari
individu lain dengan kondisi sama, diamati bahwa defek pada sistem perbaikan DNA
kadang-kadang terkoreksi. Hal ini menunjukkan bahwa satu perangkat sel telah
menyediakan produk gen normal bagi perangkat sel yang lain, sehingga mengoreksi
defek yang ada. Jika kerusakan akibat sinar UV tidak diperbaiki, kesalahan dalam
perbaikan kecocokan (mismatch repair), dapat menyebabkan kanker kulit.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah bahwa paparan sinar
UV akan mengakibatkan kesalahan dalam perbaikan kecocokan esisi nukleotida. Mismatch
ini menyebabkan mutasi penderita xeroderma pigmentosumsehingga dapat menyebabkan
kanker kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, C., Hall, J. E. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th edition EGC, Jakarta.
Halaman: 41-43.
Murray, R. K., et all. (2003). Biokimia Harper. 25th edition EGC, Jakarta. Halaman: 410-411;
811-812).
Nelson, L. D., Cox, M. M. Lehninger: Principles of Biochemistry. 5th edition W. H. Freeman
and Company, New York. (Halaman: 1003).

Anda mungkin juga menyukai